• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan Model sharpe, treynor, dan jensen Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan Model sharpe, treynor, dan jensen Chapter III V"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni menjelaskan perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Berdasarkan jenis data yang digunakan, penyusun tidak langsung meneliti ke tiap-tiap manajer investasi yang ada, melainkan hanya dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari BAPEPAM-LK yang sekarang telah diamanatkan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui situs resminya www.aria.bapepam.go.id, situs berita Kontan dengan websitenya kontan.co.id dan Infovesta.com. Waktu penelitian ini dilakukan dari April 2015 sampai dengan Juni 2015.

3.3Batasan Operasional

Batasan Operasional penelitian ini adalah :

a. Reksa dana yang diteliti adalah reksa dana saham yang dibandingkan dengan reksa dana campuran.

b. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana adalah Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio.

c. Biaya transaksi atau biaya perdagangan yang meliputi biaya pembelian (entry fee) dan penjualan kembali (redemption fee) dianggap tidak ada atau diabaikan

(2)

harga pasar sekuritas.

d. Pembagian dividen dan capital gain dianggap tidak ada selama periode penelitian.

3.4Definisi Operasional

Dalam pengukuran perbandingan kinerja reksa dana saham dengan campuran akan menggunaka metode Sharpe, Treynor, dan Alpha Jensen yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Jenis Metode Keterangan Formula Skala Ukur

1. Sharpe Ratio Selisih antara rata-rata return dengan risk free return dibagai

dengan Standar Deviasinya.

Ŝ�=Ṝ�− �

�� Rasio

2. Treynor Ratio Selisih antara rata-rata return dengan risk free return dibagai

dengan Beta.

(3)

penelitian ini adalah seluruh reksa dana saham yang berjumlah 167 dan reksa dana campuran yang berjumlah 129.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011:82). Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh sebab itu sampel harus benar – benar representatif atau mewakili.

Pengambilan sampel reksa dana dilakukan dengan pendekatan sampel jenuh berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Reksa dana yang masih aktif sampai dengan Desember 2014, dan beroperasi pada Januari 2013 sampai dengan Desember 2014 dan tercatat di Bapepam. 2. Reksa dana yang dikelolah oleh Manajer Investasi dengan total NAB diatas

dua triliun rupiah.

3. Reksa dana saham dan reksa dana campuran yang dipilih adalah jenis reksa dana konvensional.

4. Informasi yang digunakan berasal dari publikasi laporan reksa dana yang diposting di situs Bapepam-LK dan PT Infovesta.

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Penelitian 17 18

(4)

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Nama Reksa Dana Saham Nama Reksa Dana Campuran 1

BNI Reksa Dana Berkembang Batavia Prima Campuran 2

BNP Paribas Inspira Batavia Prima Ekspektasi 3

BNP Paribas Star Bahana Quant Strategy 4

Batavia Dana Saham Optimal BNI AM Dana Terencana 5

Batavia Dana Saham BNP Paribas Equitra 6

Dana Ekuitas Prima BNP Paribas Dana Invest 7

Danareksa Mawar Danamas Pasti

8 First State Indoequity Sectoral

Fund Mandiri Investa Aktif

9 Mandiri Investa Equitas

Danamis Manulife Dana Campuran

10

Manulife Dana Saham Manulife Dana Stabil Berimbang 11

Maybank GMT Dana Ekuitas Maybank GMT Dana Fleksi 12

Panin Dana Maksima Maybank GMT Dana Unggulan 13

Schoroder Indo Equity Fund Panin Dana Bersama 14

Simas Danamas Saham Reksa Dana Anggrek Fleksibel 15 Syailendra Equity Oppurtunity

Fund Schoreder Dana Terpadu II

16

Tram Consumption Plus Simas Satu Prima 17

TRIM Capital Syailendra Balanced Oppurtunity TRIM Kombinasi 2

(5)

3.6Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah dipublikasikan. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka metode yang dipergunakan adalah metode Penelitian Kepustakaan.

