BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1Terminologi Judul
2.1.1 Pengertian Hotel
Adapun beberapa pengertian hotel adalah sebagai berikut:
a. Menurut AHMA (American Hotel & Motel Association), hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan, dan minuman,serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang – orang
yang tinggal untuk sementara waktu.Kata hotel berasal dari bahasa latin yaitu hospitium yang berarti ruang tamu.
b. Menurut keputusan Menteri Perhubungan No. PM 10 / PW – 301 / Phb 77, tgl 12 Desember 1977, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial dan disediakan bagi setiap orang untuk peroleh
pelayanan dan penginapan berikut makanan dan minuman.
c. Menurut keputusan Menteri Pariwisata Post dan Telekomunikasi No. KM 37 / PW 340 / MPPT – 86, hotel suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta rasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
2.1.2 Pengertian Hotel Bisnis
Definisi Hotel Bisnis mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, p.52), merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis. Lokasi hotel bisnis relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran atau area perdagangan. Hotel Bisnis dikenal juga dengan nama Commercial Hotel ataupun dengan nama City Hotel.
Fasilitas yang disediakan hotel bisnis akan menyediakan fasilitas lengkap yang berkaitan dan mendukung untuk kegiatan bisnis terutama untuk
kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE) / Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Eksebisi. Fasilitas yang tersedia antara lain ballroom, banquet room, dan business center dengan fasilitas pendukung lainnya seperti
2.1.3 Hotel Bisnis Kualanamu
Hotel Bisnis Kualanamu adalah hotel hotel penyedia fasilitas yang mendukung kegiatan bisnis di kawasan Bandar Udara Kualanamau.
2.2Lokasi Perancangan
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
RDTR Kawasan Kualanamu
Lokasi perancangan harus disesuaikan dengan peraturan pemerintah berkaitan dengan pengembangan kawasan Kualanamu
Pencapaian
Sesuai dengan prinsip aerotropolis yan mengutamakan kecepatan maka lokasi harus mudah dicapai baik dari Bandar Udara Kualanamu maupun dari wilayah sekitarnya.
Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Lokasi perancangan sebaiknya berada di kawasan yang dapat mendukung terwujudnya kawasan aerotropolis Kualanamu.
Utilitas
Lokasi sebaiknya memiliki akses dengan jaringan utilitas agar kegiatan yang akan diadakan pada lokasi perancangan berjalan dengan baik. 2.2.2 Alternatif Pemilihan Lokasi
Lokasi yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
Alternatif 1: Jalan Bandar Udara Kualanamu, simpang Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
Alternatif 2: Jalan Batang Kuis-Pantai Labu, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang
Gambar 2.2 Alternatif 2 Lokasi Perancangan Sumber: Google Earth
Tinjauan terhadap rencana pengembangan kawasan aerotropolis Kualanamu adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Rencana Pengebangan Kawasan Aerotropolis Kualanamu
Sumber:
Alternaif 1berada di luar kawasan perancangan aerotropolis Kualanamu, tetapi pencapaian akan lebih mudah karena ada akses langsung ke pintu bandar udara.
lebih lama karena tidak ada pintu masuk langsung ke bandar udara saat ini.
Tinjauan terhadap KKOP Bandar Udara Kualanamu
Gambar 2.4 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu
Sumber: Data KKOP Bandara Kualanamu
Baik alternatif lokasi 1 maupun 2 berada di ring 2, menurut peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu.
Tinjauan terhadap pencapaian
Gambar 2.5 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Pencapaian Menuju Lokasi Perancangan
Sumber: Google Map
lokasi rencana pembangunan tol Medan-Tebing Tinggi. Kemudahan akses akan membuat lokasi ini mudah ditempuh dari berbagai lokasi.
Lokasi inipun dilalui berbagai jenis moda transportasi seperti taxi, angkutan umum dan bus yang memberi kemudahan dalam pemilihan moda menuju lokasi.
Alternatif 2 Memiliki kemudahan akses dari Medan melalui Jala Medan-Tembung. Tetapi tidak memiliki pencapaian langsung dari kawasan Tanjung Morawa, Bandar Udara Kualanamu dan rencana
jaringan jalan tol Medan-Tebing Tinggi yang mengakibatkan lokasi ini akan sulit ditempuh.
