BAB III
PERMASALAHAN TRANSPORTASI FUZZYMENGGUNAKAN METODE THORANI
3.1 MetodePerangkinganThorani
Padatahun 2012, Thorani, et al.dalamjurnalnya yang berjudul “Ordering
Generalized Trapezoidal Numbers“ memperkenalkansuatu
metodeperangkinganuntukmengurutkanbilanganfuzzytrapesium. Padaprinsipnya,
Thoranimembagitrapesiumtersebutmenjaditigabuahbidang.Bidangpertamaberupas
egitiga,
bidangkeduaberupapersegipanjangdanbidangketigaberupasegitiga.Selanjutnyadila
kukanpenghitunganterhadaptitikberat(centroid)untuksetiapbidang.
Titikberat(centroid) sebuah segitiga merupakan titik perpotongan antara ketiga
garis berat. Sedangkan garis berat sebuah segitiga adalah garis yang ditarik dari
suatu titik sudut sehingga membagi sisi di depannya menjadi dua bagian yang
sama panjang. Setelah titik berat setiap bidang diperoleh, langkah selanjutnya
adalah menentukan incenter yang
merepresentasikantitikberatsecarakeseluruhandaribidangtrapesium.
Denganmenggunakannilaiincenter,yaitu dengan mengalikan koordinat incenter
tersebut, selanjutnya dapatmenentukan
nilaihimpunanbilanganfuzzytrapesiumdalambentukhimpunantegasnya,
sehinggadapatdilakukanperangkinganterhadapbeberapabilanganfuzzytrapesium.
Diantarabeberapametodeperangkinganuntukmengurutkanbilanganfuzzytrapesi
um,
metodeperangkinganThoranimemilikibeberapakeunggulandiantaranyabentuknya
yang sederhana, dan dapatmerangkingbeberapa bilanganfuzzytrapesiumdalam
bentukbilangantegas(Thorani, et al.2012, hlm. 555). Thorani memberikan contoh
empat buah bilangan fuzzy yaitu
1 = (0.1 , 0.2, 0.3 ; 1), 2 = (0.2 , 0.5, 0.8 ; 1), 3 = (0.3 , 0.4, 0.9 ; 1) dan
45
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
menggunakan beberapa metode perangkingan seperti metode perangkingan
Yager, metode perangkingan Fortemps dan Roubens, metode perangkingan Liou
dan Wang,metode perangkingan Chen dan metode perangkingan Thorani. Hasil
pengurutan keempat bilangan fuzzy menggunakan beberapa metode perangkingan
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Perbandingan Beberapa Metode Perangkingan
Metode � � � � Urutan
Rangking
Yager 0,20 0,50 0,50 0,70 4 > 2 = 3
> 1 Fortemps
dan Roubens
0,20 0,50 0,50 0,70 4
> 2 = 3
> 1
Liou dan Wang
= 1 0,25 0,65 0,65 0,75 4 > 2 = 3
> 1
= 0,5 0,20 0,50 0,50 0,70 4 > 2 = 3
> 1
= 0 0,15 0,35 0,35 0,65 4 > 2 = 3
> 1
Chen
= 1 -0,20 0,00 0,00 -0,20 2 = 3 > 1
= 4
= 0,5 -0,20 0,00 0,00 -0,20 2 = 3 > 1
= 4
= 0 -0,20 0,00 0,00 -0,20 2 = 3 > 1
= 4
Thorani 0,0720 0,1948 0,1683 0,2552 4 > 2 > 3
> 1
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa metode perangkingan Yager,
metode perangkingan Fortemps dan Roubens, dan metode perangkingan Liou dan
Wang tidak dapat mengurutkan bilangan fuzzy 2 dan 3. Begitupun dengan
metode perangkingan Chen, akan tetapi metode perangkingan Thorani berhasil
mengurutkan bilangan fuzzy 1, 2, 3, 4.
Thorani, et al.(2012, hlm. 561-562) memberikan prosedur untuk
memperolehrumusperangkingan Thorani, yaitu sebagai berikut :
46
Perhatikan Gambar 3.1, pada langkah pertama ini yang dilakukan yaitu
membagitrapesiummenjaditigabuah bidangyang terdiri dari
sebuahbidangpersegipanjang (BPQC) danduabuahbidangsegitiga (APB dan
CQD).
