• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK HUKUM TENTANG WANPRESTASI DALAM KONTRAK KONSTRUKSI KERJA ANTARA PENYEDIA JASA DENGAN PENGGUNA JASA DI KABUPATEN MAMUJU UTARA | FAUSIA | Legal Opinion 9297 30381 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ASPEK HUKUM TENTANG WANPRESTASI DALAM KONTRAK KONSTRUKSI KERJA ANTARA PENYEDIA JASA DENGAN PENGGUNA JASA DI KABUPATEN MAMUJU UTARA | FAUSIA | Legal Opinion 9297 30381 1 PB"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK HUKUM TENTANG WANPRESTASI DALAM KONTRAK KONSTRUKSI KERJA ANTARA PENYEDIA JASA DENGAN PENGGUNA

JASA DI KABUPATEN MAMUJU UTARA FAUSIA

D 101 13 359

DOSEN PEMBIMBING I : Suarlan Datupalinge, S.H.,M.H DOSEN PEMBIMBING II : Abd. Rahman Hafid, S.H.,M.H

ABSTRAK

Ketentuan umum dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Kontra Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan kontruksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengungkap akibat hukum yang akan di timpahka kepada pihak yang melakukan wanprestasi, dan untuk mengetahui penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak kerja kontruksi dalam penyedia jasa dan pengguna jasa di Kabupaten Mamuju Utara.Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dan lapangan dan wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat yaitu pengguna jasa pihak pemerintah sebagai pemilik pekerjaan, dan pihak penyedia jasa yaitu kontraktor atau rekanan.Hasil penelitian bahwa bentuk wanprestasi adalah penyedia jasa kontruksi tidak menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan bestek dan spesifikasi yang ada dalam kontrak dalam hal ini menjadi factor penyebab wanprestasi adalah kelalaian dari pihak penyedia jasa.

(2)

I. PEN DAHULUAN A.Latar Belakang

Sebagaimana diketahui, Negara

Indonesia merupakan suatu negara

yang sedang membangun (deveeloping

country), di mana pada saat ini sedang

giat melaksanakan pembangunan

digelah bidang, baik pembangunan di

bidang fisik maupun di bidang non

fisik. Salah satu bentuk realisasi dari

pembangunan yang dilaksanakan

berupa pembagunan proyek-proyek

sarana, prasarana, yang berwujud

pembangunan dan rehabilitasi

jalan-jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi,

saluran-saluran air, perumahan rakyat

maupun perkantoran-perkantoran dan

sebagainya.

Dalam pelaksanaannya,

pembangunan proyek-proyek ini

melibatkan berbagai pihak seperti

pemberi tugas (bouwheer),

pemborongan, arsitek, Pemda dan

sebagainya. Disamping itu dalam

pelaksanaan pembagunan kita

dihadapkan pada peralatan-peralatan

yang mutakhir dan canggih yang

perluh diperhatikan. Demikian pula

dengan adanya hubungan internasional

dimana pihak asing mengajukan

persyaratan-persyaratan yang tidak

dikenal di Indonesia dalam perjanjian

pemborongan, maka perlu juga

mendapat perhatian yang serius.1

Saat ini Kabupaten Mamuju

Utara sedang giat-giatnya membangun

karena daerah, ini relatif masih

terhitung baru yang merupakan

kabupaten hasil pemekaran dari

Kabupatem Mamuju. Niat Pemerintah

Daerah untuk menciptakan pemerintah

yang bersih ternyata hanya slogan dan

sebatas wacana.

Peraturan mengenaihukum

perjanjian tercantum dalam Buku III

KUHPerdata yang berjudul Perikatan.

Memang antara perjanjian dengan

perikatan mempunyai hubungan yang

sangat erat, hal ini dapat diketahui dari

sisi Pasal 1233 Kitab Undang-undang

Hukum Perdata yang menunjukan

bahwa perjanjian merupakan sumber

(3)

perjanjian pemborongan pekerjaan

yang merupakan bagian penting dari

hukum perjanjian. Dalam hukum

perjanjian dikenal istilah perjanjian

umum dan perjanjian khusus.

Perjanjian khusus biasanya disebut

juga perjanjian bernama.

Dengan istilah perjanjian

khusus atau disebut juga dengan

perjanjian bernama maksudnya adalah

perjanjian yang telah mempunyai

nama-nama sendiri. Jadi jenis

perjanjian ini telah mempunyai nama

tersendiri yang diberikan oleh pembuat

undang-undang berdasarkan tipe-tipe

atau bentuk-bentuk yang banyak

terjadi sehari-harinya.