Data diperoleh dari situs resmi milik OJK, situs berita Kontan dan situs resmi PT Infovesta sebagai pihak swasta yang menyediakan data instrument keuangan serta situs resmi Bank Indonesia. Berikut adalah data beserta sumber data yang dipergunakan dalam skripsi ini.

a. Daftar reksa dana aktif selama periode penelitian (2013-2014) yang dipublikasikan oleh OJK melalui situs www.aria.bapepam.go.id dan PT Infovesta melalui situs www.infovesta.com

b. Return NAB/bulan sampel penelitian selama periode (2013-2014) yang dipublikasikan oleh OJK melalui situs www.aria.bapepam.go.id

c. Data bunga SBI selama tahun periode penelitian yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia melalui situs www.bi.go.id

d. Nilai IHSG yang diperoleh dari Yahoo Finance melalui situs www.yahoofinance.com

3.7 Metode Analisis Data

(6)

Pengukuran dibagi dalam periode tiap 1 (satu) tahunan selama 2 (dua) tahun yaitu dari tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2014, dengan sub periode bulanan artinya data yang dikumpulkan adalah data bulanan.

a. Return Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran

Return reksa dana adalah selisih antara NAB perunit bulanan tersebut (NAB/unitt) dengan NAB perunit bulan sebelumnya (NAB/unitt-1), dibagi dengan

NAB perunit bulan sebelumnya (NAB/unitt-1) atau dapat dirumuskan (Pratomo

dan Nugraha, 2009:177):

RR =NAB/unitNAB/unitt− NAB/unitt− t

Keterangan:

RR = � reksa dana

NAB/unitt = Nilai Aktiva Bersih/unit bulan tersebut

NAB/unitt-1 = NilaiAktiva Bersih/unit bulan sebelumnya

Sedangkan rata-rata return reksa dana adalah jumlah return reksa dana pada satu periode dibagi dengan jumlah sub periode pada periode tersebut.

b. Standar Deviasi Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran

Standar deviasi reksa dana diperoleh melalui rumus (Halim, 2005:68).

σ=Σ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅RRN− R̅̅̅̅R

Keterangan:

σ = Standar deviasi reksa dana

(7)

RR

̅̅̅̅ = Rata − rata � � reksa dana saham

N = Jumlah sub periode

c. Rata-Rata Tingkat Perolehan SBI

Rata-rata tingkat perolehan SBI merupakan rata-rata tingkat suku bunga SBI yang berlaku pada periode tersebut.

RF

̅̅̅̅ =∑ Periode∑ SBI

Keterangan: RF

̅̅̅̅ = Rata − rata tingkat suku bunga bebas risiko

ΣSBI = Jumlah suku bunga bebas risiko bulanan

ΣPeriode = Jumlah periode pengamatan

d. Beta Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran

Beta (β) reksa dana saham diperoleh melalui rumus (Halim, 2005:68):

β =N ΣRPRR − ΣRP ΣRR

N ΣRP − ΣRP

Keterangan:

RP = � IHSG

RR = � reksa dana saham

N = Jumlah sub periode

e. Standar Deviasi Reksa dana Saham

(8)

σ =Σ R̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅R− RN̅̅̅̅R

Keterangan:

σ = Standar deviasi reksa dana

RR = � reksa dana

RR

̅̅̅̅ = Rata − rata � � reksa dana

N = Jumlah sub periode

f. Rata-Rata Tingkat Perolehan IHSG

Tingkat perolehan pasar (IHSG) adalah selisih dari tingkat IHSG pada bulan t di kurang dengan IHSG pada bulan 1 dibagi dengan IHSG pada bulan t-1, atau dapat dirumuskan sebagai berikut (Samsul, 2006:373):

RP= IHSGIHSGt− IHSGt− t−

Keterangan:

RP = � IHSG

IHSGt = IHSG pada bulan tersebut

IHSGt− = IHSG pada bulan sebelumnya

Rata-rata tingkat perolehan IHSG adalah sejumlah tingkat perolehan IHSG pada periode tersebut dibagi dengan jumlah sub periode pada periode tersebut.

