• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penambahan beberapa pupuk nitrogen dengan jarak tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tembakau deli (Nicotiana Tabacum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penambahan beberapa pupuk nitrogen dengan jarak tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tembakau deli (Nicotiana Tabacum L.)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

tanam yang diduga mampu meningkatkan produksi dan kualitas daun tembakau deli (Nicotiana tabacum L.) tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi tembakau deli (Nicotiana tabacum L.) dengan penambahan beberapa pupuk nitrogen pada jarak tanam yang berbeda.

Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan pertumbuhan dan produksi tembakau deli (Nicotiana tabacum L.) pada berbagai jarak tanam dan pemberian beberapa pupuk N serta interaksi keduanya.

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam budidaya tembakau deli.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Sistematika tanaman tembakauadalah sebagai berikut ini : Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae; Class: Dicotyledoneae; Ordo: Solanales; Family: Solanaceae ; Sub Family: Nicotianae; Genus: Nicotiana; Species: Nicotiana tabacum L.(Cahyono, 1998).

(2)

pula akar-akar serabut dan bulu-bulu akar. Pertumbuhan perakaran ada yang lurus, berlekuk, baik pada akar tunggang maupun pada akar serabut (Abdullah dan Sudarmanto, 1992).

Tanaman tembakau umumnya memiliki batang yang tegak dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Namun pada kondisi syarat tumbuhnya baik, tanaman ini bisa mencapai tinggi sekitar 4 meter. Sedangkan pada kondisi syarat tumbuh yang jelek biasanya lebih pendek, yaitu sekitar 1 meter. Batang tanaman ini biasanya memiliki sedikit cabang, atau bahkan tidak bercabang sama sekali. Batangnya berwarna hijau dan hampir keseluruhannya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna putih. Di sekitar bulu-bulu tersebut terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan zat pekat dengan bau yang menyengat. Pada bagian bawah batang terdapat akar tunggang yang panjangnya sekitar 50-75 cm dan mempunyai banyak akar serabut dan bulu akar (Tim Penulis, 1993).

Abdullah dan Sudarmanto (1992) menjelaskan bahwa daun-daun tersebut mempunyai tangkai yang menempel langsung pada bagian batang. Jumlah daun yang dapat dimanfaatkan dalam setiap batangnya dapat mencapai 32 helai daun.

Bunga tembakau termasuk bunga majemuk, tumbuh di ujung batang, kelopak bunga berbulu, benang sari lima, kepala sari abu-abu, kepala putik satu, mahkota berbentuk terompet dan berwarna merah muda (Budiman, 2011).

Bakal buah akan tumbuh menjadi buah setelah terjadi penyerbukan, buah tembakau sudah masak. Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran kecil, di dalamnya banyak yang berisi biji yang bobotnya ringan. Buah tembakau melalui bijinya mempunyai fungsi generatif untuk perkembangbiakan tanaman (Cahyono, 1998).

(3)

masa istirahat (dormansi). Biji tembakau ini perlu waktu kurang lebih 2-3 minggu untuk dapat berkecambah (Tim penulis, 1993).

Syarat Tumbuh

Iklim

Iklim merupakan karakteristik lahan yang sangat berperan dalam menentukan kualitas daun tembakau. Ciri iklim yang penting pada areal-areal pengusahaan tembakau deli adalah iklim humid, tanpa adanya periode bulan kering selama setahun dengan suhu malam hari relatif hangat serta mempunyai kelembaban udara relatif pada malam hari mendekati 100%. Hal ini berarti tembakau menyerap cukup banyak air dari udara pada malam hari (WTC, 2001).

Tanaman tembakau deli dapat diusahakan pada elevasi mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang terbentang antara garis lintang 6o LU-4o

Kebutuhan bersih curah hujan pada pertumbuhan tanaman tembakau deli selama periode tanam sampai panen yaitu selama 77 hari adalah sebesar 435 mm (Puslittanak, 1993). Curah hujan rata-rata bulanan di lokasi penelitian pada saat musim tanam (maret sampai pertengahan bulan mei) selalu berada dibawah kebutuhan optimum untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu suplai air perlu sekali dilakukan. Intensitas hujan juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tembakau. Curah hujan yang terlalu tinggi pada suatu saat tertentu dapat mengganggu pertumbuhannya. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32,3

LS. Di daerah Deli tanaman tembakau diusahakan pada ketinggian 12-15 meter di atas permukaan laut (BPTD, 1997). Umumnya varietas tembakau tidak begitu peka terhadap lamanya penyinaran matahari, atau disebut sebagai sebagai tanaman berhari netral. Lamanya periode penyinaran tidak mempengaruhi besarnya keadaan struktur bahan tembakau.

o

Tanah

(4)

Faktor tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tembakau deli. Tanaman tembakau sangat menghendaki tanah dengan tingkat kesuburan yang cukup baik, menghendaki bahan organik dan kelembaban tanah yang cukup tinggi. Jumlah unsur hara yang cukup dan seimbang sangat menentukan terhadap produktifitas. Kelebihan salah satu hara seperti fosfat akan menyebabkan pertumbuhan akar terganggu dan akhirnya mempengaruhi jumlah daun dan tanaman menjadi cepat matang dan berbunga (Erwin, 1997).