Perjanjian pemborongan

pekerjaan adalah termasuk salah satu

dari jenis perjanjia khusus tersebut.

Oleh sebab itu dalam menguraikan

pengertian perjanjian pemborongan

pekerjaan secara bersama ada baiknya

terlebih dahulu diuraikan pula

perjanjian. Mengenai definisi

perjanjian, Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan “Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana

satu orang atau lebih mengikatkan diri

dengan satu orang atau lebih”. Selain itu, juga perluh ditelaah beberapa

pendapat para sarjana.

Menurut Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, pengertian

perjanjian itu adalah suatu perubahan

hukum dimana seseorang atau lebih

megikatkan dirinya terhadap seseorang

ataupun lebih2. Wirjono Prodjodikoro,

juga mengartikan perjanjian sebagai

suatu perbuatan hukum mengenai harta

kekayaan antara dua pihak dalam

mana pihak yang satu berjanji atau

dianggap berjanji untuk melakukan

suatu hal dan pihak yang lain berhak

menuntut.3 Sedangkan menurut

Subekti perjanjian adalah peristiwa

dimana seorang berjanji kepada

seseorang lain atau dimana orang itu

saling berjanji untuk melaksanakan

suatu hal.4

Dengan demikian jelaslah bagi

kita tentang pengertian perjanjian

2

Sofwan, Sari Soedewi

Masjchun,Kumpulan Kuliah Hukum P erdata, Yayasan Gajah Madah, Yogyakarta, 1972 Hlm 18.

3 R. Wirjono Prodjodikoro, Asas asas

Hukum Perdata, Bale, Bandung, 1986 Hlm 9.

4 R. Subekti, Hukum Perjanjian,Inter

(4)

tersebut yaitu suatu perbuatan hukum

dimana seorang atau lebih

mengikatkan dirinya atau berjanji

terhadap seseorang atau lebih untuk

melaksanakan sesuatu hak tertentu

yang meletakkan hak pada satu pihak

dan kewajiban pada pihak lain.

Berkenaan dengan perjanjian

pemborongan pekerjaan sebagaimana

yang telah disebutkan terlebih dahulu

adalah termasuk jenis perjanjian

khusus atau perjanjian bernama, diatur

dalam Buku III Bab VII a, Pasal 1601

b dan dari Pasal 1604-1616 KUH

Perdata. Pengertian perjanjian

pemborongan pekerjaan tersebut oleh

Pasal 1601 b disebutkan; “Pemborongan pekerjaan adalah suatu persetujuan yang dengan mana pihak

yang satu, si pemborong, mengikatkan

diri untuk menyelenggarakan suatu

pekerjaan bagi pihak yang lain, pihak

yang memborongkan, dengan

menerima suatu harga yang telah ditentukan”.

Dari bunyi Pasal 1601 b

KUHPerdata tersebut dapat ditafsirkan

bahwa pengertian perjanjian

pemborongan pekerjaan adalah suatu

perjanjian antara seseorang atau badan

usaha (pihak memborongkan

pekerjaan) dengan seseorang atau

badan usaha lain (si pemborong)

dimana pihak pertama menghendaki

atau mengharapkan hasil pekerjaan

tertentu yang telah diberikanya dan

telah disanggupi untuk diadakan oleh

pihak lain atas pembayaran sejumlah

uang tertentu sebagai harganya.5

Oleh karena itu hal terpenting

yang perlu diperhatikan bagi tiap-tiap

orang yang membuat atau mengadakan

suatu perjanjian adalah apapun yang

telah diperjanjikannya secara sah

berdasarkan hukum harus dilakukan

dengan itikad baik sebagai hukum bagi

mereka (Pasal 1338 ayat (1) dan (3)

Kitab Undang-undang Hukum

Perdata).

Menurut A, Meliala Qirom Samsudin,

bahwa:

Itikad baik adalah pengertian

yang Subektif dapat diartikan

sebagai kejujuran seseorang

dalam melakukan sesuatu

perbuatan hukum yaitu apa

5R. Wirjono Prodjodikoro, Op.Cit,

(5)

yang terletak pada sikap batin

seseorang pada waktu diadakan

perbuatan hukum, sedangkan

pengertian itikad baik dalam

pengertian yang objektif

maksudnya bahwa pelaksanaan

dirasakan sesuai dengan yang

patut dalam masyarakat.6

Dalam pelaksanaan kontrak

kerja kontruksi dibuat dalam bentuk

dokumen yang dikenal dengan

dokumen kontrak kerja kontruksi.