g. Pengukuran Indeks Sharpe Reksa Dana

(9)

reksa dana saham dan campuran. Risk premium diperoleh dengan cara mengurangkan return reksa dana dengan investasi bebas risiko dalam hal ini digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sehingga Indeks Sharpe reksa dana dapat diperoleh melalui rumus (Brandy, 2002: 6):

SR =R̅̅̅̅ − RFR

RF = Rata − rata tingkat perolehan suku bunga bebas risiko

σ = Standar deviasi reksa dana

h. Pengukuran Indeks Treynor Reksa Dana

Indeks Treynor reksa dana saham merupakan hasil bagi antara risk premium dengan beta (β) reksa dana terhadap pasar dalam hal ini tolak ukur pasar

(10)

RF

̅̅̅̅ = Rata − rata tingkat perolehan suku bunga bebas risiko

β = Beta reksa dana terhadap IHSG

3.6.1 Uji Hipotesis

Fungsi hipotesis adalah untuk memberi suatu pernyataan terkaan tentang hubungan tentatif anatara fenomena–fenomena dalam penelitian (Nazir, 2011:166). Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata–rata pada penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda t-test yaitu Paired Sample T Test. Tujuan uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata dua grup mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan (Situmorang dan Lufti, 2014 : 66). Hipotesis statistik yang diajukan adalah

Ha : μ1 ≠μ2 : ada perbedaan

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis (dua arah) adalah:

a. Ha ditolak apabila –ttabel> thitung> +ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

b. Ha tidak ditolak apabila –ttabel< thitung> +ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05.

Penelitian ini berguna untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen yang dirumuskan sebagai berikut:

(11)

H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Sharpe.

H1 : Terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Sharpe.

2. Hipotesis 2

H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Treynor.

H1 : Terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Treynor.

3. Hipotesis 1

H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Jensen.

(12)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Analisis Deskriptif 4.2Karakteristik Penelitian

Dalam perhitungan kinerja reksa dana saham dan campuran yang dibandingkan dengan IHSG menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen menggunakan data bulanan berupa Nilai Aktiva Bersih per Unit (NAB/Unit) dari masing-masing reksa dana saham dan campuran, tingkat suka bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Berdasarkan data tersebut, maka akan diperoleh nilai return reksa dana saham dan reksa dana campuran, return IHSG, average tingkat suku bunga SBI, standar deviasi reksa dana saham dan reksa dana campuran, standar deviasi IHSG, beta reksa dana saham dan reksa dana campuran dan beta IHSG. Selanjutnya, dari data tersebut akan menghasilkan masing-masing Indeks Sharpe, Treynor dan Jensen reksa dana saham, reksa dana campuran dan IHSG setiap tahun.

(13)

Tabel 4.1

8 First State Indoequity Sectoral Fund -0,005 0,016

9 Mandiri Investa Equitas Danamis -0,012 0,021

10 Manulife Dana Saham -0,005 0,017

11 Maybank GMT Dana Ekuitas -0,004 0,013

12 Panin Dana Maksima -0,002 0,017

13 Schoroder Indo Equity Fund 0,000 0,019

14 Simas Danamas Saham -0,003 0,021

15 Syailendra Equity Oppurtunity Fund -0,010 0,011

16 Tram Consumption Plus -0,011 0,024

17 TRIM Capital -0,010 0,023

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada tahun 2013, Reksa Dana Batavia Dana Saham Optimal memiliki average return tertinggi yaitu sebesar 0,003. Reksa Dana Batavia Dana Saham Optimal memiliki standar deviasi sebesar 0,058 dan beta sebesar 1,129. Average return terendah dimiliki oleh Reksa Dana Danareksa Mawar yaitu sebesar -0,026 dengan standar deviasi sebesar 0,056 dan beta sebesar 0,231.