Gambar 3.1 KurvaBilanganFuzzyTrapesium
Langkah 2
Pada langkah kedua ini akan menentukantitikberatsetiapbidang.Misalkan �
merupakan titik berat untuk bidang ke i = 1, 2, 3 , dinotasikan sebagai berikut:
� = ( , ) (3.1)
dimana dan diperoleh dengan menggunakan konsep integral sebagai berikut:
= −
− (3.2)
=
1
2 2
− ( ) 2
− ( ) (3.3)
Selanjutnya akan menentukan titik berat dari setiap bidang dengan
menggunakan persamaan (3.2) dan persamaan (3.3).
a) Titikberatbidang APB.
Misalkan titikberatbidang APB adalah�1. Selanjutnya akan menentukan nilai
�1= ( 1, 1).
Misalkan 1 adalah garis yang menghubungkan titik , 0 dan ,
dan misalkan pula ( 1, 1) = , 0 dan 2, 2 = ( , ), maka:
− 1
2− 1
= − 1
2− 1 w
A(a,0) B(b,0) C(c,0) D(d,0) Q(c,w)
)) P(b,w)
47
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
−0
Diketahui 1 = 0merupakan garis yang menghubungkan titik , 0 dan
, 0 . Selanjutnya dengan mensubstitusikan 1 dan 1 pada
persamaan (3.2) dan persamaan (3.3), akan diperoleh:
48
b) Titikberatbidang BPQC.
Misalkan titikberatbidang BPQCadalah�2. Selanjutnya akan menentukan
�2 = ( 2, 2).
Misalkan diketahui 2 = dan 2 = 0, selanjutnya dengan
mensubstitusikan 2 dan 2 pada persamaan (3.2) dan persamaan
(3.3), akan diperoleh:
49
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
=1
Berdasarkan penurunan rumus tersebut di atas, diketahui bahwa titik berat
bidang BPQC adalah pada titik �2 = +
2 ,2 .
█
c) Titikberatbidang CQD.
Misalkan titikberatbidang CQDadalah�3. Selanjutnya akan menentukan
50
Diketahui 3 = 0merupakan garis yang menghubungkan titik ( , 0)
dan ( , 0). Selanjutnya dengan mensubstitusikan 3 dan 3 pada
persamaan (3.2) dan persamaan (3.3), maka akan diperoleh:
51
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
=2( − )
Berdasarkan penurunan rumus tersebut di atas, diketahui bahwa titik berat
bidang BPQC adalah pada titik �3 = 2 +
3 ,3 .
█
Berdasarkan langkah 2 diperoleh Gambar 3.2, dengan �1 merupakan
titikberatbidang APB, �2 merupakan titikberatbidangBPQC, dan �3 merupakan
52
Gambar 3.2 KurvaBilanganFuzzyTrapesium (Centroid � ,� ,� ) Langkah 3
Berdasarkan langkah 2, telah diketahui titik berat dari masing-masing bidang
yaitu �1,�2, dan�3. Pada langkah ini yang dilakukan yaitu menarik garis yang
menghubungkanketigatitikberattersebutsehinggaterbentuksebuahsegitiga�1�2�3.
Dengan kata lain, �1,�2,�3non-collinear danmembentuksuatu segitiga.
Gambar 3.3 KurvaBilanganFuzzyTrapesium
Langkah 4
Pada langkah 4 ini yang dilakukan yaitu akan menentukan
titikberatdarisegitiga�1�2�3. Misalkan G adalah titikberatdarisegitiga�1�2�3. G
disebutjuga sebagai incenteratautitikpusatlingkarandalamsegitiga�1�2�3.
Dengan mengunakan rumus untuk memperoleh koordinat-koordinat
( 0, 0)dari pusat massa yaitu
0 =
�
= =1
=1
(3.4)
0 =
�
= =1
=1
(3.5)
akan dicari titik berat dari segitiga �1�2�3.
Sebelumnya telah diketahui �1 = +2
3 ,3 ,�2 = +
2 ,2 dan�3=
2 +
3 ,3 .Sehingga, 1 = +2
3 , 2 = +
2 , 3= 2 +
3 , 1 = 3, 2 = 2dan 3 =
3.
�3
w
�3
A(a,0) B(b,0) C(c,0) D(d,0) Q(c,w)
)) P(b,w)
�1
�2
53
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
54
Berdasarkan langkah-langkah diatas diperoleh definisi 3.1 yang merupakan
definisi perangkingan Thorani.