Dokumen tersebut yang merupakan

surat-surat yang berkaitan dengan

kegiatan kontruksi termasuk mengenai

susunan (model, letak) dari suatu

bangunan yang dijadikan objek

kontrak.

H.S Salim mengatakan bahwa di

dalam suatu dokumen kontrak jasa

kontruksi memuat atau meliputi

hal-hal sebagai berikut

1. Surat perjanjian yang

ditandatangani oleh pengguna

jasa dan penyedia jasa;

6Qirom Samsuddin Meliala.A, Pokok

Pokok Hukum Perjanjian Beserta

Perkembangannya, Liberty, Yogyakarta, 1995 Hlm 9.

2. Dokumen lelang, yaitu

dokemen yang disusun oleh

pengguna jasa yang merupakan

dasar bagi penyedia jasa untuk

menyusun usulan atau

penawaran untuk

melaksanakan tugas yang berisi

lingkup tugas dan

persyaratannya (umum dan

khusus, teknis administrasi,

kondisi kontrak);

3. Usulan atau penawaran, yaitu

dokemen yang disusun oleh

penyedia jasa berdasarkan

dokumen lelang yang berisi

metode, harga penawaran,

jadwal waktu, dan sumber

daya;

4. Berita acara yang berisi

kesepakatan antara pengguna

jasa dengan penyedia jasa

selama proses evaluasi usulan

atau penawaran oleh pengguna

jasa antara lain klasifikasi atas

hal-hal yang menimbulkan

keraguan;

5. Surat pernyataan dari pengguna

(6)

kesanggupan untuk

melaksanakan pekerjaaan.

Hubungan hukum merupakan

hubungan antara pengguna jasa dan

penyedia jasa yang menimbulka akibat

hukum dalam bidang kontruksi. Akibat

hukum, yaitu timbulnya hak dan

kewajiban di antara para pihak.

Momentum timbulnya akibat itu

adalah sejak ditandatangani kontrak

kontruksi oleh pengguna jasa dan

penyedia jasa7

Berdasarkan pengertia di atas,

maka bila dilihat dari segi objek yang

diperjanjikan, perjanjian atau kontrak

jasa kontruksi terdapat persamaan dan

perbedaan dengan perjanjian kerja dan

perjanjian melakukan jasa.

Persamaannya dimana sama-sama

menyebutkan pihak yang satu setuju

melaksanakan pekerjaan bagi pihak

lainnya dengan pembayaran tertentu.

Sedangkan perbedaan pada perjanjian

kerja terdapat hubungan kedinasan

antara bawahan dan atasan antara

buruh dengan majikan. Pada kontrak

7Salim, HS, Perkembangan Hukum

Kontrak Innominaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta , 2003 Hlm 90.

kerja kontruksi tidak terdapat

hubungan yang demikian, melaikan

penyedia jasa melaksanakan pekerjaan

secara mandiri.

Selanjutnya dalam

melaksanakan kontrak kerja kontruksi

juga tidak terlepas dari ketentuan

syarat sahnya perjanjian yang diatur

dalam Pasal 1320 Kitab

Undang-undang Hukum Perdata sebagai

patokan yang berlaku umum untuk

semua jenis dan bentuk perjanjian baik

yang telah ada maupun yang akan ada.

Dengan lain perkataan merupakan

ketentuan yang mengatur syarat-syarat

agar kedua bela pihak yang

mengadakan janji dapat dinyatakan

telah mengadakan perjanjian.

B. Rumusan Masalah

1. Sanksi apakah yang akan di

timpahkan kepada pihak

yang melakukan wanprestasi

di Kabupaten Mamuju

Utara?

2. Bagaimana penyelesaian

apabila terjadi wanprestasi

dalam perjanjian kontrak

(7)

pengguna jasa di Kabupaten

Mumuju Utara?

I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi

Penelitian

Kabupaten Mamuju Utara

adalah salah satu Daerah Tingkat II di

ProvinsiSulawesi Barat dengan Ibu

kotakabupaten terletak di Pasangkayu.

Kabupaten Mamuju Utara merupakan

hasil pemekaran dari Kabupaten

Mamuju yang terletak 719 km ke

sebelah utara dari Makassar, ibukota

provinsi Sulawesi Selatan.