(14)

Rekepitulasi rata-rata return (average return) seluruh reksa dana saham dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Average Return Reksa Dana Campuran Tahun 2013-2014

No Reksa Dana Campuran Return

2013 2014

1 Batavia Prima Campuran 0,012 0,031

2 Batavia Prima Ekspektasi 0,018 0,019

3 Bahana Quant Strategy -0,010 0,015

10 Manulife Dana Stabil Berimbang -0,010 0,013

11 Maybank GMT Dana Fleksi -0,002 0,011

12 Maybank GMT Dana Unggulan -0,001 0,011

13 Panin Dana Bersama -0,002 0,013

14 Reksa Dana Anggrek Fleksibel -0,008 0,012

15 Schoreder Dana Terpadu II -0,005 0,015

16 Simas Satu Prima 0,004 0,013

17 Syailendra Balanced Oppurtunity -0,006 0,010

18 TRIM Kombinasi 2 -0,008 0,022

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada tahun 2013, Reksa Dana Batavia Prima Ekspektasi memiliki average return tertinggi yaitu sebesar 0,018. Reksa Dana Batavia Prima Ekspektasi memiliki standar deviasi sebesar 0,057 dan beta sebesar 1,042. Average return terendah dimiliki oleh Reksa Dana Mandiri Investa Aktif yaitu sebesar -0,013 dengan standar deviasi sebesar 0,096 dan beta sebesar 0,722.

(15)

terendah dimiliki oleh Mandiri Investa Aktif yaitu sebesar -0,022 dengan standar deviasi sebesar 0,0182 dan beta sebesar 0,722.

4.1.2 Analisis Rasio Sharpe

Perhitungan kinerja reksa dana saham dan campuran menggunakan metode Sharpe (Indeks Shape) dilakukan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Perhitungan tiap tahun dilakukan untuk mengetahui perkembangan dari reksa dana saham dan reksa dana campuran.

Indeks Sharpe reksa dana saham dan campuran dihitung setiap tahun dengan berdasarkan selisih antara average return reksa dana saham dan campuran dengan rata-rata tingkat perolehan SBI dibagi dengan standar deviasi (risiko total). Average return reksa dana saham dan campuran diperoleh dari NAB/unit, sedangkan tingkat perolehan suku bunga SBI setahun diperoleh dari total data bulanan tingkat perolehan suku bunga SBI dibagi dua belas. Risiko reksa dana saham dan campuran merupakan standar deviasi dari return reksa dana selama setahun. Indeks Sharpe dari masing-masing reksa dana saham dan campuran dibandingkan dengan Indek Sharpe IHSG sebagai tolak ukur kinerjanya. Semakin besar nilai indek Sharpe suatu reksa dana makan semakin baik pula kinerjanya.

4.1.2.1Analisis Sharpe Reksa Dana Saham

(16)

Tabel 4.3

Nilai Rasio Sharpe untuk Reksa Dana Saham Tahun 2013-2014

No Reksa Dana Saham Sharpe

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

(17)

dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) indeks Sharpe reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG.

Hal ini berarti reksa dana yang memiliki kinerja di atas indeks IHSG adalah reksa dana yang menghasilkan risk premium (besar pendapatan dikurangi pendapatan risiko) diatas risk premium pasar. Maka jika berinvestasi di reksa dana saham tersebut, maka akan diperoleh pendapatan untuk setiap unit risiko total yang diambil lebih tinggi dari pendapatan jika berinvestasi pada saham secara langsung untuk setiap unit risiko total. Dari keseluruhan reksa dana yang memiliki indeks Sharpe lebih tinggi dari IHSG pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata 2 (tahun), seluruhnya bernilai negatif. Artinya jika berinvestasi pada reksa dana tersebut akan mengalami kerugian, akan tetapi kerugian tersebut lebih rendah dari pada berinvestasi di saham.

(18)

memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danareksa Mawar sebesar -1,4919

Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal pada tahun 2014 adalah BNI Reksa Dana Berkembang dengan indeks Sharpe sebesar -0,0013. Hal tersebut berarti Panin Dana Maksima mampu menghasilkan risk premium sebesar -0,0013 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut dikurangi dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -0,0013. Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -3,1111. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -3,1111 setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danareksa Mawar sebesar -0,0425.

