• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Hidup Perempuan Penyintas Kanker Payudara di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gaya Hidup Perempuan Penyintas Kanker Payudara di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Gaya hidup

Menurut Potter & Perry (2005) gaya hidup adalah kegiatan, kebiasaan dan pelaksanakan kesehatan yang mengandung faktor resiko. Menurut Mont (2007) dalam Scott (2009) gaya hidup adalah pola tindakan dan konsumsi, yang digunakan oleh orang-orang untuk membedakan diri dari orang lain, untuk memenuhi kebutuhan dasar, memberikan kualitas hidup yang lebih baik, meminimalkan penggunaan sumber daya alam, dan tidak membahayakan kebutuhan generasi mendatang.

2. Klasifikasi gaya hidup

(2)

vitamin, buah-buahan dan sayuran dapat menurunkan risiko penyakit jantung sebesar 76% dan bahkan mengurangi risiko kanker payudara.

Menurut Health Media Ventures (2016) Gaya hidup negatif adalah tindakan atau prilaku seseorang yang tidak baik dalam kebiasaan hidup sehari-hari meliputi empat perilaku buruk yaitu merokok, terlalu banyak minum alkohol, tidak berolahraga, dan kurang makan buah-buahan dan sayuran, kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol adalah kebiasaan yang tidak sehat yang dapat mengakibatkan masalah pada kesehatan, tidak berolahraga dapat menyebabkan ketidak seimbangan tubuh.

Menurut American Cancer Society (2015) kanker payudara disebabkan karena gaya hidup negatif seperti, mengkonsumsi zat beralkohol, kelebihan berat badan, aktifitas fisik yang kurang, usia pertama kali melahirkan, terapi hormon, dan menyusui.

3. Faktor yang mempengaruhi

Menurut Kotler & Armstrong (2002 dalam Susanto, 2011) terdapat 2 faktor yang dapat mempengaruhi gaya hidup yaitu faktor dari dalam diri individu (internal) dan berasal dari luar (eksternal), faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, dan persepsi, adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi (pergaulan), keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.

(3)

tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu. Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Faktor eksternal yaitu kelompok referensi yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

(4)

kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya. Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan.

Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, menjalankan hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran, Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan- kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat, kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

4. Kanker payudara

(5)

Menurut WHO (2012) kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang kejadiannya bermula dari sel-sel di payudara yang tidak normal dan terus tumbuh berlipat ganda dan pada akhirnya membentuk benjolan pada payudara. Pertumbuhan sel yang terus-menerus akan menyebabkan tingkat keparahan yang terus berlanjut pada payudara karena sel-sel akan menyebar (metastasis) pada bagian tubuh lainnya sehingga berpeluang menyebabkan kematian.

5. Etiologi kanker payudara

Menurut Kumar, Ramzi & Stanley (2007) ada 3 penyebab yang dapat menyebabkan kanker payudara yaitu perubahan genetik, pengaruh hormon, dan faktor lingkungan. Faktor genetik berpengaruh dalam peningkatan terjadinya kanker payudara. Pada percobaan tikus dengan galur sensitif kanker, melalui persilangan genetik didapatkan tikus yang terkena kanker. Ada faktor turunan pada suatu keluarga yaitu di lokus kecil kromosom 17q21 pada kanker payudara yang tumbuh diusia muda.

(6)

payudara. Berbagai bentuk growth promoters (transforming growth factor-alpha / epitelial growth factor, PDGF) disekresi oleh sel kanker payudara manusia. Banyak penelitian mengatakan bahwa growth promoters terlibat dalam mekanisme autokrin dan tumor. Produksi GF tergantung pada hormon estrogen, sehingga interaksi antara hormon di sirkulasi, reseptor hormon di sel kanker dan GF autokrin merangsang tumor menjadi progresif.

Faktor lingkungan diduga dikarenakan berbagai faktor yaitu faktor kebiasaan mengkonsumsi alkohol, diet tinggi lemak, dan infeksi virus. Hal tersebut akan mempengaruhi estrogen, eksogen dan gen supresi tumor dari sel kanker payudara.