Kabupaten Mamuju Utara

merupakan gabungan dari kecamatan

Pasangkayu, Sarudu, Baras dan

Bambalamotu yang sebelumnya

pernah menjadi bagian dari Kabupaten

Mamuju sebelum dimekarkan pada

tahun 2001, Sekarang jumlah

Kecamatan bertambah menjadi 12,

yaitu dengan memekarkan kecamatan

induk masing-masing 2 kecamatan,

Kecamatan Pasangkayu dimekarkan

menjadi Kecamatan Pedongga dan

Kecamatan Tikke Raya, Kecamatan

Sarudu ditambah Kecamatan

Dapurang dan Duripoku, Kecamatan

Baras bertambah dengan Kecamatan

Bulu Taba dan Kecamatan Lariang,

Kecamatan Bambalamotu ditambah

dengan Kecamatan Bambaira dan

Kecamatan Sarjo. Jarak Pasangkayu

yang juga ibu kota kabupaten dengan

ibukota provinsi Sulawesi Barat, yaitu

Mamuju sekitar 276 km. Jarak yang

relatif dekat itu menghabiskan waktu

tempuh 5-6 jam.

Kabupaten Mamuju Utara

dengan ibukota Pasangkayu termasuk

kabupaten termuda dan terletak di

bagian Utara Sulawesi Selatan,

Kabupaten Mamuju Utara merupakan

hasil pemekaran dari Kabupaten

Mamuju terletak 719 kilometer dari

ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.

Sedangkan dari Palu ibukota Sulawesi

Tengah dengan jarak 130 Km, waktu

tempuh sekitar 3 jam. Dengan waktu

tempuh yang lebih dekat itu membuat

sebagian masyarakat apabila ingin ke

ibukota propinsi memilih ke Palu

terlebih dahulu kemudian naik pesawat

ke Makassar,di lanjutkan dengan

(8)

wilayah Kabupaten Mamuju Utara

3.043,75 Km2.

Secara geografis Kabupaten

Mamuju Utara terletak pada koordinat

antara 3o 39 sampai 4 o 16 Lintang

Selatan dan 119 o 53? sampai 120 o27

Bujur Timur dengan Batas wilayah

yaitu Sebelah Utara berbatasan dengan

Kabupaten Donggala, Propinsi

Sulawesi Tengah, sebelah Selatan

berbatas dengan Kabupaten Mamuju,

sebelah Timur dengan Kabupaten

Luwu Utara dan Sebelah Barat

berbatasan dengan Selat Makassar.

Kabupaten Mamuju Utara

merupakan gabungan dari kecamatan

Pasangkayu bersama kecamatan

Sarudu, Baras, dan Bambalamotu yang

sebelumnya pernah menjadi bagian

dari Kabupaten Mamuju sebelum

dimekarkan pada tahun 2001. Jarak

Pasangkayu, yang juga ibukota

kabupaten dengan mantan induk

sekitar 276 kilometer. Jarak yang

relatif dekat itu menghabiskan waktu

tempuh 8-9 jam. Kondisi jalan dengan

sekitar 30 persen berlubang ini

mengakibatkan banyak waktu

terbuang. Sebagian besar permukaan

jalan terdiri dari kerikil bercampur

tanah. Permukaan yang beraspal yang

beraspal kasar, terkelupas disana-sini.

Kabupaten Mamuju Utara

merupakan gabungan dari kecamatan

Pasangkayu bersama kecamatan

Sarudu, Baras, dan Bambalamotu yang

sebelumnya pernah menjadi bagian

dari Kabupaten Mamuju sebelum

dimekarkan pada tahun 2001. Jarak

Pasangkayu, yang juga ibukota

kabupaten dengan mantan induk

sekitar 276 kilometer. Jarak yang

relatif dekat itu menghabiskan waktu

tempuh 8-9 jam. Kondisi jalan dengan

sekitar 30 persen berlubang ini

mengakibatkan banyak waktu

terbuang. Sebagian besar permukaan

jalan terdiri dari kerikil bercampur

tanah. Permukaan yang beraspal yang

beraspal kasar, terkelupas disana-sini.

Kondisi ini berbeda 180 derajat

dengan jalan beraspal mulus yang

menghubungkan Makassar, ibukota

provinsi dengan Mamuju. Meski

jaraknya lebih jauh,443 kilometer,

waktu tempuh nyaris sama 8 jam.