Tembakau deli dibudayakan pada inseptisol yang berasal dari endapan tanah dasit tua dan dasit muda. Tanah ini mengandung unsur hara K dan P yang lebih tinggi daripada bahan asalnya. Derajat keasaman (pH) tanah rata-rata 6, tekstur tanah bervariasi dari lempung berpasir sampai lempung berliat (Druif, 2000). Budidaya tembakau sebenarnya tidak selalu menghendaki tanah khusus, asalkan solum tanahnya memiliki sifat gembur dan beraerasi cukup sampai kedalaman 50-60 cm. Pori aerasi tanah dapat ditingkatkan persentasenya dengan pengolahan tanah dan pemberian bahan organik berupa pupuk kandang, kompos, maupun limbah blotong dan sebagainya (Idjuddin, 1993).

Beberapa tahun terakhir ini kondisi lahan tembakau deli telah mengalami degradasi yang cukup berat. Terjadi perubahan terhadap beberapa sifat dan ciri tanah yang cukup memprihatinkan, terutama setelah rotasi dilakukan dengan tanaman tebu selama 3 tahun berturut-turut. Degradasi tanah dapat menimbulkan kualitas lahan menurun dan produktifitas tanaman tembakau cenderung merosot (Perangin-angin dan Erwin, 1999).

Jarak Tanam

(5)

laju evaporasi juga dapat ditekan. Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman budidayaakan memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimum untuk

memperoleh hasil yang maksimum (Mayadewi, 2007).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman kacang hijau jarak tanam terlalu rapat akan menyebabkan tinggi tanaman semakin tinggi dan secara nyata berpengaruh padajumlahcabang dan luas daun kacang hijau . Hal tersebut mencerminkan bahwa pada jarak tanam rapat terjadi kompetisi dalam penggunaan cahaya yang mempengaruhi pulapengambilan unsur hara, air dan udara. Budidaya tanaman pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas karena jumlah cahaya mengenai bagian tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktivitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang. Kompetisi cahaya terjadi apabila suatu tanaman menaungi tanaman lain atau apabila suatu daun memberi naungan pada daun lain. Tanaman yang saling menaungi akan berpengaruh pada proses fotosintesis. Dengan demikian tajuk-tajuk tumbuh kecil dan kapasitas pengambilan unsur hara serta air menjadi berkurang (Syam, 1992).

Tujuan pengaturan kerapatan tanaman atau jarak tanam pada dasarnya adalah memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami persaingan dalam hal pengambilan air, unsur hara, cahaya matahari, dan memudahkan pemeliharaan tanaman. pengaturan jarak tanam yang sesuai akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Penggunaan jarak tanam yang kurang tepat dapat merangsang pertumbuhan gulma, sehingga dapat menurunkan hasil. Secara umum hasil tanaman per satuan luas tertinggi diperoleh pada kerapatan tanaman tinggi, akan tetapi bobot

(6)

Tajuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah menentukan jarak antar tanaman, hal ini berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan penyerapan unsur hara oleh tanaman, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Pada umumnya, produksi yang tinggi per satuan luas akan dicapai dengan populasi yang tinggi, akan tetapi, penampilan masing-masing tanaman secara individu menurun karena persaingan terhadap cahaya dan faktor faktor tumbuh lainnya (Setyati, 2002).

Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil maksimal. Produksi maksimal dicapai bila menggunakan jarak

tanam yang sesuai. Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu pertanaman mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam hal mendapatkan unsur hara dan cahaya. Liu (2004) menyatakan jika peningkatan populasi masih di bawah peningkatan kompetisi maka peningkatan produksi akan

tercapai pada populasi yang lebih padat.

Menurut Harjadi (2009), jarak tanam akan mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya, kompetisi antara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara yang dengan demikian akan mempengaruhi hasil. Jarak tanam yang optimum dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti iklim, kesuburan tanah, dan varietas yang ditanam.

(7)

sedangkan penambahan kepadatan tanam di atas optimum akan menurunkan produksi tanaman.

Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi intra spesies dan antar spesies. Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun. Tanaman yang diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas, oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai bagian tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktivitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang (Budiastuti, 2000).

