• Tidak ada hasil yang ditemukan

S GEO 1001911 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S GEO 1001911 chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Anggi Nurdiansyah, 2015

ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

101

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kecamatan Panumbangan merupakan salah satu Kecamatan yang masuk

pada wilayah administratif Kabupaten Ciamis. Secara administratif Kecamatan

Panumbangan meliputi 14 Desa, yaitu : Desa Sindangbarang, Desa

Banjarangsana, Desa Jayagiri, Desa Sindangherang, Desa Sindangmukti, Desa

Payungagung, Desa Payungsari, Desa Golat, Desa Kertaraharja, Desa Sukakerta,

Desa Tanjungmulya, Desa Panumbangan, Desa Medanglayang, dan Desa

Buanamekar.

Wilayah Kecamatan Panumbangan dekat dengan kawasan Gunung Sawal.

Luas wilayah Kecamatan Panumbangan adalah 52,62 km2 merupakan daerah

bukan pantai yang terletak di bagian utara Kabupaten Ciamis. Kecamatan ini

memiliki rata-rata ketinggian dari permukaan laut sekitar 593 m. Di bagian utara

Kecamatan Pnumbangan berbatasan dengan Kecamatan Panjalu yang masih

termasuk dalam wilayah Kabupaten Ciamis dan juga Kecamatan Panumbangan

sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Majalengka. Di sebelah timur masih

berbatasan dengan Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis, di sebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Cihaurbeuti yang masih termasuk dalam wilayah

Kabupaten Ciamis. Sedangkan untuk sebelah barat Kecamatan Panumbangan

berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya.

Penelitian ini menggunakan metode eksploratif yang dimana populasinya

adalah seluruh wilayah Kecamatan Panumbangan dan yang menjadi sampel

adalah satuan lahan yang ada di Kecamatan tersebut. Satuan lahan mengacu pada

jenis tanah serta penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Panumbangan. Sampel

yang telah ditentukan kemudian dilakukan survey lapangan untuk analisis dalam

menentukan besar erosi. Survey yang dilakukan mengacu pada pendekatan USLE

(2)

102

Anggi Nurdiansyah, 2015

ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil dari penelitian mengenai zonafikasi tingkat bahaya erosi ini dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

 Hasil perhitungan berdasarkan data curah hujan dari pos pengematan Pagerageung yang dihitung menggunakan metode Schmidt – Ferguson,

bahwa di Kecamatan Panumbangan yang menjadi lokasi penelitian memiliki

tipe iklim C dengan sifat agak basah. Nilai Q yang didapat dari hasil

perhitungan adalah 37.037%.

 Kecamatan Panumbangan dalam segi geologi memiliki dua formasi batuan geologi, yakni :

- Formasi Gunungapi Talagabodas dengan luas 26.9% dari luas wilayah

Kecamatan Panumbangan yang terdiri dari breksi gunungapi, serta lahar

dan tufa bersusunan andesit sampai basal.

- Formasi Gunungapi Sawal dengan luas 73.1% dari luas wilayah

Kecamatan Panumbangan yang terdiri dari breksi gunungapi, breksi

aliran, serta tufa dan lava bersusunan andesit sampai basal.

 Wilayah Kecamatan Panumbangan memiliki bentukan lahan vulkanik dengan bentuk effusif yang dimana bentuk ini terdiri dari aliran lava/lidah lava, aliran

lahar dan lainnya. Pada bentukan ini proses erosi bisa terjadi, proses erosi

vertikal pada bagian hulu akibat dari aliran lava/lahar serta curah hujan yang

tinggi dapat membentuk lembah-lembah sungai yang curam. Proses erosi dan

denudasional yang bekerjasama menyebabkan terbentuknya relief yang kasar

dan topografi yang tinggi dengan serta kemiringan lereng yang curam. Hal ini

biasa memunculkan tekuk lereng (break of slope) yang biasanya muncul mata

air. Kecamatan Panumbangan merupakan daerah yang berbukit serta

memiliki banyak lembah.

 Jenis tanah di Kecamatan Panumbangan terbagi menjadi tiga jenis, yakni : - Aluvial dengan luas 2910.20 Ha atau 51% dari luas wilayah Kecamatan

Panumbangan

- Andosol dengan luas 661.93 Ha atau 11.6% dari luas wilayah Kecamatan

(3)

103

Anggi Nurdiansyah, 2015

ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Latosol dengan luas2134.15 Ha atau 37.4% dari luas wilayah Kecamatan

Panumbangan

 Berdasarkan hasil penelitian bahwa di Kecamatan Panumbangan dengan berbagai faktor yang mempengaruhi erosi secara keseluruhan memiliki nilai

erosi sebesar 12023.96 Ton/Ha/Th. Besar erosi tertinggi terjadi pada satuan

lahan AND SB sebesar 3405.26 ton/Ha/Th, sedangkan erosi terendah berada

pada satuan lahan LAT SI sebesar 0.29 ton/Ha/Th serta untuk setiap satuan

lahan yang memiliki kode PK yang dianggap memiliki tingkat bahaya erosi

rendah karena merupakan kawasan pemukiman.