Tidak mengherankan bila perjalanan

(9)

dengan perjalanan dari Mamuju ke

Pasangkayu.8

B. Sanksi yang akan di timpahkan kepada pihak yang melakukan wanprestasi Menurut Bapak Anca selaku

Kepala Bidang Cipta Karya di Dinas

PU Mamuju Utara Kontrak akan

keluar apabila pihak pengguna jasa

melelang pekerjaan tersebut, akan

tetapi pelelangan akan dilaksanakan di

ULP apabila pihak ULP sudah

mengeluarkan pemenang maka mereka

akan kembali ke pihak pengguna jasa,

maka pihak pengguna jasa membuat

atau mengeluarkan kontrak tersebut.

Setelah Pengguna Jasa atau pemerintah

Kabupaten Mamuju Utara Kepala

Dinas PU mengeluarka bentuk kontrak

atau perjanjian maka Pengguna Jasa

memberika Surat Perintak Kerja

(SPK).Walaupun kontrak telah dibuat

dalam bentuk tertulis dan memuat

berbagai ketentuan hak dan kewajiban

para pihak, namun tetap saja tidak

8

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupate n_Mamuju_Utara. Di akses pada tanggal 2 November 2017 Pukul 11.00 WITA

berjalan sebagaimana mestinya seperti

tidak tepat waktu dalam pelaksanaan

pembangunan dan penyelesaian serta

tidak memenuhi spesifikasi

sebagaimana yang di tentukan dalam

kontrak.

Di dalam kontrak penyedia jasa

telah mencantumkan berita acara dan

penyedia jasa sebelumnya ada

penjamin sehingga ia bisa ditetapkan

sebagai pemenang dalam penawaran

proyek pembangunan, didalam isi

berita acara yang dibuat oleh penyedia

jasa dikarenakan adanya

penawaran-penawaran yang sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh

penyedia jasa sehingga pengguna jasa

berani atau memberikan kontrk kepada

pihak penyedia jasa.

Walaupun kontrak telah dibuat

dalam bentuk tertulis dan memuat

berbagai ketentuan hak dan kewajiban

para pihak, namun tetap saja tidak

berjalan sebagaimana mestinya seperti

tidak tepat waktu dalam pelaksanaan

pembangunan dan penyelesaian serta

tidak memenuhi spesifikasi

sebagaimana yang ditentukan dalam

(10)

Apabila terbukti bahwa

pelaksanaa pekerjaan pembangunan

tidak sesuai dengan ketentuan

dokumen kontrak yang antara lain

meliputi semua ketentuan dasar

pelaksanaan teknis pekerjaan

sebagaimana yang diatur dalam Pasal

4 Perjanjian tentang Dasar

Pelaksanaan Pekerjaan yaitu :

Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1

diatas harus dilaksanakan oleh pihak

kedua atas dasar refrensi-refrensi yang

bagian tidak terpisahkan dari

perjanjian ini, yaitu:

a) Gambaran-gambaran (termasuk

gambaran-gambaran detail).

Rencana Kerja dan

Syarat-syarat Pekerjaan (RKS) dengan

semua perubahan sesuai

dengan Berita Acara

Penjelasanya.

b) Semua ketentuan-ketentuan

dari peraturan administrasi

Apabila penyediasa jasa

melakukan kesalahan-kesalahan yang

tidak sesuai dengan kontrak tidak

semata-mata Pengguna jasa atau

Kepala Dinas PU Kabupaten Mamuju

Utara menekankan bahwa Penyedia

jasa bersalah akan tetapi diberi

teguran Pertama (SP1) tidak diindhkan

maka beralik teguran kedua (SP2)

tidak diindahkan juga maka masuk

teguran ketiga (SP3) akan berakhir

dengan sanksi, dari teguran pertama

kedua dan ketiga dari antaranya akan

ada pembinaan. Pembinaan tersebut

akan dilakukan melalui

intruksi-intruksi Rapat yang akan membahas

tentang apa penyebeb sehingga terjadi

keterlambtan.

