• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sistem Uang Kuliah Tunggal Terhadap Partisipasi Berorganisasi (Studi Kasus Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sistem Uang Kuliah Tunggal Terhadap Partisipasi Berorganisasi (Studi Kasus Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Partisipasi

Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila dilihat dari asal katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation” yang berarti pengambilan bagian, pengikutsertaan (John M. Echols & Hasan Shadily, 2000: 419). Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan (I Nyoman Sumaryadi, 2010: 46).

Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, (2001: 201-202) dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

(2)

a. Partisipasi Langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatantertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

b. Partisipasi tidak langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya.

Cohen dan Uphoff yang dikutip oleh Siti Irene Astuti D (2011: 61-63) membedakan patisipasi menjadi empat jenis, yaitu:

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat berkaitan dengan gagasan atau ide yang menyangkut kepentingan bersama. Wujud partisipasi dalam pengambilan keputusan ini antara lain seperti ikut menyumbangkan gagasan atau pemikiran, kehadiran dalam rapat, diskusi dan tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan

b. Partisipasi dalam pelaksanaan meliputi menggerakkan sumber daya dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan penjabaran program. Partisipasi dalam pelaksanaan merupakan kelanjutan dalam rencana yang telah digagas sebelumnya baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan maupun tujuan.

c. Partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi dalam pengambilan manfaat tidak lepas dari hasil pelaksanaan yang telah dicapai baik yang berkaitan dengan kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas dapat dilihat dari output, sedangkan dari segi kuantitas dapat dilihat dari presentase keberhasilan program.

(3)

keterlibatan suatu individu atau kelompok dalam pencapaian tujuan dan adanya pembagian kewenangan atau tanggung jawab bersama.

Ada tiga buah unsur penting yang menurut Keith Davis memerlukan perhatian khusus dalam partisipasi:

1) Unsur pertama adalah bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.

2) Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.

3) Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.

Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut: a) Pikiran (psychological participation)

b) Tenaga (physical partisipation)

c) Pikiran dan tenaga (psychological participation dan physical partisipation) d) Keahlian (participation with skill)

e) Barang (material participation)

(4)

Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu :

1. Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.

2. Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperluk

seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.

3. Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi di mana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.

4. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.

5. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.

6. Para pihak yang bersangkutan bebas di dalam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

(5)

8. Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pemba dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.

2.1.2 Kebijakan

Kebijakan adalah rangkaian rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak Istilah ini dapat diterapkan pada Kebijakan berbeda denga melarang suat hasil yang diinginkan. Kebijakan ata pembuata seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, finansial, atau administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit Diakses pada tanggal 03 juli 2015).

kebijakan (policy) juga memiliki arti yang bermacam-macam. Harold D.Lasswell dan Abraham Kaplan memberi arti kebijakan sebagai a projected program of goals, values and practises, yang bermakna suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek

(6)

sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu. Kemudian menurut Amara Raksasataya mengemukakan bahwa kebijakan adalah sebagai suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Menurut beliau kebijakan memuat tiga elemen yaitu :

1. Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai

2. Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang diiginkan

3. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata dari taktik atau strategi (islamy,2004: 17).

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, kebijakan diartikan sebagai pedoman untuk bertindak. Pedoman itu boleh jadi amat sederhana atau kompleks, bersifat umum atau khusus, luas atau sempit, kabur atau jelas, longgar atau terperinci bersifat kualitataif atau kuantitatif, publik maupun privat. Kebijakan dalam makna seperti ini mungin berupa suatu deklarasi mengenai dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktivitas-aktivitas ataupun suatu rencana (Wahab,2005:2).

Oleh karena itu bisa kita pahami secara sederhana bahwa implementasi kebijakan adalah suatu tahapan kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu dapat mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu telah diimplementasikan dengan sangat baik, sementara itu suatu kebijakan yang telah direncanakan dengan sangat baik, dapat mengalami kegagalan jika kebijakan tersebut kurang diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana kebijakan.

(7)

swasta berusaha keras untuk memberikan pelayanan atau jasa kepada masyarakat guna untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga untuk melaksanakan implementasi kebijakan ini perlu mendapatkan perhatian yang seksama dari berbagai kalangan.