6. Faktor risiko kanker payudara

Faktor risiko kanker payudara menurut American Cancer Socienty (2016) terbagi dua yaitu faktor gaya hidup dan faktor genetik. Gaya hidup meliputi kebiasaan minum alkohol, zat mengandung karsinogen, kelebihan berat badan, aktifitas fisik, usia pertama kali melahirkan, terapi hormon, dan menyusui, paparan cahaya malam hari dan paparan kimia adalah faktor yang dapat menyebabkan seseorang menderita kanker payudara.

(7)

dan minuman mengandung alkohol. Menurut Musyidi (2000) alkohol didapatkan pada fermentasi seperti pada pembuatan ciu, tape dan tuak, buah-buahan juga ada yang mengandung alkohol seperti pada durian, mangga dan nangka yang sudah terlalu matang, pada minuman alkohol ditemukan pada wisky, brandy, dan vodka, pada obat-obatan juga ditemukan alkohol seperti dalam obat batuk. Sejumlah penelitian telah menegaskan bahwa konsumsi zat yang mengandung alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita sekitar 7% -10% untuk masing-masing 10g alkohol yang dikonsumsi rata-rata perhari. Wanita yang mengkonsumsi 20-30g minuman beralkohol perhari memiliki risiko 20% lebih tinggi dari kanker payudara dibandingkan dengan non-peminum. Alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara karena dapat meningkatkan hormon estrogen dan androgen. Penggunaan sangat terkait dengan peningkatan risiko ER + dari ER- pada payudara.

Menurut Juknis (2011) alkohol bersifat karsinogen, Zat-zat karsinogen dapat mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh dan mengganggu proses-proses biologis. Selain dalam alkohol, zat karsinogen juga sering kali ditemukan dalam makanan yang mengandung pengawet buatan atau pewarna dan makan yang dicampur MSG (Monosodium Glutamat).

(8)

yang terkandung dalam asap tembakau mengarah pada pembentukanadduct DNA, dan menyebabkan kerusakan satu atau dua rangkaian DNA.

Menurut WHO (2016) Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai berat badan yang abnormal atau berlebihan lemak. Obesitas dapat diukur melalui indeks massa tubuh (IMT), berat badan seseorang (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badannya (dalam meter) perseratus kuadrat. Seseorang dengan IMT 27 atau lebih umumnya dianggap obesitas. Seseorang dengan IMT sama atau lebih dari 25 dianggap mempunyai berat badan yang berlebihan. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, dan pemeliharaan kesehatan. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker payudara karena perempuan yang kegemukan atau obesitas karena mempunyai level hormon estrogen dan progesteron lebih tinggi, kelebihan berat badan dapat meningkatkan hormon estrogen karena jaringan lemak adalah sumber terbesar dari estrogen. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Krenawan (2010) obesitas juga disebabkan oleh pola kosumsi makanan yang tidak baik seperti mengkonsumsi makanan tinggi kabohidrat dan lemak jenuh.

(9)

melibatkan lebih dari 73.000 wanita menemukan bahwa risiko kanker payudara pada wanita yang berjalan lebih dari 7 jam perminggu menurunkan resiko kanker payudara sektar 14 persen dibandingkan dengan wanita yang berjalan kurang dari 3 jam perminggu. Manfaatnya karena efek aktivitas fisik pada berat badan, hormon, dan energi yang sembang. Menurut Setyo (2010) Aktifitas fisik yang dapat mengurangi resiko kanker payudara yaitu berolahraga dengan intensitas gerak tinggi seperti berenang, aerobik, bersepedah dan lari. Berolahraga dapat mengurangi risiko kanker melalui perubahan dalam metabolisme dan sistem kekebalan tubuh dengan cara mengurangi pertambahan berat badan.