Berdasarkan

ketentuan-ketentuan diatas pihak pengguna jasa

di Kabupaten Mamuju Utara akan

membleclis perusahaan tersebut. Di

karenakan penyedia jasa lalai dalam

menjalankan kontraknya, tidak mampu

menyelesaikan pekerjaanan Nya,

waktu yang di terapkan telah habis,

dana yang tidak mencukupi sehingga

perusahaan tersebut lari dari tanggung

jawabnya9

Menurt Pejabat Pembuat

Komitmen Andi Nasriadi, hal ini

tertuang dalam ketentuan sanksi yang

9Anca (Selak Bidang Karya Cipta)

(11)

dimuat dalam kontrak yaitu ketentuan

Pasal 18 tentang Sanksi dan denda

yang menentukan :

1. Bilamana progres pekerjaan

terlambat lebih dari 30% dari

target pekerjaan, maka Pihak

Kedua dikenakan sanksi berupa

denda keterlambatan sebesar

100 (satu per mil) dari nilai

kontrak perhari kelender.

2. Pada saat nilai denda

keterlambatan sama atau

melebihi nilai jaminan

pelaksanaan, maka kontrak

dihentikan dan penyedia jasa

dimasukan delam daftar hitam

rekanan

3. Denda dihentikan bila mana

Pihak Kedua telah mencapai

target prestasi pekerjaan.

4. Denda yang telah dibebankan

harus disetorkan Ke Kas

Negara oleh Pihak Kedua atau

jaminan pelaksanaanya

dicairkan atau diperhitungkan

dengan kewajiban Pembayaran

Pihak Pertama Kepada Pihak

Kedua.

Oleh karena itu, apabila

terbukti bahwa pelaksanaan pekerjaan

pembangunan tidak sesuai dengan

ketentuan dokumen kontrak, maka

pihak pengguna jasa dalam hal ini

dapat melakukan :

1. Pemberian teguran-teguran

dalam peringatan-peringatan

secara tertulis;

2. Penangguhan pembayaran;

3. Pemasukan Pihak Kedua ke

dalam Daftar Hitam Rekanan

dan pengalihan pekerjaan;

4. Pengenaan denda sebesar

Rp.1/1000 (satu perseribu)

untuk setiap hari keterlambatan

sampai setinggi-tingginya 5%

(lima perseratus) dari Nilai

Kontrak.

5. Pemerintah Kabupaten Mamuju

Utara menyelesaikan secara

khusus, peresusahanaan

tersebut akan di Bleclis atau

tidak dapat digunakan lagi dan

itu akan dilaporkan ke

(LSPE/Infokan)

Selain sanksi dan denda

tersebut diatas juga terdapat

(12)

baik secara perdata maupun secara

pidana. Perikatan yang berbentuk

kontrak kerja kontruksi tersebut terkait

dengan Undang-undang Hukum

Perdata Pasal 1233, yaitu bahwa

tiap-tiap perikatan dilahirkan, baik karena

persetujuan, atau karena

undang-undang. Sedangkan tanggung jawab

secara pidana menurut Udang-undang

Nomor 18 Tahun 1999 membuka

peluang sanksi pidana bagi pelaku jasa

kontruksi, Khususnya Pasal 41 dan

Pasal 43 ayat (1), (2), dan (3).

Namun demikian walaupun

telah memiliki dasar yang kuat

mengenai pengenaan sanksi bagi

penyedia jasa yang tidak melaksakan

kewajiban sessuai kontrak, pihak

pengguna jasa tidak sepenuhnya dapat

menerapkan ketentuan sanksi tersebut

tetapi hanya berbentuk teguran secara

lisan. Padahal apabila dari bentuk

pelanggarannya terhadap penyedia jasa

telah dapat dikenakan denda atau

pemutusan perjanji. Akan tetapi,

mengikat penyedia jasa telah banyak

mengalami kerugian dalam

pelaksanaan pembagungan rumah

dimaksud penyelesaian tetap

diserahkan kepada penyedia jasa

disamping mengupayakan untuk

membuat adendum kontrak. Akibat

langsung dirasakan oleh penyedia jasa

adalah tidak tidak lagi dipercaya untuk

melaksanakan proyek lain atau dengan

kata lain penyedia jasa dimasukkan

dalam daftar hitam rekanan.

C. Upaya Penyelesaian Apabila Terjadi Wanprestasi

Apabila terjadi wanprestasi

dalam kontrak kerja antara pengguna

jasa dan penyedia jasa dalam hal ini

kepala dinas PU bapak Basri Yunus

dengan kontraktor dalam bentuk kerja

kontruksi aspek hukumnya tidak akan

dibawah ke ranah hukum atau

penyelesain hukum hanya sebatas

dalam perjanjian kontrak yang dibuat.