 Zonafikasi tingkat bahaya erosi berdasarkan pada lima tingkatan yang telah ditentukan, yaitu tingkat bahaya erosi sangat ringan, tingkat bahaya erosi

ringan, sedang, berat, dan tingkat bahaya erosi sangat berat. Sebaran tingkat

bahaya erosi di Kecamatan Panumbangan adalah sebagai berikut :

- Untuk bahaya erosi kategori sangat ringan berada hampir di semua desa

kecuali Desa Buanamekar tidak terdapat bahaya erosi dengan tingkat

bahaya sangat ringan.

- Untuk kelas bahaya erosi kategori ringan berada di enam desa, yaitu

Desa Kertaraharja, Desa Sukakerta, Desa Tanjungmulya, Desa

Panumbangan, Desa Medanglayang, Desa Buanamekar, dan sisanya

tidak terdapat bahaya erosi pada tingkat ringan.

- Untuk kategori tingkat bahaya erosi sedang terdapat di empat desa, yaitu

Desa Sindangmukti, Desa Banjarangsana, Desa Jayagiri, dan Desa Golat.

- Untuk tingkat bahaya erosi dengan kategori berat tidak terdapat di desa

manapun di Kecamatan Panumbangan.

- Tingkat bahaya erosi dengan kategori sangat berat terdapat di setiap desa

di Kecamatan Panumbangan.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dibahas mengenai zonafikasi

(4)

104

Anggi Nurdiansyah, 2015

ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan penelitian serupa dan pihak setempat serta pihak lain yang

bersangkutan. Adapun saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

 Untuk wilayah penelitian di Kecamatan Panumbangan perlu perhatian khusus dari pihak terkait terhadap kawasan yang memiliki lereng dengan kemiringan

yang curam serta tanpa tindakan konservasi karena dapat menyebabkan erosi

yang cukup besar.

 Meningkatkan kesadaran serta wawasan penduduk setempat dan sekitarnya akan pentingnya pengelolaan lahan bukan hanya dari segi ekonomi tapi dari

segi kelestarian lahan itu sendiri melalui berbagai penyuluhan pertanian serta

pendidikan kepada anak-anak sehingga pengetahuan mengenai lingkungan

didapat sejak dini.

 Menekan tingkat erosi yang terjadi agar tidak terlalu menimbulkan kerusakan pada lahan dengan cara menerapkan sistem pertanian yang sesuai dengan

karakter lahan serta upaya konservasi pada lahan yang kurang dalam

pengelolaannya.

 Bagi para peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian serupa sebaiknya sampel yang diambil lebih ditingkatkan atau diperbanyak, karena

semakin banyak sampel yang diambil maka data yang diperoleh akan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk wilayah daratan Bali petir umumnya terjadi pada daerah ketinggian 200-1000 m DPL dengan topografi lereng pegunungan selatan dengan kemiringan curam.. Namun, pada

rencana tata ruang wilayah Kota Bandung dijelaskan bahwa factory

Minat mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi UPI terhadap profesi guru geografi berdasarkan hasil penelitian terhadap keempat indikator minat yang terdiri dari

Kondisi topografi dan luas wilayah Kelurahan Samaenre terdapat 6.09% yang berada di kemiringan lereng di atas >45% sangat curam seperti yang diketahui bahwa lahan dengan

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa lahan dengan kemiringan lereng yang terjal/curam dan tanpa vegetasi dengan curah hujan lebat hingga ringan, dengan intensitas yang lama hingga

1) Kerawanan gempa diakibatkan oleh akumulasi dua atau tiga faktor yang saling melemahkan. Sebagai contoh gempa pada kawasan dengan kemiringan lereng curam, intensitas gempa

Tingkat kemiringan lereng 2-15 % (landai) : kawasan/lahan yang berada pada kemiringan ini merupakan kawasan terkecil luasannya yaitu hanya 5% dari luas Wilayah Cibeunying

Lereng yang curam dengan kemiringan yang tinggi >45% akan meningkatkan potensi terjadinya tanah longsor, sehingga upaya mitigasi pada wilayah ini sangat diperlukan, salah satunya adalah