• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Musik Terhadap Minat Beli Kembali (Studi pada Toko Pakaian Tom Cat Surakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Musik Terhadap Minat Beli Kembali (Studi pada Toko Pakaian Tom Cat Surakarta)"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH MUSIK TERHADAP MINAT BELI KEMBALI

(Studi pada Toko Pakaian Tom Cat Surakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

HEVY STYANA

F0206068

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

PENGARUH MUSIK TERHADAP MINAT BELI KEMBALI

(Studi pada Toko Pakaian Tom Cat Surakarta)

Surakarta, Januari 2012

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Haryanto, S.E., M.Si.

(3)

commit to user

iii MOTTO

” Maka Nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan...” (Q.S. Ar Rahman 13)

“Aku tidak peduli kalaupun harus mati ketika berjuang meraih mimpiku, Aku tidak akan menyesalinya” (Luffy,one piece)

"Orang yang tidak mematuhi peraturan adalah sampah, tapi yang tidak mempedulikan temannya adalah lebih buruk dari sampah.." (Hatake Kakashi/Uchiha Obito - Naruto)

“With a great power comes a great responsibility” (spiderman’s grandfather)

(4)

commit to user

iv MOTTO

” Maka Nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan...” (Q.S. Ar Rahman 13)

“Aku tidak peduli kalaupun harus mati ketika berjuang meraih mimpiku, Aku tidak akan menyesalinya” (Luffy,one piece)

"Orang yang tidak mematuhi peraturan adalah sampah, tapi yang tidak mempedulikan temannya adalah lebih buruk dari sampah.." (Hatake Kakashi/Uchiha Obito - Naruto)

“With a great power comes a great responsibility” (spiderman’s grandfather)

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk,.

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas limpahan kasih dan sayang-Nya. Akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH MUSIK TERHADAP

MINAT BELI”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan

persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr.Hunik Sri Runing S., MSi., selaku Ketua Jurusan Manajemen

3. Reza Rahardian, SE, MSi., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen dan

pembimbing akademik.

4. Haryanto, SE, MSi., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan masukan

kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas

(7)

commit to user

vii

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam

penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Januari 2012

(8)

commit to user

2) Karakteristik Situasi dan Perilaku Konsumen ... 23

(9)

commit to user

B Metode Pengambilan Sampel dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

C Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

D Metode Analisis Data... 39

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A Karakteristik Tanggaapan Responden ... 45

B Karakteristik data Responden... 45

C Pengujian Kualitas Instrumen Penelitian... 51

1 Uji Validitas ... 51

2 Uji Reliabilitas ... 51

D Uji Kecukupan Sampel dan Asumsi SEM... 54

1) Uji Normalitas... 54

2) Uji Outlier ... 55

(10)

commit to user

x

E Analisis Konfirmatori Faktor ... 57

1 Uji Validitas Konvergen... 59

F Penilaian Model Fit ... 60

G Modifikasi Model Struktural ... 63

H Uji Hipotesis Model Koefisien Jalur ... 64

I Analisis Direct Effect, Indirect Effect, dan Total Effect ... 66

J Pembahasan ... 68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan ... 72

B Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

TABEL

Halaman

1. IV.1 Deskripsi Tanggapan Responden Minat Beli ... 46

2. IV.2 Deskripsi Tanggapan Responden Happy/ Sad ... 48

3. IV.3 Deskripsi Tanggapan Responden Like/Dislike ... 49

4. IV.4 Distribusi Jenis Kelamin Responden... 50

5. IV.5 Distribusi Usia Responden... 50

6. IV.6 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden ... 51

7. IV.7 Uji Validitas Variabel Shopping Intention ... 52

8. IV.8 Uji Reliabilitas ... 53

9. IV.9 Hasil Uji Normalitas... 55

10. IV.10 Hasil Pengujian Outlier ... 56

11. IV.11 Validitas Konvergen Variabel Shoping Intention ... 60

12. IV.12 Evaluasi Goodness of Fit indices ... 62

13. IV.13 Evaluasi Goodness of Fit Indices Model setelah Modifikasi ... 64

14. IV.14 Hasil Pengujian Hipotesis ... 65

15. IV.15 Direct Effect ... 66

16. IV. 16 Indirect Effect ... 67

(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

Halaman

1. 2.1 Faktor Situasional Penentu Perilaku Konsumen ... 9

2. 2.2 Faktor Situasional Penentu Perilaku Konsumen ... 10

3. 2.3 Kerangka Pemikiran ... 32

4. 4.1 Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) ... 58

5. 4.2 Model Struktural (SEM) ... 61

(13)

commit to user

(14)

commit to user ABSTRAK

PENGARUH MUSIK TERHADAP MINAT BELI (Studi pada Toko Pakaian Tom Cat)

HEVY STYANA F0206068

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh dari musik terhadap minat beli. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis-jenis musik yang dapat mempengaruhi minat beli terutama jenis musik yang mempengaruhi minat beli secara positif.

Data diambil melalui survei eksperimen pada 200 responden pengunjung toko pakaian Tom Cat. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hal ini bertujuan untuk menjamin keakuratan dari data yang dikumpulkan.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa data memenuhi kualifikasi kelayakan dalam pengujian hipotesis. Structural Equation Model (SEM) sebagai metode statistik untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Metode statistik ini dirasakan mampu untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang dihipotesiskan.

Hasil pengujian yang dilakukan mengindikasi bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif antara musik gembira terhadap minat beli. Kemudian terdapat pengaruh signifikan dan positif antara musik yang disukai dengan minat beli. Hasil pengujian yang dilakukan juga menunjukkan bahwa musik gembira dan disukai juga berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli. Diperlukan studi lanjut untuk menguji model pada ruang lingkup yang berbeda sehingga dapat digeneralisasi pada konteks yang berbeda pula

(15)

commit to user ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MUSICTOWARDS SHOPPING INTENTIONS

(a study in Tom Cat Clothing Store)

HEVY STYANA F0206068

This study aims to clarify the effect of music on shopping intention. It is intended to determine the types of music that can influence shopping intention in particular types of music that positively influence the shopping intention .

Data is taken from survey experiments on 200 respondents visitor Tom Cat clothing store. The sample is collected by purposive sampling technique. It aims to ensure the accuracy of the data collected.

Validity and reliability tests are done to ensure that the data is essential to fulfill the reasonable qualification in hypothesis test. Structural Equation Model(SEM) as statistic method is used to get the solution in this research. This statistic method can explain the relation between all the variables being hypothesized.

The results of tests performed indicate that there is a significant and positive influence of happy musik and shopping intentions. Then there is a significant and positive influence liked music and shopping intention. The results of tests performed also showed that happy music, and liked music also have a significant and positive impact on shopping intention. Further studies are needed to test the model on a different situation so it can be generalized to different contexts

(16)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Situasi yang dirasakan oleh calon pembeli dalam suatu toko

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat beli. Situasi yang

dimaksud adalah atmosfer yang ada di dalam toko, antara lain dipengaruhi

oleh pencahayaan, penataan ruangan, kenyamanan, kebersihan, genre musik yang diputarkan, dan temperatur ruangan.

Store atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan pembelian yang menyenangkan saja, tetapi juga dapat memberikan nilai

tambah terhadap produk yang dijual. Selain itu, store atmosphere juga akan menentukan citra toko itu sendiri. Citra toko yang baik dapat menjamin

kelangsungan hidup perusahaan untuk bertahan terhadap persaingan dalam

membentuk pelanggan yang loyal. Store atmosphere sebagai salah satu sarana komunikasi yang dapat berakibat positif dan menguntungkan dibuat semenarik

mungkin. Tetapi sebaliknya mungkin juga dapat menghambat proses

pembelian.