(19)

4.1.2.2Analisis Sharpe Reksa Dana Campuran

Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Sharpe reksa dana saham yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Nilai Rasio Sharpe untuk Reksa Dana Campuran Tahun 2013-2014

No Reksa Dana

(20)

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 7 (ujuh) indeks Sharpe reksa dana campuran yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 terdapat 9 (sembilan) indeks Sharpe reksa dana campuran yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG dan jika dihitung rata-rata selama 2 (dua) tahun maka terdapat 8 (delapan) indeks Sharpe reksa dana campuran yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) indeks Sharpe reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG. Secara keseluruhan kinerja reksa dana saham lebih unggul dibandingkan kinerja reksa dana campuran karena mampu memiliki kinerja di atas IHSG.

Hal ini berarti reksa dana yang memiliki kinerja di atas indeks IHSG adalah reksa dana yang menghasilkan risk premium (besar pendapatan dikurangi pendapatan risiko) diatas risk premium pasar. Maka jika berinvestasi di reksa dana saham tersebut, maka akan diperoleh pendapatan untuk setiap unit risiko total yang diambil lebih tinggi dari pendapatan jika berinvestasi pada saham secara langsung untuk setiap unit risiko total. Dari keseluruhan reksa dana yang memiliki indeks Sharpe lebih tinggi dari IHSG pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata 2 (tahun), seluruhnya bernilai negatif. Artinya jika berinvestasi pada reksa dana tersebut akan mengalami kerugian, akan tetapi kerugian tersebut lebih rendah dari pada berinvestasi di saham.

(21)

sebesar -0,6985 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut dikurangi dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -0,6985. Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -1,200. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -1,200 setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danamas Pasti sebesar -5,2406.

Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal pada tahun 2014 adalah TRIM Kombinasi 2 dengan indeks Sharpe sebesar -1,9134. Hal tersebut berarti TRIM Kombinasi 2 mampu menghasilkan risk premium sebesar -1,9134 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut dikurangi dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -1,9134. Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -3,1111. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -3,1111 setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danamas Pasti sebesar -7,5902.

(22)

dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -1,3279. Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -2,1556. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -2,1556setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danamas Pasti sebesar -6,4154.

4.1.3 Analisis Rasio Treynor

(23)

4.1.3.1 Analisis Treynor Reksa Dana Saham

Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Treynor reksa dana saham yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Nilai Rasio Treynor untuk Reksa Dana Saham Tahun 2013-2014

No Reksa Dana Saham Treynor

(24)

Pada tahun 2013 tampak terdapat 11 (sebelas) reksa dana yang mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2013 yang memiliki indeks sebesar -0,0600, dan pada tahun 2014 seluruh reksa dana saham yang berjumlah 17 (tujuh belas) unit mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2014 yang memiliki indeks sebesar -0,560. Sedangkan untuk rata-rata indeks Treynor reksa dana saham selama 2 (dua) tahun, terdapat 17 (tujuh belas) reksa dana saham yang mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2014 yang memiliki indeks sebesar -0,580. Terdapat 11 (sebelas) indeks Treynor reksa dana saham pada tahun 2013 yang memiliki kinerja lebih baik dari indeks Treynor IHSG, 17 (tujuh belas) indeks Treynor reksa dana saham tahun 2014 dan 17 (tujuh belas) indeks Treynor reksa dana saham selama 2 (dua) tahun tidak terdapat satupun yang

bernilai positif. Hal ini berarti jika berinvestasi pada reksa dana saham akan mengalami kerugian, dan untuk reksa dana campuran yang mampu mengungguli kinerja indeks Treynor IHSG akan mengalami kerugian pula, namun kerugianya lebih kecil dibandingkan berinvestasi di saham.