Definisi 3.1
Fungsirangkingdaribilanganfuzzy trapesium umum = , , , ; yang
memetakan semua bilangan fuzzy ke himpunan bilangan real adalah:
= 0. 0 =
Arti geometris dari perangkingan Thorani pada persamaan (3.10) dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.5Rangking Thorani Secara Geometris
Perangkingan menggunakan metode Thorani merupakan perkalian antara
55
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
seperti terlihat pada Gambar 3.5, dengan ( 0 , 0) merupakan koordinat dari
incenter segitiga �1�2�3.
PadaperangkinganbilanganfuzzydenganmenggunakanmetodeThorani,langkah
yang dilakukanadalahmenentukan
centroidatautitikberatdaritigabagianbidangtrapesium.Selanjutnya menentukan
incenter (titikpusatlingkarandalamsegitiga) segitiga yang
terbentukdengancaramenghubungkantitik-titikcentroid.
Denganmenggunakanincentersebagaititikberatuntukbilanganfuzzytrapesium,
perangkingandenganmetodeThoranimampumerangkingberbagaibilanganfuzzy,
danmampu mengurutkanbilanganfuzzy (Thorani, et al.2012, hlm. 570).
Thoranitidakmemberikanperumusansecarakhususterkaitbilanganfuzzysegitiga,
tetapiThoranimemperolehbilanganfuzzysegitigadenganmereduksibilanganfuzzytrap
esiumketikanilai = pada bilangan fuzzy = , , , ; . Bilangan fuzzy
segitiga = , , ; dinyatakan dalambentukkurvasebagaiberikut :
Gambar 3.6KurvaBilanganFuzzySegitiga
Incenteruntukbilanganfuzzysegitigadirumuskansebagai:
� ( 0, 0) =
+2
3 + + 2 +
3 + + ,
3 + 2 + 3
+ + (3.11)
dengan
=
(2 −2 )2+ 2
6
=
( − )2
3
=
(2 −2 )2+ 2
6
Definisi 3.2
w
56
Fungsi ranking dari bilangan fuzzysegitiga = , , ; yang memetakan
semua bilangan fuzzysegitigake himpunan bilangan real adalah
( ) = 0. 0 =
+2
3 + +
2 + 3
+ +
.
3 + 2 + 3
+ + (3.12)
Metode perangkingan Thorani pada persamaan (3.10) dan (3.12) memenuhi
sifat linieritas. Konsep sifat linieritas pada bilangan fuzzy pada dasarnya sama
dengan konsep linieritas pada fungsi, seperti halnya kelinieran sebuah fungsi
terhadap perkalian dengan skalar juga berlaku pada bilangan fuzzy. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada Proposisi 3.1.
Proposisi 3.1
Fungsi rangking merupakan fungsi linear dari bilangan fuzzy trapesium
= , , , ; . Misalkan, 1= 1, 1, 1, 1; 1 dan 2 =
2, 2, 2, 2; 2 yang merupakan bilangan fuzzy trapesium, dan 1, 2 berupa skalar maka berlaku :
(i). 1 1⨁ 2 2 = 1 1 + 2 ( 2), jika 1 = 2 = 1
1 1⨁ 2 2 1 1 + 2 ( 2), jika 1 ≠ 2
(ii). − =− ( )
(iii). ⨁ − = 0
Pembuktian Preposisi 3.1 dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 89-101.
Selain definisi 3.1, terdapat beberapadefinisilainnya yang
dapatdigunakanuntukmelakukanperangkinganterhadapduabuahbilanganfuzzy
(Thorani,et al.2012, hlm.563):
Definisi 3.3
Mode ( ) dari bilangan fuzzy trapesium umum = , , , ;
didefinisikan dalam perumusan sebagai berikut:
= 1
2 0 + = 2 + (3.13)
57
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Spread ( ) atau sebaran dari bilangan fuzzy trapesium umum =
, , , ; didefinisikan dalam perumusan sebagai berikut:
= − = ( − )
0
(3.14)
Definisi 3.5
Left spread ( ) atau sebaran kiri dari bilangan fuzzy trapesium umum =
, , , ; didefinisikan dalam perumusan sebagai berikut:
= − = −
0
(3.15)
Definisi 3.6
Right spread ( ) atau sebaran kanan dari bilangan fuzzy trapesium umum =
, , , ; didefinisikan dalam perumusan sebagai berikut:
= − = −
0
(3.16)
Dengan menggunakan definisi-definisi yang telah disebutkan diatas, apabila
diberikanduabuahbilanganfuzzytrapesiumumum,
misalkan = 1, 1, 1, 1; 1 dan = 2, 2, 2, 2; 2 , dan dapat
diurutkandengan terlebih dahulu mengkonversi dan menjadi bentuk crisp
melalui serangkaian langkah-langkah yang dikenal sebagai algoritma urutan
sebagai berikut(Thorani,et al.2012, hlm.564):
Langkah 1 :
Menentukan nilai ( ) dan ( )
Kasus (i) : Apabila ( ) > ( ),maka >
Kasus (ii) : Apabila ( ) < ( ),maka <
Kasus (iii) : Apabila = ( )maka perbandingan tidak mungkin,
maka harus berlanjut pada langkah 2.