Sementara itu belum tersedia banyak pilihan moda transportasi menuju lokasi ini sebab belum ada trayek angkutan menuju lokasi. Lokasi perancangan
Dari alternatif lokasi diatas, maka perancangan alternatif 1 dirasa lebih baik karena banyaknya pilihan akses dan tersedianya berbagai moda angkutan umum yang memudahkan pencapaian ke lokasi perancangan.
Lokasi ini juga memenuhi peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu yang menempatkan sarana residensial pada ring 2.
2.2.3 Area Pelayanan
Area pelayanan dalam ilmu perancangan kota merupakan istilah yang menyatakan area layanan suatu unit kelembagaan, misal : area pelayanan
sekolah SD atau SMP atau SMA, Puskesmas, Kantor Pos, Pasar dan lain sebagainya; misalnya juga suatu daerah yang dilayani oleh suatu sistem angkutan umum.
Hotel Bisnis Kualanamu merupakan lembaga yang utamanya memfasilitasi kegiatan akomodasi dan pertemuan bisnis. Oleh karena itu area yang dilayani oleh hotel ini adalah merupakan area bisnis dan pariwisata.
Tabel 2.1 Jumlah Hotel berdasarkan Kelas di Kawasan Mebidangro
Kabupaten/ Kota
Pengelompokan Kelas
Hotel berdasarkan Bintang Hotel Melati Jumlah
1 2 3 4 5
Medan 15 6 14 11 5 144 195
Binjai - - - 7 7
Deli Serdang - 1 - - - 63 64
Karo 1 2 1 4 1 57 66
Sumber: Dokumen Pribadi
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah hotel di Kota Medan adalah yang terbanyak sehingga area pelayanan Hotel Bisnis Kualanamu tidak mencakup area Kota Medan. Selain itu Kabupaten Karo dan Kota Binjai yang letaknya jauh dari lokasi perancangan dianggap mampu menyediakan sarana akomodasi bisnis sendrir bagi daerah masing-masing.
2.2.4 Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak
Lokasi perancangan berupa lahan kosong yang belum digarap seluas 1,5 hektare yang berada di Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Lokasi perancangan ini memiliki batas-batas lahan sebagai berikut:
Sebelah utara : Lahan milik warga
Sebelah timur : Jalan Medan - Kualanamu Sebelah selatan : Tempat ibadat
Sebelah barat : Lahan milik warga
Adapaun ketentuan yang harus dipenuhi agar rancangan dapat
dibangun di kawasan ini adalah sebagai berikut:
Garis Sempadan Bangunan (GSB) terhadap Jalan Medan – Kualanamu adalah 13 meter.
Koefisien Dasar Hijau (KDH) secara umum dirumuskan 100%-(KDB+20%KDB). Maka Koefisien Dasar Hijau yang harus dipenuhi adalah seluas 240m2.
2.3Tinjauan Kelompok dan Pelaku Kegiatan 2.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
a. Pengunjung Hotel
Berdasarkan kepentingannya pengunjung hotel dibagi menjadi dua kategori yaitu pengunjung yang menginap maupun yang tidak menginap.
Pengunjung yang menginap adalah orang yang menggunakan fasilitas akomodasi hotel sebagai tempat untuk menginap dan beristirahat. Adapun kegiatan-kegiatan pengguna dalam kategori ini yaitu:
Beristirahat
Mengadakan pertemuan bisnis baik perorangan maupun kelompok Mengikuti seminar baik di dalam dan di luar hotel
Melakukan kegiatan individu, rekreasi maupun menggunakan fasilitas yang disediakan oleh hotel.
Pengunjung yang tidak menginap yaitu orang yang menggunakan fasilitas bersifat umum yang disediakan hotel. Tujuan mereka berkunjung
dapat berupa kegiatan yang bersifat privat dengan tamu yang menginap di hotel, mengikuti pertemuan bisnis, mengikuti kegiatan bersifat publik yang dilangsungkan di hotel dan menggunakan fasilitas-fasilitas rekreatif yang disediakan hotel.
b. Pengelola Hotel
a. Kelompok Eksekutif
Merupakan kelompok yang memimpin, mengatur dan mengendalikan operasional hotel agar fungsi hotel sebagai sarana akomodasi berjalan dengan baik.
b. Kelompok Pelaksana
Front office, yaitu bagian terdepan dari sebuah hotel yang berfungsi memberikan informasi, menerima dan mengakomodasi tamu, menerima pesanan serta pembayaran. Bagian personalia, yaitu bagian yang bertugas mengurus
pemilihan dan pengaduan tenaga kerja.
