• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI SINERGITAS PENDAMPING DESA DAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA TALLE KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI NURYANI AZWAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI SINERGITAS PENDAMPING DESA DAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA TALLE KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI NURYANI AZWAT"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

NURYANI AZWAT Nomor Stambuk : 105640226115

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

i

HALAMAN PENGAJUAN

SINERGITAS PENDAMPING DESA DAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA TALLE KECAMATAN SINJAI SELATAN

KABUPATEN SINJAI

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar untuk memenuhi persyaratan guna

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Ilmu Pemerintahan

Disusun dan diajukan oleh NURYANI AZWAT Nomor Stambuk : 105640226115

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Nuryani Azwat Nomor Stambuk : 105640226115 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah di tulis/dipublikasikan oleh orang lain atau plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Makassar, 14 November 2019 Yang menyatakan

(6)

v ABSTRAK

NURYANI AZWAT, 2019. Sinergitas Pendamping dan Pemerintah Desa dalam Pembangunan Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah. Pembimbing I Dr. Amir Muhiddin M.Si dan Pembimbing II Drs. H. Ansyari Mone, M.Pd.

Tujuan Penelitian ini membahas tentang Sinergitas Pendamping Desa dalam Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai serta Membahas Hambatan dalam Upaya Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Kabupaten Sinjai.

Sinergitas adalah kegiatan kerjasama yang dilakukan guna untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dengan terhubung oleh beberapa peran yang berbeda namun terkait didalamnya. Penelitian ini melibatkan 6 (enam) informan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sinergitas Pendamping Desa dalam PeningkatanTata Kelola Pemerintahan Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai belum sepenuhnya berjalan dengan secara optimal karena sumber daya tidak diberdayakan secara optimal seperti partisipasi masyarakat dalam meningkatkan tata kelola pemerintahan di desa tersebut.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

“ Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh “

Segala kerendahan hati penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, hidayah dan magfirah-Nya sehingga meski harus melewati perjuangan yang cukup panjang dan cukup melelahkan namun penulis skripsi yang berjudul “Sinergitas Pendamping Desa dan Pemerintah Desa dalam Pembangunan Desa di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai” dapat di selesaikan.

Skripsi ini adalah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (SI) Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sebagai bentuk karya ilmiah penulis menyadari bahwa banyak menghadapi hambatan dan tantangan selama dalam penelitian dan penulisan skripsi ini apalagi waktu, tenaga, biaya serta kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan, arahan serta petunjuk dari Bapak Dr. Amir Muhiddin, M.Si Sebagai Pembimbing I dan Bapak Drs. H. Ansyari Mone, M.Pd sebagai pembimbing II, yang dengan tulus membimbing penulis, melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan yang amat berharga sejak dari awal sampai selesainya skripsi ini. Gagasan-gagasan beliau merupakan Kenikmatan intelektual yang tak ternilai

(8)

vii

harganya. Teriring Do’a semoga Allah tuhan Yang Maha Esa menggolongkan upaya-upaya beliau sebagai amal kebaikan.

Selanjutnya pada kesempatan ini, tak lupa penulis mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E, M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. H. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang telah membina Fakultas ini dengan sebaik-baiknya.

3. Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Pemerintahan, yang telah membina Jurusan ini dengan sebaik-baiknya.

4. Bapak Dr. Amir Muhiddin, M.Si sebagai pembimbing I, yang telah membimbing penulis dan sekaligus memberi bekal ilmu pengetahuan selama penulisan Skripsi ini.

5. Bapak Drs. H. Ansyari Mone, M.Pd selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis sampai rampungnya Skripsi ini.

6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Staf Tata Usaha Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis selama menempuh pedidikan di lembaga ini.

7. Para pihak kantor Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

(9)

viii

8. Kepada Orang Tua Tercinta Bapak Abd.Azis, Ibu Ermawati, yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan serta doa kepada penulis dalam penyelesaian studi. Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tak henti– hentinya untuk penulis.

9. Untuk kakak saya Sudarman Azwat, adik pertama saya Akbar Azwat dan adik kedua saya Abi Sarwan yang telah membantu saya berupa moral serta moril.

10. Untuk sahabat tercinta Widiyah Astuti, Zulfikran, dan Yudhi Prihanto, S.E yang telah memberikan bantuan tenaga, masukan, motivasi dan semangat yang tak henti-hentiya yang selalu mendampingi saya selama proses penelitian. Terima kasih banyak atas kebersamaan dan dukungan yang selama ini diberikan untuk mendampingi dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Untuk teman-teman 2015 program Studi Ilmu Pemerintahan terima kasih

karena sudah menjadi keluarga selama mengikuti perkuliahan, memberi kenangan yang indah dan selalu saling memberi dukungan kepada sesama, terkhusus untuk BIG FAMILY IP. E.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca guna menambah khasanah Ilmu Pengetahuan terutama yang berkaitan dengan Ilmu Pemerintahan.

Makassar, 14 November 2019 Penulis

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Penerimaan Tim………iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi... ix

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Sinergitas ... 10

B. Konsep Pendamping Desa ... 11

C. Konsep Tata Kelola Pemerintahan ... 12

D. Konsep Pemerintah Desa ... 14

E. Konsep Pembangunan Desa ... 15

F. Kerangka Pikir ... 16

G. Fokus Penelitian ... 17

H. Deskripsi Fokus Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian... 21

(11)

x

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 21

C. Sumber Data ... 22

D. Informan Penelitian ... 22

E. Teknik Pengumpulan Data ... 23

F. Teknik Analisa Data ... 24

G. Teknik Pengabsahan Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi atau Karakteristik Objek Penelitian ... 27

B. Visi Misi Kepala Desa Talle ... 33

C. Sinergitas Pendamping Desa dalam Peningkatan Tata Kelola pemerintahan Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai ... 44

D. Hambatan Pendamping Desa dalam Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Desa ... 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 69 B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka pikir ... 17 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Desa Talle ... 43

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Informan Penelitian ... 22

Tabel 4.1 Keadaan Penduduk berdasarkan Jumlah Penduduk ... 28

Tabel 4.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 29

Tabel 4.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 30

Tabel 4.4 Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Talle ... 31

Tabel 4.5 Jumlah Sarana Peridabatan di Desa Talle ... 32

Tabel 4.6 Jumlah Sarana Kesehatan di Desa Talle ... 32

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terbentuknya pendamping desa merupakan hasil dari reformasi sebagai upaya dari perwujudan demokrasi ditingkat desa. Pendamping desa mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pemerintahan desa yaitu menggali, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam pembangunan kawasan pedesaan secara partisipatif serta peningkatan kapasitas bagi pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan desa dalam hal pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa sehingga ditingkat menjadi tumpuan harapan masyarakat terhadap program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah, khususnya bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan desa sendiri.