Pada tahun 2013 tampak yang memiliki kinerja paling baik adalah reksa dana Panin Dana Maksima dengan nilai indeks -0,0394, menunjukkan bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Panin Dana Maksima, investor memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,0394%. Kinerja yang terendah adalah

(25)
(26)

4.1.3.1 Analisis Treynor Reksa Dana Campuran

Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Treynor reksa dana campuran yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Nilai Rasio Treynor untuk Reksa Dana Campuran Tahun 2013-2014

No Reksa Dana

(27)

Pada tahun 2013 hanya terdapat 4 (empat) reksa dana campuran yang indeks Treynorya mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2013 yang memiliki indeks sebesar -0,0600, dimana jumlah ini lebih kecil dibandingkan jumlah reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Treynor IHSG sebanyak 11 (sebelas) reksa dana saham. Dan pada tahun 2014 terlihat hanya 6 (enam) reksa dana campuran yang indeks Treynor nya mampu mengungguli indeks Treynor IHSG, jumlah ini lebih kecil dibandingkan reksa dana saham yang berjumlah 17 (tujuh belas) unit mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2014 yang memiliki indeks sebesar -0,560. Sedangkan untuk rata-rata indeks Treynor reksa dana saham selama 2 (dua) tahun yang berjumlah 17 (tujuh belas) hanya terdapat 5 reksa dana campuran mampu mengungguli rata-rata indeks Treynor IHSG yang memiliki indeks sebesar -0,580. Dari 18 (delapan belas) indeks Treynor reksa dana campuran pada tahun 2013, 17 (tujuh belas) indeks Treynor reksa dana campuran tahun 2014 dan 17 (tujuh belas) indeks Treynor reksa dana campuran selama 2 (dua) tahun, tidak terdapat yang bernilai positif atau dengan kata lain keseluruhan indeks Treynor reksa dana campuran bernilai negatif. Hal ini berarti jika berinvestasi pada reksa dana saham akan mengalami kerugian, dan untuk reksa dana campuran yang mampu mengungguli kinerja indeks Treynor IHSG akan mengalami kerugian pula, namun kerugianya lebih kecil dibandingkan berinvestasi di saham.

(28)

memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,1154%. Kinerja yang terendah adalah Danamas Pasti dengan indeks sebesar -0,3617, menunjukkan bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Danamas Pasti, investor memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,3617%. Hal ini disebabkan oleh beta reksa dana tersebut yang juga tinggi. Ini menandakan Danamas Pasti memiki risiko sistematis terhadap return lebih rendah dibandingkan dengan yang lainnya.

(29)

4.5.3.1Analisis Jensen Reksa Dana Saham

Perbandingan dan pemeringkatan reksa dana saham terhadap pasar berdasarkan indeks Jensen pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata selama 2 tahun yang berikut ini ditampilkan pada Tabel 4.7

Tabel 4.7

Nilai Rasio Jensen untuk Reksa Dana Saham Tahun 2013-2014

No Reksa Dana Saham Jensen

(30)

Indeks Jensen menunjukkan sebaerapa besar return reksa dana di tas atau di bawah ekspektasi berdasarkan risiko sistemais yang dimilikinya. Nilai Jensen positif artinya return reksa dana di atas ekspektasi dan jika negatif berarti return reksa dana dibawah ekpektasi. Pada tahun 2013, terdapat 11 (sebelas) reksa dana saham, tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) reksa dana saham dan rata-rata selama 2 (dua) tahun terdapt 16 yang memperoleh nilai positif. Artinya reksa dana saham tersebut mampu memberikan return di atas ekspektasi investor. Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun2013 bedasarkan indeks Jensen dimiliki oleh Mandiri Investa Equitas Dinamis sebesar 0,0322. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah Danareksa Mawar sebesar -0,067. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Danareksa Mawar akan memperoleh return di bawah ekspektasi investor tersebut.

Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun2014 bedasarkan indeks Jensen dimiliki oleh Batavia Dana Saham Optimal sebesar 0,0327. Artinya, jika

(31)

Kinerja reksa dana saham terbaik selama 2 (dua) tahun bedasarkan indeks Jensen dimiliki oleh Mandiri Investa Equitas Dinamis sebesar 2,96%. Artinya,

jika investor berinvestasi di Batavia Dana Saham Optimal akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Dimana pada tahun 2013 Mandiri investa Equitas Dinamis juga menjadi reksa dana saham yang memiliki kinerja terbak. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah BNI Reksa Dana Berkembang dengan nilai indeks Jensen sebesar 0,42%. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut sebesar 0,42%.