Tata graha (house keeping), yaitu bagian yang memelihara kebersihan dan kelengkapan kamar tamu maupun fasilitas yang disediakan hotel.
Bagian makanan dan minuman (food and beverage), yaitu bagian yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan minuman.
Bagian pemasaran, yaitu bagian yang bertugas memasarkan produk-roduk hotel.
Bagian keuangan, yaitu bagian yang mengelola keuangan hotel. Bagian teknik dan pemeliharaan (engineering and maintenance), yaitu bagian yang bertugas melaksanakan
perencanaan, instalasi dan pemeliharaan bangunan.
Bagian kemananan (security), yaitu bagian yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan bangunan. Bagian binatu (laundry), bertugas menyediakan linen bersih
untuk kamar dan fasilitas hotel lainnya.
Deskripsi kegiatan berdasarkan pengguna Hotel Bisnis Kualanamu akan dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Tabel Perilaku pengguna Hotel Bisnis Kualanamu
Kelompok pengguna
Jenis pengguna Aktivitas
Pengunjung
Menggunakan fasilitas hotel, baik publik maupun privat.
Meninggalkan area hotel – melalui parkir memesan penggunaan ruang serba guna Diskusi dengan pengelola hotel.
Menghadiri acara di fasilitas hotel. Menggunaan fasilitas umum hotel Menemui tamu di hotel.
Meninggalkan hotel – melalui area parkir atau dijemput.
Pengelola hotel
Eksekutif Datang – parkir Menuju ruang kerja Mengadakan pertemuan
Istirahat, makan, minum, ibadah Mengunakan toilet
Pulang – melalui area parkir
Front office Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Menuju front desk – memberikan informasi, men-check in tamu, menerima pembayaran.
Istirahat, makan, minum, ibadah Menggunakan toilet
Pulang - melalui area parkir Personalia Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Menuju ruang/bagian personalia
Merekrut dan memberhentikan tenaga kerja
Pulang - melalui area parkir Tata graha Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Menuju fasilitas yang hendak dilayani Membersihkan kamar tamu
Membersihkan fasilitas publik hotel Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir
Food and
beverage
Datang – parkir / drop off bahan olahan makanan ke dapur utama
Menuju ruang karyawan Menuju dapur masing-masing Mengadakan briefing
Mengolah, menyediakan dan menghidangkan makanan
Menghantar pesanan ke kamar Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir Pemasaran Datang – parkir
Menuju bagian pemasaran
Mengadakan diskusi dengan eksekutif Melakukan pemasaran dan promosi Melakukan kegiatan perjalanan dengan
tujaun pemasaran dan promosi Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir Keuangan Datang – parkir
Menuju bagian keuangan Mengelola keuangan
Mengadakan pertemuan dengan eksekutif Istirahat, makan, minum, ibadah
Teknik dan pemeliharaan
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Melakukan pemeriksaan berkala
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir Keamanan Datang – parkir
Menuju ruang karyawan Melaksanakan apel Menuju pos penjagaan
Melakukan pemeriksaan kendaraan dan orang yang masuk ke area hotel
Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir Binatu Datang – parkir
Menuju ruang karyawan Menuju ruang binatu
Mengambil dan mengembalikan lenin dari bagian house keeping
Membersihkan lenin
Istirahat, makan, minum, ibadah Pulang - melalui area parkir
Sumber: Data Pribadi
2.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang
Berikut adalah tabel deskripsi pengguna dan kegiatan: Tabel 2.3 Tabel Perilaku Pengguna Hotel Bisnis Kualanamu
No. Jenis Ruang Kebutuhan Ruang Kegiatan
1 Hall/Lobby Lobby Menunggu,reservasi
Informasi Informasi,reservasi
Lobbby lift Menunggu lift
Ruang kontrol Kontrol keamanan,pengawasan
Toilet Sanitasi
2 Kamar hotel standard Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan, minum
Kamar mandi (1 orang)
Mandi, buang air
3 Kamar hotel deluxe Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,minum
Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan, minum
Kamar mandi (1 orang)
Mandi, buang air
4 Kamar hotel suite Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,
minum
Kamar mandi (1 orang)
Mandi, buang air
5 Function Room Function room Ruang pameran/tempat
memamerkan produk
Ruang persiapan Tempat latihan
Pantry Menyiapkan informasi
Gudang Tempat menyimpan barang
Toilet Kegiatan sanitasi
6 Meeting Room Meeting room Mengadakan rapat/konfrensi
Toilet Kegiatan sanitasi
7 Kantor pengelola Ruang general manager