Ruang lingkup pendamping Desa, meliputi pendampingan masyarakat desa dilaksanakan secara berjenjang, untuk memberdayakan dan memperkuat desa.Pendampingan masyarakat desa, sesuai dengan kebutuhan yang di dasarkan pada kondisi geografis wilayah, nilai APBD desa, dan cakupan kegiatan yang di dampingi. Dalam penyelenggaraan pemerintah desa, pendampingan desa dilaksanakan oleh pendamping desa, yang terdiri atas tenaga pendamping profesional yang meliputi (pendamping desa yang berkedudukan di kecamatan, pendamping teknis yang berkedudukan di kabupaten dan tenaga ahli pemberdayaan masyarakat yang brekedudukan di pusat atau provinsi ), kader pemberdayaan masyarakat (Kelompok Tani,

(15)

Kelompok Nelayan, Kelompok Pengerajin, Kelompok Perempuan, Kelompok pemerhati dan Perlindungan Anak, Kelompok Masyarakat Miskin dan Kelompok-kelompok masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat desa), dan pihak ketiga (Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi, Organisasi Kemasyarakatan, Perusahaan).

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan Peraturan Menteri Desa Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa memberikan keistimewaan bagi masyarakat dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perangkat desa. Meskipun sudah ada tentang peraturan perangkat desa, namun masih banyak kejanggalan dalam menjalankan pemerintah di desa seperti halnya pendampingan desa yang di rasa kurang efektif dalam menjalankan pendampingan desa.

Keberadaan pendamping Desa, harus bergerak cepat dalam membangun strategi dalam menuntaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial, tentunya sasaran adalah pembangunan fisik, dan sarana prasarana desa dengan tujuan membuka seluas-luasnya terhadap pembanguan desa.Keberadaan pendamping desa, dibentuk guna menyelenggarakan urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat desa setempat.Peraturan Menteri Desa Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendamping Desa bahwa pendamping desa adalah bertugas mendampingi desa dalam penyelenggaraan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

(16)

1. Mendampingi desa dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan terhadap pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

2. Mendampingi desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan sosial dasar, pembangunan usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana prasarana, dan pemberdayaan masyarakat desa.

3. Melakukan peningkatan kapasitas bagi pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan desa dalam hal pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

4. Melakukan pengorganisasian didalam kelompok-kelompok masyarakat desa.

5. Melakukan peningkatan kapasitas bagi kader pemberdayaan masyarakat desa dan mendorong terciptanya kader-kader pembangunan desa yang baru. 6. Mendampingi desa dalam pembangunan kawasan perdesaan secara

partisipatif.

7. Melakukan koordinasi pendampingan desa ditingkat kecamatan dan memfasilitasi laporan pelaksanaan pendampingan oleh camat kepada pemerintah dareah kabupaten/kota.

Tugas pokok Pendamping Desa yang utama adalah mengawal implementasi UU Desa dengan memperkuat proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa. Kaitan tugas pendamping desa secara umum dengan pendamping desa Talle adalah sama-sama bertugas mendampingi desa dalam penyelenggaraan pembangunan desa dan pemberdayaan

(17)

masyarakat desa dan sama-sama ingin melakukan pendampingan desa dengan tindakan pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan, dan fasilitas desa.Pendampingan desa sangat di perlukan untuk mengoptimalkan potensi desa yang ada.

Untuk itu, peran keberadaan pendamping desa sangat dibutuhkan untuk berbagai aspek dalam masyarakat, pendamping desa harus bergerak dengan cepat dalam membangun strategi untuk menuntaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan social. Termasuk dalam pembangunan fisik dan mengurangi prasarana desa dalam peningkatan kesejahteraan social masyarakat yang tercukupi.

Pendamping desa adalah salahsatu kekuatan yang bakal sangat membantu desa mempercepat langkah menjadi desa berdaya.Hanya saja kerja pendampingan bukan kerja sembarangan.Seorang pendamping harus memiliki beberapa kemampuan sekaligus yakni kemampuan merasuk dalam karakter kehidupan warga dampingan sekaligus melakukan pemberdayaan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pemerintah Desa Pasal 1 bahwa Pemberdayaan masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan kesadaran serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa

(18)

Aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang telah mampu digali dan ditampung oleh pendamping desa tidak akan mampu disalurkan jika tidak terdapat kerjasama antara pendamping desa dan pemerintah desa yang harmonis, dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat yang kemudian akan berimbas kepada pembangunan itu sendiri seperti halnya di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai rendah, mata pencaharian masyarakatnya mayoritas adalah petani, belum ada kebijakan pemerintah dengan pembangunan desa, selain dari bidang infrastruktur dan melaksanakan program pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten.

Kerjasama antara pendamping desa dan tata kelola pemerintah desa adalah dengan melakukan perbaikan infrastruktur jalan.Selain itu juga kader pemberdayaan masyarakat salah satunya Kelompok Tani di desa ini lumayan terealisasikan.Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya struktur organisasi Kelompok Tani setiap dusun yang ada di Desa Talle ini.Namun tidak hanya dalam Kelompok Tani saja dalam infrastruktur pembangunan juga menjadi isu publik karena kurangnya perhatian dari perhatian dari pemerintah serta masih ada kejanggalan dalam menjalankan pemerintahan di desa seperti pendampingan desa yang dirasa kurang efektif dalam menjalankan pendampingan desa.

Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan kewenangan pendamping desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu :

(19)

a. Kurang maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu dalam pengembangan kapasitas, kaderisasi, dan pengorganisasian masyarakat. b. Keterbatasan pengalaman dan pengetahuan dalam mengorganisasi

pelaksanaan program dan kegiatan di desa masih kurang.

c. Kerjasama perangkat desa masih kurang hal ini disebabkan karna kurangnya komunikasi yang baik antara perangkat desa dengan pendamping desa.

d. Kurangnya keterbukaan perangkat desa kepada pendamping desa hal ini disebabkan karna kurangnya kepercayaan terhadap pendamping desa.

Dalam upaya peningkatan tata kelola pemerintah Desa di Kabupaten Sinjai, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) melalui Bidang Pemerintahan Desa, kini aktif melakukan pendampingan secara sinergis dengan melibatkan beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) serta stakeholder dari unsur masyarakat. Pendampingan yang dilakukan secara sinergis diarahkan untuk lebih memberdayakan aparat pemerintah dan masyarakat desa dalam mengelola pemerintahan dan pembangunan di desa secara akuntabel.

Sinergitas pendampingan ini dilaksanakan sejak mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Untuk pelaksanaan pendamping desa fokus pada tigal hal pokok, yaitu percepatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes), pemutakhiran data potensi desa, penyelesaian struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa, serta penataan dan penetapan kewenangan desa.

(20)

Oleh sebab itu yang menjadi pokok perhatian peneliti adalah khususnya dalam pendampingan desa di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan. Penulis mengkaji mengenai sinergitas pendamping desa yaitu pendamping desa berkedudukan di Kecamatan Sinjai Selatan di Desa Talle dalam rangka meningkatkan tata kelola pemerintah yaitu pemabngunan dan pemberdayaan masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat setempat, kerjasama antara pemerintah desa dan pendamping desa dalam penyelenggaraan tata kelola pemerintahan di Desa Talle serta faktor-faktor penghambat tenaga pendamping professional yang dalam hal ini adalah pendamping desa di kecamatan dalam menjalankan tugasnya di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Sinergitas Pendamping Desa dan Pemerintah Desa dalam Pembangunan Desa di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai ”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sinergitas Pendamping Desa dan Pemeritah Desa dalam Pembangunan Desa di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai ?

2. Apa Hambatan Pendamping Desa dan Pemerintah Desa dalam Pemabngunan Desa di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai ?

