ANALISIS PROSES BIOREMEDIASI DENGAN
Agung Abdul Rauf1, Briyan Ramadhan Harahap2, Lussiany Bahunta3,
Ridho Aditya4
Selasa – Kelompok 3
1, 2, 3, 4,)Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor,
Kampus IPB
Dramaga, Jalan Raya Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16003 Email : harahap.briyan@gmail.com
Abstrak : Minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak pernah lepas
dari kehidupan manusia, tetapi juga dapat menjadi salah satu sumber kontaminan pada tanah maupun air tanah. Pencemaran lingkungan oleh minyak bumi disebabkan karena tumpahnya minyak bumi pada proses pengolahan, produksi, distribusi maupun penggunaannya, sehingga komponen-komponen minyak bumi terlepas ke dalam lingkungan. Penanganan pencemaran lingkungan dilakukan dengan bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses pemulihan lingkungan yang tercemar dengan memanfaatkan mikroorganisme. Metode yang digunakan dalam penelitian bioremediasi adalah metode landfarming dan biopile dengan konsorsium bakteri Bacillus sp dan sekam padi. Metode landfarming adalah proses pengolahan lahan permukaan yang terkontaminasi dengan sistem on-site melalui tatacara pelaksanaan pertanian konvensional sedangkan metode biopile sama seperti metode landfarming, namun ditambahkan bulking agent untuk menghomogenkan udara dan oksigen di dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dinamika populasi mikroorganisme, kelembaban, temperatur, pH, turbiditas, kadar oil and grease dan total petroleum hydrocarbons (TPH) pada proses bioremediasi. Berdasarkan penelitian bioremediasi yang dilakukan, didapat nilai TPH dalam kurun waktu 1 bulan mengalami penurunan secara signifikan, baik pada kondisi kontrol; penggunaan bakteri 1%; maupun penggunaan bakteri 2% berturut-turut dari 2,92% menjadi 0,03%; 3,32% menjadi 0,6%; dan 2,91% menjadi 0,36%. Kadar oil and grease juga mengalami penurunan. Berdasarkan literatur, kondisi optimum yaitu ketika nilai pH 6-8, temperatur sekitar 30-40
oC, kelembaban tinggi, dan nilai turbiditas meningkat yang berarti
bioremediasi dilakukan secara baik oleh bakteri. Dapat disimpulkan bioremediasi dengan metode biopile dengan penggunaan bulking agent lebih efektif dibanding landfarming.
Abstract : Petroleum is an energy source that can never be separated from human life, but also can be one source of contaminants in soil and ground water. Petroleum contamination by petroleum is caused by the spill of petroleum in processing, production, distribution and its use, so that the petroleum components are released into the environment. Handling of environmental pollution is done by bioremediation. Bioremediation is a contaminated environment recovery process by utilizing microorganisms. The method used in bioremediation research is landfarming and biopile method with bacterial consortium of Bacillus sp and rice husk. The landfarming method is a process of surface treatment that is contaminated with on-site systems through conventional farming practices while biopile methods are the same as landfarming methods, but added bulking agents to homogenize air and oxygen in the soil. The purpose of this research is to know the effect of population dynamics of microorganism, humidity, temperature, pH, turbidity, oil and grease and total petroleum hydrocarbons (TPH) on bioremediation process. Based on bioremediation research conducted, the value of TPH in the period of 1 month decreased significantly, both in the control condition; Use of bacteria 1%; As well as the use of bacteria 2% in a row from 2.92% to 0.03%; 3.32% to 0.6%; And 2.91% to 0.36%. Oil and grease levels also decreased. Based on the literature, the optimum condition is when the pH value is 6-8, the temperature is about 30-40 oC, high humidity, and the turbidity value
increases which means bioremediation is done well by the bacteria. It can be concluded bioremediation by biopile method with the use of bulking agent more effective than landfarming.