(10)

Hormon setelah menopause (terapi hormon atau terapi hormon pengganti) dengan gabungan estrogen dan progesteron meningkatkan risiko mengembangkan kanker payudara, risiko yang lebih tinggi terkait dengan penggunaan berulang. Risiko juga lebih besar bagi wanita yang baru menggunakan terapi hormon setelah menopause dibandingkan dengan mereka yang mulai sebelum menopause.

Setiowati, Tanngo dan Soebijanto (2016) menemukan bahwa selain terapi hormon setelah menopause, terapi hormon untuk menunda kehamilan juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara, dikarnakan terapi hormon dalam alat kontrasepsi terkandung hormon ekstrogen dan progesteron. Kontrasepsi hormonal yang digunakan sebagai salah satu alat kontrasepsi banyak dikonsumsi oleh wanita, KB hormonal juga berisiko 2,304 kali lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak menggunakan KB hormonal.

Risiko kanker payudara meningkat diantara wanita yang menjalani siklus pengobatan lebih dari 12 kali menggunakan alat kontrasepsi (clomiphene) dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan obat kesuburan. Penelitian lebih lanjut diperlukan pada hubungan antara risiko kanker payudara dan efek jangka panjang dari obat yang merangsang terjadinya ovulasi.

(11)

mengurangi jumlah masa siklus menstruasi. Penjelasan lain berhubungan dengan perubahan struktural yang terjadi pada payudara berikut laktasi dan menyusui.

Menurut Breastcancer.org (2016) Perempuan yang bekerja dimalam hari seperti pekerja pabrik, dokter, perawat, dan petugas polisi, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan perempuan yang bekerja pada siang hari. Perempuan yang tinggal di daerah dengan tingkat tinggi cahaya eksternal di malam hari (lampu jalan, misalnya) memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, peningkatan risiko terkait dengan tingkat melatonin. Melatonin adalah hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur tubuh. puncak produksi melatonin di malam hari dan lebih rendah selama siang hari. Ketika perempuan bekerja di malam hari atau jika mereka terkena sinar eksternal di malam hari, tingkat melatonin mereka cenderung tetap rendah.

(12)

hormon tubuh. Karena estrogen dapat membuat kanker payudara hormon reseptor positif tumbuh dan berkembang, banyak perempuan memilih untuk membatasi eksposur terhadap bahan kimia ini yang dapat bertindak seperti estrogen. Bahan kimia yang paling umum adalah Methylparaben, propylparaben, ethylparaben, dan butylparaben yang biasa digunakan sebagai pengawet dalam berbagai produk kosmetik, termasuk makeup, pelembab, produk perawatan rambut, dan krim cukur / gel. Paraben dapat menembus kulit dan bertindak seperti estrogen yang berpotensi mengalami pertumbuhan kanker payudara hormon reseptor positif. Parabens telah ditemukan dijaringan payudara dan kanker payudara. Parabens telah ditemukan di banyak jaringan lain karena penggunaan lebar mereka. Phthalates biasanya digunakan untuk menahan warna dan mengurangi kerapuhan dicat kuku dan hair spray. phthalates juga merupakan komponen dari banyak perawatan pribadi dan produk pembersih dan wangi-wangian. Phthalates tidak bertindak persis seperti estrogen, tetapi dapat mengganggu keseimbangan hormon-hormon lain yang berinteraksi dengan estrogen termasuk testosteron.

(13)

dapat pelapis, sikat gigi, dan disisi mengkilap dari kertas kasir (untuk menstabilkan tinta).

Darbre (2013) menyatakan Aluminium digunakan sebagai agen antiperspirant aktif dalam kosmetik ketiak, tetapi efek luas, jangka panjang dan meningkatnya penggunaan tetap tidak diketahui, terutama dalam kaitannya dengan payudara, yang merupakan area lokal aplikasi. Studi klinis menunjukkan kejadian yang amat tinggi dari kanker payudara pada kuadran luar atas payudara bersama-sama dengan laporan dari ketidakstabilan genomik di kuadran luar payudara memberikan bukti pendukung untuk peran untuk diterapkan secara lokal bahan kimia kosmetik dalam pengembangan kanker payudara. Aluminium dikenal memiliki profil genotoksik, mampu menyebabkan kedua perubahan DNA dan efek epigenetik, dan ini akan konsisten dengan peran potensial dalam kanker payudara jika efek tersebut terjadi di sel-sel payudara

Faktor genetik menurut Smeltzer & Bare (2002) terdiri dari riwayat pribadi tentang kanker payudara, mempunyai anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari perempuan dengan kanker payudara, menarke dini, menopause pada usia lanjut, dan riwayat penyakit payudara jinak.