Langkah 2 :
Menentukan nilai m ( ) dan m ( )
58
Kasus (ii) : Apabila ( ) < ( ),maka <
Kasus (iii) : Apabila = ( ),maka perbandingan tidak
mungkin, maka berlanjut pada langkah 3.
Langkah 3 :
Menentukan nilai ( ) dan ( )
Kasus (i) : Apabila ( ) > ( ), maka >
Kasus (ii) : Apabila ( ) < ( ), maka <
Kasus (iii) : Apabila ( ) = ( ),maka perbandingan tidak mungkin,
maka berlanjut pada langkah 4.
Langkah 4 :
Menentukan nilai ( ) dan ( )
Kasus (i) : Apabila ( ) > ( ), maka >
Kasus (ii) : Apabila ( ) < ( ),maka <
Kasus (iii) : Apabila ( ) = ( ),maka perbandingan tidak
mungkin, berlanjut pada langkah 5.
Langkah 5 :
Melakukan uji nilai 1dan 2
Kasus (i) : Apabila 1 > 2, maka >
Kasus (ii) : Apabila 1 < 2, maka <
Kasus (iii) : Apabila 1 = 2, maka ≈
3.2 Prosedur Penyelesaian Masalah Transportasi F uzzy
Padatahun 2013, Thoranidan Shankar dalamjurnalnya yang berjudul “Fuzzy
Transportation Linear Programming Models based on L–R Fuzzy Numbers“
memperkenalkanmetodeuntukmencarisolusi optimal
daripermasalahantransportasifuzzy. Metode tersebut kemudian dikenal sebagai
Metode Thorani.Metode Thorani dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan program linier. Permasalahantransportasi merupakan bagian dari
permasalahan program linier,
59
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ resentasikanbiayapendistribusian,
nilaipenawarandannilaipermintaansebagaibilanganfuzzytrapesium.Thoranimempu
nyaifungsi perangkingan tersendiri yang dapat digunakan untuk mengubah
bilangan fuzzytrapesium menjadi bentuk crisp, yaitu menggunakan metode
perangkingan Thorani. Selanjutnya, untuk mencari solusi optimal dari
permasalahantransportasifuzzy, Thorani menggunakanmetode yang
biasadigunakanuntukmenyelesaikan permasalahantransportasiklasik.
MisalkanpermasalahantransportasifuzzysepertidisajikandalamTabel
2.13,berikutadalahprosedurdarimetodeThoranidenganmenggunakanmetodeperang
kinganThoraniuntukmenyelesaikanpermasalahantransportasifuzzy (Thorani, et
al.,2012; Thoranidan Shankar, 2013) :
1. Periksakeseimbangan model transportasi fuzzy.
Keseimbangan model dapat diketahui dengancara menghitung total
penawaranfuzzy =1 dan total permintaanfuzzy =1 . Misalkan =
( , , , ) dan = ( ′, ′, ′, ′), banyaknyasumberdan mewakili
banyaknya tujuan.
Kasus (i)
Jika =1 = =1 , maka permasalahan transportasi fuzzysudahseimbang,
lanjutkankelangkahkedua.
Kasus (ii)
Jika =1 , =1 , maka permasalahan
transportasifuzzybelumseimbang.Konversi model tersebutsehinggamenjadi
model transportasifuzzyseimbang.Langkah yang perludilakukanuntuk
menjadikan model transportasifuzzyyang seimbangsebagaiberikut:
i. Jika ′, − ′ − ′, − ′ − ′, dan − ′ − ′, maka
tambahkan sebuah sumber dummy +1 dengan penawaran fuzzy ′ −
, ′ − , ′ − , ′ − .Asumsikanbahwabiayadistribusi per unit
komoditidarisumberdummy +1ke
60
ii. Jika ′, − ′ − ′, − ′ − ′, dan − ′ − ′, maka
tambahkan sebuah tujuan dummy +1 dengan permintaanfuzzy −
′, − ′, − ′, − ′ . Asumsikanbahwabiayadistribusi per unit komoditidarisetiap
sumberketujuandummy +1sebagaibilanganfuzzytrapesium nol.
iii.Jikatidakmemenuhi (i) atau (ii)
makatambahkansumberdummy +1dantujuandummy +1.
