• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJA"

Copied!
226
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MUHAMAD SYABAN SUBEKTI (11 015 001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA

(2)

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan Siswa Kelas IV SDN Dondong 02 Kesugihan Cilacap.

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya. Semua kutipan dan bahan rujukan yang digunakan dalam skripsi ini telah dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib akademik di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Yogyakarta, 10 Desember 2015 Peneliti

M.Syaban Subekti

(3)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI BERBASIS

LINGKUNGAN SISWA KELAS IV SDN DONDONG 02 KESUGIHAN

CILACAP

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MUHAMAD SYABAN SUBEKTI 11015001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA

2015

(4)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI BERBASIS

LINGKUNGAN SISWA KELAS IV SDN DONDONG 02 KESUGIHAN

CILACAP

Telah Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Pada tanggal 27 November 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Widodo Budhi, M.Si Dr.Yuli Prihatni, M.Pd

(5)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI BERBASIS

LINGKUNGAN SISWA KELAS IV SDN DONDONG 02 KESUGIHAN

CILACAP

Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji dan Diterima untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Hari : Kamis

Tanggal : 10 Desember 2015

Susunan Tim Penguji :

Ketua : Dra. Hj. Hidayati, M.Pd. ( )

Sekretaris : Astuti Wijayanti, M.Pd.Si. ( )

Penguji I : Drs. Widodo Budhi, M.Si. ( )

Penguji II : Dr. Yuli Prihatni, M.Pd. ( )

Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Dekan,

Drs. Bambang Trisilo Dewobroto, M.Sn. NIY. 5584075

(6)

(Penulis)

Jadilah diri sendiri dan bersyukurlah kepada ALLAH S.W.T. (Penulis)

Kerjakanlah kepentingan utamamu dan rencanakanlah kepentingan keduamu. (Penulis)

Banyak orang yang berhasil bukan dari kecerdasannya, melainkan dari tindakan yang dilakukannya. (Penulis)

HALAMAN PERSEMBAHAN

(7)

1. Bapak Maimun dan Ibu Sudiarti.

2. Mba Wiwin Susmiyati Ningsih, Mba Atik Rofikoh dan Mas Riyan Yuli Harianto.

3. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. ABSTRAK

(8)

IV SD Negeri Dondong 02 Kesugihan Cilacap. Hipotesis tindakan penelitian ini adalah penggunaan metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Dondong 02 yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian adalah motivasi belajar dan prestasi belajar IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket, tes, observasi dan dokumentasi. Uji coba instrument yang dipakai adalah uji coba angket motivasi dan uji coba tes. Validitas item angket dan tes menggunakan rumus korelasi product moment. Berdasarkan hasil uji coba validitas angket motivasi belajar siswa dari 35 butir pertanyaan yang dinyatakan valid 25 butir dan yang tidak valid sebanyak 10 butir soal. Selanjutnya untuk uji validitas soal tes prestasi 25 butir soal pada siklus I diperoleh 21 butir soal yang valid dan 4 butir soal yang tidak valid. Pada siklus II diperoleh 23 butir soal yang valid dan 2 butir soal yang tidak valid. Reliabilitas angket diperoleh dengan menggunakan rumus alpha cronbach, hasil perhitungannya menunjukkan

ri sebesar 0,881 sedangkan rtabel sebesar 0,396. Reliabilitas tes diperoleh dengan rumus KR-20 menunjukkan pada siklus I ri sebesar 0,924 adapun rtabel pada siklus I adalah 0,396 dan siklus II ri sebesar 0,893 dengan rtabel sebesar 0,396 dengan demikian, Instrumen dinyatakan reliabel dan memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data hasil angket motivasi belajar, observasi dan prestasi belajar.

