• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGANTAR BISNIS MANAJEMEN PRODU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENGANTAR BISNIS MANAJEMEN PRODU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

MANAJEMEN PRODUKSI

Dosen pembimbing : Hendra Setiawan, SE, M,Pd

Disusun Oleh Kelompok XI Nama Kelompok: 1. Gregorius

2. Nana Mariana

3. Timotius Febri Soban 4. Yuliska Reren

IKIP BUDI UTOMO MALANG

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

(2)

DAFTAR ISI

Daftar Isi………... 1

BAB 1. PENDAHULUAN………... 2

1.1. Pengertian Manajemen Produksi……… 2

1.2. Latar Belakang………. 2

1.3. Rumusan Masalah………. 3

BAB 2. PEMBAHASAN……….... 4

2.1. Memilih Lokasi Pabrik………. 4

2.2. Lay Out……… 5

2.3. Riset Industri……… 6

2.4. Macam-Macam Proses Produksi………... 6

2.5. Pengawasan Produksi……… 7

2.6. Pelaksanaan Pengawasan……….. 7

BAB 3. PENUTUP……….………. 9

3.1. Kesimpulan……….……….. ... 9

3.2. Saran ………..……….... 9

(3)

BAB I

PEMBUKAAN

1.1. Latar Belakang

Seperti kita ketahui di zaman globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan maupun organisasi baru selalu dihadapkan pada masalah pemilihan lokasi yang tepat. Masalahnya berkisar antara pertimbangan faktor ekonomis dan teknis dalam memilih daerah geografis dengan berbagai pertimbangan. Faktor pemilihan lokasi yang tepat sangat mentukan berhasil atau gagalnya sebuah perusahaan dikemudian hari.

Demikian pula manajemen harus menetapkan perencanan yang matang, mesin yang akan dipergunakan, bentuk kontruksi bangunan, kemungkinan perluasan, alat perlenkapan,daerah pemasaran, pengawasan, serta bagaimana dan dimana membeli material, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini dibahas dalam Manajemen Produksi.

Dimana Manajemen Produksi merupakan kegiatan mengelola kegiatan secara optimal penggunaan sumber daya(faktor produksi) dalam proses tranformasi menjadi produk barang dan jasa. Dalam hal ini sumber daya harus dikalola secara optimal dalam bentuk tentukan lokasi yang tepat, mencari sumber bahan baku, daerah konsumen, mengatur pemempatan mesin, merencanakan proses produksi dan pekerjaan lain yang bersifat teknis dalam pabrik.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan manajemen produksi?

(4)

1.2.3. Apa saja rancangan (layout) yang harus dilakukan? 1.2.4. Bagaimana melakukan riset industry?

1.2.5. Bagaimana proses produksi berlangsung?

1.2.6. Mengapa harus dilakukan pengawasan produksi? 1.2.7. Bagaimana proses pelaksanaan pengawasan?

BAB II PEMBAHASAN

(5)

Manajemen produksi adalah kegiatan mengelola secara optimal penggunaan sumber daya (proses produksi) dalam proses transformasi menjadi produk barang dan jasa.

Jadi untuk menghasilkan barang dan jasa perusahaan menggunakan berbagai sumber daya. Sumber daya yang dikelola secara optimal dalam bentuk tentukan lokasi pabrik, mencari sumber bahan baku, daerah konsumen, mengatur penempatan mesin, merencanakan proses produksi dan pekerjaan lain yang bersifat teknis dalam pabrik.

2.2. Memilih Lokasi Pabrik

Pabrik perusahaan harus memperhatikan dan mempertimbangkan tempat yang paling memguntungkan berdasarkan pertimbangan ekomomis, yaitu:

2.1.1 Dekat dengan sumber material 2.1.2 Dekat dengan pasar

2.1.3 Mudah mandapat tenaga kerja 2.1.4 Mudah fasilitas tranfortasi 2.1.5 Dekat dengan dengan energi

2.1.6 Mudah untuk memperoleh modal investasi 2.1.7 Serta sikap pemerintah dan masyarakat setempat

Lokasi pabrik yang memenuhi pertimbangan diatas merupakan lokasi yang strategis. Lokasi pabrik yang strategis adalah aktivitasnya berikut pemasarannya serta penjualan barang dagang dapat memberikan keuntungan yang besar.

