• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1107176 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1107176 Chapter5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

64

Mauluddin, 2015

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi dan pembahasan mengenai

penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil

belajar pada mata pelajaran Matematika pada materi operasi hitung, maka

dikemukakan simpulan dan rekomendasi terkai penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model

cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Matematika. Berdasrkan hasil penelitian yang yang telah dilakukan

dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model model cooperative

learning tipe jigsaw dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat. Pada siklus I masih banyak kendala yang muncul pada saat

pembelajaran. Peneliti juga merasa pembelajaran masih kurang efektif dan

optimal. Berdasarkan pengalaman pada siklus I, maka peneliti melakukan

refleksi agar pembelajaran pada siklus II dapat berjalan dengan optimal.

Secara keseluruhan proses pembelajaran siklus I dan siklus II, masih ada

kekurangan. Karena peneliti belum berpengalaman dalam mengajar sehingga

kewalahan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Namun dengan usaha

perbaikan yang dilakukan terihat perkembangan proses pembelajaran pada

siklus II. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti

membuat rencana perbaikan yang matang ketika menemukan berbagai

temuan yang muncul pada tiap siklus agar tidak ditemukan lagi

temuan-temuan yang sama pada pembelajaran selanjutnya.

2. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya model cooperative learning tipe

jigsaw mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai siswa

pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa 73,68

dan meningkat pada siklus II yaitu diperoleh nilai rata-rata siswa 86,66

(2)

65

Mauluddin, 2015

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang siswa yang belum tuntas. Pada siklus dua terdapat 17 siswa yang tuntas

dan 1 siswa yang belum tuntas. Ketuntasan belajar siklus I adalah 57,89% dan

siklus II adalah 94,44%. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siklus I dan

siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami

peningkatan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka beberapa saran diberikan sebagai

berikut.

1. Bagi guru, ketika menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dalam

pembelajaran matematika, guru hendaknya membuat peraturan-peraturan

yang harus dipatuhi bersama agar pembelajaran dapat dikelola dan

dikondisikan serta menyusun kembali pembagian kelompok agar guru dapat

dengan mudah memperhatikan setiap kejadian yang berlangsung di dalam

kelas.

2. Bagi guru ketika menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dalam

pembelajaran matematika, guru harus memberikan layanan terhadap siswa

yang mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah dan menghampiri

setiap siswa untuk melihat kesulitan yang di alami siswa dan lebih

memperhatikan dan memotivasi siswa yang masih takut atau masih

malu-malu untuk bertanya dan guru juga harus membimbing siswa yang masih

mengalami kesulitan di tiap-tiap kelompok. Dan memotivasi siswa-siswa

yang sudah bisa agar mau membantu temannya yang masih mengalami

kesulitan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar melanjutkan dan mengembangkan

model cooperative learning tipe jigsaw melalui pembelajaran yang bervariasi

dan menyenangkan dan peneliti dapat menggunakan penelitian ini sebagai

pendahuluan sehingga dapat dilanjutkan kepada penelitian yang lebih luas,

mendalam dan terukur, serta berkesinambungan. Sehingga hasilnya dapat

terukur. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti untuk mata pelajaran Matematika

Referensi

Dokumen terkait

Tumbuhan Artocarpus juga menghasilkan senyawa-senyawa turunan piranoflavon, senyawa jenis ini dihasilkan dari siklisasi antara gugus hidroksil pada posisi C-2’ di cincin B

Perhitungan % Efisiensi Vit.E Yang Terikat Pada Matriks GIF % Efisiensi Vitamin E yang terperangkap pada matriks:. % Efisiensi Vit.E yang terperangkap pada

Nah Sabahat MQ/ Latar belakang seperti apa yang mendorong pemerintah kota mengeluarkan kebijakan tersebut?/ apakah pemerintah kota juga telah merancang sedemikian aturan

Sahabat MQ/ Pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL) rata-rata 10%/ di bulan Juli 2010 nanti// Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PLN -

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasi Bagi Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Di SMK.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Prinsip kerja alat penggiling biji kopi tipe flat burr mill ini, menggunakan dua besi berbentuk bulat ( flat burr ) yang terdapat gerigi disekelilingnya berukuran lebih kecil

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

6 Tahun 2003 Tentang Larangan Gelandangan dan Pengemis di Kota Medan dilakukan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan dan untuk mengetahui kendala- kendala yang dihadapi