(21)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Sinergitas Pendamping Desa dan Pemerintah Desa dalam Pembangunan Desa di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai

2. Untuk Mengetahui Hambatan Pendamping Desa dan Pemerintah Desa dalam Pembangunan Desa di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, memperluas pengetahuan dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan terutama yang berhubungan sinergitas pendamping desa, dalam meningkatkan tata kelola pemerintah.

b. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai sinergitas pendamping Desa dalam meningkatkan tata kelola pemerintah

c. Bermanfaat sebagai bahan informasi, juga untuk menambah literature atau bahan informasi ilmiah

2. Manfaat Praktis

(22)

b. Guna mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir kritis, sekalipun untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh

c. Sebagai bahan masukan serta tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti dan berguna bagi pihak yang berminat pada masalah yang sama

(23)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Sinergitas

Menurut Covey’s (2008) Sinergitas menggambarkan cara bekerja dalam suatu kelompok. Melakukan pemecahan masalah secara efektif, melakukan kerjasama dalam pengambilan keputusan, adanya perbedaan nilai-nilai dan membangun kekuatan berbasis perbedaan. Hal itu ditanamkan terus menerus dan ketika sinergi menjadi suatu kebiasaan dalam kelompok maka hasil kerja sama akan melebihi dari jumlah hasil masing-masing anggota saat bekerja secara sendiri.

Menurut Anonim (2008) Sinergitas merupakan hasil menciptakan suasana lingkungan dimana orang-orang yang berbeda dapat saling memberi sumbangannya berdasarkan kekuatan masing-masing sehingga hasilnya lebih besar dibandingkan dikerjakan sendiri-sendiri.

Najiyati dalam Rahmawati et al, (2014) mengartikan sinergi sebagai kombinasi atau paduan unsur atau bagian yang dapat dipahami sebagai operasi gabungan atau perpaduan unsur uSIntuk menghasilkan output yang lebih baik.

Adapun sinergi dalam konteks manajemen, menurut Mulyana (2007) adalah bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan secara maksimal. Setiap anggota di dalam organisasi mempunyai perasaan harmoni dengan anggota

(24)

lainnya sehingga memungkinkan mereka menuntaskan pekerjaannya dengan baik dan penuh kegembiraan. Sinergitas pendampingan ini dilaksanakan sejak mulai dari :

1. Perencanaan (Planning) 2. Pelaksanaan (Actuating) 3. Pemantauan (Monitoring) B. Konsep Pendamping Desa

Pendampingan pada dasarnya merupakan upaya untuk mengajak serta dan membimbing masyarakat (individu atau kelompok) untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, agar mampu men- capai kualitas kehidupan yang lebih baik. Program pendampingan ini membutuhkan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) memiliki integritas dan kualitas, yang mampu berperan sebagai fasilitator, komunikator dan dinamisator, serta berperan sebagai konsultan tempat bertanya bagi kelompok (CCDP, 2015).

Menurut Bintan (2010) Didalam proses pelaksanaan pendampingan harus memiliki metode Pendampingan yang harus disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang harus didampinngi. Metode pendampingan ini merupakan proses kegiatan agar terjadinya pendampingan, metode pendampingan yang biasa digunakan dalam kegitan pendampingan yaitu:

a) Konsultasi, Konsultasi adalah upaya pembantuan yang diberikan pendamping terhadap masyarakat dengan cara memberikan jawaban, solusi dan pemecahan masalah yang dibutuhkan oleh masyarakat.

(25)

b) Pembelajaran, Pembelajaran adalah alih pengetahuan dan sistem nilai yang dimiliki oleh pendamping kepada masyarakat dalam proses yang disengaja.

c) Konseling, Konseling adalah membantu menggali semua masalah dan potensi yang dimiliki dan membuka alternatif-alternatif solusi untuk mendorong masyarakat mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang ada dan harus berani bertanggung jawab bagi kehidupan masyarakat. C. Konsep Tata Kelola Pemerintahan

Menurut Sekretariat Tim Pengembagan Kebijakan Nasional Tata Kepemerintahan yang Baik (BAPENAS, 2008) istilah good governance mengandung makna tata kelola kelola pemerintahan yang baik (good governance) merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintah, tata kepemerintahan yang baik juga merupakan suatu gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antar pemerintah, dunia usaha swasta dan masyarakat.

Menurut Koiman (2009) governance merupakan serangkaian proses interaksi social politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut. Governance merupakan mekanisme-mekanisme, proses-proses dan institusi-institusi melalui warga Negara mengartikulasikan kepentingan-kepentingan mereka, memediasi perbedaan-perbedaan merekaserta menggunakan hak dan kewajiban legal mereka.Governance merupakan proses lembaga-lembaga pelayanan,

(26)

mengelola sumber daya public dan menjamin realita hak azasi manusia. Dalam konteks ini good governance memiliki hakikat yang sesuai yaitu bebas dari penyalahgunaan wewenang dan korupsi serta dengan pengakuan hak yang berlandaskan pada pemerintahan hukum.

Menurut Sedarmayanti (2003), tata kelola pemerintahan atau yang lebih dikenal dengan sebutan good governace, secara umum pengertiannya adalah segala sesuatu yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi urusan public untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Lembaga Administrasi Negara (2006) mendefinisikan good governance sebagai penyelenggaraan pemerintah Negara yang solid dan bertanggungjawab, serta efisien dan efektif dengan menjaga (kesinergisan) inteaksi yang konstruktif diatara domain Negara sekor swasta dan masyarakat (society).

Menurut Rochman (2009) Governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan social yang melibatkan pengaruh sector Negara dan non Negara dalam satu usaha kolektif.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Good Governance merupakan tata pemerintahan, adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik, dan administrasi guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat. Tata kelola pemerintahan tersebut mencakup seluruh mekanisme, prosesdan lembaga-lembaga dimana warga dan

(27)

kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka.

D. Konsep Pemerintah Desa

Nurcholis (2009) Pemerintah desa adalah organisasi pemerintahan desa yang terdiri atas :

a. Unsur pimpinan, yaitu Kepala Desa

b. Unsur Pembantu Kepala Desa, yang terdiri atas :

1. Sekretariat Desa, yaitu unsur staf atau pelayanan yang diketuai oleh sekretaris desa

2. Unsur pelaksanaan teknis, yaitu unsur pembantu kepala desa yang melaksanakan urusan teknis dilapangan seperti urusan pengairan, keagamaan, dan lain-lains

3. Unsur Kewilayahan, yaitu pembantu kepala desa di wilayah kerjanya seperti kepala dusun

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), mengartikan pemerintahan desa sebagai pemerintahan terendah langsung dibawah kepala desa atau lurah yang menyelangarakan urusan rumah tangganya sendiridan terdiri atas kepala desa dan lembaga musyawarah desa.

Pemerintah Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan

(28)

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat.

E. Konsep Pembangunan Desa

Menurut Wahjudin dalam Nurman (2015) Pembangunan desa tidak terlepas dari konteks manajemen pembangunan daerah baik di tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi karena kedudukan desa dalam konteks yang lebih luas (sosial, ekonomi, akses pasar, dan ploitik) harus melihat keterkaitan antardesa, desa dalam kecamatan, antarkecamatan dan kabupaten dan antarkabupaten.