Turley dan Milliman (2000) mengkonsepkan bahwa atmosfer toko

sebagai stimuli yang mendorong beberapa respon perilaku. Baker dkk (1992)

mengemukakan bahwa perilaku membeli dipengaruhi oleh lingkungan toko.

Sementara Schlosser (1998) melaporkan bahwa minat beli dipengaruhi oleh

(17)

commit to user

perilaku membeli (buying behavior) terjadi melalui hasil atmosfer toko yang positif, oleh karenanya produsen harus merencanakan dengan hati-hati dan

seksama atmosfer yang sesuai dengan keinginan konsumen. Beberapa peneliti

menyatakan adanya hubungan antara atmosfer dalam sebuah toko dengan

minat beli konsumen. Oleh karena itu, produsen atau pemilik toko hendaknya

pintar-pintar dalam menciptakan atmosfer yang baik sesuai dengan harapan

konsumen. Atmosfer yang mudah dikontrol oleh produsen adalah musik,

karena musik dapat diganti dengan cepat baik dari volume maupun iramanya.

Morrison dan Beverland (2003) menjelaskan bahwa musik merupakan

salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi emosi konsumen dalam suatu

toko karena musik mampu mempengaruhi suasana hati, sikap dan perilaku

calon pembeli. Suasana hati, sikap, dan perilaku sangat mempengaruhi minat

beli konsumen. Berarti musik dapat dianggap sebagai alat bantu periklanan

dalam suatu toko. Gordon (1990) menjelaskan bahwa musik merupakan salah

satu unsur yang penting dan paling sering digunakan untuk menarik minat beli

konsumen, oleh karena itu tidak mengherankan jika musik kemudian menjadi

komponen utama dalam pemasaran.

Menurut Supratiknya (2005) menjelaskan bahwa musik memiliki

pengaruh yang kuat terhadap suasana hati. Menyadari betapa pentingnya

suasana untuk menarik konsumen, sudah selayaknya perusahaan segera

mengantisipasi keadaan di atas dalam usaha meningkatkan eksistensi atau

(18)

commit to user

mendapatkan perhatian konsumen dan selanjutnya terpatri dalam ingatan

konsumen.

Musik telah menjadi komponen penting dalam dunia periklanan,

digunakan untuk menarik perhatian, menyalurkan pesan-pesan penjualan,

menentukan tekanan emosional untuk iklan, dan mempengaruhi suasana hati

para pendengar. Shimp (2003) mengemukakan banyak anggapan bahwa musik

membentuk berbagai fungsi komunikasi, meliputi cara untuk menarik

perhatian, menjadikan konsumen berada dalam perasaan yang positif,

membuat mereka lebih dapat menerima pesan dalam iklan, dan bahkan

mengkomunikasikan arti produk yang diiklankan.

Alunan suara musik dapat mempengaruhi minat beli konsumen

dibandingkan atmosfer lain yang ada di toko, sebab musik dapat diubah

dengan cepat dan tanpa membutuhkan waktu serta biaya. Musik dibedakan

menjadi empat kategori yaitu gembira, sedih, disukai, dan tidak disukai.

Musik yang telah dipilih kemudian diputarkan dalam sebuah toko dimana

objeknya adalah pengunjung yang masih berusia muda dari toko tersebut.

Anak muda dijadikan sebagai objek penelitian karena kebanyakan anak muda

boros terutama untuk memenuhi gaya berbusana. Penelitian tentang pengaruh

musik terhadap minat beli sebelumnya pernah dilakukan oleh Broekmier et al. (2008) adapun perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya

hanya menggunakan wanita sebagai subjek penelitiannya, sedangkan

penelitian ini menggunakan pria dan wanita sebagai subjeknya. Peneliti

(19)

commit to user

sesuai trend fashion masa kini tetapi sekarang ini laki-laki juga butuh untuk memenuhi gaya hidupnya. Dalam penelitian sebelumnya kecepatan tempo dari

musik yang diperdengarkan diatur pada tempo tertentu sedangkan pada

penelitian ini kecepatan dari tempo musik dibebaskan. Hal ini bertujuan

supaya objek lebih bisa merasakan happy music dan sad musik. Selain itu peneliti ingin membuktikan apakah hasil penelitian tersebut memiliki hasil

yang sama apabila menggunakan objek penelitian yang berbeda secara

geografi, demografi dan waktu.

Saat berada di dalam toko, subjek di ekspos dengan beberapa musik

dan sebelum keluar toko diminta untuk mengemukakan pendapat mereka

mengenai toko tersebut. Berdasarkan rasa suka/ tidak suka terhadap musik

yang diperdengarkan diharapkan subjek mau menjawab apakah hal tersebut

mempengaruhi terhadap minat belinya di dalam suatu toko pakaian.

Meskipun musik dapat menarik perhatian, tetapi belum tentu

konsumen akan memiliki minat beli terhadap suatu produk yang ditawarkan

perusahaan atau toko. Sehingga dalam hal ini pihak manajemen harus

benar-benar mempertimbangkan berbagai aspek dalam penggunaan musik seperti

digunakannya musik dengan irama sedih atau gembira, atau dapat juga

digunakan musik dengan yang disukai dan tidak disukai konsumen . jenis

musik yang akan digunakan perlu dipertimbangkan dengan baik, karena

disamping adanya tempo dalam musik, musik juga memiliki peran khusus

yang berbeda-beda pada berbagai budaya dan musik memiliki arti yang

(20)

commit to user

Penelitian mengenai efek musik terhadap minat beli pada dasarnya

telah dilakukan oleh Broekmier et al. (2008). Penelitian tersebut telah menghasilkan bahwa musik gembira akan meningkatkan minat beli

konssumen daripada penggunaan musik sedih, meskipun tidak semua dari

hasil teori mendukung penggunaan musik gembira akan meningkatkan minat

beli. Disamping itu, penggunaan musik sedih akan menyebabkan konsumen

beralih ke toko yang lain. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa minat beli

konsumen dipengaruhi oleh musik.

Penelitian yang hampir sama pernah dilakukan oleh Alpert and Alpert

(1990) tentang peranan musik dalam meningkatkan minat beli konsumen.

Penelitian ini menghasilkan bahwa musik yang memiliki struktural profil

bahagia mempengaruhi suasana hati pendengar untuk menjadi lebih positif

daripada musik sedih. Berarti musik bahagia/gembira lebih mempengaruhi

minat beli konsumen terhadap suatu produk jika dibandingkan dengan musik

sedih.

Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini merupakan penelitian

replikasi model dan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

oleh Broekemier et. al (2008). Penelitian ini mengambil judul “PENGARUH MUSIK TERHADAP MINAT BELI, STUDI PADA TOKO PAKAIAN

(21)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah musik gembira/sedih mempunyai pengaruh terhadap minat beli

anak muda pada produk pakaian jadi?

2. Apakah musik disukai/tidak disukai mempunyai pengaruh terhadap minat

beli anak muda pada produk pakaian jadi?

3. Apakah musik gembira dan disukai berpengaruh terhadap minat beli anak

muda pada produk pakaian jadi?

C. Tujuan Penelitian

Studi ini bertujuan untuk menguji model kausal yang diharapkan dapat

digunakan untuk memprediksi pengaruh musik terhadap minat beli. Model

merupakan replikasi model dan penelitian lanjutan dari penelitian Broekemier

et al. (2008) dengan melakukan generalisasi berdasarkan tempat dan waktu yang berbeda.

Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh

musik dengan tema sedih atau gembira dan yang disukai maupun tidak disukai

(22)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu membuktikan bahwa musik gembira

lebih mempengaruhi minat beli konsumen jika dibandingkan dengan

musik sedih.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal

sebagai sumbangan keilmuan tentang pelayanan dan sebagai bahan

referensi dalam bidang manajemen pemasaran.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya agar mampu

memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

b. Memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai perbedaan minat

beli konsumen ditinjau dari rasa suka, tidak suka, sedih dan gembira

(23)

commit to user

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Tugas pemasar dalam mengembangkan strategi pemasaran yang

mengarah pada perilaku pembelian konsumen sangat sulit karena

perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik perubahan-perubahan pada diri konsumen seperti

selera, maupun aspek-aspek psikologi serta perubahan kondisi lingkungan

yang mempengaruhi aspek psikologi, sosial dan kultural konsumen, sehingga

pada akhirnya dapat mengkondisikan konsumen pada situasi yang lebih

terbatas menyangkut pilihan produk yang diinginkannya (Junaidi &

Dharmmesta, 1999).

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa situasi merupakan

perbandingan mengenai waktu dan tempat yang dilengkapi oleh satu atau

lebih banyak orang dalam mengidentifikasi situasi terhadap kepentingan

(24)

commit to user

Gambar 2.1. menunjukkan paradigma stimulus-organism-response yang dimodifikasi untuk membedakan stimulus kedalam objek dan situasi. Dari gambar ini dapat terlihat bahwa stimulus yang terdiri dari situasi dan produk dapat mempengaruhi konsumen (organism) dalam memberikan tanggapan atau reaksi (response). Reaksi tersebut merupakan perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau mengkonsumsi

kategori produk atau merek tertentu.

Namun dalam Assael (1998), dengan mengadopsi paradigma S-O-R

yang ditulis oleh Belk (1975) menjelaskan bahwa situasi dan objek (produk)

tidak dibedakan menjadi dua rangsangan (stimulus) yang terpisah, tetapi rangsangan ini saling berinteraksi dalam mempengaruhi konsumen dan reaksi

mereka.

Situation

Object

Person Behavior

(Stimulus) (Organism) (Response)

Sumber: Belk (1975)

(25)

commit to user

Gambar 2.2. menunjukkan bahwa dengan adanya interaksi antara

situasi, produk dan konsumen maka akan mempengaruhi perilaku pembelian

konsumen. Model ini merupakan model penentu perilaku konsumen yang

mana perilaku digambarkan sebagai fungsi dari tiga dasar yang sama kuat

yaitu lingkungan konsumen, dan akan digambarkan oleh situasi konsumsi,

situasi pembelian dan situasi komunikasi. Sedangkan strategi pemasaran akan

digambarkan oleh produk yang dikonsumsi.

Dua pengaruh yang menguatkan tindakan konsumen adalah produk

dan situasi. Konsumen akan memberikan reaksi pada produk dan situasi serta

memutuskan merek yang akan dikonsumsi. Interaksi antara psychological set konsumen (kebutuhan, sikap dan preferensi), situasi, dan produk yang

dihasilkan dalam proses pilihan menunjukkan perilaku konsumen. Dengan

kata lain, Ketiga variabel ini secara bersama-sama mempengaruhi perilaku Situation

Object

Person Behavior

(Stimulus) (Organism) (Response)

Sumber: Assael (1998)

Gambar 2.2. Faktor Situasional Penentu Perilaku Konsumen Decision

(26)

commit to user

pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Berdasarkan gambar 2 dan gambar

3 dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor situasi dan kategori produk dapat

saling berinteraksi dalam mempengaruhi perilaku konsumen secara langsung.

Seperti yang telah dijelaskan mengenai paradigma S-O-R, rangsangan

dapat dibedakan menjadi dua yaitu produk dan situasi. Rangsangan dapat

dipengaruhi oleh pemasar yaitu dengan memahami bagaimana pemasar

mendesain situasi di dalam toko untuk menarik konsumen melakukan

pembelian (situasi pembelian). Retail store akan mengembangkan strateginya dalam menarik dan mempertahankan persepsi dan minat beli konsumen dari

pesaing. Untuk penerapan strategi retail, manajemen akan menerapkan cara yang dapat memuaskan kebutuhan target pasar yaitu retail mix. Retail mix merupakan kombinasi faktor retail yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka (Levy

& Weitz, 2001). Elemen retail mix yaitu: tipe barang dagangan dan jasa yang ditawarkan, harga barang dagangan, program periklanan dan promosi, desain

toko, pajangan barang dagangan, lokasi toko yang nyaman, dan seseorang

yang membantu konsumen seperti pramuniaga.

Menurut Assael (1998), situasi pembelian di dalam toko akan

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu, retailer dalam mengembangkan strateginya perlu memperhatikan cara mendesain

(27)

commit to user

tetapi mempengaruhi perilaku dan perasaan dari konsumen dan karyawan.

Turley, Fugate dan Milliman (1990) yang dikutip oleh Mayer dan Johnson

memahami atmosphere sebagai sesuatu yang mampu dikontrol, berhubungan dengan lingkungan internal dan eksternal dari fasilitas jasa yang menggunakan

reaksi emosional atau psikologikal konsumen. Mehrabian dan Russell (1974)

yang dikutip oleh Baker, Levy dan Grewal (1992) menjelaskan mengenai

model teoritis untuk mempelajari dampak lingkungan fisik pada perilaku

manausia.

Empat jenis klasifikasi atmosfer yang dilasifikasikan oleh Berman dan

Evans (2001) terdiri dari: pertama, eksterior yaitu bagian luar toko yang mempunyai dampak kuat pada citra toko dan sebaiknya direncanakan

sebelumnya, misal: ukuran bangunan, tempat parkir, suasana sekitar toko,

keunikan toko. Kedua, general interior yaitu bagian dalam toko, mempengaruhi persepsi konsumen di dalam toko dan akan mempengaruhi

perilaku pembelian, misal: aroma ruangan, musik, pencahayaan, temperatur,

kebersihan lantai, dekorasi toko. Ketiga, store layout yaitu tata letak pendesainan ruangan di dalam toko, misal: arus lalu lintas di dalam toko,

pengaturan produk, pengalokasian kegiatan penjualan. Keempat, interior (point-of-purchase) display yaitu menyediakan informasi kepada orang yang berbelanja, menambah suasana toko dan melayani peranan promosi inti, misal:

pemajangan barang-barang yang dijual, dan pemberian informasi mengenai

(28)

commit to user

1. Musik dan Emosi

Banyak penelitian tentang pengaruh musik terhadap para

pendengar musik. Teori kognisi menunjukkan bagaimana musik dirasakan,

bagaimana skema kognitif dapat aktif saat mendengar musik dan

bagaimana reaksi otak terhadap musik. Dilihat dan aspek kognitif dan

aktivitas otak bisa dikatakan bahwa setiap yang sehat dapat bereaksi

terhadap musik baik secara fisik maupun psikis. Sementara dalam

penelitian neurologis dikatakan bahwa separuh dari otak manusia memiliki

tugas untuk memproses berbagai aspek pengalaman musik (Prawitasari,

2005:39).

Emosi adalah salah satu aspek yang paling meresap dalam

eksistensi manusia, dalam arti yang berhubungan dengan setiap aspek

perilakunya, aksi, persepsi, memori, belajar dan dalam membuat

keputusan. Dalam psikologi umum dikatakan emosi adalah proses spesifik

yang berorientasi untuk merespon perilaku. Emosi secara langsung selalu

timbul terbadap sesuatu baik sebagai bagian dan suatu situasi atau sebagai

reaksi personal. Atribut khusus yang berkaitan dengan proses penilaian

emosi adalah keterlibatan personal dengan stimulus dan terjadinya

perubahan perilaku terhadap stimulus itu (Prawitasari, 2005: 40).