Jarak tanam yang lebih longgar dapat menghasilkan berat kering brangkasan yang lebih besar dari pada jarak tanam yang lebih rapat. Hal tersebut mencerminkan bahwa pada jarak tanamrapat, terjadi kompetisi dalam penggunaan cahaya dan ruang pertumbuhan yang mempengaruhi pula pengambilan unsur hara, air dan udara. Kompetisi cahaya terjadi apabila suatu tanaman menaungi tanaman lainnya atau suatu daun menaungi daun lainnya sehingga berpengaruh pada proses fotosintesis (Mursito dan Kawiji, 2001). Dan Doloksaribu (2009) dalam penelitiannya dengan beberapa perlakuan jarak tanam tembakau normal (100x50x45 cm) sampai yang dipersempit sampai 100x50x22,5 cm menujukkan jumlah daun pada 21 hari belum berpengaruh nyata, namun pengaruh nyata terlihat pada pengamatan 29 hari.

Pupuk Nitrogen

(8)

NH4+ (ammonium) dan ion NO3

-Tanaman menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO

(nitrat). Ditinjau dari berbagai hara, nitrogen merupakan yang paling banyak mendapat perhatian. Hal ini disebabkan jumlah nitrogen yang terdapat di dalam tanah sedikit sedangkan yang diangkut tanaman dalam bentuk panenan setiap musim cukup banyak. Disamping itu senyawa nitrogen anorganik sangat larut dan mudah hilang dalam air drainase, tercuci dan menguap ke atmosfir. Selanjutnya efek nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman sangat cepat dan nyata. Dengan demikian jelas bahwa unsur nitrogen ini adalah unsur yang berdaya besar, tidak saja harus diawetkan, juga harus dikendalikan pemakaiannya (Damanik, dkk, 2010).

3-, namun bentuk lain yang juga dapat diserap adalah NH4+ dan urea. Dalam keadaan aerasi baik senyawa-senyawa N akan diubah ke dalam bentuk NO3

-Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, komponen utama berbagai senyawa di dalam tanaman yaitu asam amino, klorofil dan alkaloid (Agustina, 1990 dan Sutejo, 1992).

. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein dan disamping itu unsur ini juga merupakan bagian yang integral dari klorofil (Nyakpa, dkk, 1998).

(9)

diketahui pada perlakuan kontrol (tanpa pupuk N) menghasilkan jumlah daun dan tinggi tanaman terendah dibandingkan dengan penambahan pupuk N.

Pengaruh nitrogen meningkatkan bagian protoplasma menimbulkan beberapa akibat antara lain terjadi peningkatan ukuran sel, menyebabkan daun dan batang tanaman menjadi lebih sukulen dan kurang keras, juga meningkatkan bagian air sebagai akibat meningkatnya kandungan air protoplasma dan mengurangi bagian kalsium. Hal ini disebabkan penambahan

kalsium tidak sebanding lagi dengan penambahan bagian bahan dinding sel (Damanik, dkk, 2010).

Mc Cants dan Woltz (2007) menyatakan bahwa adanya cukup nitrogen menjelang daun muncul merupakan tahap kritis yang menentukan ukuran akhir daun. Hal tersebut berkaitan dengan pembelahan dan atau pembesaran sel daun yang peka terhadap faktor lingkungan. Nitrogen diperlukan tanaman tembakau untuk pertumbuhan dan perkembangan serta memperbaiki kualitas daun tembakau Ditambahkan pula bahwa produksi dan komposisi kimia dan tembakau dipengaruhi dosis pupuk nitrogen. Kadar nikotin daun tembakau meningkat dengan peningkatan dosis nitrogen.

Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NH4+ dan NO3- (Jones, 1999). Nitrogen berbentuk NH4+ mempunyai keuntungan dalam hal tidak mudah hilangnya dibandingkan dengan bentuk NO3-. Namun NH4+

Hara N, P, K, Ca, Mg dan S merupakan bagian hara makro esensial yang sangat diperlukan tanaman dan fungsinya sebagai unsur hara esensial yang tidak dapat digantikan unsur lain, sehingga bila jumlahnya tidak cukup dalam tanah akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh secara normal (Sarwono, 2002).

membuat tanah asam yang berakibat memperlambat pertumbuhan dan dapat meracun tembakau yang muda jika jumlahnya dalam tanah sangat banyak dan juga dapat meningkatkan konsentrasi Al dan Mn tanah (Miner and Sims, 2003).

(10)

Pupuk amonium sulfat dikenal juga dengan nama ZA (Zwavelzure Amonium)(Damanik, dkk, 2010).Pupuk ZA ((NH4)2SO4

Amonium sulfat adalah salah satu bentuk pupuk N yang paling baik. Pada penggunaan pada tanaman padi, pupuk ini adalah bentuk pupuk N yang terbaik karena nitrogen sebagai ion ammonium semuanya berpotensial tersedia bagi tanaman. Jika yang digunakan adalah bentuk nitratnya dalam kondisi anaerobik, bentuk nitrat akan didenitrifikasi. Ini berarti hanya kira-kira setengah dari N (hanya ion ammonium) dari ammonium nitrat dapat digunakan, bila dibandingkan dengan semua nitrogen dalam bentuk ammonium sulfat (Donahue et al, 1977).