Bekerja, rapat, koordinasi
Ruang staff Bekerja, rapat, koordinasi
Ruang rapat Rapat, koordinasi, riview
Ruang tunggu/tamu Menunggu, mengobrol
Toilet Kegiatan sanitasi
8 Ruang M/E R. Genset Penyimpanan genset
R. Chiller Pengaturan AC
R. Pompa Pengaturan pompa air
R. AHU Pengaturan listrik
R. Kontrol Mengontrol segala jenis M/E
9 Restoran R.makan, dapur,
gudang, ruang penerima, kasir, toilet, wastafel
Makan, minum
10 Fitness center/Gym Gymnasium Arena olahraga
Ruang alat Menyimpan alat fitness
Ruang aerobik Aerobic/senam
Ruang ganti/ locker Ganti pakaian
Toilet Kegiatan sanitasi
Shower Mandi
11 SPA dan Sauna Ruang sauna Perawatan tubuh
SPA dan Whirpool Perawatan tubuh
12 Musholla Ruang sholat Melaksanakan sholat
Toilet Berwudhu/sanitasi
Gudang Menyimpan barang
13 Servis/ruang linen Laundry washer Mencuci pakaian
Laundry dryer Mengeringkan pakaian
Ruang istirahat, dapur,
gudang, toilet, ruang makan
Istirahat pegawai
14 Parkir Mobil Memarkir mobil
Sepeda motor Memarkir sepeda motor
Bus Memarkir bus
Sumber: Data Pribadi
2.4Elaborasi Tema 2.4.1 Pengertian
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian kata arsitektur dan tropis adalah sebagai beriut:
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunanserta membuat konstruksi bangunan, serta metoda dan gaya merancang
suatu bangunan.
Tropis adalah daerah sekitar khaktulistiwa
Sehingga secara umum dapat diartikan bahwa arsitekur tropis adalah seni dan ilmu rancang bangunan, membuat konstruksi, serta metode dan gaya merancang bangunan yang berada di khaktulistiwa
masalah iklim tropis seperti hujan deras, terik radiasi matahari, suhu udara yang relatif tinggi, kelembaban tinggi dan kecepatan angin yang rendah.
Penilaian terhadap baik atau buruknya karya arsitektur topis harus diukur secara kuantitatif menurut criteria fluktuasi sushu ruang, fluktuasi kelembaban, intensitas cahaya, aliran atau kecepatan udara, adakah air hujan yang masuk dan adakah terk matahari mengganggu penghuni bangunan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa arsitektur tropis adalah ilmu atau metode dalam rancangan arsitektur yang dibuat untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh iklim tropis, serta untuk merekayasa iklim luar yang berkarakter tropis menjadi iklim dalam bangunan yang diinginkan.
Scara umum, iklim tropis dibagi menjadi dua subiklim yaitu iklim tropis basah dan tropis kering. Karen lokasi perancangan berada di iklim tropis basah, maka pembahasan akan dibatasi pada iklim tropis basah. Menurut Lippsmeier (1994) ditandai oleh ciri-ciri berikut:
Radiasi matahari relatif tinggi (1500-2500 kwh/m2/tahun).
Curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun, berkisar antara 2000-3000 mm/tahun.
Suhu udara relatif tinggi (23°C - 33°C) dengan perbedaan suhu harian, bulanan dan tahunan relatif kecil (10°C).
Kelembaban udara tinggi (55-100%). Kecepatan angin relatif rendah
Dalam perancangan bangunan di daerah dengan iklim tropis, perlu diperhatikan beberapa kondisi yang dapat memengaruhi kondisi perancangan. Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah:
a. Kenyamanan Termal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan termal terutama adalah mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas.
panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat.Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar tahan panas. Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :
Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.
Melindungi dinding dengan alat peneduh. Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan
menyebabkan temperatur permukaan naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara kedua permukaan bahan, yang akan menyebabkan aliran panas yang besar.
b. Aliran Udara Melalui Bangunan
Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah :
Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.
Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan termal, mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam bangunan.
Aliran udara terjadi karena adanya gaya termal yaitu terdapat perbedaan temperature antara udara di dalam dan diluar ruangan dan
perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara
kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan termal.
c. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya. Untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).