Dalam membicarakan konsep ‘emosi musik’, biasanya kita akan

menemui kesulitan dalam pendefenisian terutama bila dihubungkan

dengan teori-teori emosi yang umum. Berbagai perbedaan respon emosi

(29)

commit to user

hanya diklasifikasikan berdasarkan fungsi biologis. Contoh klasiknya

adalah: pengalaman terhadap rasa takut. Penilaian secara kognitif

mengatakan bahwa situasi yang mengacam pasti menimbulkan perubahan

perilaku, seperti melarikan diri atau menghindar dari situasi itu. Dalam

konteks musik tidak tampak jelas fungsi biologisnya walau di manapun

musik itu dimainkan atau didengar. Sementara kita juga tidak dapat

memastikan secara tepat bahwa kita tidak bisa hidup bila tidak ada musik.

Tentang intensitas pengalaman emosi musik pun sulit pula bila hanya

dijelaskan dalam konteks musik bahwa hal itu merupakan hasil atau reaksi

langsung dari musik (Prawitasari, 2005: 40).

Emosi ditimbulkan oleh lingkungan konkrit yang secara realistik

seringkali tidak terkontrol. Pengaruh nyata semacam ini sulit ditemui

dalam konteks musik. Walaupun musik dapat menakutkan dan

mengancam tetapi selalu ada rasa kontrol, misalnya dengan mematikan

suara musik tersebut atau dengan tidak mendengarkannya sama sekali.

Penggunaan kata kerja ‘emosi’ acap kali sulit atau bahkan sangat sulit

diartikan dalam konteks musik. Dalam penelitian tentang emosi sebagai

respon terhadap musik biasanya hanya ditujukan pada karakter khusus

emosi seperti komponen harapan dan sifatnya yang menggetarkan.

Menurut Sloboda, musik dapat meningkatkan intensitas emosi dan akan

(30)

commit to user

Disini musik memiliki fungsi sebagai katalisator atau stimulus bagi

timbulnya sebuah pengalaman emosi (Prawitasari, 2005: 40-41).

2. Minat Beli Konsumen

Eysenck dkk (2002) mendefinisikan minat sebagai suatu

kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek,

kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara

individu yang satu dengan yang lain tidak sama intensitasnya. Sedang

Witherington (1999) berpendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang

pada sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut

dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka

individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu. Menurut

Hurlock (1996) dalam Purwanto (2002) mengartikan minat sebagai

sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan

mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka

melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan

tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan

kepuasan bagi dirinya.

Chaplin (1999) dalam kamus psikologi menyebutkan bahwa

interest atau minat dapat diartikan sebagai:

a. Suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberi pola pada

perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek

(31)

commit to user

b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek

itu berharga atau berarti bagi individu.

c. Satu keadaan atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku

menuju satu arah tertentu.

Mengutip pendapat Layton, Handoyo (2001) mengartikan minat

sebagai kesukaan atau ketidaksukaan terhadap sesuatu. Dengan kata lain,

minat dapat dilihat atas dasar perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal,

pekerjaan, tugas atau suatu kegiatan. Sedangkan Murphy berpendapat,

sebagaimana yang dikutip oleh Handoyo, bahwa minat merupakan kondisi

rangsang yang terarah sehubungan dengan tujuan yang bermanfaat.

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, minat yang berbentuk perhatian

yang intens tadi merupakan suatu reaksi organisme, baik yang tampak nyata

maupun yang imajiner, yang disebabkan karena rasa suka terhadap suatu

objek tertentu. Minat ini mempunyai kecenderungan mempengaruhi

perilaku individu dalam aktivitas tertentu. Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa minat dalam diri individu sangat panting artinya bagi kesuksesan

yang akan dicapai. Individu yang mempunyai minat terhadap suatu objek

atau aktivitas berarti ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya

sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya. Kemudian segala tingkah

laku menjadi terarah dengan baik dan tujuan pun akan tercapai (Handoyo,

2001).

Di samping berbagai pengertian di atas, pengertian minat secara

(32)

commit to user

dengan sungguh terhadap suatu objek, yaitu objek yang relevan atau

mempunyai karakteristik yang serupa dengan objek tertentu. Ada yang

mengatakan bahwa hubungan minat dengan motivasi itu bersifat gradual,

dimana timbulnya motivasi setelah adanya sikap, dan sikap timbul karena

adanya minat. Ada yang mengatakan bahwa minat itu adalah aspek kognitif

dan motivasi, dan ada pula yang mengatakan bahwa minat timbul

bersamaan dengan motivasi. Ada juga yang justru mengidentikkan minat

dengan inotivasi. Misalnya, apabila timbul minat terhadap suatu aktivitas

berarti ada indikasi motivasi terhadap aktivitas tadi (Handoyo, 2001).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat

adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat

diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas

tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap bermanfaat

bagi dirinya. Di samping itu, dan beberapa pengertian berikut:

a. Perasaan sadar dari individu terhadap suatu objek atau aktivitas, karena

adanya anggapan bahwa objek aktivitas tersebut bermanfaat bagi

dirinya.

b. Perasaan senang terhadap subjek atau objek ataupun juga aktivitas.

c. Perasaan sadar dan suka tersebut pada gilirannya akan menimbulkan

rasa untuk memperhatikan suatu objek, subjek atau aktivitas.

d. Dorongan tersebut akan berlangsung secara terus-menerus untuk selalu

melakukan aktivitas yang berhubungan dengan objek atau subjek yang

(33)

commit to user

e. Kuatnya kecenderungan individu untuk memberikan perhatian terhadap

objek, subjek atau aktivitas yang memuaskan dan bermanfaat bagi

objek, subjek atau aktivitas tersebut (Handoyo, 2001).

Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow dalam

Purwanto (2004), terdiri dan tiga faktor: a. Faktor Dorongan Dari Dalam

Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan

sesuatu yang baru dan berbeda. Doroagan ini dapat membuat

seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan

penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.

b. Faktor Motif Sosial

Yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dan dan

dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk

mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk

memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.

c. Faktor Emosional

Yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.

Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan

meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan

minat seseorang.

(34)

commit to user

Taksonomi afektif Bloom dalam Notoatmodjo (2007), ini meliputi

lima kategori:

a. Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan untuk menerima perhatian yang terpilih. Merupakan

masa dimana kita menerima rangsangan melalui panca indra.

b. Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub-kategori persetujuan untuk menanggapi kemauan dan kepuasan.

c. Penilaian (valuting) yang terdiri dari sub-kategori penerimaan, pemilihan dan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu.

d. Organisasi (organization) yaitu kemampuan dalam melakukan penyusunan langkah terhadap nilai baru yang diterima.

e. Pencirian (characterization) kemauan dalam memahami ciri dan nilai baru yang diterima.

3. Pengaruh Situasi

Suasana hati (mood) merupakan keadaan afektif yang positif atau negatif. Suasana hati seringkali mempunyai dampak yang kuat terhadap

apa yang diingat konsumen dan merek apa yang dipilih. Keadaan suasana

hati dapat dipengaruhi oleh apa yang tenjadi selama konsumsi produk dan

keadaan suasana hati yang tercipta selama proses konsumsi yang pada

gilirannya dapat mempengaruhi evaluasi menyeluruh konsumen atas

(35)

commit to user

a. Sifat Dasar Dan Pengaruh Situasi

Pengaruh situasi didefinisikan sebagai semua faktor yang dapat

memberi keterangan tempat dan waktu yang tidak berasal dan

pengetahuan seseorang (dari dalam diri) dan rangsangan (pilihan

altenatif) atribut yang dapat diperagakan dan memberikan pengaruh

secara sistematis terhadap perilaku saat ini. Situasi adalah paket dan

faktor luar diri konsumen yang digerakkan dari atribut yang relatif

permanen atau stabil sebaik reaksi konsumen terhadap objek respons

primer (Rangkuti, 2009: 134).

Konsumen tidak merespons terhadap rangsangan seperti

produk dan iklan yang disajikan oleh pemasan dalam isolasi.

