• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Lembaga Sertifikasi Produk Terhadap Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia Dalam Rangka Perlindungan Konsumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tanggung Jawab Lembaga Sertifikasi Produk Terhadap Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia Dalam Rangka Perlindungan Konsumen"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa era globalisasi ini, Indonesia telah melakukan perkembangan

yang cukup signifikan di berbagai bidang, khususnya bidang perdagangan barang.

Tidak sedikit yang menginginkan produksi barang dari Indonesia, terutama yang

“khas” dari Indonesia atau dengan kata lain yang tidak dapat ditemukan di negara

manapun. Hal ini merupakan kesempatan yang besar bagi negara kita untuk

meningkatkan daya saing dan meningkatkan perekonomian negara dengan

pengadaan barang yang berkualitas. Terlebih dengan bergabungnya Indonesia

dalam MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), dimana kesempatan para investor luar

negeri untuk berinvestasi dan membuka usaha di Indonesia semakin terbuka lebar,

maka diharapkan produk dalam negeri mampu bersaing dengan produk luar

negeri. Akan tetapi, ada dampak negatif dalam era perdagangan bebas ini yang

memungkinkan arus barang dan/atau jasa dapat masuk ke semua negara dengan

bebas, sehingga berbagai macam jenis produk akan banyak beredar di pasaran.1

Semakin beragamnya produk barang yang dihasilkan oleh Pelaku

Usaha/Produsen tentunya diperlukan suatu sarana informasi yang tepat dan benar

agar hal ini tidak merugikan pihak Konsumen.Salah satu bentuk informasi adalah

jaminan mengenai mutu atas produk yang dikonsumsinya.

1 Elly Hernawati, “Standardisasi Produk, Lindungi Kepentingan Konsumen”. Lihat

(2)

Diterapkannya pasar bebas pada dasarnya dibutuhkan adanya kesiapan

bagi para Pelaku Usaha/Produsen di dalam menghasilkan dan memasarkan

produknya apakah sudah memenuhi kualitas mutu yang dikehendaki oleh pasar

tersebut.Syarat minimal adalah adanya standardisasi dan sertifikasi pada produk

yang dihasilkan dan dipasarkannya.2Apa itu standardisasi? Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), standardisasi ialah penyesuaian bentuk (ukuran,

kualitas, dan sebagainya) dengan pedoman (standar) yang ditetapkan;

pembakuan.3 Standardisasi ialah proses merencanakan, merumuskan,

menetapkan, menerapkan, memberlakukan, memelihara, dan mengawasi Standar

yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan semua Pemangku

Kepentingan.4

Setiap Pelaku Usaha/Produsen harus memahami terlebih dahulu

pengertian Standar. Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang Mengingat pentingnya standardisasi ini, maka hal tersebut seharusnya

dapat mendorong Pelaku Usaha/Produsen untuk meningkatkan mutu dan daya

saing produksinya, baik dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

maupun memenuhi kebutuhan luar negeri serta mampu menciptakan persaingan

usaha yang sehat diantara para Pelaku Usaha/Produsen, khususnya untuk produksi

barang yang sama atau sejenis.

2

Lihat : Bagian Menimbang huruf a. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, yang menyatakan bahwa : “Dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi, mutu barang, jasa, proses, sistem dan atau personel, yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing, perlindungan konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat khususnya di bidang keselamatan, keamanan, kesehatan, dan lingkungan hidup maka efektivitas pengaturan di bidang standardisasi perlu lebih ditingkatkan”.

3 http://kbbi.web.id/standardisasi (diakses pada tanggal 19 April 2016).

4 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan

(3)

dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus

semua pihak/Pemerintah/keputusan internasional yang terkait dengan

memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta perkembangan

masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.5

Barang yang tidak memenuhi syarat mutu dapat menimbulkan kerugian

pada Konsumen, terlebih bila produk tersebut berupa makanan atau minuman

yang dapat membahayakan kesehatan pada Konsumen. Oleh karena itu, dalam

rangka untuk memasuki pasar bebas dibutuhkan adanya kesiapan terhadap

produk-produk domestik, dan salah satu cara untuk melindungi produk domestik

agar dapat bersaing dari serbuan produk-produk luar negeri adalah memperketat

berlakunya standardisasi produk atau adanya penetapan standardisasi produk

Indonesia.

Standardisasi produk barang sangat penting dalam perdagangan global.

Kebijakan untuk memperketat standar itu perlu dilakukan karena banyak

diketemukan produk-produk barang dengan tingkat keamanan yang rendah,

misalnya pada produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, ataupun

produk barang yang lain.