Penawaranfuzzysebesar ( � 0, ′− , � 0, −
′ + � {0, ( ′− ′)− − },
� {0, − ′} + � 0, ′− ′ − − +
� 0, ′− ′ − − , � {0, − ′} +
� 0, ′− ′ − − + � 0, ′− ′ −
− + � 0, ′− ′ − − )padasumberdummy +1
dan tidak ada permintaan pada tujuandummy +1.
Permintaanfuzzysebesar( � 0, − ′ , � 0, −
′ + � 0, − − ′ − ′ , � 0, − ′ +
� 0, − − ′ − ′ + � 0, − −
′ − ′ , � 0, − ′ + � 0, − −
′ − ′ + � 0, − − ′ − ′ + �
0, − − ′ − ′ )ditujuandummy +1 dan tidak ada penawaran di
sumberdummy +1.
Asumsikan biayadistribusi per unit komoditidarisumberdummyke
setiaptujuan (termasuk tujuan dummy), dandari setiapsumber (termasuk
sumber dummy)ketujuandummysebagaibilanganfuzzytrapesium nol.
2. Gunakan algoritma urutanpada metode perangkingan Thorani untuk
mengkonversi permasalahan transportasi fuzzy pada langkah pertama.
Permasalahan transportasi fuzzy pada langkah pertama dapat ditulis sebagai:
Minimumkan = =1 =1 ( )
61
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ =1
= ( )
= ( )
=1
0, ∀ = 1,2,…, dan = 1,2,…,
Gunakanrumus perangkingan Thorani pada persamaan 3.8
untukmenghitung ( ), ( ) dan . Sehingga permasalahan
transportasicrisppadalangkahpertamamenjadi:
Minimumkan ( 11) 11 + ( 12) 12+ + ( 1 ) 11+ ( 21) 21
+ ( 22) 22+ + ( 2 ) 2 + + ( 1) 1
+ ( 2) 2+ + ( )
Denganpembatas :
11 + 12+ …+ 1 = ( 1)
21+ 22+ …+ 2 = ( 2)
1+ 2+ …+ = ( )
11+ 21 + …+ 1 = ( 1)
12+ 22+ …+ 2= ( 2)
1 + 2 + …+ = ( )
0, ∀ = 1,2,…, dan = 1,2,…,
Apabila terdapat bilangan fuzzy yang memiliki rangking atau nilai crisp
yang sama, maka berdasarkan algoritma urutan, bilangan fuzzy tersebut tidak
dapat dibandingkan sehingga harus dilakukan tahap selanjutnya pada algoritma
urutan yaitu menghitung modedari bilangan fuzzy yang memiliki nilai crisp
yang sama. Pada langkah kedua inilah algoritma urutan digunakan.
3. Selesaikanpermasalahantransportasicrisp yang
62
4. Hitung total biayafuzzy minimum denganmensubstitusikansolusi optimal yang
diperolehdarilangkahketigakefungsitujuan = =1 =1 .
Prosedur yang diuraikan di atas merupakan prosedur untuk mencari solusi
optimal dari permasalahan transportasi fuzzy (Thoranidan Shankar, 2013) dengan
menggunakan metode Thorani. Perangkingan Thorani digunakan pada langkah
kedua yaitu dengan menerapkan algoritma urutan untuk mengkonversi setiap
bilanganfuzzy ke dalam bentuk bilangan crisp, sehingga diperoleh
permasalahantransportasidalam bentuk crisp. Secara umum, apabiladalam
penyelesaian permasalahan transportasi fuzzyakan digunakan metode
perangkingan yang lain, maka prosedur yang dilakukan tetap sama mengikuti
prosedur dalam mencari solusi optimal dengan metode Thorani, hanya saja,
prosedur pada langkah kedua tidak lagi menggunakan algoritma urutan tetapi
menggunakan persamaan perangkingan yang diinginkan.Dengan kata lain,