4.5.3.1Analisis Jensen Reksa Dana Campuran

Perbandingan dan pemeringkatan reksa dana campuran terhadap pasar berdasarkan indeks Jensen pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata selama 2 tahun yang berikut ini ditampilkan pada Tabel 4.8

Tabel 4.8

Nilai Rasio Jensen untuk Reksa Dana Campuran Tahun 2013-2014

(32)

Lanjutan Tabel 4.8

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Indeks Jensen menunjukkan sebaerapa besar return reksa dana di atas atau di bawah ekspektasi berdasarkan risiko sistemais yang dimilikinya. Nilai Jensen positif artinya return reksa dana di atas ekspektasi dan jika negatif berarti return reksa dana dibawah ekpektasi. Pada tahun 2013, terdapat 4 (empat) reksa dana campuran, tahun 2014 terdapat 4 (empat) reksa dana campuran dan rata-rata selama 2 (dua) tahun terdapat 3 (tiga) yang memperoleh nilai positif. Artinya reksa dana saham tersebut mampu memberikan return di atas ekspektasi investor. Dibandingkan dengan kinerja reksa dana saham, maka kinerja reksa dana campuran memiliki kinerja yang lebih rendah, hal ini dapat dilihat dari jumlah reksa dana yang mampu memberikan indeks Jensen positif.

(33)

investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah Danareksa Mawar sebesar -0,0049. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Danareksa Mawar akan memperoleh return di bawah ekspektasi investor tersebut.

Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun 2014 bedasarkan indeks Jensen dimiliki oleh Batavia Prima Campuran sebesar 0,1785. Artinya, jika

investor berinvestasi di Batavia Dana Saham Optimal akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah Mandiri Investa Aktif dengan nilai indeks Jensen sebesar -0,0895. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh return di bawah ekspektasi investor tersebut sebesar.

(34)

4.2 Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis 1

(35)

Tabel 4.9 Paired Sample Test

Indeks Sharpe

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 SharpeSaham –

SharpeCampuran

(36)

Tabel 4.9 merupakan hasil uji beda antara rata-rata indeks Sharpe reksa dana saham dengan rata-rata indeks Sharpe reksa dana campuran. Penelitian ini dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan sig. (2-tailed) dengan α. Nilai sig yang diperoleh dalam pnelitian ini adalah 0,000. Sig. (2-tailed)(0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura dengan menggunakan metode Sharpe.

2. Hipotesis 2

(37)

Tabel 4.10 Paired Sample Test

Indeks Treynor

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 TreynorSaham –

TreynorCampuran

(38)

Tabel 4.10 merupakan hasil uji beda antara rata-rata indeks Treynor reksa dana saham dengan rata-rata indeks Treynor reksa dana campuran. Penelitian ini

dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), Uji signifikansi dilakukan

dengan membandingkan sig. (2-tailed) dengan α. Nilai sig yang diperoleh dalam pnelitian ini adalah 0,000. Sig. (2-tailed)(0,838) > α (0,05) maka H0 diterima. Artinya, tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura dengan menggunakan metode Treynor.

3. Hipotesis 3

(39)

Tabel 4.11 Paired Sample Test

Indeks Jensen

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 JensenSaham –

JensenCampuran

(40)

Tabel 4.11 merupakan hasil uji beda antara rata-rata indeks Jensen reksa dana saham dengan rata-rata indeks Jensen reksa dana campuran. Penelitian ini

dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), Uji signifikansi dilakukan

dengan membandingkan sig. (2-tailed) dengan α. Nilai sig yang diperoleh dalam pnelitian ini adalah 0,000. Sig. (2-tailed)(0,023) < α (0,05) maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura dengan menggunakan metode Jensen.