Sebaliknya, konsumen merespons kepada rangsangan perasaan secara

simultan. Untuk memahami konsumen, kita harus mengetahui tentang

konsumen. Tentang objek seperti produk yang direspons konsumen

dan situasi dimana respons ini terjadi (Hawkins, dalam Rangkuti,

2009: 134).

Untuk menyatukan pengaruh situasi ke dalam strategi

pemasaran, kita harus memberi perhatian yang lebih terhadap derajat

dan situasi yang mempengaruhi kecenderungan produk dan

kecenderungan target konsumen. Lalu kita harus mengevaluasi secara

lebih sistematis kapan hal tersebut terjadi? Kekuatan dari pengaruh

tersebut? Sifat dasar dan pengaruh tersebut pada perilaku. Untuk

(36)

commit to user

bagaimana situasi dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk

meluangkan waktu pada aktivitas tersebut (Rangkuti, 2009: 135).

Proses konsumsi terjadi dalam empat kategori atau tipe situasi:

situasi komunikasi, situasi pembelian, situasi penggunaan, dan situasi

pembuangan (menurut Hawkins dalam Rangkuti, 2009: 135). a) Situasi Komunikasi

Sifat komunikasi adalah situasi di mana konsumen

menenima informasi yang berpengaruh terhadap perilaku mereka.

Apakah konsumen sedang sendiri atau berkelompok, dalam mood

yang bagus atau tidak, terburu-buru atau tidak, berpengaruh

terhadap konsumen untuk melihat dan mendengar komunikasi

pemasaran. Mana yang lebih baik, memasang iklan pada saat

program TV yang sedih atau yang ceria? Pada saat program yang

tenang atau yang meriah? Inilah yang harus dijawab oleh manajer

terkait dengan situasi komunikasi (Rangkuti, 2009: 135).

b) Situasi Pembelian

Situasi mempengaruhi pilihan produk pada situasi

pembelian. Seorang ibu yang sedang berbelanja dengan anaknya

mudah terpengaruh produk yang disukai anaknya dibanding pada

saat mereka seorang ibu berbelanja tanpa anaknya. Kekurangan

waktu seperti waktu yang disediakan untuk mencoba, akan

(37)

commit to user

dipertimbangkan dan harga yang sedia untuk dibayar (Rangkuti,

2009: 135-136).

c) Situasi Penggunaan

Pemasar perlu memahami situasi penggunaan untuk produk

mereka, atau mungkin situasi yang cocok. Berdasakan

pengetahuan, pemasar dapat mengkomunikasikan bagaimana

produk mereka dapat memberi kepuasan bagi konsumen untuk

setiap situasi penggunaan yang relevan (Rangkuti, 2009: 136).

d) Situasi Pembuangan

Konsumen pasti menang produk dan atau kemasan produk

setelah digunakan. Keputusan yang diambil oleh konsumen terhadap

situasi pembuangan dalam membuat masalah sosial yang signifikan

sama halnya peluang bagi pemasar. Konsumen menyadari

pembuangan produk merupakan atribut yang penting bagi produk.

Konsumen seperti itu mungkin hanya akan membeli produk yang

mudah dibuang dan didaur ulang (Rangkuti, 2009: 136).

Situasi dimaksud disini bukan hanya situasi pada saat

pembelian, namun situasi yang mulai dari mencari informasi,

menggunakan sampai pada saat pembuangan. Oleh karena itu, dalam

setiap situasi, pemasar harus berusaha menciptakan situasi yang

kondusif bagi konsumen dalam mengambil keputusan (Rangkuti,

(38)

commit to user

b. Karakteristik Situasi dan Perilaku Konsumsi

Lima karakteristik kunci situasi yang dapat menolong

menentukan pengaruh situasi pada perilaku diantaranya: fitur fisik,

keadaan sosial di sekeliling, perspektif waktu, sasaran tugas,

pernyataan antecendent (Hawkins dalam Rangkuti, 2009: 137).

1) Fiturfisik

a) Meliputi dekorasi, suara, aroma, pencahayaan, cuaca, dan

susunan yang terlihat dan barang dagangan atau material

lainnya yang dapat merangsang objek. Keseluruhan dan

keadaan fisik dan lingkungan ritel disebut atmosfer toko.

Atmosfer toko ditujukan untuk mempengaruhi konsumen

(Rangkuti, 2009: 137).

b) Warna

Wama merah dianggap efektif untuk menarik konsumen. Tapi,

saat fisik terganggu merah dianggap negatif. Warna yang lebih

lembut seperti biru sedikit menarik perhatian dan gangguan.

Warna biru diterima sebagai warna yang menyejukkan

(Rangkuti, 2009: 137).

c) Aroma

Pada saat pencarian baru berlangsung ada peningkatan bukti

bahwa aroma dapat memberikan efek positif pada perilaku

belanja konsumen. Satu penelitian menemukan bahwa aroma

(39)

commit to user

kembali ke toko tersebut. Tapi penelitian yang lain

memberikan hasil yang sebaliknya. Terlepas dari hasil ini,

masih jauh dari kejelasan apakah aroma dapat berpengaruh

efektif pada lingkungan toko. Sebagai tambahan, kesukaan

seseorang terhadap aroma berbeda-beda, aroma yang

menyenangkan bagi seseorang dapat menjadi aroma yang

menyesakkan bagi orang lain (Rangkuti, 2009: 137-138).

d) Musik

Musik mempengaruhi mood konsumen yang menimbulkan

mempengaruhi beragam perilaku konsumen. Apakah musik

yang bertempo cepat atau yang bertempo lambat cocok sebagai

musik latar bagi restoran? Menurut penelitian, musik bertempo

cepat meningkatkan pendapatan kotor bagi restoran. Karena

musik dapat mempengaruhi perilaku pembelian mulai sekarang

perusahaan harus mengembangkan program musik yang dapat

mempengaruhi perilaku pembelian (Rangkuti, 2009: 138).

e) Keramaian

Keramaian secara umum dapat memberikan efek yang negatif,

baik terhadap toko maupun konsumen. Apabila seseorang

memasuki toko dan ruangan toko dipenuhi oleh barang

dagangan, hal itu akan semakin meningkatkan jumlah pembeli

(40)

commit to user

pembeli yang memiliki rasa ketakutan terhadap ruangan sempit

(Rangkuti, 2009: 138).

2) Keadaan Sosial

Keadaan sosial adalah faktor lainnya, yang mempengaruhi

secara individual selama proses konsumsi. Sebagai contoh orang

Cina, Meksiko, Angola, Amerika akan memilih makanan yang

berbeda untuk situasi dimana proses bisnis berlangsung. Pengaruh

sosial adalah dorongan yang signifikan dalam perilaku karena

individu cenderung untuk mengikuti harapan dan kelompok,

terutama jika perilaku tersebut kasat mata (Rangkuti, 2009:

138-139).

3) Perspektif Waktu

Perspektif waktu adalah karaketristik situasi yang

berhubungan dengan waktu terhadap perilaku konsumen. Waktu

sebagai faktor situasional dapat memberikan pengaruh bagi waktu

itu sendiri. Jumlah waktu yang tersedia untuk pembelian

mempunyai efek penting pada proses keputusan konsumen. Secara

umum, semakin banyak waktu yang tersedia, akan semakin

kompleks proses pencarian informasi, begitu pula sebaliknya

(Rangkuti, 2009: 139).

4) Definisi Tugas

Definisi tugas adalah alasan dari proses konsumsi

(41)

commit to user

pemasar adalah antara pembelian untuk diri sendiri atau untuk

hadiah. Konsumen menggunakan strategi berbelanja yang berbeda

ketika belanja untuk hadiah, atau untuk diri sendiri. Konsumen

memberikan hadiah untuk banyak tujuan, untuk pengharapan

sosial, untuk ritual seperti ulang tahun. Tipe pemberian hadiah

ditentukan oleh jenis kelamin dan jenis acaranya (Rangkuti, 2009:

139).

