• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Solidaritas dalam Ritual Wulla Poddu: Studi terhadap BentukBentuk Ritual Wulla Poddu di Kampung Tambera, Desa Doka Kakaecamatan LoliKabupaten Sumba Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Solidaritas dalam Ritual Wulla Poddu: Studi terhadap BentukBentuk Ritual Wulla Poddu di Kampung Tambera, Desa Doka Kakaecamatan LoliKabupaten Sumba Barat"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SOLIDARITAS DALAM RITUAL WULLA PODDU

(Studi Terhadap Bentuk-Bentuk Ritual Wulla Poddu di Kampung Tambera,

Desa Doka Kaka, Kecamatan Loli-Kabupaten Sumba Barat)

Oleh:

ANANDO DEDI BULU

352011014

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Kepada

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

The Moment You Feel Like Giving Up,

Remember All The Reason You Held On For

So Long

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan kepada Bapak, Mama, Kakak, Adik,

Keponakan dan Keluarga Besar LOLI dan juga untuk Kakek tercinta

(8)

i

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan

Yesus Kristus atas semua kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap penganut

kepercayaan Marapu yang masih mampu mempertahankan solidaritas dalam menjalankan ritual

Wulla Poddu di wilayah We’e Bangga pada umumnya. Ritual ini juga dilaksanakn dibeberapa kampung poddu lainnya di wilayah Loli. Namun, penulis melaksanakan pengambilan data di

kampung Tambera, Desa Doka Kaka, Kecamatan Loli atau dengan nama wilayahnya adalah

We’e Bangga karena di wilayah inilah yang menjadi pusat penentu dan pelaksana ritul Wulla Poddu yang kemudian dilaksanakan di kampung-kampung poddu lainnya. Pada akhirnya penulis

mengangkat topik yang berjudul “SOLIDARITAS DALAM RITUAL WULLA PODDU (Studi Terhadap Bentuk-Bentuk Ritual Wulla Poddu di Kampung Tambera, Desa Doka Kaka, Kecamatan Loli-Kabupaten Sumba Barat)”.

Dengan berakhirnya penulisan laporan sebagai skripsi ini, penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis

selama studi sampai mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis

tujukan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberikan kekuatan dan kesehatan bagi saya selama

menjalani studi sampai pada penyusunan tugas akhir (skripsi).

2. Kedua orangtua, Bapak Bulu Lebadara dan Mama Dada Walla Gole yang selama ini

memberikan dukungan, doa dan kasih sayang selama kuliah dan selama menjalani proses

penyusunan tugas akhir (skripsi) sampai selesai.

3. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan FISKOM yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk menjalani studi, kiranya Tuhan memberkati Kampus dan Fakultas ini.

(9)

ii

5. Elly Esra Kudubun, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan-bimbingannya baik dalam kegiatan perkuliahan atau diskusi-diskusi ringan di kanfak dan di

cafe, yang banyak memperkaya wawasan dan memberikan inspirasi bagi saya. Terima kasih

untuk saran dan kritiknya serta bimbingannya selama menyusun tugas akhir (skripsi) dari

awal sampai selesai. Sekali lagi terima kasih banyak Kakak Elly. Tuhan Yesus memberkati

Kakak dan sekeluarga.

6. Dr. Ir. Arianti Ina Restiani Hunga, M.Si atas bimbingan dan, kritik dan saran selama

penulisan proposal skripsi.

7. Seluruh Dosen FISKOM terkhususnya Progdi Sosiologi atas ilmu pengetahuan yang sudah diberikan selama menjalani perkuliahan.

8. Kakak pertama Mama Putry, kakak kedua Mama Kanal, kakak ketiga Ibu Yuli dan si bungsu

Mario Ernesto Bulu. Keponakan terhebat: Putry, Dion, Dean, Keifan dan Kanal Dj. Untuk

Angua sesama Kanissa: Om Moto, Ony Kiruka dan Aris Piduwatu. Untuk Kakak Ipar

Dominggus Bili dan Moto Ubu Lele. Terima kasih untuk setiap saran dan kritik serta

dukungan doa dan kasih sayang kalian. Terima kasih untuk Angua Ana Kaito, Bobby, Calle

berdua, Andi Kingkong, Seban dan lainnya.

9. Teman seperjuangan di FISKOM yang akan selalu saya rindukan Eko (Kodok), Bagus

(Sempuk), sependeritaan Angua Hardi dan Isno Treze, sodara Sihite, Furi, Anto, Men Sairo,

Dodi dan Adi Cilacap, Adi Wardoyo, Yogi, Agung, Robby, Bro Nanda, Ndaru, Ridwan,

Ferdy, Rifan. Semoga kita semua bisa meraih kesuksesan di masa yang akan datang kawan.