Dalam pemilihan lokasi pabrik sangat di tentukan oleh kepentingan perusahaan dan masyarakat sekitar:

- Bagi perusahaan lokasi pabrik yang diinginkan ialah: Letak strategis

Dekat dengan sumber daya Tenaga kerja mudah didapat

(6)

Tidak merugikan baik secara financial maupun kesehatan Dapat memerima masyarakat sebagai tenaga kerja

2.3. Lay Out

Setelah semua pertimbangan untuk mendirikan pabrik matang, maka dibuat rencana lay outnya. Lay out harus diatur sedemikian rupa untuk menghemat biaya sehingga memudahkan aliran kerja dan kondisi kerja yang baik. Layout merupakan pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan didalam produksi.

Beberapa faktor pertimbangan untuk rencana lay out ialah: 2.3.1. Keadaan proses produksi

2.3.2. Tipe produksi

2.3.3. Bentuk mesin yang digunakan

2.3.4. Persyaratan penerangan dan tenaga listrik 2.3.5. Kemungkinan ekspansi

Beberapa pola layout yang terdiri dari: 2.3.1. Layout fungsional

Layout fungsional disebut juga layout proses atau job lot, artinya pengelompokan mesin berdasarkan pekerjaan sejenis. Misalnya pada sebuah perusahaan otomotif ada bagian-bagian khusus seperti bagian pekerjaan mesin, pekerjaan pengecatan dan sebagainya. Ini juga disebut penempatan mesin berdasarkan departemen, artinya layout mesin berdasarkan departemen- departemen pekerjaan yang dilaksanakan dalam pabrik.

2.3.2.Layout produk

Layout produk disebut juga layout garis, untuk pola layout ini, mesin ditempatkan berurutan menurut proses produksi yang akan dilewati, mulai dari bahan baku samapai menjadi produk akhir. Dalam prosesnya biasanya digunakan bantuan banberjalan. Para karyawan akan dilewati oleh ban berjalan dan langsung mengerjakan pekerjaan yang lewat.

(7)

Layout ini juga disebut dengan pengelompokan sistem full group artinya mesin di tempatkan satu jenis yang mengerjakan pekerjaan sampai selesai.

Organisasi bagian pembelian. Masalah yang di hadapi dalam bagian pembelian ini ialah:

2.3.1. Memiliki pengetahuan mengenai barang yang di butuhkan 2.3.2.Kebijaksanaan pembelian

2.3.3.Proses produksi dan proses pengawasan

2.4. Riset Industri

Pada mulanya riset digunakan untuk memecahan masalah khusus, kemudian di arahkan untuk mengembangkan proses produksi dan kemudian bertumbuh pesat dan semakin lama semakin meningkat jumlah uang yang dibelanjakan untuk kepentingan riset industri.

2.5. Macam-Macam Proses Produksi

Industri modern telah mengembangkan beberapa tipe produksi, yaitu: 2.5.1.Proses ekstraktif

Istilah proses ekstratif menunjukan metode pengambilan material seperti pertambangan garam, batu bara, tembaga dan sebagainya.

2.5.2. Proses analitis

Mencakup pemecahan material menjadi beberapa produk, misalnya pertambangan minyak setelah mengali minyak bumi, dialirkan, kemudian dipisahkan menjadi gas, oli, aspal dan berbagai jenis lainnya.

2.5.3.Proses sintesis

Sintesis berarti menghimpun bersama. Proses sintesis berarti menghimpun berbagai meteri menjadi satu hasil produksi. Proses ini berlawanan dengan proses analitis. Pada proses analitis bahan mentah dipisahkan menjadi berbagai produk, sedangkan pada sintesis memerlukan berbagai bahan mentah untuk diproses.

(8)

Dalam proses ini bahan baku di rubah menjadi bentuk yang berbeda. Melalui fabricating dilakukan proses perubahan bentuk sehingga menghasilkan barang baru.

2.6. Pengawasan Produksi

Tujuan pengawasan produksi ialah menjaga kelancaran pekerjaan dari bahan baku sampai ke barang jadi, sehingga dapat diselesaikan dalam tempo sesingkat mungkin dan biaya serendah mungkin.

Ada 4 macam langkah dalam pengawasan produksi yaitu: 2.4.1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah proses dasar manajemen untuk menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus di lakukan agar tujuan tercapai.

