• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO UNTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO UNTU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Bayuda Luqman Al-Farisi1 & Nengsih Juanengsih, M.Pd2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Jakarta

2

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Jakarta

e-mail: yudha_alfarisi@yahoo.com 2014

Abstrak

Penelitian ini meruapakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA1 SMAN 6 Tangerang Selatan tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 36. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan media video pembelajaran pada konsep sistem reproduksi manusia. Hasil belajar yang diukur khusus di ranah kognitif saja dan aktivitas siswa yang dinilai berdasarkan visual activities yaitu siwa memperhatikan penjelasan guru, oral activities yaitu siswa mengajukan pendapat, berdiskusi, dan bertanya, writing activities yaitu siswa menyelesaikan tugas LKS yang berkaitan dengan video pembelajaran, mental activities yaitu siswa mengingat materi dan mampu menyelesaikan soal, dan emotional activities yaitu siswa terlihat senang dan antusias. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar (kognitif) pada konsep sistem reproduksi manusia dengan penggunaan media video pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada siklus I sebesar 75,69 dan 88,88 pada siklus II. Pencapaian ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, yaitu 63,88% pada siklus I bahkan mencapai 100% pada siklus II. Data observasi aktivitas siswa pun menunjukkan peningkatan dengan penggunaan media video pembelajaran, rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 52,5% dan 70% pada siklus II. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar, Media Video Pembelajaran.

A. Pendahuluan

Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar masih dirasa paling menentukan untuk suskses tidaknya pembelajaran. Tugas guru tidak hanya sekedar untuk menyampaikan materi, perencanaan yang matang serta

(2)

2 Proses pembelajaran merupakan

sebuah proses komunikasi antara guru dengan siswa melalui bahasa verbalis sebagai media primer dalam penyampaian materi pelajaran (Wina Sanjaya, 2011:2). Namun demikian, tidak berarti proses komunikasi tersebut terjadi selalu melalui bahasa verbal, dibutuhkan juga media lain untuk menyampaikan materi pelajaran agar siswa mudah memahami materi.

Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sangat bergantung dengan bagaimana guru menyajikan pembelajaran tersebut kepada siswa. Jika seorang guru hanya berdiri di depan kelas dengan menyampaikan materi secara verbal tanpa dibantu dengan media pembelajaran yang mampu memvisualisasikan apa yang sebenarnya ingin disampaikan, maka sangat dimungkinkan siswa akan merasa bosan dan sulit untuk memahami materi dengan baik.

Ditambah dengan materi-materi biologi yang cukup abstrak jika berkaitan dengan sistem-sistem fisiologi yang terdapat dalam tubuh manusia. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa dalam mempelajari biologi yang nantinya juga akan berdampak pada hasil belajar siswa. Maka dari itu dibutuhkan media yang tepat untuk membantu menyampaikan informasi-informasi yang tidak dapat terwakilkan dengan bahasa verbal saja.

Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009:4), Media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang

oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut. Saluran yang dimaksud adalah media karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi.

Media sebagai alat bantu belajar mengajar berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Variasi dan jenis media pun cukup melimpah, sehingga bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan, antara lain melihat situasi dan kondisi, waktu, keuangan, serta materi yang akan diajarkan (Cecep & Bambang, 2011). Salah satu media yang dinilai dapat membantu dalam proses belajar mengajar yaitu dengan menggunakan video. Jenis media ini memiliki unsur gambar dan unsur suara. Dengan media video, siswa akan terbantu dalam memahami konsep-konsep yang tidak dapat terwakilkan dengan melalui verbal saja.

Hasil belajar merupakan kemampuan atau keterampilan siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Secara garis besar hasil belajar terklasifikasi menjadi tiga ranah, yakni: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Masnur, 2011:38).

(3)

3 Kegiatan belajar mengajar

biologi di kelas XI IPA SMAN 6 Tangerang Selatan masih cenderung monoton, penjelasan materi lebih didominasi dengan penjelasan secara verbal dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam memahami materi-materi biologi. Dampaknya adalah kurang optimalnya hasil belajar biologi siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil Ujian Tengah Semester (UTS), terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum yang telah ditetapkan yaitu 74. Pada Ujian Tengah Semester tahun ajaran 2013/2014, nilai biologi siswa kelas XI IPA 1 hanya sekitar 70,5% siswa yang telah dinyatakan telah memenuhi KKM yang telah ditentukan.

Media video dirasa cocok digunakan untuk membantu menggambarkan konsep ataupun materi dalam pembelajaran biologi yang sulit dipahami tanpa dibantu dengan media pembelajaran untuk memahaminya. Misalnya pada materi sistem reproduksi manusia yang dipelajari pada kelas XI IPA semeter genap.