(14)

kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun (menarke dini). Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani ooforektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai risiko sepertiganya. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferatif mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara dan wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai risiko 4 kali lipat untuk mengalami penyakit ini.

7. Tanda dan gejala kanker payudara

(15)

8. Stadium kanker payudara

Menurut dimana letak kanker, kondisi kankernya, serta sampai pada mana kanker menyebar dan mengetahui pengaruh yang ditimbulkan karena penyebaran yang disebabkan. Stadium diketahui untuk memeriksa sejauh mana perkembangan kanker dan bagaimana penanganan yang harus dilakukan untuk mencegah menjalarkan pertumbuhan sel kanker tersebut. Menurut Breastcancer.org (2016) Stadium kanker payudara terbagi menjadi 4 stadium yaitu stadium 0, Stadium 1, Stadium 2, Stadium 3, dan Stadium 4.

Stadium 0

Dikatakan stadium 0 karena

kanker masih berada di pembuluh/saluran payudara serta kelenjar susu, belum mengalami penyebaran keluar dari area tersebut

Stadium 1

Stadium 1A

Ukurannya masih sangat kecil

(16)

Stadium 1B

Sel kanker payudara dalam bentuk yang kecil ditemukan pada kelenjar getah bening dekat payudara.

Tidak ada tumor dalam payudara, atau

Tumor memiliki ukuran lebih kecil dari 2cm

Stadium 2

Stadium IIA

Kanker berukuran lebih kecil dari 2cm, mulai ditemukan titik-titik pada getah bening di area sekitar ketiak.

Kanker telah berukuran 2-5 cm, pada pembuluh geta bening belum terjadi penyebaran titik-titik se kanker.

Titik-titik di pembuluh getah bening ketiak mulai ditemukan namun tidak ada tanda tumor pada bagian payudara

(17)

Stadium II B

Kanker berukuran 2-5 cm

Titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak tela tersebar sel-sel kanker payudara

Tumor telah berukuran 5 cm namun belum terjadi penyebaran

Stadium 3

Stadium III A

Atau

Kanker telah berukuran < 5cm dan telah terjadi penyebaran sel-sel kanker pada titik-titik pembuluh getah bening di ketiak

(18)

Atau

Tumor lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke hingga 3 kelenjar getah bening di ketiak atau ke kelenjar getah bening di dekat tulang dada.

Stadium III B

Terjadinya pembengkak

pada dinding dada yang juga sudah mulai adanya luka yang menghasilkan nanah pada dada. Penyebarannya bis sudah mengenai getah bening di ketiak dan lengan atas.

Stadium III C

Telah dideteksi bahwa sel-sel

kanker telah menyebat ke titik-titik pembuluh getah bening yaitu sekitar 10 area getah bening telah tersebar sel-sel kanker, tepatnya dibawah tulang selangka

(19)

Stadium IV

Tidak diketahui telah berapa ukuran pasti sel kanker pada fase ini. Karena sel kanker telah menyebar ke jaringan lainnya yang sulit untuk diketahui. Sel kanker yang menyebar telah mulai menyebar ke berbagai lokasi, seperti tulang, paru-paru, hati dan juga tulang rusuk.

9. Pemeriksaan Penunjang kanker payudara

Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan menurut Doenges (1999) yaitu : 1. Biopsi payudara : memberikan diagnose definitive terhadap massa dan berguna

untuk klasifikasi histologi pertahapan dan seleksi terapi yang tepat. 2. Foto thoraks : untuk mengkaji adanya metastase.

