EDISI III/TAHUN 2014
26
manfaat dari Kebijakan Subsidi BBM, terutama jenis premium dan solar,” jelas Frans. “Subsidi tidak dicabut tetapi dialihkan. Pemerintah melakukan pengalihan anggaran yang digunakan untuk subsidi kepada sektor-sekrtor produktif, juga untuk membantu masyarakat miskin dan hampir miskin melalui Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesai Sehat dan Kartu Keluarga Sejahtera.” Ditambahkannya jika Pemerintah akan menggunakan penghematan anggaran BBM untuk membangun infrastruktur bendungan, irigasi, jalan, embung, sekolah dan lain sebagianya.
Secara tegas, Frans Lebu Raya menjelaskan posisinya untuk juga bersama-sama membela masyarakat tak mampu. Dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian, beliau menerima
rombongan mahasiswa yang datang menggunakan kendaraan pick up.
Dengan gamblang, dijelaskan maksud baik kebijakan
pemerintahan Jokowi-JK itu. “Jika selama ini kita terus “membakar uang” untuk belanja bahan bakar, ke depan akan terus kita upayakan perbaikan berbagai infrastruktur. Pemerintah menyadari adanya bias kebijakan subsidi BBM selama ini. Jika selama ini kalangan masyarakat miskin diabaikan, saat ini Pemerintah justru berniat menunjukan keberpihaknnya kepada masyarakat. Untuk mengantisipasi dampak langsung kepada kelompok masyarakat miskin dan hampir miskin,
Pemerintah menyiapakan satu paket kebijakan. Kartu Indonesaia Pintar (KIP) untuk pendidikan. Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk Kesehatan. Kartu keluarga Sejahtera (KKS)” jelas orang nomor satu NTT itu.
Koordinator aksi mengaku kecewa dengan kebijakan Jokow-JK.
Sebelum menyerahkan pernyataan aksi tertulisnya, koordinator rombongan meminta kesempatan menyampaikan pendapat mereka.
Berbagai kritik pedas
disampaikan, termasuk sindiran kepada PDIP yang menganut Paham Nasioanalisme. Frans Lebu Raya terlihat tenang,
menanggapi pernyataan mahasiswa yang menyindirnya itu. Sembari tersenyum bersahabat, beliau tetap berusaha menjelaskan posisinya sebagai kader partai yang juga adalah Gubernur NTT.
Rombongan akhirnya
menyerahkan pernyataan sikap mereka dan melanjutkan aksi orasinya. Dalam pantauan redaksi, rombongan menuju Markas Polda NTT dan Gedung DPRD Provinsi NTT untk menyampaikan maksud penolakan yang sama. Mereka meminta agar pemerintah Provinsi terus mengawal tuntutan mereka hingga pemerintah pusat.
Berikut 10 Point pernyataan sikap “Gertak BBM” yang sempat dilansir redaksi:
1. Laksanakan Pasal 33 UUD 1945;
2. Cabut Undang- Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2004;
3. Menolak kenaikan harga BBM yang menyengsarakan rakyat; 4. Menaikan pajak kendaraan roda empat;
5. Mendesak Pemerintah untuk mengeluarkan peraturan sasaran penerima BBM bersubsidi; 6. Mendesak Pemerintah untuk memberikan informasi secara berkala terkait perkembangan BBM; 7. Mendesak Pemerintah untuk segera menasionalisasi perusahaan asing;
8. Mendesak KPK untuk memberantas mafia migas; 9. Mendesak Jokowi-JK segera turun dari jabatannya karena menaikan harga BBM;
10. Mendesak Guernur NTT beserta DPRD NTT untuk bersama rakyat menolak kenaikan harga BBM.