Hasil penelitian menunjukkan setelah diterapkan pembelajaran melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan di kelas IV motivasi dan prestasi belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Hasil ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil persentase rata-rata skor motivasi belajar siswa pada prasiklus sebesar 55,32% meningkat menjadi 70,5% pada siklus I dan siklus 2 meningkat menjadi 82,5%. Persentase belajar IPA siswa meningkat dari rata-rata kelas pada prasiklus sebesar 56 meningkat 18 poin menjadi 74 pada siklus I dan pada siklus II meningkat sebesar 11 poin menjadi 85. Persentase siswa yang mendapat nilai ≥75 meningkat. Siswa yang mencapai KKM pada pratindakan adalah 7 siswa dengan persentase 28%. Pada siklus I meningkat 40% menjadi 68% dengan 17 siswa yang mencapai KKM. Pada siklus II meningkat 16% menjadi 84% dengan 21 siswa yang mencapai KKM. Disarankan agar metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat diterapkan pada setiap materi IPA untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA siswa.

Kata kunci: Motivasi, Prestasi Belajar, Demonstrasi Berbasis Lingkungan KATA PENGANTAR

(9)

Melalui Metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan Siswa Kelas IV SDN Dondong 02 Kesugihan Cilacap, sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Drs. Widodo Budhi, M.Si Dosen Pembimbing I dan Dr. Yuli Prihatni, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat terlaksana karena bimbingan, semangat, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Pardimin, M.Pd., Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

2. Drs. Bambang Trisilo Dewobroto, M.Sn., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

3. Dra. C. Indah Nartani, M.Pd., Ketua Jurusan/ Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Nurngaeni, S.Pd. Kepala Sekolah SD Negeri Dondong 02 yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

(10)

membantu dalam pelaksanaan maupun penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis, amin. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Yogyakarta, 10 Desember 2015 Peneliti

(11)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... ii

HALAMAN PENGAJUAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori... 8

1. Motivasi Belajar... 8

a. Pengertian Motivasi... 8

b. Fungsi Motivasi Belajar... 8

c. Ciri-Ciri Orang yang Mempunyai Motivasi Belajar... 9

2. Prestasi Belajar... 10

a. Pengertian Prestasi Belajar... 10

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 10

(12)

4. Metode Demonstrasi... 13

a. Pengertian Metode Demonstrasi……….. 13

b. Keunggulan dan Kekurangan Metode Demonstrasi…... . 14

c. Manfaat Penggunaan Metode Demonstrasi…………... 15

d. Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi….. 15

... 5. Pembelajaran Dengan Berbasis Lingkungan... 17

6. Materi IPA kelas IV semester I... 18

a. Materi Prasiklus... 18

b. Materi Siklus I... 23

c. Materi Siklus II... 27

B. Kajian Penelitian yang Relevan... 31

C. Kerangka Pikir... 32

D. Hipotesis Tindakan... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian... 35

1. Tempat Penelitian... 35

2. Waktu Penelitian ... 35

B. Prosedur Penelitian ... 35

C. Subjek dan Objek Penelitian... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Teknik Observasi ... 39

2. Teknik Angket ... 39

3. Teknik Tes ... 40

4. Teknik Dokumentasi ... 41

E. Instrumen Penelitian ... 41

1. Lembar Observasi ... 41

2. Angket Motivasi ... 42

(13)

2. Reliabilitas Instrumen ... 48

G. Teknik Analisis Data ... 50

1. Analisis Data Hasil Observasi ... 50

2. Analisis Data Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa... 51

3. Prestasi Belajar ... 52

H. Indikator Keberhasilan Tindakan... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

1. Deskripsi Pratindakan ... 54

2. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus... 59

3. Perbandingan Antar Siklus... 80

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 90

1. Siklus I... 90

2. Siklus II... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 96

B. Implikasi... 96

C. Saran... 97

DAFTAR PUSTAKA... 98

LAMPIRAN ... 100

(14)

Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3. Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar IPA Prasiklus ... 44

Tabel 4. Kisi-Kisi Post-Test Prestasi Belajar IPA Siklus I ... 44

Tabel 5. Kisi-kisi Post-Test Prestasi Belajar IPA Siklus II ... 45

Tabel 6. Klasifikasi Reliabilitas... 48

Tabel 7. Spesifikasi Perskoran Penilaian Observasi ... 50

Tabel 8. Spesifikasi Perskoran Penilaian Angket ... 51

Tabel 9. Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Prasiklus ... 55

Tabel 10. Rentang Skor Perolehan Prasiklus ... 56

Tabel 11. Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Prasiklus ... 57

Tabel 12. Hasil Tes Prasiklus... 57

Tabel 13. Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Siklus I... 65

Tabel 14. Rentang Skor Perolehan Siklus I... 66

Tabel 15. Daftar Hasil Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Siklus I... 67