) merupakan pupuk anorganik yang terdiri atas senyawa sulfur (24%) dalam sulfat dan nitrogen (21%) dalam bentuk ammonium yang mudah larut dan diserap tanaman. Peran nitrogen (a) membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau segar karena banyak mengandung butir hijau daun yang penting dalam proses fotosintesis. (b) mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain), (c) menambah kandungan protein hasil panen. Peran belerang: (a) membantu pembentukan butir hijau daun menjadi lebih hijau, (b) menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen, (c) meningkatkan jumlah anakan yang menghasilkan (pada tanaman padi), (d) berperan penting pada proses pembulatan zat gula (Kiswondo, 2011).

Pupuk ZA (amonium sulfat) adalah pupuk N yang memiliki rumus kimia (NH4)2SO4. Biasa diperdagangkan dalam bentuk kristal, berwarna putih, abu-abu, kebiru-biruan dan kuning (warna tergantung dari pembuatannya). Kebanyakan berwarna putih seperti gula. Mengandung kadar N 20,5-21,0 %, tidak higroskopis, baru menyerap uap air bila kelembaban nisbi udara 80% pada 300

Senyawa NH

C. Reaksi fisiologis masam, ekivalen kemasaman 110, mudah larut dalam air dan cepat bekerjanya (Hardjowigeno, 2010).

(11)

baik, karena yang aktif bakteri aerobik, sedangkan senyawa NO3- sangat mobil, sangat larut air, tidak dapat dipegang oleh koloid tanah, sehingga dalam penggunaanya NH4+ lebih tinggi dibandingkan NO3- (Sarwono, 2002). Senyawa NH4+ dalam penggunaannya memiliki beberapa keunggulan dibandingkan senyawa NO3- yaitu penyerapan NH4+ lebih banyak terjadi pada pH tanah netral, sedangkan NO3

-Pupuk ini termasuk ke dalam golongan pupuk yang larut di dalam air dan di dalam tanah terionisasi menjadi ion ammonium (NH

pada pH rendah ( Indranada, 1996).

4+) dan ion sulfat (SO4

2-Kalsium amonium nitrat

) karena ammonium adalah kation (bermuatan positif), ion ini akan dijerap pada komplek koloid tanah, sehingga pencucian N dari pupuk ini semakin kecil (Damanik, dkk, 2010).

Kalsium amonium nitrat sebenarnya adalah turunan dari ammonium nitrat. Kalsium amonium nitrat (CAN) adalah pupuk nitrogen universal. Bisa untuk semua jenis tanah dan semua tanaman. Hal ini juga banyak digunakan sebagai pupuk di seluruh dunia. Kalsium amonium nitrat adalah kombinasi dari 70 hingga 80 persen dari ammonium nitrat dan 20 sampai 30 persen kalsium karbonat. Satu adalah hal yang baik tentang kalsium ammonium nitrat sebagai pupuk adalah bahwa ia mengandung kalsium dan nitrogen. Nitrogen sangat penting dalam pertumbuhan tanaman karena membantu dalam fotosintesis. Kalsium yang ditambahkan ke ammonium nitrat, juga penting dalam pertumbuhan tanaman. Kalsium sebenarnya membantu dalam pembentukan sel-sel baru. Selain itu, kalsium juga berperan penting dalam metabolism nitrogen (Sitompul, 2000).

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IIG Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 berikut kami sampaikan

Pada hari ini, Kamis tanggal sebelas bulan Februari tahun Dua ribu enam belas kami POKJA ULPD Provinsi Jawa Timur, Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Renovasi

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2017, dengan ini kami

Bagi PNS yang memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil

Penelitian ini memperlihatkan bahwa muncak M1 yang berumur 4 tahun, berat badan 19.5 kg dan postur tubuh lebih besar, memiliki ukuran RV dan durasi pertumbuhan RV lebih

4.4 Efisiensi Sintesis Protein Mikroba Hasil dari analisis ragam yang terdapat pada Lampiran 12 dan 13 menunjukkan bahwa penggunaan sumber hijauan yang berbeda dalam pakan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk jumlah data yang tidak terlalu besar, waktu komputasi serial justru berjalan lebih cepat

Metode yang digunakan adalah yuridis normatif, dimana penulis berusaha menelusuri dan mengumpulkan data yang terdiri dari literatur, peraturan perundang-undangan yang berlaku,