Salah satu karakteristik atau kelebihan dari penggunaan media video menurut Yudhi Munadi (2011:127), video mampu memperjelas hal-hal abstrak dan memberikan gambaran yang realistik. Selain itu video juga sangat baik menjelaskan suatu proses.

Konsep sistem reproduksi manusia ini penting mereka pelajari. Pada konsep sistem reproduksi manusia, siswa tidak hanya mempelajari

organ-organ reproduksi saja tetapi mengenai proses pembentukan sel telur (oogenesis), proses pembentukan sperma (spermatogenesis), siklus menstruasi, proses fertilisasi, ASI, pengaturan kelahiran dan teknologi yang berkaitan dengan sistem reproduksi seperti In-Vitro Fertilization (IVF), bayi tabung, dan lainnya serta penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi.

Terlebih mengenai proses pembentukan sel telur dan sperma atau proses fertilisasi yang selama ini selalu dijelaskan secara verbal saja oleh guru mengakibatkan siswa sulit untuk benar-benar memahami materi tersebut dengan baik. Dengan bantuan media video siswa akan terbantu memahami proses oogenesis dan spermatogenesis maupun proses fertilisasi sampai proses kehamilan. Melalui bantuan media video ini, diharapkan siswa mampu menguasai konsep dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya menjadi lebih baik, sehingga dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 74 dengan presentase pencapaian KKM sebesar 75%.

B. Metode Penelitian

(4)

4 Penelitian ini dilaksanakan di

SMAN 6 Kota Tangerang Selatan yang beralamatkan di Jl. Pamulang Permai Barat 1, Komplek Pamulang Permai 1 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.

Waktu pelaksanaan penelitian mengikuti kalender akademik pada semester II tahun ajaran 2013/2014, dengan melibatkan siswa kelas XI IPA1 berjumlah 36 siswa yang memiliki karakteristik heterogen dengan tingkat kemampuan bervariasi. Materi yang disampaikan yaitu sistem reproduksi pada manusia.

Hasil belajar yang diukur pada penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif khususnya C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman) sampai dengan C3 (penerapan).

Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi ditandai dengan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran biologi yaitu 74 dengan presentase kriteria pencapaian nilai KKM sebesar 75%.

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dalam penelitian ini melibatkan peneliti, pengamat (observer) dan siswa sebagai objek yang diteliti. Proses kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran berupa video pembelajaran yang didapatkan dari sumber http://www.youtube.com dan

http://vimeo.com.

Terdapat empat prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu : 1. Perencanaan (Planning), 2. Pelaksanaan (Action), 3. Pengamatan (Observation),dan 4. Refleksi (Reflection).

Selanjutnya untuk mengetahui gambaran dari Pelaksanaan Tindakan Kelas dapat dijabarkan sebagai berikut:

Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di sekolah. Dari penelitian pendahuluan didapatkan bahwa pada sekolah yang diteliti terdapat permasalahan yaitu rendahnya minat belajar biologi dan hasil belajar siswa yang cukup rendah. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti merancang pembelajaran untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.

(5)

5

Pelaksanaan (Action)

Pada tahapan ini, guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan bantuan media pembelajaran berupa video yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kemudian diakhiri dengan kegiatan evaluasi pembelajaran.

Pengamatan (Observation)

a. Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan, efek, dan hasil tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat dalam setiap tindakan.

b. Didapat hasil observasi serta hasil belajar.

c. Hasil ini kemudian dievaluasi dan dijadikan landasan untuk melakukan refleksi.

Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan untuk melihat kembali dan menganalisis aktivitas yang telah dilakukan kemudian mencari solusi untuk kekurangan-kekurangan berdasarkan hasil pengamatan (observasi). Hasil yang didapat dalam tahap ini akan menjadi acuan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Jumlah siklus tergantung terselesaikan masalah yang diteliti dan tujuan penelitian.

C. Temuan Penelitian

Dari data kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, diperoleh rekapitulasi data nilai rata-rata siswa sebagai berikut.

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus pertama, nilai rata-rata didapatkan sebesar 75,69. Sedangkan pada siklus kedua, nilai rata-rata didapatkan sebesar 88,88.

Presentase pencapaian ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan. Dari 63,88% pada siklus pertama, meningkat sampai 100% pada siklus kedua.

Sedangkan untuk hasil observasi aktivitas siswa meliputi; visual activities, oral activities, writing activities, mental activities dan emotional activities dapat diketahui seperti yang digambarkan pada grafik di bawah ini.

60 70 80 90

Siklus 1 Siklus 2 75.69

Grafik 1. Nilai Rata-Rata Siswa

63.88

Siklus 1 Siklus 2

P

(6)

6

D. Pembahasan

Pencapaian hasil belajar biologi dengan menggunakan video pembelajaran pada konsep sistem reproduksi manusia mengalami peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua. Hal ini seperti yang terlihat pada grafik 1.