10.Keluarga kecil Domas Zawouta untuk kebersamaan di Salatiga.

11.Keluarga kecil CNO (Cungkup Numero unO) untuk kebersamaan selama di Salatiga. Banyak

hal yang saya pelajari selama bersama dikeluarga kecil ini.

12.Keluarga Besar PERWASUS. Terimakasih telah menjadi rumah dan keluarga yang

membimbing, membina dan menjaga saya selama di Salatiga.

13.Keluarga besar Yusus L. W. Rato beserta istri tercinta. Terima kasih untuk data-data

penelitiannya, bimbingannya, dukungan doa dan kasih sayang selama saya melakukan

penelitian dari awal sampai selesai. Terima kasih untuk Kakak Natan, Kakak Mace, Nona

Yustina, Pak Guru Alek Wada Rato, angua Yadi, Try, Bapa Nova, Ama Lango, Bapa Reta

(10)

iii

berpartisipasi dalam penelitian, Rato Rumata (Imam) Tambera, Rato Nono Buni Kose.

Terima kasih untuk kebersamaan selama penelitian.

14.Terima kasih untuk Keluarga besar LOLI.

15.Terima kasih untuk Keluarga kecil ANAMESA FC.

16.Terima kasih untuk Keluarga kecil PADEWA FC. Salam Jiwa Besar!

17.Terima kasih untuk sahabat kos Cungkup 438, Kaks Paulus Runuwali, konco Appet Lay,

Reza Saubaki, Ery Indra Romu, Indra Tony, Aristo Ratundima, Kakz Rain Ratundima, Mas

Gus, Tamo Dedy (Madoke), Papy, Ka Rusdy, Rudy Purnomo, Cung Yiwa, Max, Kembar

Marlon dan Merlan, Urba, Umbu Kiki, Berdnard Rex, Berney Huruta, Massen, Ryan Umbu,

dan lain sebagainya. Terima kasih sudah menjadi keluarga, saudara, sahabat, kakak dan adik

dari saya. Terima kasih untuk setiap momen berharga yang kita hadapi bersama. Terima

kasih untuk Bapak dan Ibu kos cungkup 438.

18.Terima kasih untuk Kota Salatiga, Kota kecil Hati Beriman.

19.Terima kasih untuk siapapun Anda atas dukungan dan doanya. TUHAN YESUS

MEMBERKATI!

Tugas ini disusun sedemikian rupa dengan harapan dapat membantu rekan-rekan

pembaca untuk melihat fenomena-fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Semoga

bermanfaat bagi yang berkepentingan. Dengan seluruh keterbatasan, penulis mengharapkan

kritik dan saran demi perbaikan diri di masa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

selalu menyertai dan memberkati kita semua. Amin.

Salatiga, Maret 2017

(11)

iv

SARIPATI

Marapu adalah kepercayaan yang masih di anut oleh hampir sebagian masyarakat di Pulau Sumba serta seluruh bidang kehidupan orang Sumba terikat dengan pemahaman tentang

Marapu. Salah satu wujud dari kepercayaan Marapu adalah ritual Wulla Poddu yaitu bulan pahit atau suci karena selama dijalankan ritual terdapat aturan-aturan dan larangan seperti tidak boleh membangun rumah, tidak boleh meratapi orang mati serta melaksanakan upacara kematian, tidak boleh melaksanakan pesta adat dan acara meriah lainnya. Upacara ini biasanya dilaksanakan mulai dari bulan Oktober sampai bulan November setiap tahunnya hingga saat ini.

Penelitian yang berjudul “Solidaritas dalam Ritual Wulla Poddu (Studi Terhadap Bentuk-bentuk Ritual di Kampung Tambera, Desa Doka Kaka, Kecamatan Loli-Kabupaten Sumba Barat)” ini bertujuan untuk menjawab dua persoalan, yaitu: Seperti apa bentuk-bentuk ritual

Wulla Poddu yang dilakukan oleh penganut Marapu di Kampung Tambera, Desa Doka Kaka, Kecamatan Loli-Kabupaten Sumba Barat dan Bagaimana praktek bentuk-bentuk ritual Wulla Poddu dalam mempertahankan solidaritas penganut Marapu di Kampung Tambera, Desa Doka Kaka, Kecamatan Loli-Kabupaten Sumba Barat. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Jenis penelitian eksploratif dan deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakan ritual Wulla Poddu,

terlebih dahulu dilaksanakan ritual Wulla Katoto di kampung Nggiala Koko yang bertujuan untuk memperingati hari kelahiran manusia pertama yang lahir dari rahim seorang Ibu (Lamura Winne) yaitu Kamuri. Sedangkan ritual Wulla Poddu merupakan lanjutan dari ritual Wulla Katoto yaitu upacara syukuran yang dilaksanakan di kampung Tambera yang terdiri dari sembilanbelas bentuk ritual yang dilaksanakan oleh sembilan kabisu yang berdiam di kampung Tambera. Solidaritas sosial dalam upacara Wulla Poddu merupakan solidaritas berbasis kabisu.