Tabel 16. Hasil Tes Prestasi Siklus I ... 67

Tabel 17. Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Siklus II... 76

Tabel 18. Rentang Skor Perolehan Siklus II ... 77

Tabel 19. Daftar Hasil Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Siklus II ... 77

Tabel 20. Hasil Tes Prestasi Siklus II... 78

Tabel 21. Perubahan Angket Motivasi Prasiklus dengan Siklus I... 80

Tabel 22. Perbandingan Skor Prasiklus dengan Siklus I ... 81

Tabel 23. Perubahan Skor Angket Motivasi Siklus I dengan Siklus II... 82

Tabel 24. Perbandingan Skor Siklus I dengan Siklus II ... 83

(15)

Tabel 28. Perbandingan Nilai Prasiklus dengan Siklus I ... 86

Tabel 29. Perubahan Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Siklus I ke Siklus II... 87

Tabel 30. Perbandingan Nilai Prasiklus dengan Siklus I ... 88

Tabel 31. Perbandingan Nilai Tes Prasiklus, Siklus I, Siklus II... 89

Tabel 32. Perbandingan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II... 90

(16)

Gambar 2. Rantai Makanan... 25

Gambar 3. Pengaruh Perubahan Lingkungan... 26

Gambar 4. Alur Kerangka Berfikir... 32

Gambar 6. Model Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 36

Gambar 8. Ketuntasan Pembelajaran Prasiklus ... 58

Gambar 9. Ketuntasan Pembelajaran Siklus I ... 68

Gambar 10. Ketuntasan Pembelajaran Siklus II... 78

Gambar 11. Grafik Angket Motivasi Prasiklus,Siklus I dan Siklus II... 82

Gambar 12. Grafik rata-rata nilai tes prasiklus, siklus I dan Siklus II... 88

Gambar 13. Diagram Perbandingan Motivasi Prasiklus, Siklus I, dan II ... 93

Gambar 14. Perbandingan Motivasi Berdasarkan Hasil Observasi... 94

Gambar 15. Peningkatan Prestasi Prasiklus, Siklus I, dan II ... 95

(17)

Lampiran 2 Hasil Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Siklus I... 102

Lampiran 3 Hasil Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Siklus II... 104

Lampiran 4 RPP Prasiklus... 106

Lampiran 5 RPP Siklus I... 111

Lampiran 6 RPP Siklus II... 120

Lampiran 7 Materi Prasiklus... 129

Lampiran 8 Materi Siklus I... 134

Lampiran 9 Materi Siklus II ... 139

Lampiran 10 Soal Tes Prestasi belajar IPA Prasiklus ... 143

Lampiran 11 Soal Tes Prestasi belajar IPA Siklus I ... 148

Lampiran 12 Soal Tes Prestasi belajar IPA Siklus II ... 153

Lampiran 13 Kunci Jawaban Tes Prestasi belajar IPA Prasiklus ... 158

Lampiran 14 Kunci Jawaban Tes Prestasi belajar IPA Siklus I ... 159

Lampiran 15 Kunci Jawaban Tes Prestasi belajar IPA Siklus II ... 160

Lampiran 16 Angket Motivasi Belajar IPA... 161

Lampiran 17 Lembar Observasi Prasiklus... 163

Lampiran 18 Lembar Observasi Siklus I... 164

Lampiran 19 Lembar Observasi Siklus II... 165

Lampiran 20 Tabel Product Moment... 166

Lampiran 21 Uji Validitas Angket... 167

Lampiran 22 Uji Reliabilitas Angket... 168

Lampiran 23 Cara Menghitung Uji Validitas Angket... 169

Lampiran 24 Uji Validitas Tes Prestasi Prasiklus... 175

(18)

Lampiran 28 Uji Reliabilitas Siklus I ... 185

Lampiran 29 Cara Menghitung Validitas Siklus I... 186

Lampiran 30 Uji Validitas Tes Prestasi Siklus II ... 193

Lampiran 31 Uji Reliabilitas Siklus II ... 194

Lampiran 32 Cara Menghitung Validitas Siklus II ... 195

Lampiran 33 Data Motivasi Prasiklus ... 202

Lampiran 34 Data Motivasi Siklus I ... 203

Lampiran 35 Data Motivasi Siklus II... 204

Lampiran 36 Dokumentasi... 205

(19)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingganya (Ki Hajar Dewantara, 2011:20). Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya di masyarakat, bangsa dan negara.

