• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Anak Usia Sekolah Dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kemampuan Anak Usia Sekolah Dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah Chapter III VI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka variabel penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Kemampuan mencuci tangan setelah diberikan edukasi:

Prosedur enam langkah cuci tangan sesuai standart World Health Organization (WHO, 2013), yaitu : a. Menggosok telapak tangan

ketemu telapak tangan,

b. Menggosok punggung tangan dan sela-sela jari pada kedua tangan,

c. Menggosok telapak tangan dan sela-sela jari kedua tangan,

d. Menggosok punggung jari kedua tangan dengan kedua posisi tangan saling mengunci, e. Menggosok dan putar ibu jari

tangan kanan dan sebaliknya, f. Letakkan kelima ujung jari

tangan kanan diatas telapak tangan kiri dengan melakukan maju dan mundur dan sebaliknya.

Mampu

(2)

Skema 1. Kerangka penelitian tentang Kemampuan anak usia

sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri

153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah

2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah berisi uraian-uraian tentang batasan yang digunakan untuk mendefenisikan variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi variabel tersebut.

Defenisi operasional penelitian ini akan dijabarkan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Defenisi operasional Variabel Penelitian

No Variabel Defenisi

(3)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

2.1. Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia sekolah di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah yang berjumlah 103 siswa.

2.2. Sampel penelitian

(4)

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (ditetapkan 10 %) Jadi sampel dalam penelitian ini adalah :

Diketahui : N = 103 d = 0,10

Adapun teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah stratified random sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan stratifikasi atau strata yang terdapat dalam populasi sehingga setiap strata terwakili dalam penentuan sampel (Dharma, 2011).

Formula yang digunakan dalam menentukan sampel dalam setiap strata:

(5)

Tabel 4.1 Perhitungan Sampel Penelitian

No Kelas Populasi Teknik Penarikan Sampel Sampel

1 I 10 5

2 II 22 11

3 III 20 10

4 IV 26 13

5 V 25 12

Total 103 51

(6)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah rancangan tentang tempat yang akan digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011). Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.

3.2. Waktu penelitian

Waktu penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011). Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2017.

4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah proposal disetujui fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin pengumpulan data diperoleh dari kepala sekolah SD negeri 153074 Pinangsori. Dalam melalukan penelitian ini, ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan, yaitu memberikan lembar persetujuan (informed consent) menjadi responden sebelum penelitian dilakukan agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian.

Prinsip etik yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut (Beauchamp, 2009).

(7)

2. Fidelity, Prinsip ini membutuhkan kesetiaan, keadilan, kebenaran, advokasi dan dedikasi untuk responden. Prinsip ini melibatkan kesepakatan untuk menepati janji. Prinsip ini mengacu pada konsep menjaga komitmen dan didasari pada sifat peduli.

(8)

5. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi reponden tentang kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi. Jenis penilaian yang digunakan adalah jenis penilaian tertutup yaitu yang sudah disediakan jawabannya sehingga peneliti hanya tinggal membubuhkan tanda check-list (√) pada kolom yang tersedia.

Lembar observasi ini terdiri dari data demografi anak usia sekolah dan isi penilaian tentang Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.

5.1. Data Demografi

Karakteristik responden meliputi nama responden, usia responden, kelas responden, dan alamat responden.

5.2. Lembar Observasi Kemampuan Siswa

(9)

6. Validitas dan Reliabilitas

6.1. Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sebuah instrumen yang valid mempunyai nilai validitas tinggi (Arikunto,2006). Lembar observasi Gambaran Kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi ini tidak dilakukan uji validitas lagi, Karena instrumen yang digunakan sudah baku yaitu menggukan standar 6 langkah mencuci tangan menurut WHO 2013 yang sudah di terjemahkan ke bahasa Indonesia.

6.2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2013). Uji reliabilitas ini dilakukan sebelum pengumpulan data pada sampel yang memiliki kriteria yang sama dengan sampel penelitian.

(10)

7. Pengumpulan Data

Adapun prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu mengajukan permohonan izin kepada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian setelah permohonan izin diperoleh, peneliti mengajukan surat permohonan penelitian ke kepala sekolah SD Negeri 153074. Setelah mendapat izin penelitian maka peneliti dapat melaksanakan pengumpulan data yaitu selama 3 hari secara tidak berurutan di tiap kelas. selanjutnya peneliti menentukan calon responden dengan cara menuliskan nomor di kertas kecil sesuai dengan banyak nya responden di tiap kelas. Selanjutnya, peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan memberikan edukasi tentang prosedur enam langkah mencuci tangan menurut standart WHO tahun 2013. Kemudian responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan sebagai responden dalam penelitian ini. Sebelum mengajarkan cara cuci tangan 6 langkah sesuai WHO, peneliti mencontohkan terlebih dahulu cara mencuci tangan yang benar dengan teknik demonstrasi. Selanjutnya responden terpilih diminta melakukan cuci tangan sesuai prosedur enam langkah cuci tangan seperti yang diajarkan peneliti sebelumnya sesuai standart WHO tahun 2013 untuk dilakukan penilaian pada lembar observasi kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi. Setelah semua responden selesai di observasi, maka peneliti memeriksa kelengkapan data kemudian melakukan analisis.

(11)

8. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap dimulai dengan editing yaitu memeriksa kelengkapan lembar observasi telah diisi sesuai keperluan, kemudian coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada lembar observasi untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Selanjutnya processing yaitu memasukkan data dari lembar observasi kedalam program komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi yaitu program Ms. Excel. Data yang diperoleh akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Arikunto, 2006).

(12)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD NEGERI 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni 2017 di SD NEGERI 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan dijabarkan mengenai deskripsi karakteristik responden dan kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD NEGERI 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.

1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

(13)

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.

Data Demografi Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin :

Laki-laki 16 31.4%

Perempuan 35 68.6%

Usia:

6 4 7.8%

7 8 15.7%

8 11 21.6%

9 9 17.6%

10 12 23.5%

11 6 11.8%

12 1 2.0%

Kelas:

1 5 9.8%

2 11 21.6%

3 10 19.6%

4 13 25.5%

5 12 23.5%

(14)

1.2. Kemampuan Anak Usia Sekolah Dalam Mencuci Tangan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat gambaran kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah diberikan edukasi pada tabel berikut ini.

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.

No Pernyataan YA TIDAK

Anak usia sekolah dalam mencuci tangan N % N % 1

Menggosok telapak tangan ketemu telapak

tangan 48 94,1% 3 5,9%

2 menggosok punggung tangan dan sela-sela 32 62,7% 19 37,3% jari pada kedua tangan.

3 menggosok telapak tangan dan sela-sela 26 51,0% 25 49,0% jari kedua tangan.

4 menggosok punggung jari kedua tangan 27 52,9% 24 47,1% dengan kedua posisi saling mengunci

5 menggosok dan putar ibu jari tangan 22 43,1% 29 56,9% dan sebaliknya

6

letakkan kelima ujung jari tangan kanan

diatas 26 51,0% 25 49,0%

telapak tangan kiri dengan melakukan maju mundur

dan sebaliknya.

(15)

MAMPU pada pernyataan nomor 5 yaitu menggosok dan putar ibu jari tangan dan sebaliknya sebanyak 29 responden (56,9%).

2. Pembahasan

Pembahasan ini bertujuan untuk membahas hasil dari kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakuan dengan jumlah responden 51 orang.

Tangan adalah bagian tubuh kita yang paling banyak tercemar kotoran dan bibit penyakit. Ketika memegang sesuatu, dan berjabat tangan, tentu ada bibit penyakit yang melekat pada kulit tangan kita. Sehabis memegang pintu kamar kecil (sumber penyakit yang berasal dari tinja manusia), saat mengeringkan tangan dengan lap di dapur, setelah bermain, memegang uang, lewat pegangan kursi kendaraan umum, dan bagian-bagian di tempat umum, tangan hampir pasti tercemar bibit penyakit jenis apa saja. Kebiasaan mencuci tangan, adalah bagian dari perilaku hidup sehat. Cuci tangan dengan betul tidak hanya dipengaruhi oleh cara mencucinya, tetapi juga oleh air yang digunakan.

2.1. Karakteristik Responden

(16)

jenis kelamin tidak memengaruhi kemampuan, tingkat pengetahuan, dan sikap responden secara signifikan.

Sebagian besar responden berusia 10 tahun sebanyak 12 responden (23,5%), secara teori umur merupakan wujud dari pengalaman yang nantinya akan menambah wawasan pengetahuan menjadi lebih banyak. dan kebanyakan responden berada pada kelas 4 dengan jumlah 13 responden (25,5%).

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat kita tinggal dan berinteraksi, kesehatan bisa diperoleh dengan pola hidup bersih dan sehat, salah satunya adalah menjaga kesehatan diri dengan cara menjaga kebersihan tangan. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan (Thota, 2007).

2.2. Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan

Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan suatu upaya yang mudah, sederhana, murah dan berdampak besar bagi pencegahan penyakit-penyakit menular seperti diare dan ISPA belum menjadi kebiasaan pada anak usia sekolah padahal anak diusia tersebut rentan terhadap penyakit.

(17)

apabila hasil yang di dapatkan pada lembar observasi 6 langkah mencuci tangan menurut WHO yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan nilai skor 7-12 dari hasil pernyataan tentang gambaran kamampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi, dan dalam penelitian ini seorang anak dikatakan tidak mampu apabila hasil yang didapatkan pada lembar observasi 6 langkah mencuci tangan menurut WHO yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan nilai skor <7 dari hasil pernyataan tentang gambaran kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi.

(18)

Kemampuan seseorang juga berasal dari apa yang dilihat, diajarkan sehingga seseorang itu terbiasa untuk melakukannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan anak mencuci tangan yaitu : Faktor predisposisi yang memotivasi seseorang untuk melakukan cuci tangan pakai sabun yang meliputi pengetahuan, tradisi, sistem nilai yang dianut masyarakat. Pengetahuan yang baik dan pengalaman yang didapatkan dari lingkungan sekitar akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk melakukan perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan, faktor yang mendukung timbulnya kemampuan anak untuk mencuci tangan pakai sabun yaitu berupa dukungan dalam bentuk lingkungan fisik seperti sarana dan prasarana pendukung. Untuk merubah kemampuan anak mencuci tangan juga diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat dan petugas kesehatan (Yuhanna, Bella Vicky, 2010).

(19)

Menurut Committee President On Health Education, (1997) bahwa pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek kesehatan, yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya menjadi lebih sehat dengan menghindari kebiasaan yang buruk dan membentuk kebiasaan yang menguntungkan kesehatan (Mubarak, Wahid, Iqbal, 2007).

Pendidikan mempunyai dampak dan berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang. Karena hal tersebut sesuai dengan tujuannya yaitu pendidikan kesehatan bertujuan untuk merubah perilaku seseorang agar menjadi lebih baik dan menjadi lebih tahu, khususnya mengenai mencucui tangan. Semakin seseorang tersebut tahu dan mempunyai informasi lebih, maka semakin baik pula kemampuan dan perilakunya (Apriany, Dyna, 2012).

(20)

bahwa cuci tangan dapat menurunkan kejadian diare. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Luby, Agboatwalla, Bowen, Kenah, Sharker, dan Hoekstra (2009), mengatakan bahwa cuci tangan dengan sabun secara konsisten dapat mengurangi diare dan penyakit pernafasan. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dapat mengurangi diare sebanyak 31 % dan menurunkan penyakit infeksi saluran nafas atas (ISPA) sebanyak 21 %. Riset global juga menunjukkan bahwa kebiasaaan CTPS tidak hanya mengurangi, tapi mencegah kejadian diare hingga 50 % dan ISPA hingga 45 % (Fajriyati, 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2007), menunjukkan bahwa cuci tangan pakai sabun dapat mencegah infeksi cacingan, jika tidak mencuci tangan, hal ini dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman dengan menyentuh mata, hidung atau mulut, Selain itu juga dapat menyebarkan kuman ke orang lain. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan termasuk common cold, flu, dan diare, Kebersihan tangan yang kurang juga menyebabkan penyakit terkait infeksi Salmonella dan E.coli (Lestari, 2008).

(21)

Cuci tangan merupakan tindakan mendasar dalam perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku biasa mencuci tangan tidak akan serta merta terbentuk pada anak, tanpa ada pembiasaan sejak dini. Penekanan pentingnya cuci tangan pada anak SD umumnya pada anak usia sekolah perlu dilakukan edukasi tentang cara mencuci tangan secara terus menerus sehingga akan terbentuk kebiasaan dan kemampuan anak mencuci tangan tanpa harus diingatkan lagi. Berdasarkan fenomena yang ada terlihat bahwa anak-anak usia sekolah mempunyai kebiasaan kurang memperhatikan perlunya cuci tangan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika di lingkungan sekolah. Mereka biasanya langsung makan makanan yang mereka beli di sekitar sekolah tanpa cuci tangan terlebih dahulu, padahal sebelumnya mereka bermain-main. Perilaku cuci tangan diharapkan dapat menurunkan ketidakhadiran siswa di sekolah karena terkena diare. Tindakan kampanye cuci tangan dan memberikan edukasi mencuci tangan perlu dilakukan di kalangan sekolah dasar, karena anak-anak pada usia ini masih punya kebiasaan untuk jajan di sembarang tempat. Berdasarkan hasil riset, ketika sekolah mau kreatif untuk melakukan kegiatan misalnya kompetisi cuci tangan untuk mengingatkan pentingnya cuci tangan, ternyata bisa menurunkan angka absen siswa dari sekolah dan akan meningkatkan kemampuan anak untuk selalu mencuci tangan tanpa harus diingatkan lagi (Vindigni, Riley & Jhun, 2011).

(22)

kemampuan anak untuk mencuci tangan dengan benar. Health Education dapat memberikan pengalaman yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap serta kemampuan anak untuk mencuci tangan dengan benar. Peningkatan kemampuan anak untuk mencuci tangan dengan benar juga dipengaruhi oleh dukungan dari lingkungan sekitar mulai dari petugas kesehatan, guru, dan memaksimalkan sarana yang ada untuk mencuci tangan sehingga anak-anak termotivasi untuk dapat melakukan cuci tangan dengan teknik yang benar

Meningkatnya kemampuan anak untuk mencuci tangan, karena mereka mau belajar dan mengikuti edukasi dan praktik cuci tangan yang telah diberikan. Melalui edukasi tentang mencuci tangan anak-anak belajar dan mendapatkan berbagai macam hal baru yang belum mereka dapatkan, sehingga mereka mau memperbaiki kekurangan yang ada dalam dirinya dan meningkatkan kemampuannya untuk memelihara kesehatan khususnya cuci tangan pakai sabun dengan benar melalui berbagai stimulus dan dukungan yang telah diberikan. Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya (Mubarak, Wahid, Iqbal, 2007).

(23)

menimbulkan sikap, kemampuan dan perilaku hidup sehat, dan membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani, S, 2011).

Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok,keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati, 2008). Dengan memberikan pendidikan kesehatan serta edukasi tentang mencuci tangan maka dapat meningkatkan pengetahuan anak, kemapuan dan dapat mempengaruhi perilaku anak mencuci tangan dengan benar (Apriany, Dyna, 2012).

Keterampilan motorik anak dapat diperoleh dengan cara belajar dengan pelatihan yaitu belajar secara terencana, dengan bimbingan orang dewasa yang sengaja mengarahkan pembentukan perilaku dan keterampilan anak (Hurlock,2008).

Kemampuan juga menunjukkan potensi seseorang dalam melaksakan tugas atau pekerjaan.kemampuan itu mungkin juga dimanfaatkan atau mungkin juga tidak. Kemampuan berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mentalyang dimiliki seseorang untuk melaksanakan pekerjaan (Thota, 2007).

(24)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu bahwa kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi yang dalam kategori Mampu sebanyak 48 responden(94,1%) dan dalam kategori Tidak mampu sebanyak 3 responden (5,9%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah, memiliki kemampuan atau mampu melakukan cuci tangan setelah dilakukan edukasi oleh peneliti.

2. Saran

2.1. Bagi Penelitian Keperawatan

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang anak usia sekolah dalam mencuci tangan, dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai dasar dan referensi penelitian selanjutnya.

2.2. Bagi Praktek Keperawatan

(25)

pelayanan yang lebih komperhensif, berupa promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

2.3. Pendidikan Keperawatan

Gambar

Tabel 1. Defenisi operasional Variabel Penelitian
Tabel 4.1 Perhitungan Sampel Penelitian
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden di SD
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase kemampuan anak usia sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal terjadi kerugian dan atau kerusakan atas Kendaraan Bermotor dan atau kepentingan yang dipertanggungkan, apabila Kendaraan Bermotor dan atau kepentingan tersebut

(1) Usaha Hiburan dan Permainan Ketangkasan dapat diselenggarakan dalam suatu lokalisasi dan/atau pada zona tertentu yang pengaturannya ditetapkan kemudian

Berdasarkan fenomena gap dan research gap yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti bermksud untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh manajemen modal kerja (periode

Perlu diperhatikan bahwa serum yang dikumpulkan dari sampel darah dari beberapa populasi lokal yang bertempat tinggal di lokasi yang sama dalam waktu yang sama

Tujuan penelitian adalah untuk mengatasi masalah-masalah sistem informasi akuntansi pada Koperasi Karyawan BRISyariah, diharapkan dengan adanya desain sistem baru

Topik yang akan dibahas meliputi evaluasi Sistem Informasi Persediaan Barang Jadi pada PT TUWBI; Pengendalian terhadap prosedur dan pelaksanaan sistem informasi yang terfokus pada dua

Tujuan dari tugas akhir ini adalah menyelesaikan permasalahan di Toko AF yaitu manajemen transaksi jual beli dan manajemen gudang dengan membuat aplikasi yang bisa

menyediakan kebutuhan air bersih bagi masyarakat dan sekitarnya. Sebagai Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Kampar yang bergerak di bidang sarana, prasarana, dan