3. CT Scan dan MRI : untuk mendeteksi penyakit payudara, massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara yang mengeras yang sulit diperiksa dengan mammografi.

4. Ultrasonografi (USG) : mendeteksi perbedaan antara massa padat dan kista pada wanita yang jaringan payudaranya keras.

(20)

10. Klasifikasi kanker payudara

Menurut Smeltzer & Bare (2002) tipe kanker payudara dikelompokan tiap penderita berbeda-beda untuk membantu pengobatan dan pemahaman bagaimana kanker dapat berkembang. Adapun tipe kanker payudara yaitu karsinoma duktal menginfiltrasi, karsinoma lobular manginfiltrasi, karsinoma medular, kanker musinus, kanker duktal-tubular, karsinoma inflamatori, karsinoma duktal in situ (DCIS), dan karsinoma lobular in situ (LCIS).

Karsinoma duktal menginfiltrasi adalah tipe histologis yang paling umum, merupakan 75% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat terasa saat dipalpasi karena teksturnya yang keras. Kanker jenis ini biasanya bermetastasis ke nodus aksila. Prognosisnya lebih buruk dibanding dengan tipe kanker lainnya.

Karsinoma lobular manginfiltrasi jarang terjadi, 5% sampai 10% pada kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfiltrasi. Tipe ini lebih umum multisentris, dengan demikian dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau kedua payudara. Karsinoma duktal menginfiltrasi dan lobular menginfiltrasi mempunyai keterlibatan nodus aksilar yang serupa, meskipun tempat metastasisnya berbeda. Karsinoma duktal biasanya menyebar ke tulang, paru, hepar atau otak sementara karsinoma lobular biasanya bermetastasis ke permukaan meningeal atau tempat-tempattidak lazim lainnya.

(21)

dari kanker payudara. Penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik dari lainnya. Kanker duktal-tubular jarang terjadi, hanya sekitar 2% dari kanker. Karena metastasis aksilaris secara histologi tidak lazim, maka prognosisnya lebih baik.

Karsinoma inflamatori adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% sampai 2%) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnnya. Tumor ini nyeri tekan dan sangat nyeri, payudar secara abnormal keras dan membesar. Kulit di atas tumor ini merah dan hitam. Sering terjadi edema dan retraksi puting susu. Karsinoma duktal in situ (DCIS) secara histologis dibagi menjadi dua subtipe mayor: komedo dan nonkomedo. Pengobatan yang paling umum pada tipe ini adalah mastektomi dengan angka kesembuhan 98% atau 99%.

Karsinoma lobular in situ (LCIS) ditandai dengan proliferasi sel-sel di dalam lobulus payudara. LCIS biasanya merupakan temuan insidental, yang umumnya terletak dalam area multi senter penyakit dan jarang berhubungan dengan kanker invasif. Penyakit ini lebih sering pada wanita yang berusia lebih muda dan mungkin dianggap pertanda pramalignan untuk terjadi kanker payudara. 11. Prognosis kanker payudara

(22)

Ukuran karsinoma primer dengan karsinoma invasif yang lebih kecil daripada 1 cm memiliki harapan hidup yang sangat baik jika tidak terdapat keterlibatan kelenjar getah bening dan mungkin tidak memerlukan terapi sistemik.

Keterlibatan kelenjar getah bening dan jumlah kelenjar getah bening yang terkena metastasis. Jika tidak ada kelenjar ketiak yang terkena, angka harapan hidup 5 tahun mendekati 90%. Angka harapan hidup menurun bersama setiap kelenjar getah bening yang terkena dan menjadi kurang dari 50% jika kelenjar yang terkena berjumlah 16 atau lebih. Biopsi kelenjar sentikel diperkirakan sebagai prosedur altenatif yang tidak terlalu menyakitkan untuk menggantikan diseksi aksila total.