Keberhasilan program pendidikan melalui proses pembelajaran di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu siswa, kurikulum, tenaga pendidik, biaya, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor itu terpenuhi sudah tentu akan memperlancar proses pembelajaran, yang akan menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang akhirnya akan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pada diri siswa. Karena antara motivasi dan prestasi sangat erat kaitannya dengan belajar siswa.

Untuk mempersiapkan siswa menjadi orang-orang yang berprestasi, maka siswa harus diberi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Siswa merupakan kelompok manusia yang memiliki tanggung jawab yang

(20)

besar baik kepada diri sendiri maupun pada Negara.Untuk itu siswa hendaknya dipersiapkan sedemikian rupa sehingga mampu mengendalikan perubahan berbagai aspek tersebut.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan sekolah, diharapkan dapat memberi sumbangan dalam mencerdaskan siswa. Pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari nilai mata pelajaran IPA yang rata-rata masih rendah bila dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA seringkali dianggap pelajaran yang membosankan oleh siswa karena teori yang sangat banyak. Siswa sudah merasa jenuh dan bosan ketika harus membaca materi yang sangat banyak. Belum lagi ketika mereka ulangan harian ataupun ujian, soal yang diberikan guru biasanya jawaban yang diminta mengharuskan siswa mau membaca dan menghafalkan materi.

(21)

mengolah kelas dan kurang menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan hanya mengaktifkan gurunya. Sehingga siswa tidak aktif, siswa kurang antusias dan siswa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran IPA. Faktor tersebut berdampak pada siswa yaitu siswa tidak memahami materi IPA dan berpengaruh pada prestasi belajar siswa yang rendah.

Hal tersebut didukung dengan data di lapangan yang menunjukan nilai ulangan harian siswa kelas IV SDN Dondong 02 Kesugihan Cilacap pada pembelajaran IPA belum mencapai kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 72. Dari 25 siswa yang mencapai KKM hanya 10 siswa, sedangkan yang tidak memenuhi KKM 15 siswa. Dari hasil data tersebut maka siswa masih perlu bimbingan pada pembelajaran IPA supaya prestasi belajar siswa dapat meningkat. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa perlu meningkatkan keterampilan guru dan aktivitas siswa sehingga hasil belajar pada pelajaran IPA dapat meningkat

Dari data hasil belajar IPA di atas menunjukan hasil belajar siswa belum maksimal, dikarenakan siswa tidak memiliki dorongan belajar. Hal ini disebabkan juga karena guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan metode dan materi pembelajaran tidak disampaikan secara kronologis.

(22)

berusaha ingin tahu tentang konsep yang didengar atau yang dilihat, dengan begitu aktivitas belajar siswa akan muncul pada siswa karena keingin tahuan siswa pada suatu konsep. Pembelajaran IPA yang dialami akan lebih bermakna dan tujuan pembelajaran IPA di SD akan tercapai.

Salah satu upaya untuk memperbaiki pembelajaran IPA adalah dengan menggunakan metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan. Dalam pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan, guru menjelaskan materi dengan sambil memperagakan suatu kejadian yang ada dilingkungan. Siswa dapat belajar sambil mengamati kejadian sesungguhnya yang berada di lingkungan disekitarnya dan dapat mengerti kejadian-kejadian alam yang ada dilingkungan.

Dengan adanya pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA menggunakan metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan akan mendorong siswa belajar lebih aktif dan belajar secara efektif serta dapat menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang digunakan siswa dalam belajar misalnya di sawah, perkebunan, keluarga, masyarakat dan sebagainya.

Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan siswa kelas IV SDN Dondong 02 Kesugihan Cilacap”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut.