Tujuan Pembangunan Desa

Dalam sebuah pembangunan desa, maka akan terlaksana dengan baik dan terarah sesuai dengan tujuan awal. Secara khusus dari pembangunan desa sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemampuan kelembagaan masyarakat di tingkat desa dalam penyusunan perencanaan pembangunan secara partisipatif; 2. Meningkatkan keterlibatan seluruh elemen masayarakat dalam memberikan makna dalam perencanaan pembangunan; 3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pembangunan; dan 4. Menghasilkan keterpaduan antar bidang/sektor dan kelembagaan dalam kerangka.

Menurut pendapat lain Adisasmita (2013) menjelaskan bahwa tujuan dari pembangunan desa di bagi menjadi 2, yaitu pembangunan desa jangka panjang dan pembangunan desa jangka pendek. Tujuan pembangunan jangka panjang yaitu terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa yang secara langsung dilakukan melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan

(29)

berusaha dan pendapatan berdasarkan pada pendekatan bina lingkungan, bina usaha, dan bina manusia, dan secara tidak langsung adalah meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembangunan nasional

F. Kerangka Pikir

Pendampingan desa merupakan suatu program atau kegiatan implementasi pemerintah dan kementerian desa untuk melaksanakan percepatan pembangunan dalam meningkatkan tata kelola pemerintahan desa. pendampingan di desa dilaksanakan agar dalam peningkatan tata kelola pemerintahan dapat tercapai dengan secara maksimal. Fasilitas yang digunakan dalam penyelenggaraan tata kelola pemerintahan desa perlu dilakukan agar bisa mendorong prioritas dalam penggunaan dana desa dalam pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan di desa dan pemberdayaan. Dengan adanya pengembangan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam pendampingan desa diharap dapat menumbuhkan rasa partisipasi masyarakat dalam meningkatkan tata kelola pemerintahan desa.

Berdasarkan konsep sinergitas, menurut Slamet Mulyana terdapat 2 bentuk dari sinergitas yakni : koordinasi dan komunikasi. Dilihat dari konsep sinergitas juga perlu diketahui faktor apa saja yang menjadi penghambat pada sinergitas tersebut. Guna agar bisa mengidentifikasi faktor apa saja yang menjadi penghambat sinergitas. Dalam penelitian ini peneliti juga melihat yang menjadi hambatan pada sinergitas adalah khususnya sinergitas pendamping desa dalam pembangunan desa diantaranya : Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Actuating) dan Pemantauan.

(30)

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti merumuskan kerangka piker penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

G. Fokus Penelitian

Fokus penelitian kualitatif bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) sehingga penelitian kualitatif menetapkan penelitiannya

Sinergitas Pendamping Desa dan Pemerintah Desa dalam Pembangunan Infrastruktur Desa di Desa Talle

Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai

1. Perencanaan (Planning) 2. Pelaksanaan (Actuating) 3. Pemantauan (Monitoring)

Pembangunan Infrastruktur Desa Hambatan

(31)

berdasarkan dari keseluruhan situasi sosial yang terjadi atau ditdeliti yang meliputi aspek tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergi (Sugiyono,2012)

Fokus penelitian dibuat agar penelitian ini bisa lebih terarah dan batas-batas hambatan atau masalah pun bisa diketahui secara jelas. Fokus penelitian berfungsi sebagai pedoman dalan melaksanakan pembahasan hasil dari penelitian yang telah ditetapkan. Fokus dalam penelitian ini adalah :

1. Sinergitas yang dilakukan pendamping desa di kantor Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai, yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan.

2. Hambatan yang terjadi dalam proses penerapan sinergitas yang dilakukan oleh pendamping desa di kantor Desa Talle

H. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas mengenai sinergitas pendamping desa maka dikelompokkan menjadi 3 bentuk :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubung fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan atau asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan atau merumuskan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

(32)

Pelaksanaan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras dalam mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dari pihak pimpinan. Pelaksanaan adalah sebagai usaha-usaha yang dilakukan dalam melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang dirumuskan dan dilaksanakan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksakan, dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktunya untuk dimulai. Karena mengacu pada konsep yang dijelaskan maka pelaksanaan harus sejalan dengan perencanaan dana desa yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Pemantauan (monitoring) dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan yang sangat penting dalam proses pengembangan dan pemberdayaan masyarakat karena dengan adanya monitoring dan evaluasi, maka akan diketahui sejauh mana efektivitas dan efisien program social yang diberikan. Menurut Marjuki didalam Suharto Pemantauan dapat disama artikan dengan monitoring maka pengertian monitoring adalah serangkaian aktivitas pemantauan secara terus menerus terhadap proses perencanan dan pelaksanaan kegiatan.

Adapun tujuan dari adanya pemantauan atau monitoring adalah :

a. Mengetahui bagaimana masukan sumber-sumber dalam suatu rencana dapat digunakan

(33)

b. Bagaimana kegiatan-kegiatan dalam suatu implementasi dapat digunakan

c. Apakah ada rentang waktu implementasi terpenuhi secara tepat atau tidak

d. Apakah setiap aspek dalam sebuah perencanaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan

Mengacu pada konsep yang dijelaskan diatas, maka program pembangunan infrastruktur desa sangat diperlukan untuk di pantau keberlangsungan agar dapat berjalan sesuai dengan aturan.

(34)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 2 (dua) bulan yang dilakukan selama bulan Juli sampai dengan bulan September 2019. Dan lokasi penelitian dilakukan di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai dengan alasan karena peneliti menemukan permasalahan mengenai sinergitas pendamping desa dalam meningkatkan tata kelola pemerintahan di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dimana dalam penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan untuk mendapatkan data yang objetif dalam rangka untuk mengetahui sinergitas Pendampingan desa dalam meningkatkan tata kelola pemerintah di Kabupaten Sinjai.

2. Tipe Penelitian

Penelitian ini berdasarkan pada penelitian studi kasus, hal ini menjawab semua permasalahan yang akan diangkat atau diteliti, peneliti ingin menggali informasi apa yang akhirya bisa dipelajari atau ditarik dari sebuah kasus, baik kasus tunggal maupun jamak.

(35)

C. Jenis dan Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dimana data hasil penelitian didapatkan melalui 2 sumber data, yaitu :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber yaitu informasi yang dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya dilapangan melalui wawancara.

2. Data sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh dari literatur-literatur dan dokumen-dokumen serta laporan-laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

D. Informan

Informan adalah orang yang berada dalam lingkup penelitian,artinya orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.Untuk memperoleh data secara refresentatif maka diperlukan informasi kunci yang memahami dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji.

Adapun informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah :

No Nama Inisial Jabatan Ket.

1. 2. 3. 4.

Andi Aso Magurewa Umar Said Sinar Alam, SP Saiful AAM US SA SF Pendamping Desa Sekertaris Desa Bendahara Desa Ketua BPD 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang

(36)

5. 6. 7. 8. Imran, S.Sos Burhanuddin S Ramli Abd. Azis IR BS RL AA KASI Pemerintahan KADUS Gareccing

KADUS Batu Leppa KADUS Jekka 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang Jumlah 8 Orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder peneliti menggunakan beberapa instrument pengumpulan data yaitu :

1. Observasi

Observasiatau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi non partisipan, pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kejadian, tidak ikut dalam kegiatan. (Sukmadinata, 2009)

Observasi yakni pencatatan yangsistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian ini untuk memperoleh keterangan yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti yang terkait dengan sinergitas pendamping desa dalam upaya peningkatan tata kelola pemerintah di Kabupaten Sinjai.

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah teknik pengumpulandata dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam

(37)

jawaban-jawaban responden.Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi sumber data dan dilakukan tanpa perantara baik tentang dirinya maupun tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang diperlukan. (Mahmud, 2011)

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumenbisa berbentuk tulisan, gambar,atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. (Sugiyono, 2012)

Untuk menunjang pengumpulan data dokumentasi, subjek menggunakan alat bantu berupa kamera, untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan beberapa dokumentasi.

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen dan sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan.Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verivikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data,

(38)

penyajian data dan penarikan kesimpulan/verivikasi sebagai sesuatu yang saling menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang disebut “analisis”. (Silalahi, 2009)

Berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan :

1. Reduksi data ( data reduction ) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan selama meneliti tujuan diadakan transkrip data (transformasi data) untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat penelitian dilapangan.

2. Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan data atau informasi dalam bentuk naratif, grafik jaringan, table dan bagan yang bertujuan mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam table ataupun uraian penjelasan. 3. Menarik kesimpulan dan verivikasi yaitu kegiatan pengumpulan data

dilakukan, seorang penganalisis mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang mula-mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan-kesimpulan (final) akan muncul bergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan

(39)

tuntutan pemberi dana, tetapi sering kali kesimpulan itu telah sering dirumuskan sebelumnya sejak awal.

G. Teknik Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas data,uji transferability, uji dependability, dan uji confirmability. (Sugiyono, 2012) Pada penelitian ini digunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi.

Triangulasi data diart ikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Terdapat 3 triangulasi dalam keabsahan data, yaitu triangulasi sumber, triagulasi teknik dan triagulasi waktu.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triagulasi sumber. Triagulasi sumber adalah menguji kredibilitas datayang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber akan dilakukan pada pendamping desa.

(40)

27 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi atau Karakteristik Obyek Penelitian a.Keadaan Geografis Desa

Desa Talle Merupakan Desa yang terletak ± 20 Km dari ibu kota Kabupaten Sinjai dan ± 6 Km dari Kecamatan Sinjai Selatan yang berada di dataran tinggi dengan ketinggian 275 – 650 m diatas permukaan air laut dengan luas wilayah ± 2.298,50 Ha. Desa Talle terbagi atas 8 Dusun yaitu Dusun Jekka, Dusun Batu Leppa, Dusun Sengkang, Dusun Pangisoreng, Dusun Gareccing, Dusun Leppang dan ada 2 Dusun persiapan yaitu Dusun Lempong Cellae dan Dusun Campaga. Adapun batas – batas wilayah Desa Talle Sebagai Berikut :

a. Sebelah utara : Desa Bulu Kamase

b. Sebelah selatan : Desa Palae dan Desa Gareccing c. Sebelah timur : Desa Bulu Kamase dan Desa Palae d. Sebelah barat : Desa Baru Kecamatan Sinjai Tengah b.Keadaan Demografis Desa

Masalah kependudukan merupakan salah satu unsur penting bagi pembangunan karena penduduk sebagai subjek dan sekaligus objek (sasaran) pembangunan. Penduduk dengan jumlah yang besar merupakan aset pembangunan dilain pihak jumlah penduduk yang besar tanpa didukung dengan kualitas yang memadai akan menjadi beban

(41)

pembangunan untuk mengatasi masalah tersebut ditempuh berbagai kebijkassanaan untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB).

Penduduk Desa Talle menurut data monografi per Desember tahun 2017 tercatat sebanyak 4.949 jiwa yang terdiri dari : Laki – laki 2.482 jiwa dan Perempuan 2.467 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 1.369.

Adapun rincian jumlah penduduk Desa Talle dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Keadaan Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk

No. NAMA DUSUN JUMLAH KEPALA KELUARGA JUMLAH PENDUDUK L P L+P 1 JEKKA 530 782 911 1.773 2 BATU LEPPA 198 394 383 777 3 SENGKANG 169 345 265 610 4 PANGISORENG 157 288 299 587 5 GARECCING 140 269 259 528 6 LEPPANG 175 324 350 674 JUMLAH 1.369 2.482 2.467 4.949

(42)

Mata pencaharian Desa Talle cukup beragam dan bervariasi seperti nampak pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 38 5,20 ℅

2 Pedagang 97 13,27 ℅ 3 Petani 1.037 54,60 ℅ 4 Buruh Swasta 72 9,85 ℅ 5 Tukang Batu 43 5,88 ℅ 6 Tukang Kayu 37 5,06 ℅ 7 Peternak 11 1,50 ℅ 8 Perbengkelan 8 1,09 ℅ 9 Sopir 17 2,32 ℅ 10 Penjahit 3 0,41 ℅ 11 TNI / POLRI 6 0,82 ℅

Sumber Data : Profil Desa Talle

Dinampakkan petani sebagai kelompok mata pencaharian masyarakatdalam tabel diatas karena hampir semua masyararakat melakukan pekerjaan tersebut. Sebagaimana kita ketahui Wilayah Desa

(43)

Talle merupakan daerah agraris jadi mata pencaharian dari masyarakat berasal dari hasil pertanian.

Upaya peningkatan kualitas SDM yang sangat diharapkan pada masyarakat sekarang sangat berkaitan dengan tingkat penduduk yang merupkan indikator yang paling riil yang mendukung kualitas masyarakat secara signifikan akan meningkat pula kemampuan teknis dan mnajerial dalam aktifitas sehari-hari.

Dalam kontes pembangunan peningkatan jumlah penduduk mutlak diperlukan dalam rangka meningkatkan perang serta masyarakat dalam pembangunan Desa baik secara individu maupun secara kelembagaantentunya hal ini berkaitandengan peningkatan mutu pendidikan masyarakat yang telah di tempuh. Berikut gambaran keadaan penduduk Desa Talle Berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 4.3

Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 Tidak Tamat SD 845 3,23 %

2 Tamat SD 1.568 84,00 %

3 Tamat SLTP 820 2,26 %

4 Tamat SLTA 541 1,91 %

5 Tamat Perguruan Tinggi 217 8,60 % Sumber Data : Profil Desa Talle

(44)

Dari data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat sudah cukup memadai, ini berarti bahwa kesadaran masyarakat dalam hal pendidikan cukup tinggi, namun demikian masih perlu ditingkatkan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan potensial dalam memainkan peranya dalam meningkatkn pembangunan.

c.Sarana dan Prasarana a. Sarana Pendidikan

Tingkatan pendidikan merupakan indikator sosial ekonomi masyarakat.Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah pula masyarakat menerima inovasi atau pembauran, oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakat tidak terlepas dari tersedianya saran pendidikan yang memadai dalam suatu wilayah tertentu. Untuk saran pendidikan di Desa Talle dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4

Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Talle Kec. Sinjai Selatan

No Sarana Pendidikan Jumlah

1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 7

2 Taman Kanak – Kanak (TK) 1

3 Sekolah Dasar (SD) Dan Madrasah 8

4 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

(45)