5) Pernyataan Antecendent

Ciri-ciri dari individu adalah bukan karakteristik yang

bertahan untuk selamanya, seperti mood dan kondisi yang

sementara. Mood adalah pernyataan sementara yang secara umum

tidak terikat pada kejadian atau objek yang spesifik. Mood

cenderung lebih lemah daripada emosi dan terjadi tanpa kesadaran

individu. Sementara, mood mencerminkan pola pikir, kondisi

sementara mencerminkan aktivitas yang hanya untuk situasi

tertentu seperti sakit, lelah dan sedang banyak uang (Rangkuti,

2009: 140).

Hal-hal sebagaimana tersebut di atas merupakan atribut

yang ada di sekitar lingkungan. Untuk dapat menciptakan

lingkungan yang kondusif bagi konsumen atribut-atribut di atas

dapat menjadi acuan bagi pemasar dalam merancang lingkungan

(42)

commit to user

c. Peran Musik Dalam Lokasi Pembelian

Musik telah menjadi komponen penting dunia periklanan

hampir sejak suara klasik direkam pertama kali. Jingle, musik latar,

nada-nada popular, dan aransemen klasik yang digunakan untuk

menarik perhatian, menyalurkan pesan-pesan penjualan, menentukan

tekanan emosional untuk iklan, dan mempengaruhi suasana hati para

pendengar. Para penghibur terkenal, penyertaan musik yang non vokal,

dan penyanyi yang tidak terkenal digunakan secara luas di dalam

mempromosikan segala sesuatu, mulai dan pelembut cucian sampai

mobil (Shimp, 2003: 487).

Banyak praktisi dan mahasiswa menganggap bahwa musik

membentuk berbagai fungsi komunikasi. ini meliputi cara untuk

menarik perhatian, menjadikan konsumen berada dalam perasaan yang

positif membuat mereka lebih dapat menerima pesan-pesan dalam

iklan, dan bahkan mengkomunikasikan arti produk-produk yang

diiklankan (Shimp, 2003: 487).

Berdasarkan studi yang menggunakan prosedur pengkondisian

klasik, musik mewakili rangsangan yang mutlak di dalam usaha untuk

mempengaruhi preferensi subjek eksperimental untuk ballpoint pena,

yang mewakili rangsangan yang dikondisikan. Suatu stimulus yang

mutlak (unconditioned stimulus) yang membangkitkan perasaan atau pikiran yang menyenangkan bagi orang-orang. Suatu kondisional

(43)

commit to user

sebelum dimulainya suatu eksperimen pengkondisian. Secara

sederhana classical condition dicapai bila berpasangan US dengan CS menghasilkan peralihan perasaan dari US (musik pada kasus ini) ke CS

(ballpoint) (Rangkuti, 2009: 487).

Subjek eksperimen penelitian ini menginformasikan bahwa

suatu biro iklan sedang mencoba memilih musik untuk digunakan di

dalam iklan mengenai ballpoint/pena. Para subjek diperdengarkan dengan musik sambil memperhatikan slide tentang pena. US positifnya

adalah musik dan film Grease dan US negatifnya adalah musik klasik

india asli. Hubungan yang sederhana antara musik dan pena

mempengaruhi preferensi produk hampir 80 persen dan subyek-subyek

yang dihadapkan pada musik Grease memilih ballpoint yang diiklankan, sementara hanya 30 persen dan para subjek yang

diperdengarkan musik India memilih pena yang diiklankan (Shimp,

2003: 487).

Meskipun berada di luar konteks periklanan, dua penelitian

tambahan tentang musik perlu diperhatikan karena pada kenyataannya

musik berpotensi untuk mempengaruhi perilaku pembelian konsumen

ditempat ritel. Eksperimen pertama meneliti tentang dampak musik

latar di dalam lingkungan supermarket. Suatu mata rantai supermarket

diteliti selama sembilan minggu dengan membandingkan volume

penjualan selama berhari-hari ketika musik latar bertempo lambat

(44)

commit to user

dibandingkan dengan hari-hari ketika musik bertempo cepat yang

diperdengarkan (94 pukulan per menit atau lebih). Peneliti menemukan

bahwa volume penjualan harian mencapai rata-rata $16.740 pada

hari-hari dimana musik tempo lambat diperdengarkan tetapi hanya sekitar

$12.113 bila musik tempo cepat yang diperdengarkan suatu kenaikan

rata-rata dan $4.627 atau 38.2% per hari. Musik tempo lambat

menunjukkan kecepatan di mana pelanggan bergerak melalui toko dan

menaikkan pengeluaran total mereka karena mereka mempunyai

peluang yang lebih lama untuk membeli lebih banyak.

Di dalam eksperimen lapangan kedua, peneliti yang sama

menyelidiki pengaruh musik latar pada perilaku pelanggan restoran.

Restoran secara bergantian memperdengarkan musik tempo lambat dan

tempo cepat pada Jum’at dan Sabtu malam selama satu bulan. Musik

lambat menaikkan jumlah waktu para pelanggan untuk tetap duduk

dimeja mereka rata-rata 56 menit per kelompok pelanggan selama

malam-malam musik lambat dibandingkan dengan rata-rata 45 menit

selama malam-malam musik cepat. Juga para pelanggan selama

malam-malam musik lambat menghabiskan jumlah yang jauh lebih

besar untuk meminum alkohol (rata-rata 30,47% per kelompok

pelanggan) dibanding dengan malam-malam musik cepat $21,62 per

kelompok pelanggan (Shimp, 2003: 488).

Di dalam analisis terakhir, musik tenyata efektif dalam

(45)

commit to user

pilihan membeli. Tentu saja dibutuhkan jauh lebih banyak penelitian

untuk mengerti sepenuhnya tentang peran ilmiah dari musik dalam

fungsi komunikasi pemasaran yang berbeda. Kebijaksanaan pasar,

sebagaimana diwujudkan oleh pemakaian musik yang hampir

universal dan komunikator pemasaran di dalam iklan dan lingkungan

riel, jelas menunjukkan bahwa musik merupakan bentuk efektif

komunikasi non verbal. Tetapi, jenis musik yang digunakan di dalam

periklanan dan peran khusus yang dijalankan musik jelas berbeda

sekali pada budaya yang berbeda, karena musik memiliki arti yang

berbeda-beda bagi semua orang di seluruh dunia (Shimp, 2003: 489).

Musik merupakan kehadiran yang paling panting dalam

lingkungan konsumen. Misalnya, ketika menempatkan pelanggan

menunggu di telepon, banyak perusahaan memainkan musik untuk

mengisi waktu menunggu dan membantu agar waktu menunggu itu

tampak kurang negatif. Akan tetapi, agak mengherankan jika riset

baru-baru ini menunjukkan riset bahwa musik dinilai sebagai lebih

menyenangkan tetapi tidak membuat waktu tampak/terasa lewat

dengan lebih cepat. Jadi, waktu tidak perlu terbuang bila orang

bersenang-senang. Hasil ini menunjukkan bahwa memainkan musik

yang menarik dan bersemangat sementara masyarakat berada pada

(46)

commit to user

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Broekemier et al (2005) yang berjudul “An Exploration of Happy/Sad and Liked/Disliked Music Effects On Shopping Intentions in Women’s Clothing Store Service Setting” pada 26 toko di sebelah utara California, mengindikasikan hasil penelitiannya bahwa musik bahagia yang

disukai oleh target pasar, musik secara signifikan dapat meningkatkan niat

untuk berbelanja di lingkungan layanan ritel.

Hasil penelitian Jang, Liu, And Namkung tahun 2011 yang berjudul

Effects of authentic atmospherics in ethnic restaurants: investigating Chinese restaurants, menunjukkan bahwa atmosfir asli (suasana seperti: musik, menu, cat, dan gaya) berpengaruh signifikan terhadap emosi, serta atmosfir asli dan

emosi (positif maupun negatif) berpengaruh terhadap perilaku niat berkunjung

pada restoran.

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini, pengaruh musik terhadap minat beli mahasiswa pada

produk pakaian jadi merupakan replikasi dan penelitian yang dilakukan

sebelumnya oleh Broekemier et al (2005). Dengan mempertimbangkan penelitian sebelumnya maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai

(47)

commit to user

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pikir di atas, menunjukkan garis hubungan dari persepsi

konsumen atas musik sedih atau gembira dalam mempengaruhi minat beli

secara langsung (efek langsung), persepsi konsumen atas musik sedih atau

gembira dalam mempengaruhi musik yang disukai atau musik yang tidak

disukai konsumen, serta hubungan musik yang disukai atau musik yang tidak

disukai konsumen terhadap minat beli. Dalam kajian teori yang ada

menunjukkan bahwa persepsi konsumen atas musik yang gembira akan

memberikan pengaruh pada minat beli mereka secara langsung maupun setelah

kehadiran persepsi konsumen atas musik yang mereka sukai.

D. Hipotesis

Dalam penelitian Broekmier et al. (2008) yang menyatakan bahwa musik gembira akan meningkatkan minat beli konsumen dari pada penggunaan

musik sedih. Gardner (1985) menyatakan bahwa dalam teori, happy music Music

sedih/gembira

Minat Beli

Music disukai/tidak

(48)

commit to user

dapat mendorong mood yang positif yang dapat meningkatkan evaluasi dan

perilaku positif.

H1 : Musik gembira lebih meningkatkan minat beli dibanding musik

sedih.

Dalam konteks periklanan, Gorn (1982) menyatakan bahwa

mendengarkan musik yang di sukai meningkatkan tingkat penjualan, sementara

Blair dan Shimp (1992) menyimpulkan bahwa asosiasi terhadap musik yang

tidak disukai mendorong sikap negative terhadap tingkat penjualan yang

ditawarkan. Dalam penelitian pengaruh tempo musik, Mattila dan Wirtz (2001)

mengemukakan bahwa pilihan musik yang diinginkan mempengaruhi

intensitas kunjungan kembali ke toko.

H2 : Minat beli akan lebih tinggi jika user diperdengarkan musik yang

disukai.

Gorn (1982) menjelaskan bahwa musik merupakan salah satu unsur

yang penting dan paling sering digunakan untuk menarik minat beli konsumen,

oleh karena itu tidak mengherankan jika musik kemudian menjadi komponen

utama dalam pemasaran. Brunner (1990) menyatakan bahwa memainkan

musik yang gembira atau sedih yang disukai konsumen akan meningkatkan

intensitas kembali ke toko sedangkan toko yang memutar musik sedih yang

tidak disukai konsumen akan mengurangi intensitas kembali ke toko.

Bruner (1990) menunjukkan bahwa setiap komposisi musik terdiri dari

(49)

commit to user

nada emosional, dan dimensi preferensial (sejauh mana seorang pembelanja

suka musik). Mungkin ada efek peracikan dimensi ini. Berdasarkan kajian

literatur, tampak bahwa bermutar musik senang/sedih memberikan masukan

akan meningkatkan niat belanja, subjek tidak suka akan membatasi niat

belanjanya.

H3: Musik, baik yang gembira maupun disukai akan berhubungan

(50)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metodologi penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian survey

dengan jenis penelitian penjelasan (explanative) dengan studi khalayak, menurut Singarimbun dan Effendy (2006:4), “Penelitian penjelasan yang

dimaksud untuk menyoroti hubungan antar variabel dan menguji hipotesis

yang telah dirumuskan”.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

teknik eksperimen, sehingga data yang terkumpul merupakan data

laboratorium. Teknik ini dipandang relevan dalam studi ini sebab teknik ini

melibatkan keterlibatan peneliti memanipulasi beberapa variabel, mengamati

dan mengobservasi efeknya.

Berikut akan dijelaskan mengenai teknik eksperimen yang digunakan

pada penelitian ini, eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari dua treatment yaitu treatment untuk mengetahui pengaruh musik gembira

atau sedih dan pengaruh musik yang disukai atau tidak disukai pada

(51)

commit to user

B. Metode Pengambilan Sampel dan Teknik Pengumpulan Data

Arikunto (2006:130) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruhan pengunjung

“Tom Cat”. Target populasi dan penelitian ini adalah pengunjung toko

pakaian. Sampel diambil dari pengunjung toko pakaian “Tom Cat” maupun

individu yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan yang

memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) responden berusia 15 tahun keatas (2)

setiap responden hanya mempunyai satu kali kesempatan untuk di survei, (3)

responden pernah berbelanja minimalnya 1 kali di toko Tom Cat, (4)

responden bebas menerima atau menolak survei, dan tidak ada ikatan

kekerabatan, intimidasi atau hadiah-hadiah dalam bentuk apapun yang dapat

menurunkan derajat keyakinan terhadap kualitas data yang dikumpulkan.

Dengan demikian, dalam penelitian ini sampel diambil dengan

menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling yaitu pengambilan sampel non probabilitas yang membatasi pada ciri-ciri khusus

seseorang yang memberikan informasi yang dibutuhkan dengan cara

menentukan koresponden yang berbelanja. Hal ini didasarkan pada

pertimbangan pada aspek kualitas responden yang lebih diutamakan dan aspek

kriteria minimal kelayakan dalam menganalisis data sesuai metode statistik

(52)

commit to user

Sedangkan untuk menentukan apakah jenis lagu tersebut menjadi

sample untuk diteliti dipilihan dengan ketentuan lagu tersebut harus masuk di

sepuluh besar tangga lagu radio di Solo. Hasil treatment dan hasil dan pre-test menunjukkan bahwa musik tersebut menjadi pilihan pengunjung/konsumen.

Tehnik pengumpulan data adalah dengan cara memperhatikan sikap

responden secara langsung dan memberikan pertanyaan berdasarkan kuesioner

setelah responden selesai berbelanja. Sedangkan bagi responden yang tidak

melakukan transaksi, maka pemberian pertanyaan dilakukan sebelum

meninggalkan toko.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Di dalam penelitian ini ada tiga variabel yang akan coba diukur:

1. Minat beli/minat berbelanja (shopping intention)

Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran

yang membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul dalam melakukan

pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam

benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sanga kuat yang pada akhirnya

ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan

mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu.

Indikator untuk mengukur minat beli adalah (1) keinginan untuk

berbelanja lebih lanjut untuk mencoba produk baru, (2) pertimbangan

dalam berbelanja (karena harga), (3) kualitas produk, (4) kenyamanan

(53)

commit to user

point skala Likert (1 sangat tidak setuju sampai dengan 7 sangat setuju)

(Lihat Zielke, tahun 2010).

2. Musik dengan tema gembira atau sedih

Musik melalui berbagai elemen dapat membangkitkan dan

mengekspresikan perasaan seperti kebahagiaan atau kesedihan. Selain itu,

adalah mungkin bagi pendengar untuk mengidentifikasi perasaan yang

terkait dengan sebuah musik khusus secara konsisten (Broekemier,

Matquardt, and Gentry, 2008).

Skala pengukuran yang digunakan adalah menggunakan skala

Likert (1 sangat tidak setuju sampai dengan 7 sangat setuju) atas kategori

musik yang didengar responden saat berbelanja (Lihat Broekemier,

Matquardt, dan And Gentry tahun 2008).

3. Musik yang disukai dan tidak disukai

Sebuah music yang sesuai dalam sebuah persuai, dimana bagian

musik yang sesuai merupakan music yang disukai konsumen untuk diputar

(Areni and Kim, 1993). Konsumen cenderung memiliki keinginan apabila

music yang mereka sukai diputar pada latarbelakang/backround sebuah toko saat mereka belanja.