2.4.2. Organisasi (Organishing)

Organisasi adalah keseluran proses pengelompokan orang-orang, alat-alat tugas, tanggung jawab dan wewenang sehingga tercipta suatu kesatuan yang dapat di gerakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. 2.4.3. Pengarahan (Acuating)

Acuating adalah fungsi manajemen untuk menggerakan orang-orang bekerja sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

2.4.4. Pengendalian (Controling)

Pengendalian adalah tindakan meneliti apakah segala sesuatunya telah tercapai atau berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2.5. Pelaksanaan Pengawasan

Pelaksanan pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai teknik yaitu: 2.5.1.Papan rencana dan diagram kemajuan

Yaitu bentuk pengawasan yang seluruh kegiatan produksinya dicatat dalam sebuah jurnal atau laporan perencanaan. Misalnya, pekerjaan yang sedang dikerjakan, pekerjaan yang dilakukan bila proses telah dilakukan dan pekerjaan yang direncanakan.

2.5.2.Studi gerak

(9)

2.5.3.Studi waktu

Studi waktu bergabung dengan studi gerak. Setiap gerak dan waktu yang tidak efektif akan sia-sia, oleh kerenanya pengusaha harus bisa mengatur waktu kerja secara tepat.

2.5.4.Standar

Setiap perusahaan harus memiliki standar dalam proses produksi agar pekerjaan pengawasan dapat berjalan dengan baik, standar yang harus dimiliki, yaitu standar mutu, standar pelaksanaan kerja dan standar kondisi kerja.

2.5.5.Inspeksi

Fungsi penting dari inspeksi ialah mengawasi pekerjaan agar berjalan sesuai dengan standar.

Agar berjalan sesuai dengan standar proses inpeksi harus mencakup 3 fungsi:

2.5.5.1. Dapat mengawasi pemborosan anggaran.

2.5.5.2. Harus bisa melihat kelemahan-kelemahan yang terjadi selama pekerjaan berlangsung.

2.5.5.3. Dapat menghindarkan hasil produksi yang tidak memenuhi syarat kualitas dan tidak mengirimkannya kepada konsumen.

(10)

.1. Kesimpulan

3.1.1. Manajemen produksi adalah kegiatan mengelola secara optimal penggunaan sumber daya (proses produksi) dalam proses transformasi menjadi produk barang dan jasa

3.1.2. Memilihan lokasi pabrik harus mempertimbangkan hal-hal ekomomis dan memilih tempat yang strategis agar dapat melakukan kegiatan produksi dengan baik.

3.1.3. Lay out atau tata letak fasilitas produksi merupakan pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan didalam produksi. Sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik.

3.1.4. Melakukan riset industri guna mempermudah menjalankan proses produksi.

3.1.5. Perindustrian modern telah mengembangkan beberapa tipe produksi yang berbeda yaitu esktraktif, analitis, sintetis dan fabricating.

3.1.6. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, guna pengawasan produksi agar memperlancar kegiatan memproduksi bahan baku menjadi barang jadi dalam waktu singkat.

3.1.7. Pelaksanan pengawasan dapat dilakukan dengan teknik berikut papan rencana dan diagram kemajuan, studi gerak, studi waktu, standar dan inspeksi agar proses produksi dapat berjalan sesuai rencana.

3.2. Saran

(11)

Alma B,1992. Pengantar Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta Majalah Swa, Des 06 - Jan 07.

Masaaki Imai. 1992. Kaizen, Seri Manajeman No. 138. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Prisma, No. 7 Tahun XVI, Juli 1987. Republika, Harian Tahun 1996.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan konsentrasi media limbah cair tahu kultur mikroalga akan meningkatkan aktivitas kerja dari enzim Asetil CoA karboksilase merupakan prekusor bagi

Lompat jauh merupakan pembelajaran salah satu yang di kurikulum pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi baik di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Faktorfaktor yang mempengaruhi interaksi DPRD dan Pemerintah Kota Palangka Raya pada penyusunan dan penetapan APBD adalah adanya misi khusus bernegosiasi dalam wujud

Dari hasil perhitungan aliran daya berbantuan program ETAP ( Electrical Transient Analyzer Program ) dapat diambil kesimpulan bahwa sistem jaringan

KITA & HARADA (1962) memban- dingkan komposisi jenis fitoplankton pada padang lamun Zostera dengan mikroalgae pada helai daun kira-kira 70 cm dari dasar pada inang pada

Tesis dengan judul “ADAPTASI ANTARBUDAYA MAHASISWA PERANTAUAN DI KOTA SALATIGA (ETNIS BALI, MINAHASA, DAYAK, PAPUA, DAN BATAK DENGAN KEBUDAYAAN JAWA)” ditujukan

Sebagian besar nasabah tidak mendapatkan tawaran dari Bank lain karena nasabah sudah menggunakan produk Tabungan Pendidikan Anak (Tadika).. Sebagian lagi ada yang