Pada dasarnya, standardisasi itu berfungsi untuk membantu menjembatani

antara kepentingan Konsumen dengan kepentingan Pelaku Usaha/Produsen.

Karena dengan cara menetapkan standar produk yang tepat, hal ini dapat

memenuhi kepentingan dan mencerminkan apresiasi dari kedua belah pihak.

5 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan

(4)

Badan atau lembaga yang bertanggung jawab untuk membina,

mengembangkan, serta mengkoordinasikan kegiatan di bidang standardisasi

secara nasional adalah Badan Standardisasi Nasional yang dibentuk dengan

Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 1997 yang disempurnakan dengan

Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang terakhir dengan

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001.6Badan Standardisasi Nasional

merupakan lembaga pemerintah non-kementerian Indonesia dengan tugas pokok

mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi di negara Indonesia.Badan

ini menggantikan fungsi dari Dewan Standardisasi Nasional (DSN).7

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah sistem standar nasional yang

telah lama dan menjadi acuan Negara Indonesia dibawah Badan Standardisasi

Nasional. Badan Standardisasi Nasional menerapkan standardisasi produk yang

diproduksi di Indonesia maupun produk yang masuk dari negara lain. Sejalan

dengan perkembangan kemampuan nasional di bidang standardisasi dan dalam Dalam

melaksanakan tugasnya, Badan Standardisasi Nasional berpedoman pada

Peraturan Pemerintah Nomor 102 tahun 2000 tentang Standardisasi

Nasional.Badan ini menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang

digunakan sebagai standar teknis di Indonesia.

6Adi Purna Wijaya, “Proses Sertifikasi SNI Untuk Impor Produk Peralatan Makan Dan

Minum Melamin Pada PT. Famous Pacific Shipment Indonesia (FPS) Branch Yogyakarta” (Skripsi, Bisnis Internasional, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, 2012).

7“Badan Standardisasi Nasional”.Lihat:

(5)

mengantisipasi era globalisasi perdagangan dunia, kegiatan standardisasi yang

meliputi standar dan penilaian kesesuaian secara terpadu perlu dikembangkan

secara berkelanjutan khususnya dalam memantapkan dan meningkatkan daya

saing produk nasional, memperlancar arus perdagangan, dan melindungi

kepentingan umum.8

Mengenai sertifikasi, sebagaimana pasal 1 angka 11 Peraturan Pemerintah

RI Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional adalah rangkaian

kegiatan penerbitan sertifikat terhadap barang dan/atau jasa. Sedangkan

pengertian sertifikat adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh

lembaga/laboratorium yang telah diakreditasi untuk menyatakan bahwa barang,

jasa, proses, sistem atau personel telah memenuhi standar yang

dipersyaratkan.9Bukti dari rangkaian kegiatan tersebut adalah berupa tanda

Standar Nasional Indonesia (SNI) yang merupakan tanda sertifikasi yang

ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk menyatakan telah

terpenuhinya persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI).10

Terkait dengan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka setiap produk

yang dihasilkan Pelaku Usaha/Produsen seharusnya memberikan jaminan atas

mutu dan kualitas kepada Konsumen, sehingga diperlukan adanya Sertifikasi

Produk, yakni pemberian jaminan tertulis dari pihak ketiga independen bahwa

8Adi Purna Wijaya, “Proses Sertifikasi SNI Untuk Impor Produk Peralatan Makan Dan

Minum Melamin Pada PT. Famous Pacific Shipment Indonesia (FPS) Branch Yogyakarta” (Skripsi, Bisnis Internasional, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, 2012).

9 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang

Standardisasi Nasional, Bab I, Pasal 1 angka 12.

10 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan

(6)

suatu produk beserta proses yang mendukungnya telah memenuhi persyaratan

kesehatan, keamanan, keselamatan dan lingkungan.

Sertifikasi bertujuan mendukung penerapan standar keselamatan suatu

produk. Hal ini sejalan dengan tujuan dari Standardisasi Nasional, yaitu:11

1. Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja,

dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan, kesehatan

maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup;

2. Membantu kelancaran perdagangan;

3. Mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan.

Perlindungan kepada konsumen sebagaimana tertulis dalam poin pertama

diatas makin terasa sangat penting, mengingat makin lajunya ilmu pengetahuan

dan teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktivitas dan efisiensi

produsen atas barang atau jasa yang dihasilkan dalam rangka mencapai sasaran

usaha. Dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut, akhirnya baik

langsung maupun tidak langsung maka konsumenlah yang pada umumnya akan

merasakan dampaknya. Dengan demikian, upaya-upaya untuk memberikan

perlindungan yang memadai terhadap kepentingan konsumen merupakan suatu

hal yang penting dan mendesak untuk segera dicari solusinya, terutama di

Indonesia, mengingat sedemikian kompleksnya permasalahan yang meyangkut

perlindungan konsumen, lebih-lebih dalam menghadapi era perdagangan bebas

sekarang ini.12

11 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang

Standardisasi Nasional, Bab I, Pasal 3.