2.2 Penelitian Terdahulu yang Menjadi Acuan

(Wahyu Setia Ningsih, 2008) dengan judul “Hubungan antara Minat Berorganisasi dengan Asertifitas pada Mahasiswa.”. Subjek penelitian berjumlah 32 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama, skala minat berorganisasi. Skala ini terdiri dari 53 item yang mengandung beberapa indikator pencerminan minat berorganisasi. Kedua, skala asertifitas. Skala ini terdiri dari 33 item yang mengandung beberapa indikator pencerminan dari kemampuan asertifitas seseorang. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan positif antara minat berorganisasi dengan asertifitas pada mahasiswa. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi minat berorganisasi mahasiswa, maka akan semakin tinggi asertifitasnya. Sebaliknya semakin rendah minat berorganisasi mahasiswa, maka akan semakin rendah asertifitasnya.

(8)

Beberapa penelitian tersebut merupakan penelitian yang sebelumnya sudah ada. Adapun beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian sebelumnya mengaitkan minat berorganisasi mahasiswa dengan asertifitas dan perbedaan aspek , sedangkan penelitian ini mengaitkan minat berorganisasi dengan sistem uang kuliah tunggal. Pada penelitian sebelumnya, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling dan Purposive Sampling, sedangkan dalam penelitian ini metode

sampel yang digunakan adalah stratified random sampling.

2.3 Defenisi Konsep

Definisi konsep adalah pernyataan yang mengartikan atau memberi makna suatu konsep istilah tertentu. Definisi konseptual merupakan penggambaran secara umum dan menyeluruh yang menyiratkan maksud dan konsep atau istilah tersebut bersifatkonstitutif (merupakan definisi yang tersepakati oleh banyak pihak dan telah dibakukan setidaknya dikamus bahasa), formal dan mempunyai pengertian yang abstrak (Hidayat, 2009).

1. Sistem Uang Kuliah Tunggal adalah sebuah sistem baru tarif biaya kuliah. UKT ini adalah kebijakan yang diinstruksikan oleh Dirjen DIKTI untuk diberlakukan di seluruh Universitas Negeri di Indonesia. Dalam sistem UKT ini nantinya mahasiswa baru tidak akan diminta untuk membayar uang pangkal (SPL) dan mekanisme pembayaran biaya kuliahnya pun berbeda, dalam sistem UKT ini biaya kuliah seorang mahasiswa selama 4 tahun (8 semester) akan diakumulasi dan ditotal kemudian dibagi 8 semester, hasil dari pembagian tersebut yang nantinya harus dibayarkan oleh mahasiswa.

(9)

keluarga, jenis pekerjaan, pekerjaan sampingan, pendapatan orang tua, pendidikan dan jam kerja orang tua responden.

3. Interaksi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan interaksi sosial yang terjadi antara senior atau kader organisasi dengan Junior dan antar sesama satu angkatan untuk bergabung dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan organisasi.

4. Sosialisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sosialisasi mengenai visi, misi dan tujuan organisasi yang disampaikan oleh senior atau kader organisasi kepada junior, hal ini dimaksudkan untuk mengajak atau merekrut anggota baru.

5. Partisipasi Berorganisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterlibatan atau keikutsertaan mahasiswa menjalankan visi, misi dan tujuan organisasi.

2.4 Defenisi Operasional

(10)
(11)
(12)

Sosialisasi

Sangat Tidak Berpartisipasi : 1

Ordinal

(13)

Sumber: Penulis (2015)

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara didalam suatu penelitian dan harus diuji kebenarannya. Suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak, dan dapat diterima apabila hipotesis tersebut dapat dibuktikan dengan pembuktian yang nyata dan empiris.

Sugiyono (2010:85) mengemukakan bahwa hipotesis adalah “merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian”.

Sedangkan menurut Arikunto (2002:67) “hipotesis adalah sebuah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.

Gambar

Tabel 2.4.1 Definisi Operasional
Gambar 2.4.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

RAYA BANYUWANGI, DESA LAMONGAN ARJASA KAB.. KAYUMAS

6 41132791 YULI ALIYAH RPL-P2 DIAGNOSA PENYAKIT SAPI TERNAK MELALUI SISTEM PAKAR DENGAN METODE FUZZY DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS GIZI SAPI. 7 41132648 RULLY DWI

[r]

Berdasarkan Pembukaan Dokumen Penawaran dan Evaluasi Penawaran Pembangunan Gedung Laboratorium MAN Sumberoto Kabupaten Malang, dengan ini kami undang Saudara untuk

[r]

kami undang Saudara untuk dapat hadir dalam kegiatan KLARIFIKASI DAN PEMBUKTIAN DOKUMEN KUALIFIKASI yang dilaksanakan pada :. Hari/ Tanggal : Jum’at / 10

hadap dokumen penawaran yang masuk m n melalui koreksi Aritmatika, Pembuktian bahwa perusahaan yang layak dan meme lam berita Acara Evaluasi Dokumen Penaw. , yaitu

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk aset