(23)

2. Hasil pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi belum secara optimal dilakukan.

3. Pemanfaatan media dengan pendekatan lingkungan belum pernah dilakukan.

4. Rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa. C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas serta mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada maka penelitian ini dibatasi pada rendahnya motivasi belajar dan prestasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV di SD Negeri Dondong 02 Kesugihan Cilacap.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV di SD Negeri Dondong 02 Kesugihan Cilacap melalui metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan?

2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV di SD Negeri Dondong 02 Kesugihan Cilacap melalui metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan?

E. Tujuan Penelitian

Melihat rumusan masalah di atas maka tujuan dilakukannya penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV di SD Negeri Dondong 02 Kesugihan Cilacap melalui metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV di SD Negeri Dondong 02 Kesugihan Cilacap melalui metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan.

F. Manfaat Penelitian

(24)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang pendidikan pada khususnya. Wujud sumbangan tersebut berupa teori, konsep atau permasalahan baru yang perlu dikaji lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis a. Untuk guru

Dengan penerapan metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat membantu guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga meningkatkan kemampuan guru penggunaan keterampilan pembelajaran.

b. Untuk siswa

Penerapan metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat menciptakan suasana belajar yang meyenangkan sehingga meningkatkan aktivitas serta hasil belajar pada pembelajaran IPA. c. Untuk sekolah

Penggunaan metode demonstrasi berbasis lingkungan pada pembelajaran IPA digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran sehingga belajar lebih efektif dan efisien.

d. Untuk peneliti

(25)

G. Landasan Teori 1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Menurut Mc. Donald (dalam A.M. Sardiman, 2007:73), ‘’motivasi adalah perubahan energy dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan’’. Sehubungan pendapat tersebut, menurut Oemar Hamalik (2009:50) mengatakan bahwa “motivasi adalah dorongan yang

menyebabkan terjadinya sesuatu perbuatan atau tindakan terntentu”.

Menurut M. Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:126) menyatakan

bahwa “motivasi adalah sesuatu yang menggerakan siswa untuk belajar

atau menguasai materi pelajaran yang sedang di ikutinya”.

Berdasarkan beberapa teori di atas maka motivasi dapat diartikan

sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif

pada saat-saat tertentu, terutama bila menjadi kebutuhan untuk

mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak atau untuk melakukan

aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan yang dicapai.

b. Fungsi motivasi dalam belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:157) fungsi motivasi dalam belajar adalah “a)mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan, b)menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, c)menentukan perbuatan yang harus dilakukan”.

(26)

Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi: (A.M. Sardiman, 2007:85)

1) Mendorong manusia untuk berbuat. 2) Menentukan arah perbuatan.

3) Menyeleksi perbuatan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan fungsi

motivasi dalam belajar antara lain adalah mendorong manusia untuk

menentukan arah yang akan dicapai dan menentukan perbuatan mana

yang harus dikerjakan.

c. Ciri-Ciri Orang yang Mempunyai Motivasi Belajar

Orang yang memiliki motivasi belajar dapat diklasifikasikan

sebagai berikut: a) adanya hasrat dan keinginan berhasil; b) adanya

dorongan dan kebutuhan dalam belajar; c) adanya harapan dan cita-cita

masa depan; d) adanya penghargaan dalam belajar; e) adanya kegiatan

yang menarik dalam belajar; f) adanya lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan

baik. (Hamzah B. Uno, 2008:23)

Selanjutnya keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat

dalam motivasi belajar yang ditunjukan oleh para siswa pada saat

melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Orang yang memiliki motivasi belajar memiliki ciri-ciri motivasi belajar sebagai berikut: 1) minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran; 2) semangat siswa untuk

(27)

mengerjakan tugas-tugas belajarnya; 4) reaksi yang ditunjukan siswa

terhadap stimulus yang diberikan guru; 5) rasa senang dan puas dalam

mengerjakan tugas yang diberikan. (Nana Sudjana, 2011:61)

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut M. Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:119) “prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan yang berupa perubahan tingkah laku yang dialami oleh subjek belajar di dalam suatu interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:23) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil yang di peroleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai seseorangmerupakan hasil interaksi berbagai faktor dalam diri maupun dari luar individu karena manusia selalu mengejar prestasinya menurut bidang kemampuannya. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam belajar ada faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu

sebagai berikut: a) faktor internal meliputi jasmaniah, psikologis dan

kelelahan; b) faktor eksternal yang meliputi faktor keluarga, sekolah,

dan masyarakat. (Slameto, 2013:54)

Menurut teori diatas maka dapat di sumpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi belajar adalah faktor internal dan eksternal.