4.3Pembahasan

4.3.1 Terdapat Perbedaan Kinerja Reksa Dana Saham dengan Reksa Dana

Campuran dengan Menggunakan Metode Sharpe

Berdasarkan hasil pengamatan selama 2 (dua) tahun, dapat dilihat bahwa terdapat 10 (sepuluh) reksa dana saham yang memiliki kinerja indeks Sharpe lebih tinggi dibandingkan IHSG jika dihitung rata-rata selama 2 (dua) tahun. Reksa dana saham yang memiliki indeks Sharpe lebih tinggi dari IHSG adalah Panin Dana Maksima, Simas Danamas Saham, Mandiri Investa Equitas Dinamis, Batavia Dana Saham Optimal, Schoreder Indo Equity Fund, Batavia Dana Saham, BNI Reksa Dana Berkembang, Syailendra Equity Opportunity Fund, Maybank GMT Dana Ekuitas, BNP Paribas Inspira.

(41)

Bersama, BNP Paribas Equitra, Syailendra Balanced Oppurtunity. Berdasarkan pengujian hipotesis 1 dengan sig. (2-tailed)(0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura dengan menggunakan metode Sharpe.

4.3.2 Tidak Terdapat Perbedaan Kinerja Reksa Dana Saham dengan Reksa

Dana Campuran dengan Menggunakan Metode Treynor

(42)

4.3.3 Terdapat Perbedaan Kinerja Reksa Dana Saham dengan Reksa Dana

Campuran dengan Menggunakan Metode Jensen

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian mengenai perbandingan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campuran menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen adalah:

1. Hasil uji beda statistik memberikan hasil menolak hipotesis 1 yaitu terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan kinerja reksa dana campuran dengan menggunakan metode Sharpe. Hal ini berarti secara keseluruhan risk premium yang diperoleh reksa dana saham tidak sama dengan risk premium yang diperoleh reksa dana campuran yang menjadi sampel penelitian sepanjang tahun 2013 sampai dengan 2014.

2. Hasil uji beda statistik memberi hasil menerima hipotesis 2 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja reksa saham dengan kinerja reksa dana campuran dengan menggunakan metode Treynor. Hal ini berarti secara keseluruhan risk premium yang diperoleh reksa dana saham sama dengan risk premium yang diperoleh reksa dana campuran yang menjadi sampel penelitian sepanjang tahun 2013 sampai dengan 2014.

(44)

diperoleh reksa dana campuran yang menjadi sampel penelitian sepanjang tahun 2013 sampai dengan 2014.

5.2Saran

1. Bagi investor, sebelum memilih berinvestasi pada reksa dana, sebaiknya investor melakukan penilaian terhadap kinerja yang ingin dimilikinya.

2. Bagi ivestor yag akan berinvestasi pada reksa dana hendaknya tidak hanya mempertimbangkan risk dan return tetapi harus memiliki tujuan yang jelas dari investasi tersebut, seperti ketika ingin melakukan tujuan investasi jangka panjang maka menggunakan reksa dana campuran karena lebih aman dibandingkan reksa dana saham

3. Bagi Manajer Investasi, setelah mengetahui hasil kinerja masing-masing reksa dana nya diharapkan dapat memperbaiki kinerjanya untuk meningkatkan kepercayaan investornya.

4. Bagi peneliti selanjutnya, priode waktu penelitian perlu dilakukan lebih panjang agar hasilnya lebih kuat. Dan di anjurkan menggunakan metode

evaluasi yang lain yakni Roy’s Safety First Ratio karena lebih tepat dgunakan

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Ringkasan Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
Tabel 4.1 Average Return Reksa Dana Saham
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing

Test dan Anova Sehala melalui perisian &#34;Statistical Package of the Social Science for Windows&#34; (SPSS). Hasil analisis menunjukkan terdapat i) hubungan yang signifikan

Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.. Beri tanda (√) jika klien

[r]

 Teknik Elektro/Teknik atau Rekayasa Elektro 24 Elektronika Pesawat Udara (Aviation Electronics) 473.  Teknik

Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya.. Manajemen Sistem

Penerapan Model Koopertif Tipe Concept Sentence Dengan Media Gambar Fotografi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Kelas IV SD.. Surakarta: