• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perbandingan Investasi Pada Proyek Pembangunan Perumahan (Studi Kasus: Proyek Perumahan Villa Pelita Asri dan Suka Maju Asri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Perbandingan Investasi Pada Proyek Pembangunan Perumahan (Studi Kasus: Proyek Perumahan Villa Pelita Asri dan Suka Maju Asri)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN PROYEK

Proyek didefinisikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung

dalam jangka waktu yang terbatas, dengan alokasi sumber daya yang tertentu, dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan

dengan jelas (Soeharto, 1999). Metodelogi yang erat yang berhubungan dengan kegiatan proyek adalah sistem teknis dan sistem manajeman. Sistem teknis berfungsi untuk menjelaskan secara jelas teknis–teknis dari gagasan atau ide

yang direncanakan sedangkan sistem manajemen merupakan pengendalian terhadap pelaksanaan sistem teknis agar terciptanya target atau tujuan sesuai

dengan yang direncanakan. Wujud dari proses pelaksanaan proyek tersebut dapat berupa pembangunan bangunan sipil seperti gedung, jalan raya, jembatan, saluran irigasi, membuat produk baru ataupun melakukan penelitian dan

pengembangan. Adapun ciri-ciri pokok proyek adalah :

1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.

2. Jumlah biaya sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai

tujuan yang telah ditentukan.

3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. 4. Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas.

(2)

Menurut (Prijono, 1994) daur kegiatan untuk mencapai tujuan proyek

dapat diuraikan tahapannya sebagai berikut dimana ketiga kegiatan tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

1. Tahapan perencanaan a. Menentukan sasaran

b. Survey sumber daya c. Menyusun strategi 2. Tahapan pelaksanaan

a. Alokasi sumber dana b. Arahan pelaksanaan

c. Motivasi staf 3. Tahapan Pengendalian

a. Membandingkan hasil dengan rencana b. Laporan kemajuan proyek

c. Pemecahan masalah

(3)

2.1.1 Perencanaan Proyek

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen proyek yang sangat penting, yaitu memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan

datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Hal ini berarti pertama-tama menentukan sasaran yang hendak dicapai kemudian mencoba menyusun urutan langkah-langkah kegiatan untuk mencapainya.

Dalam menyelenggarakan proyek, tahap dan kegunaan perencanaan dapat dibedakan menjadi perencanaan dasar dan perencanaan untuk pengendalian.

Segera setelah kegiatan proyek dimulai maka dipersiapkan perencanaan dasar yang berupa penyusunan jadwal induk, anggaran, penetapan standar mutu,

penetapan organisasi pelaksana dan urutan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan. Jadi perencanaan tahap ini dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar berpijak bagi suatu penyelenggara proyek, yaitu bila pelaksanaan fisik sudah

berjalan, data-data dan informasi ini kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan data-data perencanaan dasar. Kegiatan ini berupa menganalisis dan membandingkan hasil pelaksanaan fisik di lapangan terhadap perencanaan dasar

kemudian membuat pembetulan-pembetulan yang diperlukan, seringkali harus diikuti dengan pembuatan perencanaan ulang. Pembuatan perencanaan ulang

bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan selalu terbimbing menuju sasaran yang disebut perencanaan untuk pengendalian.

Unsur-unsur perencanaan yang berkaitan dengan manajemen proyek

adalah jadwal, prakiraan, sasaran, prosedur dan anggaran. Tidak semua perencanaan mengandung semua unsur tersebut. Suatu perencanaan yang baik

(4)

yang menjadi bagian dari perencanaan, sehingga seluruh bagian organisasi dan

personil yang terlibat mengetahui arah tindakan yang dituju.

2.1.2 Pelaksanaan Proyek

Tahap pelaksanaan di lapangan dimulai sejak ditetapkannya pemenang lelang dan diawali dengan menerbitkan Surat Perintah Kerja serta penyerahan lapangan dengan segala keadaannya kepada kontraktor. Kontraktor

mengawali kegiatannya dengan mengeluarkan surat pemberitahuan saat mulai bekerja yang sekaligus memuat informasi mengenai organisasi dan petugas

lapangannya. Kemudian dimulailah pekerjaan-pekerjaan persiapan, pengujian material, survei pengukuran dan persiapan pula tata cara dan prosedur penanganan

masalah- masalah administratif. Selanjutnya perlu mengembangkan jadwal rencana kerja menjadi jadwal yang lebih terinci.

2.1.3 Proses Pengendalian Proyek

Proses pengendalian proyek terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan berurutan. Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang

sistem informasi, membandingkan standar dengan pelaksanaan, kemudian mengadakan tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan

secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. 2.2 DEFINISI PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman mendefinisikan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi

(5)

dalam perencanaan perumahan adalah manajemen lingkungan yang baik dan

terarah, karena lingkungan suatu perumahan merupakan faktor yang sangat menentukan dan keberadaannya tidak boleh diabaikan. Hal tersebut dapat terjadi

karena baik buruknya kondisi lingkungan akan berdampak terhadap penghuni perumahan.

Pengertian permukiman secara jelas dan rinci dapat kita temukan dalam

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, yang mengandung pengertian sebagai bagian dari lingkungan hidup di luar

kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan

tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.643-384 tahun 1992 yaitu pembangunan hunian hendaknya berimbang agar terwujudnya kawasan

lingkungan perumahan dan pemukiman yang nyaman dan asri. Kriteria yang dimaksud adalah tipe dan perbandingan yang akan dibangun diantaranya :

1. Rumah sederhana adalah rumah yang dibangun atas tanah seluas kaveling

antara 54m2 sampai 200 m2 dan biaya pembangunan tidak melebihi dari harga satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas kelas C yang berlaku.

2. Rumah menengah adalah rumah yang dibangun diatas tanah seluas kaveling 200m2-600m2 dan biaya pembangunan antara harga satuan per

(6)

3. Rumah mewah adalah rumah yang dibangun diatas tanah seluas kaveling

600m2-2000m2 dan biaya pembangunan diatas harga satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas kelas A yang berlaku.

Dengan perbandingan rumah mewah : rumah menengah : rumah sederhana yaitu 1:3:6 sehingga tercipta hunian yang serasi dan dapat menampung masyarakat dari berbagai kelas ekonomi .

2.3 PROSES PERIJINAN PERUMAHAN

Pembangunan perumahan kadangkala terkendala karena tidak adanya proses perijinan, hal ini terjadi karena keterbatasan informasi yang dimiliki oleh

pengembang. Untuk itu perlu diketahui apa saja pengertian tentang proses ijin yang dilakukan dan persyaratan yang dibutuhkan. Adapun beberapa perijinan

dalam pembangunan perumahan, yaitu:

1. Ijin Prinsip

Merupakan surat pernyataan yang dikeluarkan oleh Gubernur/Bupati/ Walikota bahwa calon lokasi perumahan yang diajukan pengembang

sesuai dengan rencana tata ruang wilayah atau daerah. Jangka waktu penerbitan ijin selama 12 hari kerja, terhitung sejak segala persyaratan administrasi, teknis dan materialnya terpenuhi.

2. Ijin Lokasi

Ijin lokasi merupakan landasan hukum yang dapat difungsikan untuk

membeli atau melaksanakan pembebasan tanah masyarakat. 3. Pembebasan Tanah

Pembebasan tanah dilaksanakan oleh Panitia Pembebasan Tanah dengan

(7)

paling lambat 12 bulan setelah ijin lokasi dikeluarkan pengembang harus

melaksanakan pembebasan tanah secara bertahap. 4. Permohonan dan Pelepasan Hak Atas Tanah

Permohonan dan pelepasan hak atas tanah diajukan oleh pengembang kepada PPAT dengan legalitas dari Kepala BPN Kabupaten/Kota, Camat dan Notaris.

5. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

Ijin mendirikan bangunan adalah ijin yang diberikan oleh pemerintah

daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan suatu bangunan yang dimaksud agar desain, pelaksanaan pembangunan, sesuai

rencana tata ruang yang berlaku, sesuai dengan koefisien dasar bangunan, koefisien luas bangunan, koefisien ketinggian bangunan yang ditetapkan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang

menempati bangunan tersebut.

2.4 LAHAN SEBAGAI UNSUR UTAMA

Seiring dengan pertumbuhan penduduk , khususnya di perkotaan kebutuhan akan perumahan beserta sarana dan prasarana mempunyai akibat akan meningkatnya kebutuhan tanah untuk perumhan menjadi lebih besar. Untuk

mendapatkan tanah yang luas dengan harga yang murah sudah sangat langka. Jikapun ada harganya akan sangat tinggi untuk daerah perkotaan. Selain itu proses

(8)

Hal tersebut mendorong meningkatnya nilai lahan yang akan digunakan untuk mengembangkan perumahan dan pemukiman sehingga untuk mendapatkan lahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah semakin sulit.

2.5 PENGERTIAN PENGEMBANG PERUMAHAN ( DEVELOPER )

Pengertian Pengembang Perumahan (developer) menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 1974, disebutkan pengertian Perusahaan

Pembangunan Perumahan yang dapat pula masuk dalam pengertian developer adalah suatu perusahaan yang berusaha dalam bidang pembangunan

perumahan dari berbagai jenis dalam jumlah yang besar di atas suatu areal tanah yang akan merupakan suatu kesatuan lingkungan pemukiman yang dilengkapi

dengan prasarana-prasarana lingkungan dan fasilitas-fasilitas sosial yang diperlukan oleh masyarakat penghuninya. Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen developer masuk dalam kategori sebagai pelaku usaha.

Pengertian Pelaku Usaha dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berkedudukan

atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan

kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.Developer juga dapat diartikan suatu kegiatan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan rumah tinggal dan atau ruang usaha dengan cara pengalihan hak atas produk

tersebut dari perusahaan kepada konsumen melalui proses yang telah ditentukan. Developer adalah juga sebagai badan usaha yang berbadan hukum,

(9)

pemerintahan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Selain itu Developer memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Kunsumen

diperinci apa saja yang menjadi hak dan kewajiban Developer. Developer juga mempunyai hak-hak yang harus dihargai dan dihormati oleh konsumen,

pemerintah dan masyarakat pada umumnya karena pengusaha tanpa dilindungi hak-haknya akan akibat berhentinya aktivitas perusahaan. Hal ini sejalan dengan asas-asas perlindungan konsumen, yaitu :

(1) Asas Manfaat,

(2) Asas Keadilan,

(3) Asas Keseimbangan,

(4) Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen,

(5) Asas Kepastian Hukum.Adapun hak-hak Developer yang dimuat dalam Pasal 6

Undang-Undang perlindungan Konsumen meliputi sebagai berikut:

1. Hak untuk menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang/jasa yang diperdagangkan.

2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beriktikad tidak baik.

3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian

hukum sengketa konsumen.

4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang/jasa yang diperdagangkan.

(10)

Sedangkan kewajiban Developer terhadap konsumen, masyarakat,

dan pemerintah dimuat dalam Pasal 7 Undang-Undang Perlindungan Konsumen meliputi :

1. Menyiapkan tanah yang diberikan kepadanya dan membangun diatasnya jenis-jenis rumah sebagaimana disebutkan dalam rencana proyek yang sudah disetujui oleh pemerintah yang harus meliputi pula

rumah-rumah murah menurut imbangan yang ditetapkan dalam rencana proyek tersebut.

2. Membangun dan memelihara, selama waktu yang di tentukan prasarana lingkungan, sarana umum dan fasilitas sosial yang diperlukan oleh

masyarakat penghuni lingkungan yang dibangun itu, seperti jalan, saluran pembuangan air limbah, persediaan air minum, listrik, telepon, tempat peribadatan, tempat rekreasi, pasar, pertokoan, sekolah dan lain-lain.

3. Menyerahkan prasarana-prasarana lingkungan dan fasilitas-fasilitas sosial yang telah dibangun itu kepada pemerintah/ pemerintah daerah, setelah dipelihara oleh perusahaan itu selama waktu yang telah ditentukan.

4. Beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

5. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dam pemeliharaan.

6. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif.

7. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

(11)

jasa yang berlaku.

8. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, atau mencoba barang atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas

barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.

9. Memberi kompensasi, ganti kerugian, dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan/atau pemanfaatan barang

dan/atau jasa yang diperdagangkan.

10. Memberi kompensasi, ganti kerugian, dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Disahkannya undang-undang no. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman (UUPP) di Indonesia salah satunya sebagai upaya penataan dan pengendalian tanah untuk perumahan. Hal ini mengingat kebutuhan akan rumah

begitu besar dan mendesak.

Pada saat perencanaan dan pembangunan pengembang dimana mengikuti kebijakan pemerintah yang tertuang dalam surat keputusan bersama antara

Menteri Dalam Negeri (No.648.384), Menteri Pekerjaan Umum (No. 09/KPTS/I992) tanggal 16 November 1992 mengenai hunian berimbang.Isinya menyatakan bahwa pembangunan perumahan dan pemukiman pada hakekatnya

adalah pemanfaatan tanah yang berdaya guna dan berhasil guna sebagaimana ditetapkan dalam rencana tata ruang, dan perlu pengaturan, serta pedoman

pembangunan perumahan dan pemukiman dengan lingkungan hunian berimbang yang dikaitkan dengan ketentuan perijinan penggunaan lahan bagi pengembang. Kriteria perimbangan dimaksud adalah meliputi rumah sederhana, rumah

(12)

berbanding 3(tiga), atau lebih, berbanding 1(satu), sehingga dapat terwujud

lingkungan hunian yang serasi yang dapat mengakomodasikan kelompok masyarakat dalam berbagai status sosial, tingkat ekonomi dan profesi. Pola

hunian ini lebih dikenal dengan sebutan 6: 3 : 1 (Blaang, 1986).

2.6 BIAYA

Secara umum biaya (cost) adalah suatu pengorbanan yang dikeluarkan

untuk memperoleh manfaat, termasuk didalamnya pengeluaran yang termasuk pemborosan atau pengeluran yang tidak dapat dihindarkan . Untuk membangun

kawasan perumahan tentunya dibutuhkan biaya yang besar, mulia dari pembelian tanah, pembersihan lahan, perencanaan dan pelaksanaan.

Biaya-biaya pada proyek kontruksi dapat dikelompokkan menjadi 2 macam: 1) Biaya langsung (direct cost)

Biaya langsung adalah biaya yang berhubungan langsung dengan

kontruksi. Biaya langsung terdiri dari : a. Bahan/material

b. Upah buruh c. Biaya peralatan

2) Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan kontruksi melainkan biaya pengeluaran untuk manajemen dan pembayaran material serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang

tidak akan menjadi produk permanen dari proyek kontruksi diantaranya :

(13)

b. Biaya tak terduga

c. Keuntungan

Dalam rangka pembangunan perumahan diperlukan sebuah kebijakan untuk mengembangkan sistem pembiayaan perumahan dan pemukiman

yang terpadu, yaitu keseluruhan komponen dan mekanisme pelaksanaan operasional pembiayaan yang menyangkut pengerahan, pengumpulan serta pemupukan dan pemanfaatan dana untuk mencapai tujuan pembangunan

perumahan.

Komponen Sistem pembiayaan terdiri dari:

1. Lembaga keuangan bidang perumahan yang diperlukan, yaitu Bank Tabungan Perumahan, Bank Hipodik perumahan dan lembaga pembiayaan pemilikan perumahan serta badan usaha bersama simpan

pinjam perumahan.

2. Dana yang diperlukan dan cara dana tersebut dikerahkan dari masyarakat.

3. Penggunaan dana yang tersedia untuk pembangunan perumahan dana

pemukiman, termasuk sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan sistem penyewaan.

4. Rangsangan, kebijaksanaan perpajakan, bantuan, dan subsidi pemerintah.

Pengerahan dana akan berhasil jika sekaligus dikembangkan sistem kelembagaan keuangan perumahan yang diperlukan. Dana yang telah di kerahkan di kelola oleh lembaga-lembaga perumahan tersebut. Karena itu jenis

(14)

Selama ini sistem pembiayaan perumahan di Indonesia masih

tertumpu pada dukungan perbankan. Meskipun ada beberapa altematif, sumber pembiayaan seperti modal sendiri, transaksi dengan konsumen atau penerbitan

Surat berharga namun itu masih relatif belum berkembang dan masih sedikit.

Perkembangan transaksi jual beli rumah via perbankan kian mencapai puncaknya tatkala di gulirkan serangkaian deregulasi pada 28 Oktober 1988, yang lebih dikenal dengan nama pakto 28, dimana salah satunya menyatakan

bahwa semua kegiatan dan usahabank diserahkan pada kekuatan dan mekanisme pasar. Semenjak itulah kucurandana oleh perbankan untuk pembangunan proyek diperluas dan diperbanyak melalui pemberian kredit.

Pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian basil keuntungan.

Ada tiga jenis kredit yang diberikan pihak perbankan untuk pembiayaan proyek perumahan yaitu:

1. Kredit investasi

Sesuai dengan tujuan penggunaan adalah untuk pembiaya an

jangkapanjang dan pengembaliannya secara bertahap melalui penurunan saldo kredit. Jenis kredit ini lebih di utamakan untuk

(15)

keuangan bukan bank.

2. Kredit modal rumah

Merupakan pembiayaan jangka pendek sebagai tambahan modal kerja

dan didasarkan pada arus kas perusahaan. Untuk pro yek pembangunan perumahan, kredit modal kerja diarahkan pada kebutuhan pembiayaan sampai pada tahap penerimaan uang muka,

dengan tambahan toleransi kebutuhan berdasarkan aliran kas 2-3 tahun. 3. Kredit Pemilikan Rumah

Yakni kredit pembiayaan kepemilikan rumah untuk konsumen denganjangka waktu tertentu, dan umumnya 3 sampai 20 tahun.

Biasanya pelaksana KPR adalah BTN, tetapi dalam perkembangannya seluruh bank umum dan komersial dapat melaksanakan pembiayaan KPR.

Walaupun hakekatnya pemenuhan kebutuhan akan perumahan adalah tanggung jawab masyarakat sendiri, namun harus disadari bahwa kemampuan

pengadaan dan usaha pemenuhan kebutuhan perumahan tersebut tergantung pada kemampuan dan tingkat daya beli masyarakat yang didasarkan pada tingkat

pendapatan masyarakat pada umumnya Pemenuhan kebutuhan perumahan tersebut harus dilihat dalam kaitannya dengan lingkungan pemukiman, yang dilengkapi oleh sarana dan prasarana serta fasilitas lingkungan yang memadai.

Sehubungan dengan itu kebutuhan akan dana tersebut dimaksudkan untuk pembebasan tanah, pembiayaan prasarana dan fasilitas lingkungan, pembiayaan

(16)

perumahan dan pemukiman yang fungsional dapat melibatkan berbagai

kontraktor. Demikian pula dalam pelaksanaan pembangunan tersebut berbagai jenis kegiatan ekonomi lainnya dapat terangsang untuk ikut berperan

didalamnya. Namun untuk menggerakkan kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pembangunan perumahan tersebut diperlukan dana.

Dilihat dari besarnya kebutuhan akan rumah baik untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk yang pesat maupun untuk mengatasi kekurangan rumah

yang ada dalam masyarakat, serta memperbaiki keadaan rumah yang tidak memenuhi persyaratan rumah yang sehat, maka jumlah dana yang dibutuhkan temyata sangat besar dan rupanya sulit terpenuhi seluruhnya.

2.7 ARUS KAS (CASH FLOW)

Cash flow (Aliran Kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan

yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar

perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Analisis arus kas (Cashflow) adalah Laporan yang disusun guna menunjukkan perubahan bertambahnya atau berkurangnya uang kas selama satu periode. Pengeluaran uang kas suatu

perusahaan dapat bertambah terus, misalnya untuk pengeluaran pembelian bahan mentah, pembayaran gajki, upah, honor, dan lain sebagainya.

(17)

1. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan

sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.

2. Fungsi Anti Inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. 3. Capital Growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan

kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi

tiga kelompok yaitu:

a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan

dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)

b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas

masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).

c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan

dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

2.8 Pajak

Pajak properti merupakan pajak yang dikenakan oleh pemerintah, baik dalam bentuk pajak bumi dan bangunan ataupun pajak yang dikenakan sewaktu

(18)

UU nomor 12/1985 yang telah diubah dengan UU Nomor 12/1997 tentang

PBB adalah marginal tax rate 5% x 20% dari NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) untuk nilainya kurang dari 1 milyar. Untuk obyek pajak yang NJKP (Nilai

Jual Kena Pajak)nya di atas 1 milyar dikenakan sebesar 5% x 40% x NJOP baik dari nilai tanah maupun nilai bangunannya. (Prawoto, 2003).

Besarnya pajak pendapatan yang harus dihitung oleh sebuah

perusahaan bisa dihitung dengan rumus dasar sebagai berikut : P = (TI) T

dimana :

P = besarnya pajak

TI = pendapatan terkena pajak

T = tingkat pajak yang dikenakan untuk pendapatan terkena pajak sebesar TI dengan

TI = GI – E – D – B

dimana :

GI = Pendapatan kotor E = Pengeluaran

D = Depresiasi atau penyusutan B = Bunga

Tingkat pajak biasanya berbeda-beda menurut besarnya pendapatan

terkena pajak dari suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang TI-nya lebih kecil biasanya akan dikenakan pajak yang lebih rendah. Besarnya tingkat

(19)

Dasar hukum Pajak Penghasilan (PPh) adalah Undang-Undang No.7

tahun 1984 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.7 tahun 1991 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1994. Pajak

Penghasilan Pasal 23 merupakan Pembayaran Pajak Penghasilan dalam tahun yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa atau

penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.

Tarif PPh berdasarkan besarnya penghasilan sebagai berikut :

1) Penghasilan sampai dengan Rp 50.000.000,- tarif pajak 10%

2) Rp 50.000.000,- sampai Rp 100.000.000,- tarif pajak 15% 3) Di atas Rp 100.000.000,- tarif pajak 30%

2.9 NVESTASI

Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan akan memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Menurut Abdul Hakim,”Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan

resiko”. Dalam Berinvestasi semakin tinggi return yang ditawarkan makan akan

semkain tinggi resiko yang harus ditanggung investor. Para investor dapat

mengalami kerugian atau bahkan kehilangn modal yang ditanamkan. Hal ini menyebabkan tidak semua investor mengalokasikan dananya pada semua investasi yang menawarkan return yang tinggi. Suatu rencana investasi perlu

dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat

(20)

usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis

tersebut dilaksanakan. suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu

dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan.

Pengeluaran itu terdiri dari biaya operasional, biaya perawatan dan biaya biaya lain yang harus dikeluarkan. Selain itu investasi juga akan menghasilkan sejummlah keuntunan atau manfaat dalam bentuk penjualan produk.

Terdapat berbagai metode dalam menilai investasi dan yang umum dipakai antara lain :

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV ) adalah Metode menghitung nilai bersih (Netto)

pada waktu sekarang (Present). Asumsi Present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat periode waktu tahun ke 0 dalam perhitungan

cash flow investasi. Jadi dapat disimpulkan jika NPV pada dasarnya

b1,b2,bn,... = Penerimaan pada tahun ke-1 sampai tahun ke-n c1,c2,cn,.. = Pengeluaran pada tahun ke-1 sampai tahun ke-n

(21)

Dengan demikian, faktor nilai waktu dari uang (time value of money) dan

selisih aliran kas dan keluar telah diperhatikan, sehingga sangat membantu penambilan keputusan untuk menetukan pilihan. Adapun kriteria diterima atau

ditolak suatu usulan investasi menurut standar analisa ini adalah jika nilai NPV positif maka proyek/usulan investasi dapat diterima, sedangkan apabila NPV negative maka usulan investasi ditolak.

 NPV > 0 maka proyek diterima

 NPV < 0 maka proyek ditolak

2. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of Return adalah metode yang menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan- penerimaan kas bersih dari masa yang akan datang atau dapat dikatakan IRR

adalah discounted rate yang menjadikan NPV= 0. Jadi pada metode IRR ini informasi yang dihasilkan berkaitan dengan tingkat kemampuan Cash flow dalam

mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya.

IRR = ∑

Dimana : IRR = Arus pengembalian internal (C)t = Aliran kas masuk tahun ke-t (C0) t = Aliran kas keluar tahun ke-t

n = Umur investasi I = Discount Rate

(22)

Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adalah apabila tingkat

suku bunga pengembalian ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat bunga yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih

kecil dikatakan merugikan atau dapat dituliskan:

 IRR > tingat bunga , maka usulan diterima

 IRR< tingkat bunga, maka usulan ditolak

3. Payback Period

Payback period adalah metode yang mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Oleh karena itu satuan hasilnya bukan persentase,

melainkan satuan waktu (bulan, tahun, dan sebagainya). Kalau hasil payback period lebih kecil dari waktu yang diisyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan kalo lebih lama makan usulan proyek ditolak.

Karena, metode ini mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa kembali, maka dasar yang digunakan adalah aliran kas, bukan laba. Jadi kita hitung dulu aliran

kas dari proyek tersebut. Kelemahan dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu dari uang dan juga diabaikan aliran kas setelah periode payback.

PP = n +

x 1 tahun

Dimana : n = Tahun terakhir dimana arus kas masih belum dapat menutupi investasi awal

a = Jumlah Investasi awal

b = Jumlah komulatif arus kas pada tahun ke-n

(23)

4. Profitabilty Indeks ( PI)

Profitability indeks adalah metode menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dari masa yang akan datang dengan

nilai sekarang investasi. Adapun kelayakan investasi menurut standar analisa Profitabilty indeks adalah jika Profitabilty Indeks (PI) nya lebih besar dari satu,

maka proyek dikatakan menguntungkan, tetapi kalau kurang dari satu dikatakan tidak menguntungkan. Sebagaimana NPV , maka metode ini perlu menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dipergunakan .

PI =

5. Analisa Sensitivitas

Apabila suatu rencana proyek sudah diputuskan untuk dilaksanakan dengan didasarkan pada perhitungan-perhitungan/ analisa serta didasarkan pada hasil evaluasi, namun pada kenyataannya tidak tertutup kemungkinan terjadi

kesalahan-kesalahan dalam perhitungan, ataupun terjadi perhitungan yang meleset yang disebabkan kenaikan harga-harga misalnya: Karena adanya kenaikan harga

bahan sehingga biaya produksi meningkat , ataupun bisa karena menurunnya harga penjualan yang menyebabkan akan berkurangnya keuntungan yang diharapkan semula. Dengan adanya kemungkinan kemungkinan tersebut, maka

harus dilakukan lagi sebuah analisa kembali untuk mengetahui sampai sejauh mana dapat diadakan penyesuaian (Adjustmants) sehubungan dengan adanya

perubahan harga tersebut. Tindakan menganalisa ini dinamakan sensitivity analysis.

(24)

hasil analisa proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar

perhitungan biaya keluar ataupun biaya masuk. Analisa ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan yang dapat terjadi agar dapat diambil langkah yang

tepat untuk penyelesaian masalah yang mungkin terjadi. Perubahan yang terjadi biasanya dapat merubah keputusan investasi .

Perubahan yang terjadi dalam dasar perhitungan biaya produksi ataupun benefit

memperlihatkan kemungkinan sebagai berikut :

a. Kenaikan biaya konstruksi, misalnya kerena pada perhitungan awal yang

terlalu rendah tetapi pada pelaksanaannya biayanya meningkat disebabkan kenaikan harga peralatan ataupun kenaikan harga bahan bangunan, kenaikan biaya konstruksi ini dinamakan “cost overrun”.

b. Perubahan dalam harga penjualan produk, misalnya karena turunya harga dipasaran pada umumnya atau pun menurunnya tingkat penjualan.

c. Terjadinya penundaan/delay sehingga biaya produksi meningkat/ d. Terjadinya kesalahan perhitungan.

2.10 Analisa Data Ramalan metode Least Square

Merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu

estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang,

sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan

(25)

adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh serta

waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan.

Untuk menganalisa tingkat penjualan rumah yang belum terjual maka

perlu dilakukan ramalan tingkat penjualan rumah . Dalam Analisa ini dilakukan ramalan dengan metode Demand Forecasting Least Square, Metode ini menyatakan apabila Fluktuasi permintaan produk pada masa lampau tidak terlalu

tajam ,maka permintaan produk yang akan datang dapat diperkirakan dengan jalan mengekstrapolasi trend perkembangan permintaan dengan menggunakan

persamaan matematis garis lurus , yaitu Y= a+bX.

Untuk membuat proyeksi penjualan rumah pada periode yang akan

datang, maka perlu mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1. Tentukan titik tengah (mean) urutan data yang lampu 2. Menghitung jarak ( deviasi,D) tiap-tiap data dengan mean.

3. Mengkuadratkan deviasi ( D2 ) masing-masing data , serta menjumlahkan seluruh kuadrat deviasi (∑D )

4. Mengalikan jumlah penjualan rumah (p) masing masing periode dengan angka deviasi periode yang bersangkutan (∑PD).

5. Membagi jumlah perkalian (∑PD) dengan jumlah kuadrat deviasi. Hasil

pembagian tersebut merupakan nilai trend perkembangan penjualan dari satu periode ke periode berikutnya, yang jika didalam persamaan Y= a+bX adalah nilai b.

6. Menambahkan atau mengurangi jumlah permintaan rata –rata pada periode lampau ( atau a dalam persamaan diatas) dengan hasil perkalian b dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil Koreksi Aritmatik dan Evaluasi Penawaran terhadap 1 peserta yang memasukan dokumen penawaran, Kelompok Kerja Pekerjaan Konstruksi BLP Kabupaten

Peningkatan sikap yang terjadi pada responden dapat disebabkan oleh pengetahuan yang diperoleh pada saat mengikuti konseling dengan bantun media booklet dan

Kualitas layanan yang baik merupakan hal yang penting untuk mencapai kesuksesan (Rust &amp; Oliver, 1994), di mana kualitas layanan yang baik akan menyebabkan kepuasan

1) Negara-negara peserta wajib membuat peraturan- peraturan yang tepat untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan dalam semua urusan yang berhubungan

In other words, educational service education that represented by lecturers’ quality and curriculum’s quality will impact to the good perception of brand awareness, graduate’s

Summing up, according to our interpretation of Rawlsian justice, pairwise outcome inequalities are good by DP (not necessarily legitimate ), if (i) disparities enforce effort

[r]

(4) Rencana Kerja dan Anggaran PERJAN sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disahkan oleh.. Menteri setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan paling lambat 30 (tiga puluh)