12 Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen (Bandung :

(7)

Suatu produk yang sudah memenuhi standar akan diberikan Sertifikasi

Produk dan biasanya hal itu ditempatkan/dimuncukan pada produknya ataupun

pada kemasannya. Suatu produk yang sudah memiliki Sertifikasi Produk

memberikan jaminan terhadap produk yang dihasilkan oleh Pelaku

Usaha/Produsen tersebut.Karena sertifikasi atas suatu produk itu baru diberikan

setelah melalui pengujian dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan

berdasarkan aturan tentang penstandardan. Dengan kata lain, kepercayaan

Konsumen atas produk yang akan dikonsumsinya terletak pada ada atau tidaknya

bukti sertifikasi pada produk tersebut, salah satu bentuk suatu produk telah

memenuhi penstandardan adalah berlabel SNI.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk perlindungan terhadap konsumen jika dikaitkan dengan

standar nasional Indonesia?

2. Bagaimana prosedur penerbitan sertifikat produk penggunaan tanda standar

nasional Indonesia?

3. Bagaimana tanggung jawab lembaga sertifikasi produk terhadap penerbitan

sertifikat produk penggunaan tanda standar nasional Indonesia dalam rangka

(8)

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian

skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk memahami bentuk perlindungan terhadap konsumen yang berkaitan

erat dengan Standar Nasional Indonesia.

b. Untuk mengetahui prosedur penerbitan sertifikat produk penggunaan tanda

Standar Nasional Indonesia.

c. Untuk mengetahui tanggung jawab lembaga sertifikasi produk terhadap

penerbitan sertifikat produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia

dalam rangka perlindungan konsumen.

2. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Pembahasan terhadap masalah dalam tulisan ini akan memberikan

pemahaman mengenai bentuk perlindungan terhadap konsumen yang erat

kaitannya dengan Standar Nasional Indonesia, prosedur penerbitan

sertifikat produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia, dan

tanggung jawab lembaga sertifikasi produk terhadap penerbitan sertifikat

produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia dalam rangka

perlindungan konsumen, mengingat bahwa buku dan tulisan yang

membahas masalah yang berkenaan dengan tema tulisan ini masih minim

(9)

mengharapkan tulisan ini dapat menambah wawasan pemikiran terhadap

Standar Nasional Indonesia dan lembaga sertifkasi produk penggunaan

tanda Standar Nasional Indonesia.

2. Secara praktis

Tulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca, baik

kalangan akademis yang belum mengetahui bagaimana tanggung jawab

lembaga sertifikasi produk terhadap penerbitan sertifikat produk

penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia dan bagi para konsumen

agar mengetahui bahwa sebelum menggunakan suatu produk dalam negeri

hendaknya memperhatikan mutu dan kualitas produk tersebut, salah

satunya ialah dengan cara melihat apakah produk tersebut sudah mendapat

sertifikasi dan standardisasi melalui label SNI.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan hasil penelusuran dan pemeriksaan di perpustakaan Pusat

Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

skripsi dengan judul “Tanggung Jawab Lembaga Sertifikasi Produk Terhadap

Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia

Dalam Rangka Perlindungan Konsumen” ini belum pernah ditulis

sebelumnya.Dengan demikian, dilihat dari permasalahan serta tujuan yang

hendak dicapai melalui penulisan skripsi ini, maka dapat dikatakan bahwa

skripsi ini merupakan karya sendiri yang asli dan disusun melalui referensi

(10)

hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan terutama secara ilmiah atau

secara akademik.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Standar Nasional Indonesia (SNI)

Standar Nasional Indonesia (SNI) memang adalah satu-satunya standar

yang berlaku secara nasional di Indonesia.Standar Nasional Indonesia (SNI)

dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi

Nasional (BSN).