Penyelesaian hukum antara

pengguna jasa dan penyedia jasa

dalam hal perjanjian kerja kontruksi

yang ada di kabupaten Mamuju Utara

upaya penyelesaiannya hanya

dilakukan sebatas dalam klausa

perjanjian, tidak menempu jalur

Hukum. Artinya kedua belah pihak

yang melakukan perjanjian tersebut

(13)

satu pihak melakukan wanprestasi

dalm perjanjian terbut maka

penyelesaiannya diselesaikan menurut

pasal-pasal yang ada dalam isi kontrak

tersbut.

Dalam hal ini penyelesaian

yang dimaksud dalam isi kontrak kerja

kontruksi tersebut yaitu apabila salah

satu pihak melakukan wanprestasi

maka diberih teguran, teguran ke satu,

ke dua dan ketiga didalam teguran

pertama akan ada diberi pebinaan

apabila ada lagi kelalian maka tetap

diberi teguran kedua dengan

pembinaan kembali diantaranya

apabila masih lali dalam pelaksaan

kontrak kerja maka dikeluarkan

teguran ketiga dalam penyelesainnya

adalah pemutusan kontrak dan akan di

bleclis selama 2 tahun10

Pengguna jasa dalam isi

perjanjian kontrak kerja kontruksi

antara pengguna jasa dan penyedia

jasa di Kabupaten Mamuju Utara

penyelesainnya dapat juga dilakukan

dengan cara Adendum kontrak,

10

Andi Nasriadi (Pejabat Pembuat Komitmen) Hasil Wawancara, di lakukan pada tanggal 15 Oktober 2017, pukul 09.00 WITA

dimana kontrak tersebut dapat dirubah

volumenya atau memberikan

perpanjangan waktu dan pemberian

kesempatan apaabila penyedia jasa

dalam pekerjaanya sudah mencapai

95% akan ditambahkan waktu selama

50 hari diluar kontrak kepada

pengguna jasa, atau dengan catatan

bahwa ada justifikasi teknis yang

sesuai dengan aturan yang disepakati

oleh pengguna jasa dengan penyedia

jasa.

Pemberian atau perpanjangan

waktu akan dilakukan apabila

pekerjaanya sudah mencapai 95%

yang besarnya 97% jika pekerjaanya

baru mencapai 50% penyedia meminta

justifikasi maka pihak pengguna jasa

belum memberikan justifikasi tersebut,

dikarenakan penyediah jasa masih

dikategorikan mampu menyelesaikan

pekerjaanya yang ada didalam kontra

perjanjian.

Sebagaimana diketahui bahwa

pelaksanaan pembagunan fisik

dibidang jasa kontruksi cukup banyak

melibatkan sumber-sumber daya, baik

sumber daya manusia, sumber daya

(14)

tenaga dan energi peralatan, mekanika

dan elektrik, serta sumber daya

keuangan. Dalam setiap tahap

pekerjaan tersebut dilakukan dengan

pendekatan manajemen proyek, yang

prosedurnya telah diatur dan

ditetapkan sedemikian rupa, sehingga

pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan

dengan lancar sesuai dengan waktu

pelaksanaan. Namun demikian, pada

setiap tahapan-tahapan pekerjaan

tersebut, adakalanyamengalami

hambatan, baik dari faktor manusia

maupun sumber-sumber daya alam

lain. Hambatan-hambatan sekecil

apapun harus diselesaikan dengan baik

untuk mencegah kerugian yang lebih

besar, baik dari pelaksanaan waktu

pekerjaan maupun operasional

bangunan kelak.

II. PENUTUP A. Kesimpulan

Di bagian ini penulisan

memberikan kesimpulan dari semua

hal-hal yang telah diuraikan pada

bagian terdahulu yaitu :

1. Sanksi yang akan di

timpahkan kepada pihak yang

melakukan wanprestasi dalam

hal ini pengguna jasa tidak

mampu lagi melaksanakannya

perjanjian yang telah

disepakati kedua belah pihak

maka terjadilah pemutusan

kontrak, dan dimasukkan

kedalam daftar hitam rekanat,

penyedia jasa tidak dapat

dipakai lagi selama 2 (dua)

tahun.