Sistem penentuan derajat yang paling umum untuk kanker payudara mempertimbangkan tubulus, derajat nukleus dan angka mitotik untuk memilah karsinoma menjadi tiga kelompok. Karsinoma berdiferensiasi baik memiliki prognosis yang secara bermakna lebih baik dibandingkan dengan karsinoma yang berdiferensiasi buruk. Karsinoma berdiferensiasi sedang pada awalnya memiliki prognosis baik, tetapi harapan hidup pada 20 tahun mendekati angka untuk karsinoma yang berdiferensiasi buruk.

(23)

vaskular dermis berkaitan dengan gambaran klinis berupa karsinoma inflamasi dan memiliki prognosis sangat buruk.

Adanya reseptor hormon menyebabkan prognosis sedikit membaik. Namun untuk menentukan keberadaan reseptor tersebut adalah untuk memperkirakan respon terhadap terapi. Angka tertinggi respon (sekitar 80%) terhadap terapi antiekstrogen (ooforektomi atau tamoksifen) di temukan pada pasien yang tumornya meiliki reseptor ekstrogen dan progesteron. Angka respon yang lebih rendah (25% hingga 45%) di temukan jika hanya terdapat salah satu reseptor. Jika kedua reseptor tidak ada, sangat sedikit (kurang dari 10%) pasien yang di perkirakan berespon.

Proliferasi dapat di ukur dari hitung mitotik, flow crytometry, atau dengan penanda imunohistokimia untuk protein siklus sel. Hitung mitotik merupakan bagian dari sistem penentuan derajat. Metode optimal untuk mengevaluasi proliferasi belum diketahui pasti. Laju progliferasi yang tinggi berkaitan dengn prognosis yang lebih buruk.

(24)

terhadap antibodi monoklonal terhadap gen ini (herceptin). Ini adalah salah satu contoh awal pengembangan terapi anti bodi antitumor yang didasarkan pada kelainan gen spesifik yang terdapat di tumor.

12. Komplikasi kanker payudara

Komplikasi kanker payudara Menurut Gale & Charette (2000) ada tiga yaitu metastase tulang, metastase otak, dan limfedema kronis. Jika metastase ke tulang belakang, mungkin terjadi kompresi medulla spinalis, ini merupakan masalah krisis medis dan harus segera ditangani. Metastase otak terjadi kira-kira 30% wanita dengan penyakit metastatik, ini dapat mengganggu baik secara fisik ataupun secara psikologis bagi pasien dan keluarga. Limfedema kronis mungkin menjadi masalah jika tumor kambuh lagi pada aksila atau sebagai komplikasi dari diseksi limfa aksila dan terapi radiasi pada aksila.

13. Pengertian penyintas

Referensi

Dokumen terkait

Magic Eraser Tool - Shortcut (E), tool ini digunakan untuk menghapus area tertentu dari sebuah foto atau gambar yang memiliki warna yang serupa (satu warna solid) menjadi transparan

Pasien yang memulai hubungan seksual saat usia &lt; 18 tahun dan wanita yang mempunyai banyak partner ( multipel partner ) seharusnya melakukan tes Pap tiap tahun, dimulai dari

( achievement and action ), kompetensi pelayanan ( helping and human services ), kompetensi mempengaruhi orang lain ( impact and influence ), kompetensi mengelola

Setelah penulis mengadakan penelitian baik melalui pengisian angket, wawancara dengan guru PAI dan Kepala Sekolah, serta melihat langsung kondisi motivasi belajar siswa terutama

JUDUL : JANGAN SEPELEKAN GANGGUAN MATA REFRAKTIF. MEDIA : MINGGU PAGI TANGGAL : 22

Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar maka perlu peningkatan produksi jagung yang memenuhi

Peran perawat dibutuhkan dalam menentukan pelayanan kesehatan yang optimal bagi penderita skizofrenia.Salah satu pelayanan keperawatan adalah perilaku caring perawat. Perilaku

Jika meninjau lokasi dari setiap lubang yang dibuat antara sejajar dengan jalan atau di bawah selokan memperlihatkan bahwa nilai rata-rata laju infiltrasi dari lubang terletak di