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah dokumen berisi ketentuan

teknis (merupakan konsolidasi IPTEK dan pengalaman) (aturan, pedoman atau

karakteristik) dari suatu kegiatan atau hasilnya yang dirumuskan secara

konsensus (untuk menjamin agar suatu standar merupakan kesepakatan pihak

yang berkepentingan) dan ditetapkan (berlaku di seluruh wilayah nasional) oleh

Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk dipergunakan oleh pemangku

kepentingan dengan tujuan mencapai keteraturan yang optimum ditinjau dari

konteks keperluan tertentu.13

Agar Standar Nasional Indonesia (SNI) memperoleh keberterimaan yang

luas antara para stakeholder, maka Standar Nasional Indonesia (SNI)

dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:14

13

Indah Aritonang, “SNI ( Standar Nasional Indonesia), Standardisasi Tingkat Nasional”.

http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.co.id/2013/10/sni-standar-nasional-indonesia.html (diposting Minggu, 6 Oktober 2013).

14“Standar Nasional Indonesia”.

(11)

a. Openness (keterbukaan): Terbuka bagi agar semua stakeholder yang

berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan Standar

Nasional Indonesia (SNI);

b. Transparency (transparansi): Transparan agar semua stakeholder yang

berkepentingan dapat mengikuti perkembangan Standar Nasional

Indonesia (SNI) mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke

tahap penetapannya. Dan dapat dengan mudah memperoleh semua

informasi yang berkaitan dengan pengembangan Standar Nasional

Indonesia (SNI);

c. Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak): Tidak

memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan

kepentingannya dan diperlakukan secara adil;

d. Effectiveness and relevance: Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi

perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Coherence: Koheren dengan pengembangan standar Internasional agar

perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar

global dan memperlancar perdagangan Internasional;

f. Development dimension (berdimensi pembangunan): Berdimensi

pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan

nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

(12)

Indonesia dalam rangka meningkatkan mutu dan dan daya saing produk

untuk memasuki pasar nasional, regional, maupun Internasional, serta

memberikan perlindungan pada konsumen, setiap produk yang akan diekspor

maupun yang beredar di pasar dalam negeri perlu diawasi dan dikendalikan

mutunya, salah satunya melalui Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar

Nasional Indonesia (SPPT-SNI) atau standar lain yang diacu dan diakui oleh

Lembaga Sertifikasi Produk yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi

Nasional (KAN).15

3. Perlindungan Konsumen

Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.16

Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang tersebut diatas cukup

memadai.Kalimat yang menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum”, diharapkan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan

sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan

perlindungan konsumen.17

15“Overview Sertifikasi LSPro”.

http://www.bbk.go.id/index.php/page/index/57/overview-lspro (diakses pada tanggal 20 April 2016).

16 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, Bab I, Pasal 1 angka 1.

17 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta : PT.

(13)

F. Metode Penulisan

Metode merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada dalam suatu

penelitian yang berfungsi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.18

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis

penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif.

Pemilihan metode ini, sebagaimana yang ditulis Peter Mahmud Marzuki,

penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum,

prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

akan dihadapi. Alasan penggunaan penelitian hukum normatif ialah penelitian

ini mengacu pada norma hukum yang terdapat pada peraturan. Metode penelitian

yang dipakai dapat diuraikan sebagai berikut:

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian hukum deskriptif yang

bersifat normatif, yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan peraturan

perundang-undangan. Perundang-undangan yang akan dibahas dalam skripsi ini

antara lain Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan

Penilaian Kesesuaian, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102

Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, serta peraturan lain yang berkaitan

dengan skripsi ini. Alasan penggunaan penelitian deskriptif normatif ialah

penelitian ini mengacu pada norma hukum yang terdapat pada peraturan. Dalam

18 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. III (Jakarta : Universitas

(14)

penulisan skripsi ini digunakan metode penelitian kepustakaan yakni tata cara

pengumpulan data yang bersumber pada bahan-bahan kepustakaan.19

2. Jenis Data

Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menginventarisir hukum positif

yang berkaitan dengan hukum di bidang Sertifikat Produk Penggunaan Tanda

Standar Nasional Indonesia (SPPT-SNI).

Data yang dipergunakan berupa data sekunder.Data sekunder adalah data

yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapat data

yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau

metode, baik secara komersial maupun non komersial.

Adapun data yang dimaksudkan adalah data yang diperoleh dari

bahan-bahan pustaka, yang mencakup:

a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang terkait,

antara lain:

1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen.

2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan

Penilaian Kesesuaian.

3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2000

tentang Standardisasi Nasional.

b. Bahan hukum sekunder, berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul

skripsi, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan dan

19 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

(15)

sebagainya yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media

elektronik.

c. Bahan hukum tersier, mencakup bahan yang memberi petunjuk dan

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari penulisan skripsi ini dilakukan melalui teknik

studi pustaka (literature research), yaitu mencari dan mengumpulkan data

berdasarkan data yang tertulis seperti buku, peraturan-peraturan dan tesis, dan

juga mengambil informasi dengan menggunakan media elektronik yaitu internet.