5 Sekolah Menegah Atas (SMA) -

6 Perguruan Tinggi -

Jumlah 17

Sumber Data : Profil Desa Talle b. Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan merupakan suatu tempat untuk melaksanakan kegiatan keagamaan, di samping juga biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan dalam rangka membicarakan masalah-masalah berkaitan dengan pembangunan Desa. Mengenai masalah peribadatan di Desa Talle dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Talle

No Sarana Peribadatan Jumlah

1 Mesjid 12

2 Musholla 2

3 Gereja -

4 Lain – Lain -

Jumlah 14

Sumber Data : Profil Desa Talle c. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan merupakan tempat untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan kesehatan bagi masyarakat. Oleh karena itu, dalam satu wilayah tertentu perlu didirikan sarana kesehatan untuk

(46)

menampung masyarakat yang membutuhkan fasilitas kesehatan. Mengenai sarana kesehatan di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. 6

Jumlah Sarana Kesehatan di Desa Talle

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas -

2 Pustu 1

3 Balai Bersalin -

4 Posyandu 7

Jumlah 8

Sumber Data : Profil Desa Talle

d. Sarana Lembaga Kemasyarakatan

Lembaga – lembaga masyarakat ini terbentuk atas dasar inisiatif masyarakat dalam upaya membantu proses pembangunan yang ada di desa dan sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Mengenai lembaga – lembaga ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7

Jumlah Sarana Kelembagaan di Desa Talle

No Kelembagaan Jumlah

1 LPM 1

2 PKK 1

3 Karangtaruna 1

(47)

5 BPD 1 6 BKM 1 7 KPM 1 8 REMAJA MESJID 12 9 P3A 10 10 KELOMPOK TANI 28 Jumlah 57

Sumber Data : Profil Desa Talle

B. Visi – Misi Kepala Desa

Visi – Misi Desa Talle disamping merupakan Visi – Misi Kepala Desa juga di integrasikan dengan keinginan bersama masyarakat desa, dimana proses sampai di tingkat desa. Oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan yang telah kita lakukan dan yang akan kita lakukan kedepan akan tetap mengacu pada Visi RPJM Desa yang telah ditetapkan sehingga ketika terpilih menjadi Kepala Desa periode 2017 – 2022, saya menjabarkannya yakni :

VISI

“ Menuju Masyarakat Desa Talle yang Lebih Maju, Mandiri, Aman dan Sejahtera serta Bermartabat ”

MISI

Berdasarkan Visi Desa Talle jangka 6 (Enam) tahun, maka Misi Desa Talle untuk 6 (Enam) tahun kedepan adalah merupakan penjabaran dari Visi Desa Talle. Adapun rumusan Misi 6 tahun mendatang adalah

(48)

dokumen RPJM Desa Talle tahun 2016. Misi sebagai suatu komitmen yang diupayakan untuk dicapai melalui prioritas dan pokok – pokok program serta kegiatan, sebagai berikut :

1. Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang Ankuntabel, Transparan, Profesional, Efektif, dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Berdaya Sains ( Good Government )

Pemerintahan yang baik tercapai ketika para perangkat Desa menyadari tugas dan tanggung jawabnya terhadap warga desa melalui peningkatan kualitas pelayanan yang prima. Dalam menjalankan tugas pemerintahan Desa Kepala Desa dan para perangkat Desa bersifat proaktif dan partisipatif. Senantiasa memikirkan pendekatan – pendekatan baru yang bertujuan menghadirkan pola pelayanan publik yang efektif dan efisien.

Untuk meningkatkan kualitas kinerja perangkat desa handal dan terpercaya dalam melaksanakan fungsi dan kewenangannya untuk memberikan pelayanan pada masyaraka, adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah :

1) Meningkatkan kinerja kelembagaan pemerintah Desa yang desentralisasi, responsiviness, akuntabilitas, transparansi dan partisipatif berdasarkan demokratisasi dan pemberdayaan.

(49)

2) Membentuk/menata perangkat desa sesuai kebutuhan dan potensi desa dengan mengacu pada urusan wajib dan urusan pilihan.

3) Menciptakan sinergi antar perangkat desa dalam melakukan tugas dan fungsinya.

2. Melaksanakan Pembangunan yang lebih baik dan merata berdasarkan asas musyawarah, mufakat serta dapat di pertanggungjawabkan sehingga perwujudan ekonomi desa menjadi baik

Adapun penjabaran dalam Misi tersebut adalah :

1. Pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan tatanan masa kini, dan berdimendi kebutuhan masa depan.

2. Pembangunan berbasis pada ketersediaan sumber daya yang dimilki Desa.

3. Pengelolaan sumber daya atas dasar transparan, akuntabilitas, partisipatif dan atau peran serta masyarakat.

Dan adapun program revitalisasi pertanian merupakan strategi umum untuk :

1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat

2. Meningkatkan daya saing produk pertanian dan peternakan 3. Menjaga kelestarian sumber daya pertanian, peternakan

(50)

Untuk mencapai ketiga strategi tersebut, maka beberapa hal yang akan dilakukan adalah :

1) Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur produksi dan pemasaran hasil pertanian, peternakan. Dilakukan melalui pengembangan jaringan irigasi, pompanisasi dan pembangunan sistem irigasi lainnya yang sesuai serta pengembangan infrastruktur pemasaran.

2) Berupaya mencegah kegagalan pasar. Stabilnya harga komoditi pertanian termasuk pada saat panen raya. Kegiatan yang dilakukan adalah memfasilitasi upaya peningkatan peran swasta, termasuk dukungan Dana Penguatan Modal (DPM) seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), dana bergulir tanpa bunga, meningkatkan pemahaman untuk mengakses dana perbankan, melakukan kontak bisnis, dan menyediakan informasi pasar.

3) Memposisikan pembangunan pertanian sebagai pemeran terbesar dalam perekonomian. Peningkatan produksi dan produktivitas melalui perbaikan kualitas benih dan peningkatan pemanfaatan benih bermutu dengan memberi bantuan benih dan bibit kakao. 4) Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri :

a. Menjalin kemitraan dengan dunia usaha untuk mengembangkan agroindustri

b. Memperkuat kelembagaan petani dan peternak untuk menjadi kelompok pengusaha tani

(51)

c. Memberikan informasi pasar dan melakukan promosi dengan terhadap komoditi unggulan

d. Memberdayakan Badan Usaha Milik Desa untuk menangani komoditi tertentu

e. Membangun pusat – pusat pelayanan berupa lelang komoditi, ternak dan komoditi pertanian melalui Badan Usaha Milik Desa 5) Pembangunan Ekonomi Kerakyatan

a. Mendorong pengembangan lembaga-lembaga keuangan mikro yang dapat memfasilitasi akses permodalan KUKM

b. Meningkatkan kemampuan manajemen Kelompok Tani melalui pembinaan dan pelatihan

c. Pembinaan industri kerajinan tangan untuk meninkatkan keterampilan dan kulaitas produk yang berdaya saing tinggi d. Kegiatan ekonomi rumah tangga/ekonomi rakyat seperti

pembuat gula merah,kripik, jahe instan, pandai besi, kerajinan tangan, dan lain-lain akan dibina dan didukung pengembangannya.