3. IPA SD

(28)

Menurut Trianto (2014:137) adalah “pada hakikatnya IPA dibangun

atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah”. Sains atau

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan

dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

Dalam hal ini para guru, khususnya yang mengajar sains di sekolah

dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA,

sehingga dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam

mendesain dan melaksanakan pembelajaran (Ahmad Susanto,

2013:167).

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan

dijelaskan dengan penalaran ilmu yang mempelajari alam semesta

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan tetapi

juga merupakan proses penemuan.

b. Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA di SD menurut piaget (dalam Muhibbin Syah, 2006: 44) mengklasifikasikan teori perkembangan belajar menjadi 4

kategori yaitu:

(29)

kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerak-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Pada tahap ini terbentuk konsep kepermanenan obyek dan kemajuan gradual dari refleksi ke perilaku yang mengarah kepada tujuan.

2) Tahap praoperasional, Pada tahap ini terjadi pada usia 2 hingga 7 tahun, tahap ini perkembangan anak dilihat dari melukis dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Perkembangan ini berada pada anak yang telah memiliki penguasaan sempurna mengenai

object permanence.

3) Tahap oprasional konkrit, Pada tahap ini berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis disertai pengalaman konkrit. Kemampuan anak sudah dapat ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkrit.

4) Tahap operasional formal, pada tahap ini yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, tahap ini indevidu melampai dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit, dan berfikir secara abstrak dan lebih logis.

c. Tujuan dari Mata pelajaran IPA

(30)

mengembagkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; 4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; 5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; 6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segalanya keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; 7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

4. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut Udin S. Winata Putra, dkk (2004:424) “ Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu “. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:54): “Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran “.

(31)

b. Keunggulan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Dengan mempertunjukan atau memperagakan suatu tindakan, proses atau prosedur maka metode demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut :

1) Memperkecil kemungkinaan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca atau mendengar penjelasan saja, karena demonstrasi memberikan gambaran konkrit yang memperjelas belajar siswa dari hasil pengamatan.

2) Memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demonstrasi, sehingga memberikan kemungkinaan yang besar bagi para siswa memperoleh pengalaman-pengalaman langsung.

3) Memudahkan memusatkan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting, sehingga para siswa akan benar-benar memberikan perhatian khusus.

4) Memungkinkan para untuk siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama demonstrasi berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat disampaikan oleh guru pada saat itu pula.

(32)

siswa melihat suatu tindakan, proses, atau prosedur yang didemonstrasikan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

c. Manfaat Penggunaan Metode Demonstrasi

Manfaat demonstrasi dari segi hakikat IPA adalah:

1) Demonstrasi membiasakan siswa untuk selalu menguji teori IPA dengan melalui percobaan

2) Demonstrasi membantu memberi pemahaman pada siswa tentang konsep IPA sehingga berkembang dengan perumusan teori, kemudian uji coba melalui eksperimen yang berlandaskan hasil percobaan teori dapat diterima, diervisi atau ditolak

3) Demonstrasi melatih kemampuan siswa untuk bernalar

d. Langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran IPA adalah:

1) Guru menentukan topik

Guru mengajukan masalah yang akan diselidiki dengan percobaan tanpa memberi tahu hasil percobaan.

2) Guru memperkenalkan alat secara singkat 3) Guru menjelaskan pelaksanaan demonstrasi

Guru membahas beberapa hal yang berkaitan dengan prosedur pelaksanaan demonstrasi melalui tanya jawab

4) Guru melaksanakan demonstrasi

Melaksanakan demonstrasi atau percobaan, sambil melakukan tanya jawab dengan siswa dan meminta mereka melakukan pengamatan secara kelompok atau individu

5) Siswa mengamati demonstrasi

Siswa mengamati demonstrasi dan meminta untuk merumuskan hasil pengamatan secara lisan ataupun tertulis.