Tri Harso Karyono (2004), dalam bukunya “Kenyamanan Suhu dalam Arsitektur Tropis” memaparkan bahwa menurut hasil penelitiannya, kondisi nyaman bagi manusia untuk daerah tropis adalah:
Suhu nyaman antara 24°C - 30°C Kecepatan angin antara 0,6m/s – 1,5m/s
Kelembaban antara 50% - 70% (manusia akan nyaman tanpa merasa kulitnya terlalu kering atau basah)
Menurutnya masalah utama iklim tropis di Indonesia yang harus diselesaikan adalah bagaimana menciptakan suhu ruang agar berada di bawah 28,3°C (batas atas suhu udara hangat nyaman) sementara suhu udara di luar berkisar 32°C pada siang hari.
Dalam bukunya “Bangunan Tropis”, Georg Lippsmeier (1994) memaparkan bahwa ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam merancang bangunan guna menanggapi kondisi iklim topis. Adapun pendekatan yang dimaksud yaitu:
Fasad terbuka menghadap selatan atau utara agar meniadakan radiasi langsung dari cahaya matahari rendah.
Di daerah beriklim tropis basah diperlukan pelindung untuk semua lubang terhadap cahaya langsung dan tidak langsung.
Dinding-dinding luar sebuah bangunan terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk pencahayaan.
Mempunyai sudut-sudut guna membantu masuknya sinar matahari dan turunnya air hujan.
Penggunaan tirai vertikal pada bagian barat dan timur bangunan yang sesuai untuk posisi matahari rendah. Contoh sederhana penggunaan tirai vertikal adalah kolom rapat berbentuk lamela, panel kayu yang dapat
dilipat dan panel atau profil logam yang dipasang vertikal pada fasad. Kombinasi tirai vertikal dan horizontal dalam bentuk kisi-kisi.
2.4.2 Keterkaitan Tema dengan Judul
Lokasi perancangan Hotel Bisnis Kualanamu yang terletak di Kabupaten Deliserdang berada pada daerah dengan kondisi iklim tropis. Adapaun kondisi iklim di lokasi perancangan adalah:
Suhu rata-rata per bulan adalah 27,7°C Suhu tertinggi 32,7°C dan terendah 24,7°C Kelembaban udara rata-rata per bulan 83% Curah hujan rata-rata 134mm/tahun
Kecepatan Angin rata-rata 1m/s – 1,5m/s
Tema arsitektur tropis digunakan guna menanggapi keadaan iklim di lokasi perancangan. Dengan memerhatikan aspek-aspek yang telah dibahas pada bagian sebelumnya dalam merancang, diharapkan bangunan mampu mengatasi permasalahan perancangan di daerah tropis dengan memanfaatkan potensi yang ada di lokasi perancangan serta dipadukan dengan pemanfaatan teknologi, sehingga konsumsi energi pada bangunan dapat ditekan dan sifat-sifat bangunan yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan berperforma tinggi dapat tercapai.
2.4.3 Studi Banding Tema Sejenis a. Wisma Dharmalasakti Jakarta
Gambar 2.6 Wisma Dharmala Sakti, Jakarta Sumber:
Lokasi: Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat Arsitek: Paul Rudolph
Bangunan ini memiliki kesesuaian dengan cirri-ciri bangunan tropis yang dikemukakan oleh Goerg Lippsmeier (Bangunan Tropis, 1994) yaitu:
Penggunaan sudut-sudut miring yang terlihat pada atap bangunan berguna sebagai shading dan pengalir air hujan. Terdapat pelindung pada lubang bangunan dari cahaya
langsung dan tidak langsung.
Penggunaan tirai horizontal pada banguan berupa teritisan atap Dinding terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar daripada
untuk pencahayaan.
b. Wisma Dharmala 2 Surabaya
Lokasi: Jalan Panglima Sudirman, Surabaya Arsitek: Paul Rudolph
Menyiasati sinar matahari yang berlimpah, arsitek merancang teras menggunakan kanopi aluminium spandrill di tiap muka unit ruang yang berguna untk menahan sinar ultraviolet matahari. Hasilnya hanya 20% panas yang berhasil masuk tetapi ruangan tetap terang dengan cahaya matahari.
Gambar 2.8 Konsep Penghawaan dan Pencahayaan di Wisma Dharmala 2 Surabaya
Sumber:http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2007300041AR
Bab2/background25.jpg