6) Pembangunan ketahanan pangan

a. Mengembangkan sistem pemantauan dini masalah kerawanan pangan

b. Mengembangkan lumbung pangan masyarakat dan melakukan pendataan cadangan pangan masyarakat, untuk menjamin ketersediaan pangan masyarakat,

(52)

c. Megembangkan diversifikasi pangan dengan mengunakan pangan alternatif dari bahan lokal seperti jagung, ubi kayu dan sebagainya untuk mengurangi ketergantungan pada beras 3. Mengintegrasikan Nilai-Nilai Agama,Sosial dan Budaya

Dalam mengimplementasikan nilai – nilai agama, sosial dan budaya maka yang harus dilakukan adalah :

1. Penataan penguatan fungsi legislasi Desa Talle

a) Pembinaan dan peningkatan akuntabilitas kinerja BPD Desa Talle

b) Pembentukan, perubahan dan pelaksanaan peraturan Desa yang mendorong percepatan pembangunan desa

c) Peningkatan hubungan kemitraan antara legislatif dengan eksekutif dalam memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat

2. Pembinaan kelembagaan desa 3. Pembinaan keamanan dan ketertiban

a) Pengembangan pengamanan swakarsa dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi meningkatkan keamanan diwilayahnya masing-masing

b) Melakukan pengawasan lalu lintas dan mutasi penduduk c) Melakukan antisipasi anacaman keamanan dari teroris,

separatis atau provokator yang dapat meresahkan masyarakat

(53)

d) Penegakan dan penertiban pelaksanaan peraturan desa 4. Pembinaan kehidupan keagamaan

a) Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan dan pengajaran agama, dengan kegiatan meliputi peningkatan kualitas tenagan kependidikan, pengembangan fasilitas pendidikan agama melalui TK/TPK.

b) Peningkatan iman dan taqwa dan pengamalan ajaran agama pada seluruh aspek kehidupan. Pokok kegiatannya adalah peningkatan kuantitas dan kualitas sarana ibadah, peningkatan kesejahteraan mubalig,penyiar agama, imam dan pegawai syara’.

c) Melanjutkan upaya pemberantasan buta aksara Al-Qur,an dan menggalakkan wajib belajar Al-Qur’an bagi anak-anak, selanjutnya diupayakan menjadi gerakan cinta Al-Qur’an.

5. Pembinaan budaya lokal

a) Memfasilitasi pengkajian dan pengembangan nilai tradisional

b) Meningkatkan peran komunitas adat untuk pelestarian adat istiadat masyarakat

c) Meningkatkan fungsi dan peran organisasi/lembaga-lembaga pengembangan kebudayaan dan kesenian

(54)

d) Membina kesenian tradisional sebagai sumber informasi sejarah dan budaya lokal

e) Mengembangkan kesenian tradisional serumpun bugis f) Memfasilitasi pagelaran seni, festival rakyat dan karnaval

budaya

6. Karang Taruna dan Pemuda

Priorita programkepemudaan difokuskan pada peningkatan peran organisasi Karang Taruna dan Pemuda dalam meningkatkan kualitas intelektual, moral-integritas dan skill yang berdaya saing dalam rangka mempersiapkan generasi yang unggul dan tangguh untuk meneruskan pembangunan daerah dalam tatanan NKRI. Dan untuk meningkatnya peran serta masyarakat dalam semua kegiatan pembangunan dan pemerintahan melalui pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan masyarakat. Kebutuhan masyarakat dapat terlayani dengan cepat dan baik, memberi jaminan keadilan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintah desa. Program yang akan dilakukan, meliputi :

a. Penetapan Pedoman Standar Pelayanan Minimal

Lemabga pemerintahan dapat melaksanakan fungsi pelayanan secara efektif dan efisien dan dalam pelaksanaan tugasnya mendapat didukung. Program kegiatan adalah menyusun standar pelayanan minimal sesuai kewenangan, kemudian menetapkan akreditasi pelayanan.

(55)

b. Pengentasan Kemiskinan

1. Mendukung upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin

2. Memberikan dukungan modal usaha bagi masyarakat miskin melalui BUMDES

3. Membantu penanganan masalah kesehatan, pendidikan dan rawan pangan pada masyarakat miskin

c. Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat

1. Memfasilitasi proses pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan masyarakat

2. Mendorong peningkatan kapasitas dan aktivitas kelembagaan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan 3. Fasilitasi sarana dan prasarana kelompok komunitas dan

organisasi kemasyarakatan

4. penyediaan biaya bantuan kegiatan kelompok komunitas dan organisasi kemasyarakatan

5. peningkatan koordinasi, komunikasi dan partisipasi organisasi kemasyarakatan dengan pemerintah Desa

Kelembagaan desa adalah keseluruhan lembaga yang ada di Desa Talle yang bertugas dan berfungsi untuk membantu dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa, kelembagaan yang ada di Desa Talle yaitu :

a. badan Permusyawaratan Desa (BPD)

(56)

c. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) d. Badan Kontrak Majelis Taklim (BKMT)

e. Karang Taruna f. Kader Dasawisma g. Kader Posyandu h. Kelompok Tani i. Anggota LINMAS

j. Kader Pembangunan Desa k. Tokoh Pendidik

(57)

STRUKTUR ORGANISASI DESA TALLE KECAMATAN

SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Desa Talle KEPALA DESA SEKRETARIS DESA KAUR KEUANGAN KAUR TU DAN UMUM KAUR PERENCANAAN KASI KESEJAHTERA AN KASI PELAYANAN KASI PEMERINTAH AN KEPALA DUSUN

(58)

C. Sinergitas Pendamping Desa dan Pemerintah Desa dalam Pembangunan Infrastruktur Desa di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tugas Pendamping Desa dapat dimaknai bahwa, pendampingan terhadap desa prinsipnya adalah upaya menggerakkan potensi yang ada di desa sehingga desa bias atau mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk perubahan kearah yang lebih baik dari sisi ekonomi, social, politik dan budaya. Karena itu pendampingan desa tidak hanya bisa dilihat dan dimaknai sebagai aktivitas membantu desa dalam menjalankan aspek-aspek administrative dan teknokratis saja. Lebih dari itu, pendampingan desa sebagai aktivitas mengbah nilai yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa agar bisa diterjemahkan dalam perilaku sehari-hari di desa.

Sinergitas adalah kegiatan gabungan atau kerjasama yang dilakukan guna untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dengan terhubug oleh beberapa peran yang berbeda namun terkait didalamnya. Oleh karena itu, seluruh komponen masyarakat, pemerintah desa dan pendamping desa diharapkan dapat bersinergi agar tercapainya kesejahteraan masyarakat.

Hal ini akan memberikan perubahan bagi tata kelola pemerintahan desa yaitu dalam upaya percepatan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), pemutakhiran data potensi desa, penyelesaian

(59)

struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa, serta penataan dan penetapan kewenangan desa.