2. Bagaimana penyelesaian

apabila terjadi wanprestasi

dalam perjanjian kontrak

kerja konstruksi anatara

Penyediaan jasa dengan

pengguna jasa Apabila terjadi

wanprestasi dalam

pelaksanaan kotrak kerja

kontruksi antara penyedia jasa

dengan pengguna jasa, kedua

belah pihak tidak membawah

perkara tersebut kerana

hukum atau penyelesain

hukum hanya sebatas dalam

perjanjian kontrak yang

dibuat. Atau secara

musyawarah. Dalam praktek

sering dilakukan untuk

(15)

perelisihan dalam Kontrak

Kerja Kontruksi pada satuan

paket pekerjaan adalah mulai

musyawarah diantara para

pihak itu sendiri. Jalur

pengadilan tidak dipakai

karena setelah menerima surat

teguran dari pengguna jasa,

maka penyedia jasa biasanya

bertemu untuk mengadakan

rapat atau musyawara

mengenai penyelesaian yang

ditempuh terhadap

permasalahan yang dihadapi.

B. Saran

1. Diharapkan agar para pihak

yang terkait dalam proses

pekerjaan ini, mampu

mematuhi dan memahami

aturan-aturan hukum yang

telah ditetapkan bersama tanpa

perlu melakukan

tindakan-tindakan yang dapat merusak

derajat kepatuhan dan

kepastian hukum diantara para

pihak. Sehingga pada akhirnya

hak-hak dan

kewajiban-kewajiban yang telah diatur

bersama mampu terpenuhi

dengan baik agar tidak

terjadinya kembali.

2. Dalam hal ini penyedia jasa

atau Kontraktor/konsultan

maupun penyedia pengguna

jasa agar kiranya lebih

memerhatikan lebih dalam hal

tentang bagaimana

penyelesaian apabila terjadinya

suatu wanprestasi dalam

perjanjian kontrak kerja

konstruksi pembanguan agar

tidak ada lagi pemutusan

(16)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku :

FX. Djumialdji, Hukum Bangunan , Dasar-dasar Hukum Dalam Proyek dan sumber

Daya Manusia, PT. Rineke Cipta, Jakarta, 1996

R. Wirjono Prodjodikoro, Asas asas Hukum Perdata, Bale, Bandung, 1986

R. Subekti, Hukum Perjanjian,Inter Masa, Jakarta, 1979

Sofwan, Sari Soedewi Masjchun,Kumpulan Kuliah Hukum Perdata, Yayasan Gajah

Madah, Yogyakarta, 1972

Salim, HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Sinar Grafika,

Jakarta , 2003

R. Wirjono Prodjodikoro, Asas asas Hukum Perdata, Bale, Bandung, 1986

Qirom Samsuddin Meliala.A, Pokok Pokok Hukum Perjanjian Beserta

Perkembangannya, Liberty, Yogyakarta, 1995

B. Internet :

http///semua tentang Teknik Sipil SYARAT-SYARAT KONTRAK. Htm. Pada

tanggal 9 November 2017 pukul 09.00 WITA.

C. Sumber Lain :

Anca (Selaku Bidang Karya Cipta) Hasil Wawancara, di lakukan pada tanggal 15

Oktober 2017, pukul 09.00 WITA

Andi Nasriadi (Pejabat Pembuat Komitmen) Hasil Wawancara, di lakukan pada

(17)

BIODATA

NAMA : FAUSIA

STAMBUK : D10113359

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini saya akan menyimpulkan dengan menjawab rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan mengenai respons Etnis Tionghoa dalam menghadapi eksklusi

Dapat di simpulkan bahwa partisipasi merupakan suatu yang sangat penting dalam meningkatkan tata kelola pemerintahan desa, akan tetapi kesadaran masyarakat dalam

03/01, giri purwo, purwosari Memenuhi Svarat 1 9 Widodo Gununskidul 27 desember 1 968 Beiiharjo, karangmojo Memenuhi Syarat 20 Antonius heri murdewo Gununqkidul 2 ianuari

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab Jombang Page 46 2 Meningkat- nya tertib administrasi Kependuduk kan dan Pencatatan Sipil 2.2 Sosialisasi E- KTP Untuk

Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama V Alat/Bahan/Sumber Belajar:.. A Kerja logam,

9 Sehingga hal yang paling dapat dilakukan pada pasien wanita hamil dengan demam tifoid adalah perubahan perilaku hidup yaitu hidup bersih dan sehat.. Terdapat sepuluh

organisasi di Desa Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar dijabarkan melalui jenis program yang disosialiasikan, langkah-langkah sosialisasi dan

[r]