Presentase ketuntasan belajar siswa pun mengalami peningkatan dari 63,88% pada siklus pertama, meningkat sampai 100% pada siklus kedua. Penghitungan ketuntasan belajar dilakukan dengan menggunkan analisis deskriptif kualitatif yaitu membandingkan hasil belajar siswa dengan kriteria pencapaian ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu siswa dinyatakan tuntas dalam bab ini jika siswa mendapatkan nilai ≥ 74.

Adanya peningkatan hasil belajar dan pencapaian ketuntasan belajar dalam pembelajaran dengan bantuan media video pada bab sistem reproduksi manusia diindikasikan karena peran media yang digunakan mampu meningkatkan semangat dan minat belajar siswa. Seperti yang

dikemukakan oleh Kemp dan Dayton dalam Cecep dan Bambang (2011:2) bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran yaitu memotivasi dan membangkitkan minat belajar siswa.

Penggunaan media dalam pembelajaran juga membantu menjembatani antara sumber dan penerima (Arsyad, 2010:4). Siswa sebagai penerima menjadi lebih mudah menangkap informasi-informasi yang disampaikan guru melalui media. Video pembelajaran sebagai salah satu media, membantu siswa untuk lebih memahami proses-proses dalam sistem reproduksi manusia seperti proses pembentukan sel telur (oogenesis), proses pembentukan sperma (spermatogenesis), siklus menstruasi dan proses fertilisasi. Dengan penggunaan video dalam pembelajaran sistem reproduksi manusia ini turut berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa.

Selama berlangsungnya tindakan, peneliti dan observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa. Aktivitas yang dinilai berdasarkan visual activities yaitu siwa memperhatikan penjelasan guru, oral activities yaitu siswa mengajukan pendapat, berdiskusi, dan bertanya, writing activities yaitu siswa menyelesaikan tugas LKS yang berkaitan dengan video pembelajaran, mental activities yaitu siswa mengingat materi dan mampu menyelesaikan soal, dan emotional activities yaitu siswa terlihat senang dan antusias.

0 50 100

Siklus 1 Siklus 2 45

(7)

7 Dari hasil observasi yang

dilakukan selama tindakan dengan menggunakan media pembelajaran berupa video, diperoleh presentase siswa yang aktif selama proses pembelajaran pada siklus pertama untuk pertemuan pertama 45% dan pertemuan kedua 60%. Sedangkan pada siklus kedua pertemuan pertama didapatkan presentase sebesar 65% dan pertemuan kedua sebesar 75%. Terdapat peningkatan aktivitas siswa pada tiap pertemuan di masing-masing siklus.

E. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan data-data yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran video dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sistem reproduksi manusia.

F. Dafar Putsaka

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press, Cet. XII, 2010.

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran: Manual and Digital. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada Press, 2001.

Muslich, Masnur. Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama, Cet. I, 2011.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2011.

Sofyan, Ahmad., dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Lemlit UIN Jakarta Press, 2006.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima, 2009.

Gambar

Grafik 1. Nilai Rata-Rata Siswa
Grafik 3. Presentase Aktivitas Siswa Saat  Kegiatan Pembelajaran Berlangsung

Referensi

Dokumen terkait

Usaha pemecahan berbagai masalah nyata yang timbul dalam pembangunan masyarakat dengan pendekatan interdisipliner merupakan pengalaman belajar maju, yang tidak diperoleh

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian emosional merupakan aspek kemandirian yang berkaitan dengan perubahan kedekatan hubungan keluarga khususnya

Tabel 1.. Nilai Semester Ganjil Kelas Penelitian Kelas VIIIC MTs. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengatasi masalah yang kompleks

Seperti yang telah disebutkan, meskipun usaha ini memiliki beberapa kendala pada keterbatasan bahan baku dalam produksi, sistem pemasaran maupun persaingan yang

Adanya Pektin pada dami nangka dapat membantu pembentukan tekstur selai lembaran dan adanya penambahan sari rosella dapat memberikan PH selai dan membantu memperbaiki

Variabel independen dalam penelitian ini adalah koneksi politik dan good corporate governance .Variabel koneksi politik menggunakan dummy , angka 1 untuk mengindikasikan

Berdasarkan keempat bidang yang telah dijelaskan tersebut diharapkan pemerintah sebagai penentu kebijakan-kebijakan dapat memikirkan menemukan suatu cara yang baik sehingga

hari sedangkan yang tanpa PVD adalah 7330 hari. Analisis penentuan kedalaman efektif dilakukan dengan perhitungan penurunan pada setiap variasi kedalaman penanaman PVD,