Dalam pemerintahan yang baik, hubungan yang sinergi antara pemerintah desa, pendamping desa serta masyarakat membutuhkan kerjasama yang baik. Oleh sebab itu, semuanya harus berjalan secara sinergi dalam mewujudkan tujuan pemerintah untuk mensejahterahkan masyarakat yang tertera dalam Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang menginginkan peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Sekertaris Desa Talle, Umar Said memaparkan :

“ Dalam pembangunan desa, Ya kita membutuhkan yang namanya Pendamping desa. Kami melakukan komunikasi dengannya. Sekarangkan zamannya sudah beda, pakai HandPhone kalau ada yang mau disampaikan. Soalnya pendamping desa itu kan mendampingi 4 atau 5 desa, jadi pendamping desa itu tidak setiap hari ada di kantor desa. Sehingga menjadikan hal tersebut banyak tugas di emban dari pendamping desa tersebut ”(wawancara dengan US Tanggal 16 September 2019)

Dalam pelaksanaan pembangunan desa yang dilakukan Desa Talle belum sepenuhnya maksimal dikarenakan hubungan antara Kepala Desa dengan Pendamping Desa masih tidak begitu akrab karena pekerjaan yang dilakukan oleh pendamping desa dalam proses pendampingannya tidak hanya fokus pada satu desa saja melainkan 4 sampai 5 desa yang harus di damapingi.

(60)

Kehadiran Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan harapan baru sekaligus tantangan bagi desa, dalam undang-undang tersebut pemberdayaan serta pembangunan menjadi sebuah misi, tujuan agenda dan asas yang secara prinsip diwujudkan dengan mengakui dan menetapkan kewenangan suatu desa, sementara pemerintah berkewajiban memberi jaminan agar desa mampu melaksanakan upaya pemberdayaan, pembinaan beserta pengawasan.

Seperti yang tertera dalam pasal 112 Ayat 1 Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pemerintah, pemerintah desa provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten atau kota yang bertugas untuk membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintah desa. Artinya desa harus selalu mendapatkan pembinaan, bimbingan, serta pengawasan dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan,dalam program atau kegiatan-kegiatan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat sekaligus memberdayakan masyarakat itu sendiri. Menurut Pendamping Lokal Desa, Andi Baso Magurewa :

“ Dalam Pembangunan, desa merupakan aset yang sangat penting karena desa dapat menjadi penggerak kemajuan masyarakat Indonesia. Maka dari itu pendamping desa dalam bersinergi dengan kepala desa juga melibatkan OPD dari unsur masyarakat dalam pembangunan desa. Sesuai dengan program NAWACITA Presiden yang menyatakan bahwa akan membangun Indonesia dari pinggiran yang dalam kerangka Negara kesatuan ”.(wawancara dengan AAM Tanggal 19 September 2019)

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia begitu banyak memiliki pemerintahan desa. Menurut data – data yang ada di

(61)

Kementerian Dalam Negeri Indonesia memiliki jumlah desa hingga tahun 2015 mencapai 74.093 desa. Berdasarkan data tersebut maka kedudukan desa itu sangat penting baik sebagai alat mencapai tujuan pembangunan nasional atau sebagai lembaga yang memperkuat struktur pemerintah Negara Indonesia.

Pembangunan Desa sebagai sistem yang di konstruksikan UU Desa, menempatkan seluruh masyarakat pada posisi strategis yaitu sebagai subjek pembangunan. Dengan begitu, masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam peningkatan tata kelola pemerintahan desa termasuk di dalamnya terdapat penyelenggaraan pembangunan Desa.

Pemerintah menetapkan kebijakan mengenai pendampingan desa sebagai yang tercantum dalam pasal 2 peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2015, yang bertujuan :

- Meningkatkan kapasitas, akuntabilitas dan efektivitas pemerintah desa dengan pembangunan desa

- Meningkatkan kesdaran, prakarsa dan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa yang partisipatif

- Meningkatkan sinergi pembanguna desa antar sector - Meningkatkan asset local desa

Dengan hadirnya penempatan pendamping desa sebagai amanat Undang-Undang No.6 tahun 2014 tentang desa maka hadirlah peraturan

(62)

menteri desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi No.3 tahun 2015 tentang pendamping desa yang membahas mengenai pendamping desa termasuk didalamnya mengenai pemabngunan desa dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi fokus pendamping desa.

Pendamping Desa memiliki kedudukan dalam pemerintahan desa dan memiliki kewenangan dari kementerian yang mengharuskan pendamping desa harus menjalankan peran sesuai dengan Peraturan Menteri Desa tentang Pendampingan Desa Pasal 12 Ayat 1 yang menyatakan bahwa tugas pendamping desa adalah mendampingi dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan.

Sama halnya dengan pembangunan desa yang harus melalui beberapa serangkaian proses pengelolaan yang diantaranya adalah perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan guna untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik khususnya pada pemerintahan desa. Untuk lebih jelasnya tentang proses pengelolaan pembangunan desa dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan ialah sebuah proyeksi terhadap kegiatan apa saja yang akan dilakukan kedepannya. Proyeksi yang dibuat harus melalui pertimbangan berdasarkan kebutuhan yang ada. Oleh sebab itu, dalam peningkatan tata kelola pemerintahan desa harus melalui tahap

(63)

perencanaan terlebih dahulu agar dapat berjalan dengan baik dan sejalan dengan yang dijelaskan dalam Pasal 79 Undang – Undang Desa tentang perencanaan pembangunan desasesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada rencana pembangunan Kabupaten/Kota.

Perencanaan pemerintahan desa dilaksanakan dengan menyusun dokumen sebagai berikut :

a. Rencana peningkatan tata kelola pemerintahan desa, pembangunan jangka menengah desa untuk jangka waktu 6 tahun

b. Rencana peningkatan tata kelola pemerintahan desa, pembangunan tahunan desa atau yang biasa disebut dengan rencana kerja pemerintah desa, merupakan sebuah penjabaran dari rencana pembangunan jangka menengah desa untuk jangka waktu 1 tahun

Kedua dokumen perencanaan diatas ditetapkan dengan peraturan desa. Pasal 79 ayat 4 dan 5 menyatakan bahwa perauran desa mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa dan Rencana Kerja Pemerintahan (RKP).

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang mengacu kepada RKPDesa akan ditetapkan dalam bentuk Peraturan Desa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (PerDes APBDes) yang dimana didalamnya terdapat besaran anggaran desa yang bersumber dari dana desa.

Gambar

Gambar  2.1 Kerangka pikir ...............................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

She will discuss about the analysis teaching reading by using simplified newspaper articles in chapter IV and in the last chapter, the writer will conclude

Untuk menemukan konsep dari kinerja rendah diperlukan beberapa indikator yang terdapat dari kasus-kasus PHK, diantaranya seperti istirahat sebelum waktunya, merokok dalam lingkup

Perusahaan menargetkan pertumbuhan nilai transaksi kartu kredit sepanjang 2015 tumbuh 34% menjadi Rp36,5 triliun dibandingkan dengan 2015 yang sebesar Rp26,5 triliun..

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada  bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian, secara umum

Berdasarkan hasil analisis regresi dijelaskan bahwa variabel jumlah produksi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor

Susunan yang terbaik pada penelitian ini yaitu susunan dengan pengganggu d/D 0,32 pada bilangan Reynolds 1,07 × 10 5 dan jarak L/D 1,25 dimana nilai koefisien drag

Pengarahan kelamin (sex reversal) dengan hormone steroid dapat dilakukan melalui perendaman, penyuntikan atau secara oral melalui pakan, namun pada penelitian ini yaitu