Indicator yang digunakan menggunakan pilihan jawaban dari mulai

positif, negatif dan netral dengan memberi tanda ceklist (√) mengisi salah

satu pilihan yang diberikan:

Positif: Saya suka musik ini.

Musik ini membuat saya jadi ingin berbelanja.

Musik yang diputar membuat saya ingin menghabiskan waktu berbelanja di toko ini.

(54)

commit to user

Negatif: Pihak toko memperdengarkan musik yang menjengkelkan.

Musik yang diputar adalah musik-musik yang menyedihkan.

Netral: Pihak toko selalu memutar musik.

Musik yang diputar biasa-biasa saja.

Adapun pengkodingan (skor) untuk pilihan positif = 3, netral = 2,

dan negatif = 1 (Lihat Broekemier, Matquardt, dan And Gentry tahun

2008).

D. Metode Analisis Data

Suatu penelitian memerlukan analisis data dan interpretasi yang

bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rangka

mengungkap fenomena tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan

data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metoda

yang dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dari

variabel yang akan diteliti. The Structural Equation Modelling (SEM) akan digunakan dalam model dan pengujian hipotesis.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mengubah

data mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan

diinterprestasikan. Analisis ini menggambarkan profil dan tanggapan

(55)

commit to user

2. Pengujian Statistik

1) Uji Validitas

Uji validitas bertujuan mengetahui ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument

dianggap memiliki validitas tinggi jika dapat memberikan hasil

pengukuran yang sesuai dengan tujuannya. Pengujian validitas meliputi

validitas konvergen dan validitas diskriminan yang dilihat dari factor loading (Malholtra, 1993). Validitas konvergen mengindikasi kemampuan indikan dalam mengukur konstruk yang diukurnya yang

ditunjukkan oleh nilai factor loading yang relatif besar, sedangkan validitas diskriminan mengindikasi ketidakmampuan indikan dalam

mengukur konstruk yang harus diukurnya yang ditunjukkan oleh nilai

factor loading yang kecil.

Dalam penelitian ini akan digunakan uji validitas dengan

Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan software SPSS for windows versi 11, di mana setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading >0,40 (Hair et al., 1998).

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas dinilai dengan menghitung indeks reliabilitas

instrumen yang digunakan (composite reliability) dari model SEM yang dianalisis. Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah

(56)

commit to user

angka itu bukanlah sebuah ukuran yang “mati”. Artinya, bila

penelitian yang dilakukan bersifat eksploratori, maka nilai dibawah

0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai dengan

alasan-alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Nunally dan

Bernstein, (1994) dalam Ferdinand, (2005: 193) memberikan

pedoman yang baik untuk menginterpretasikan indeks reliabilitas.

Mereka menyatakan bahwa dalam penelitian eksploratori,

reliabilitas yang sedang antara 0,5 – 0,6 sudah cukup untuk

menjustifikasi sebuah hasil penelitian.

3) Analisis Structural Equation Model (SEM)

Analisis stuctural equation model bertujuan untuk mengestimasi beberapa persamaan regresi terpisah akan tetapi masing

masing mempunyai hubungan simultan atau bersaman. Dalam analisis

ini dimungkinkan terdapat beberapa variabel dependen, dan variabel

ini dimungkinkan menjadi variabel independen bagi variabel

dependen yang lainnya.

Pada prinsipnya, model struktural bertujuan untuk menguji

hubungan sebab akibat antar variabel sehingga jika salah satu variabel

diubah, maka terjadi perubahan pada variabel yang lain. Dalam studi

(57)

commit to user

Analisis SEM memungkinkan perhitungan estimasi

seperangkat persamaan regresi yang simultan, berganda dan saling

berhubungan. Karakteristik penggunaan model ini: (1) untuk

mengestimasi hubungan dependen ganda yang saling berkaitan, (2)

kemampuannya untuk memunculkan konsep yang tidak teramati

dalam hubungan serta dalam menentukan kesalahan pengukuran

dalam proses estimasi, dan (3) kemampuannya untuk mengakomodasi

seperangkat hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen serta mengungkap variabel laten (Ghozali, 2005).

1. Evaluasi Asumsi SEM

a. Ukuran Sampel. Disarankan lebih dari 100 atau minimal

5-10 kali jumlah observasi. Namun apabila jumlah sampel yang

terlalu banyak dan tidak memungkinkan untuk dilakukan

penarikan sampel seluruhnya, maka penelitian akan

menggunakan rekomendasi untuk menggunakan Generalized Least Square (GLS) yaitu penarikan sampel antara 200-500 sampel (Ferdinand, 2006:49).

b. Normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui

apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi

normal. Normalitas univariate dilihat dengan nilai critical

(58)

commit to user

bawah + 2,58. Normalitas multivariate dilihat pada assessment of normality baris bawah kanan, dan mempunyai nilai batas + 2,58. Apabila data terdistribusi normal baik

secara univariate (individu) dan multivariate secara bersama-sama maka pengujian data outlier tidak perlu dilakukan

(Santoso, 2007:81).

c. Outliers. Data outlier adalah data yang secara nyata berbeda

dengan data-data yang lain. Nilai kritis sebenarnya adalah

nilai chi-square pada degree of freedom sebesar jumlah sampel pada taraf signifikansi sebesar 0,001. Asumsi

terpenuhi jika tidak terdapat observasi yang mempunyai nilai

Z-score di atas + 3 atau 4. Sebuah data termasuk outlier jika

mempunyai nilai p1 dan p2 yang kurang dari 0,05 pada

pengujian outlier mahalanobis distance (Santoso, 2007:75).

d. Multicollinearity dan Singularity. Multikolinearitas dilihat

pada determinant matriks kovarians. Nilai yang terlalu kecil

menandakan adanya multikolinearitas atau singularitas.

Dalam program komputer SEM telah menyediakan fasilitas

warning” setiap kali terdapat indikasi multikolinieritas atau singularitas.

2. Evaluasi Atas Kriteria Goodness of Fit

a. Likelihood ratio chi-square statistic (χ2). Merupakan ukuran

Gambar

TABEL
GAMBAR
Gambar 2.1. Faktor Situasional Penentu Perilaku Konsumen
Gambar 2.2. Faktor Situasional Penentu Perilaku Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

3D-microscopy of a melt-spun ribbon (CuAl13Ni4 alloy); a) SE im- age after sputtering and ion-polishing; b) ion induced SE image after 75 min of FIB-etching at 10 pA.. Slika

Milda Unik Sartika, dkk (2015) meneliti tentang Rasio Aktivitas yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan pada Sektor Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

Menganalisis bagaimana pengaruh penggunaan input produksi ( bibit, luas lahan, pupuk dan tenaga kerja) terhadap tingkat produksi usahatani padi sawah di daerah

Apa yang mengejutkan adalah bahwa, hanya satu minggu dari peristiwa 9/11, presiden Bush menyampaikan sebuah pernyataan tentang perang salib sebagai tanggapan terhadap peristiwa

KaryaDesain Media Komunikasi Visual Teori dan Praktek 2 x 50’ Buku, LCD infoccus proyektor, komputer dan laptop, alat gambar. Tanya jawab &

Laju Serapan (S) pada masing – masing tipe vegetasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 12 [3]. Hasil perhitungan daya serap RTH publik eksisting terhadap emisi pada

Penularan virus tumbuhan oleh serangga vektor (kutudaun) meliputi periode makan serangga vektor memperoleh virus (periode akuisisi) dari sumber virus yang berupa tanaman sakit

Osim odgovarajućeg zakonodavnog okvira potrebne su i određene politike kojima bi se ostvarile koristi od priljeva izravnih stranih ulaganja u smislu tehnološkog