• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SOS 1100266 Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SOS 1100266 Abstract"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nadiya Nurfitriani Putri Sudarwati, 2015

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Perilaku Agresif Siswa

(Studi Deskriptif terhadap Siswa SMK di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi)

Nadiya Nurfitriani Putri Sudarwati NIM. 1100266

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas semakin maraknya fenomena perilaku agresif siswa sekolah menengah kejuruan sebagai dampak budaya sekolah yang kurang kondusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran budaya sekolah dan perilaku agresif siswa SMK di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur. Temuan penelitian ini adalah: (1) Bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh siswa SMK di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi adalah saling pukul, menikam, menyerang lawan dengan senjata, melakukan pelemparan dengan batu kepada angkot yang dinaiki pelajar dari sekolah lain, merusak fasilitas umum dan pribadi milik warga, serta saling ejek antar sekolah. (2) Budaya sekolah yang positif mampu mengurangi tingkat agresivitas siswanya. Iklim sekolah yang kondusif serta ketegasan pihak sekolah dalam membina para siswanya seperti di SMK Negeri, mampu mengurangi intensitas perilaku agresif siswa. (3) Budaya sekolah yang negatif dapat memicu siswanya untuk melakukan tindakan agresi. Iklim sekolah yang kurang kondusif untuk proses pembelajaran dan perkembangan siswa serta tidak adanya ketegasan pihak sekolah dalam penanganan anak yang bermasalah seperti di SMK swasta, memicu siswanya untuk melakukan tindakan agresi. (4) Upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi perilaku agresif siswa sekolah menengah kejuruan di Kecamatan Cibadak adalah melalui pembinaan para pelajar, patroli rutin, silang pelajar, diadakan kegiatan pramuka, olahraga, dan pengajian yang dilakukan bersama, pembentukan Tim Satgas PGS (Perlindungan Guru dan Siswa) PGRI Kecamatan Cibadak, kerjasama antara pihak sekolah dengan UPTD Pendidikan Kecamatan Cibadak, PGRI Cabang Cibadak, Muspika Kecamatan Cibadak, Disdik Kabupaten Sukabumi, Polsek, dan Koramil.

(2)

Nadiya Nurfitriani Putri Sudarwati, 2015

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi The Influence of School Culture on Student Aggressive Behavior (A Descriptive Study on Students of Vocational Secondary School in

Cibadak Sub-district Sukabumi Regency)

Nadiya Nurfitriani Putri Sudarwati NIM. 1100266

ABSTRAK

Research is motivated by the reality of the increasingly widespread phenomenon of aggressive behavior of vocational secondary school students as a result of unfavorable school culture. This research aims to describe the culture of the school and aggressive behavior of vocational secondary school students in Cibadak sub-district Sukabumi regency. This research used a qualitative approach with descriptive method. The technique of collecting data and information, conducted through depth interview, observation, the study of documentation, and the study of literature. The findings of this research are: (1) Forms of aggressive behavior committed by vocational secondary school students in Cibadak sub-district Sukabumi regency are hitting each other, stabbing, attacking the opponent with a weapon, throwing stones at the public transportation ride of students from other schools, vandalizing public property and private property of citizens, and taunted each other between schools (2) Positive school culture is able to reduce the level of students aggressiveness. School climate that is conducive and firmness of the school in fostering students as in the public vocational secondary school, capable of reducing the intensity of student’s aggressive behavior. (3)

Negative school culture can lead students to carry out acts of aggression. School climate that is not conducive to the learning process and the development of students and the firmness lacks of the school in handling children with problems as in the private vocational secondary school, triggering the students to carry out acts of aggression. (4) Efforts that have been made to cope with the aggressive behavior of vocational secondary school students in Cibadak sub-district are through the students development program, routine patrols, students exchange, held scouts, sports, and Koran recitation conducted jointly, the establishment of Tim Satgas PGS (Perlindungan Guru dan Siswa) from PGRI branches Cibadak, cooperation between the school and the Sub-district Education Offices of Cibadak, PGRI branches Cibadak, the Government of Cibadak sub-district, the District Education Offices of Sukabumi, the Police, and the Military Sub-district Command of Cibadak.

Keywords: School Culture, Aggressive Behavior, Student

Referensi

Dokumen terkait

Kredit macet yang terjadi pada koperasi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu dari pihak koperasi artinya dalam melakukan analisisnya, pihak bagian kredit kurang

Berkenaan hal tersebut diatas, maka panitia memutuskan Pelalangan Pengadaan/pembangunan Jaringan Listrik Tanjung sari Kecamatan Kuala Cenaku Tahun Anggaran 2013 dinyatakan Gagal,

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dalam penelitian sekarang tidak menggunakan variabel tingkat pendapatan akan tetapi menambahkan variabel

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Manajemen Bisnis (MM) pada Sekolah Pascasarjana. © Nina Rahmayanty2014 Universitas

Wykstra, ekonomi didefinisikan sebagai studi tentang cara- cara alternative manusia dalam memilih untuk menggunakan sumber daya yang langka dengan produktif untuk

Remote access Local

Waktu aktif belajar siswa khususnya dalam penjas merupakan waktuyang harus ditempuh selama kegiatan penjas itu berlangsung, dimana anak dalam kondisi aktif belajar

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Mempertunjukkan pengujian mutu bahan hasil Menetapkan sarana dan prasarana untuk pengujian keilmuan yang mendukung mata pelajaran