4. Analisis Data

Data yang diperoleh dari studi kepustakaan dianalisis dengan metode

kualitatif20

a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang relevan. , yaitu dengan:

b. Mengelompokkan bahan-bahan hukum yang relevan secara sistematis.

c. Mengolah bahan-bahan hukum tersebut sehingga dapat menjawab

permasalahan yang telah disusun.

d. Memaparkan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap

bahan-bahan hukum yang telah diolah tersebut.

G. Sistematika Penulisan

Pada dasarnya sistematika penulisan adalah gambaran-gambaran umum

dari keseluruhan isi penulisan skripsi sehingga mudah untuk mencari hubungan

20 Metode kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data perspektif

(16)

antara satu pokok pembahasan dengan pokok pembahasan yang lain. Hal ini

sesuai dengan pengertian sistem yaitu rangkaian beberapa komponen yang satu

sama lain saling berkaitan atau berhubungan untuk terjadinya suatu hal. Skripsi

ini disusun dalam lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari beberapa

sub-bab yang disesuaikan dengan kebutuhan jangkauan penulisan dan

pembahasan bab yang dimaksudkan. Sistematika penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan gambaran umum mengenai Latar Belakang

masalah yang menjadi dasar penulisan, Pokok Permasalahan,

Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,

Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II STANDAR NASIONAL INDONESIA SEBAGAI SUATU

BENTUK PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN

Bab ini menerangkan tentang Pengertian Standar Nasional

Indonesia, Latar Belakang Berlakunya Standar Nasional Indonesia,

kemudian Bentuk-Bentuk Kerugian Yang Dialami Konsumen

Terhadap Produk Yang Tidak Berlabel Standar Nasional Indonesia,

serta Standar Nasional Indonesia Sebagai Suatu Bentuk

Perlindungan Terhadap Konsumen.

BAB III PROSEDUR PENERBITAN SERTIFIKAT PRODUK

(17)

Bab ini membahas mengenai Syarat Penerbitan Sertifikat Produk

Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia, selanjutnya

Kewenangan Lembaga Sertifikasi Produk Dalam Penerbitan

Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia,

dan terakhir Prosedur Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan

Tanda Standar Nasional Indonesia.

BAB IV TANGGUNG JAWAB LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

TERHADAP PENERBITAN SERTIFIKAT PRODUK

PENGGUNAAN TANDA STANDAR NASIONAL INDONESIA

DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN

Bab ini menguraikam tentang Kewajiban Lembaga Sertifikasi

Produk Terhadap Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda

Standar Nasional Indonesia, bagaimana Pengawasan Lembaga

Sertifikasi Produk Terhadap Penerbitan Standar Nasional

Indonesia, kemudian apa Dampak Pemberlakuan Sertifikat Produk

Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia Terhadap

Konsumen, dan terakhir bagaimana Tanggung Jawab Lembaga

Sertifikasi Produk Terhadap Penerbitan Sertifikat Produk

Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia Dalam Rangka

Perlindungan Konsumen.

(18)

Pada bab terakhir ini, penulis memberikan kesimpulan yang

merupakan intisari bab-bab sebelumnya serta jawaban atas pokok

permasalahan dalam penulisan ini. Selain itu, penulis juga

mengemukakan saran-saran untuk penerapan Standar Nasional di

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik Produk Olahan Kerupuk dan Surimi dari Daging Ikan Patin ( Pangasius Sutchi ) Hasil Budidaya sebagai Sumber Protein Hewani.. Media Gizi

[r]

Hal ini berarti bahwa dengan kurikulum Program S-1 jurusan administrasi pendidikan yang mereka pelajari dapat memberikan guru (lulusan) untuk menambah wawasan dan pengetahuan

(Tuliskan komentar/pendapat tentang jawaban anak pada rubrik Insya Allah Aku

Selain itu, juga menunjukkan bahwa proses pendidikan akuntansi kurang adanya ide-ide dari perenungan, kurang mempertautkan pengetahuan dan kepentingan berbagai pihak

14 Sebagai peserta Seminar Nasional Pelurusan Seminar Nas Purworejo 18 Juli 2006 2 Sertifikat. Sejarah Tempat/Tanggal Lahir WR Supratman

Berdasarkan analisis dokumen, laporan penilai lapangan, paparan proses pembuatan paper dan produk turunannya (converted paper), dan klarifikasi dari unit management PT TJIWI

a) Integrated Development Environtment (IDE) arduino merupakan multi pl3atform, yang dapat dijalankan di berbagai sistem operasi, seperti Windows dan linux. IDE adalah