Hal ini terlihat partisipasi secara langsung semua anggota kabisu dalam bentuk-bentuk ritual yang secara nyata mereka ekspresikan nilai-nilai lewat kerja sama atau gotong royong baik antar penganut maupun dengan yang bukan penganut Marapu yang merupakan garis keturunan yang sama. Upacara Wulla Poddu juga merupakan upacara untuk merayakan kawuku. Namun di satu sisi, kawuku menjadi salah satu dasar kohesi sosial kekerabatan dan persaudaraan bagi kampung-kampung poddu yang menjalankan upacara Wulla Poddu.

(12)

v ABSTRACT

Marapu is a belief which is still embraced by most people in Sumba Island and all aspects of their life are chained to the ideology of Marapu. One of the Marapu belief manifestations is the

Wulla Poddu ritual named Bitter Moon or Holy. The name itself is chosen in accordance with several applied rules and restrictions during the ritual takes place such as house construction, mourning over the dead, funeral ceremony, traditional party, and other festive events. This annual ritual is still conducted until present, usually from October to November.

This study, entitled "Solidarity in Wulla Poddu Ritual (Focuses on the Forms of the Ritual in Tambera Town, Doka Kaka village, Loli subdistrict-West Sumba district)" aims to answer two questions, namely: What kinds of Wulla Poddu ritual forms which are performed by Marapu

adherents in Tambera town, Doka Kaka village, Loli subdistrict-West Sumba district and how those ritual forms work in maintaining solidarity among the Marapu adherents in Tambera Town, Doka Kaka village, Loli subdistrict-West Sumba district. In accordance with the purpose of the study, the method used is a qualitative research method using a constructivism approach. This type of research is explorative and descriptive.

The results of this study show that before conducting the Wulla Poddu ritual, the Marapu

adherents performed the Wulla Katoto ritual in the Nggiala Koko town with the purpose of commemorating the birth of the first human who was born of the mother (Lamura Winne) named

Kamuri. Furthermore, Wulla Poddu ritual is a continuation of the Wulla Katoto ritual, namely a ceremony held in the Tambera town, consisting of nineteen rituals conducted by nine kabisu who stayed in the Tambera town. Social solidarity in the Wulla Poddu ritual is a kabisu-based solidarity. This can be seen directly from the participation of all kabisu members in forms of the ritual, obviously, in the way they express values through good cooperation both among Marapu

adherents and non-adherents who still part of the same lineage. The Wulla Poddu ritual is also a ceremony to celebrate kawuku. But on the other hand, kawuku became one of the foundations of social cohesion kinship and brotherhood for Poddu towns that conduct Wulla Poddu ritual.

(13)

vi 2.1Pandangan Durkheim tentang Masyarakat dan Solidaritas Sosial……... 7

2.1.1 Definisi Masyarakat menurut Durkheim……… 7

2.1.2 Solidaritas Sosial menurut Durkheim……… 9

2.2 Pandangan Durkheim tentang Ritual dan Kepercayaan……….. 12

2.3 Pandangan Durkheim tentang Sakral dan Profan……… 15

2.4 Kerangka Pikir Penelitian………... 17

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian...……….. 19

3.2 Jenis Penelitian……… 19

3.3 Lokasi Penelitian………. 20

3.4 Unit Amatan dan Unit Analisis………... 21

3.5 Jenis Data dan SUmber Data……….. 21

3.6 Teknik Pengumpulan Data……….. 22

3.7 Teknik Analisis Data……….. 24

BAB IV. GAMBARAN UMUM DESA DOKA KAKA 4.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Doka Kaka……….. 25

4.2 Kondisi Demografi……….. 26

4.3 Sistem Kekerabatan di Desa Doka Kaka……… 28

4.4 Sejarah Leluhur Orang We’e Bangga………. 29

4.4.1 Proses Terciptanya Manusia (Pata Padadi Ata)……… 29

4.4.2 Manusia Pertama di Pu’u Karara-Pu’u Engo………. 31

4.4.3 Kamuri di Pinang Raja Tikus………. 33

4.4.4 Tangisan dan Kematian Kamuri……….. 33

(14)

vii

4.4.6 Leluhur di Kampung Tambera………... 37

4.5 Relasi Kekuasaan Tradisional di We’e Bangga……….. 41

BAB V. BENTUK-BENTUK RITUAL DALAM UPACARA WULLA PODDU 5.1 Ritual Wulla Katoto (Bulan Masa Bunga Mekar)………... 44

5.2 Ritual Wulla Poddu (Bulan Suci/pahit)……….. 46

5.2.1. Deke Ana Kaleku (Ambil Dompet Sakral)………. 52

5.2.2. Tubba Ruta (Buang Rumput)………. 54

5.2.3. Tauna Marapu………. 58

5.2.4. Padeddalana……… 59

5.2.5. Pogo Mawo (Potong Pohon Pelindung)……….. 62

5.2.6. Mu’u Luwa (Makan Ubi)……… 65

5.2.7. Tobba Wano……… 68

5.2.8. Woleka Lakawa……….. 71

5.2.9. Regga Kulla………. 72

5.2.10. Perkunjungan Duki Tappe-Toma Lunna………. 75

5.2.11. Baye Kawuku……….. 77

BAB VI. SOLIDARITAS DALAM RITUAL WULLA PODDU 6.1 Solidaritas Berbasis Kabisu………………… 102

(15)

viii

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Bagan dan Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian……… 17 2. Peta Desa Doka Kaka………. 25 3. Struktur Pemerintahan Tradisonal We’e Bangga…….. 42 4. Goa Suci (Kareka Bisa)………. 55 5. Rato Rumata (Imam) Mengikat Kawuku dipohon

pelindung (Mawo)………. 64 6. Permaianan Gasing oleh dua Kabisu………. 64 7. Abu dapur dari setiap rumah yang dikumpulkan dalam

satu Kawukata ………… 69 8. Latihan tarian Woleka Lakawa……… 71 9. Kulla (tamu) dari Kampung Bodo Maroto……….. 73 10. Perkunjungan Duki Tappe-Toma Lunna oleh rato-rato

dari kampung Bodo Maroto di kampung poddu

……………… 76

11. Wesa Natara dan Wara oleh Rato Rumata (Imam) di

Kampung Tambera……….. 80 12. Tarian Laki-laki dan Wanita………... 81 13. Tempat menumbuk Padi dan Beras Suci………. 83 14. Menimba air suci (Oke We’e Maringi) dan Pemotongan

tanda larangan (Pogo Weri)………... 85

Kepangnya (Dara Walla Gole)…………….. 92 18. Rato saat Melaksanakan Weri Bina dan Weri (Tanda

Larangan) yang sudah di pasang di pintu kampung

Tambera……… 92

19. Bentuk Lingkaran Duabelas Kabisu………. 94 20. Proses Menanam dan Menyebar Bibit di Kaliyo dan

setiap Uma Tubba memasak nasi dihalaman suci

(16)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di

Desa Doka Kaka………. 27 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama dan

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Atas kasih setia-Nya sehingga penulis boleh menyelesaikan tesis ini dengan judul “M akna Ternak Sapi Bagi M asyarakat Sumba Timur (Studi Kasus di Desa Kambatatana

Dalam kasus kawin lari pada suku Waijewa di desa Buru Kaghu Kabupaten Sumba Barat Daya, konteks sosial yang lebih besar ini dapat dilihat dimana hukum adat

Kendala – Kendala Yang Mempengaruhi Produktivitas DPRD Kabupaten Sumba Barat Dalam Memproduk Peraturan Daerah (Perda). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan

Bagi setiap rato wajib menyembelih ayam disetiap rumah masing- masing rato dari setiap Kabisu, mendoakan ayam tersebut yaitu meminta perlindungan dan pembersihan

harmonis dalam menyongsong serta melaksanakan upacara Wulla Poddu. Untuk penganut kepercayaan Marapu yang menjalankan upacara Wulla. Poddu. Wulla Poddu merupakan identitas,

bertujuan untuk menjawab persoalan;1) Bagaimana Praktek adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur 2) Bagaimana Peran aktor dalam mereproduksi

tesis yang berjudul: Ritual Tiris Sopi Dalam Perkawinan Adat di Desa Romkisar,.. Kecamatan Mdona Hyera, Kabupaten Maluku Barat Daya

"PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN TENUN IKAT DI KAMPUNG PRAI IJING, DESA TEBAR, KECAMATAN KOTA, KABUPATEN SUMBA BARAT, NUSA TENGGARA TIMUR UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KELUARGA DAN