(33)

Guru melakukan tanya jawab mengenai hasil percobaan, kesimpulan dan penjelasannya

7) Guru menyimpulkan yang didemonstrasikan

Setelah diskusi guru merumuskan penjelasan atau kesimpulan percobaan secara lengkap di papan tulis

8) Siswa mencoba yang didemonstrasikan

Guru memberi siswa pertanyaan dan latihan untuk melatih bahan yang didemonstrasikan

5. Pembelajaran dengan Berbasis Lingkungan

Proses belajar mengajar dengan mengaplikasikan lingkungan alam sekitar merupakan upaya mengembangkan kurikulum sekolah yang ada, dengan mengikut sertakan segala fasilitas yang ada di lingkungan alam sekitar dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Hal ini dimaksudkan bahwa pendidikan bagi siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari segala aspek-aspek kehidupan di masyarakat serta lingkungan tempat siswa belajar.Dengan lingkungan anak dapat terjun langsung dengan kelingkungan alam sekitar untuk memperoleh pengalaman langsung dan mengetahui permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar.

Menurut Lily Barlia (2006:4) Pembelajaran dengan lingkungan alam sekitar adalah suatu pendekatan di dalam proses belajar megajar dalam rangka menuju keberhasilan tujuan kurikulum yang meliputi : 1) Pengembangan dan perluas ruangan kelas menuju kepenggunaan

lingkungan alam sekitar sebagai laboratrium belajar.

(34)

3) Situasi kehidupan yang sebenarnya. Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa akan tanggung jawabnya terhadap lingkungan dan segala bentuk kehidupan yang ada di dalamnya. 4) Program yang melibatkan siswa, guru dan sumber-sumber lainnya,

untuk merencanakan dan bekerja sama di dalam mengembangkan iklim belajar mengajar yang optimal.

6. Materi IPA kelas IV semester I

Materi kelas IV membahas mengenai berikut: S.K. 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya 1) K.D. 5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan’’ antar makhluk hidup (rantai makanan), 2) K.D. 5.2 Mendeskripsikan hubungan makhluk hidup dalam ekosistem, 3) K.D. 5.3 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan.

a. Materi Prasiklus

1) Daur HidupHewan

(35)

katak bernafas dengan menggunakan paru-paru. Marilah kita pelajari daur hidup pada beberapa hewan serangga, agar kamu dapat mengetahui tahap-tahap perubahan bentuk yang dialami oleh berbagai hewan dalam hidupnya.

a) Daur Hidup Nyamuk

Jika nyamuk betina bertelur, telur nyamuk menetas menjadi jentik jentik. Jentik-jentik berubah menjadi kepompong. Kepompong berubah bentuk menjadi nyamuk muda, dan kemudian menjadi nyamuk dewasa. Karena perubahan bentuknya mengalami tahap kepompong, maka nyamuk dikatakan mengalami metamorfosis sempurna.

Gambar 1. Daur hidup nyamuk: a. telur, b. Jentik-jentik, c. kepompong, d. nyamuk dewasa. (Heri Sulistyanto & Edi Wiyono, 2008:63) b) Daur Hidup Kupu-kupu

(36)

Gambar 2.Daur hidup kupu-kupu (Heri Sulistyanto & Edi Wiyono, 2008:64) c) Daur Hidup Kecoa

Kecoa atau lipas betina bertelur dalam jumlah banyak yang diletakkan di permukaan tanah atau pada tumpukan sampah. Telur kecoa menetas menjadi anak kecoa yang disebut nimfa. Nimfa memiliki bentuk yang mirip dengan induknya. Kemudian nimfa menjadi kecoa dewasa.

Karena perubahan bentuknya tidak mengalami tahap kepompong, maka kecoa disebut mengalami metamorfosis tidak sempurna. Serangga lain yang mengalami metamorfosis tidak sempurna antara lain rayap, belalang, dan walang sangit.

(37)

Apakah kamu memelihara hewan peliharaan di rumahmu? Kucing, kelinci, dan burung merupakan beberapa jenis hewan yang biasa dipelihara di rumah.

Sungguh menyenangkan apabila di rumah terdapat hewan peliharaan. Hewan-hewan tersebut bisa kita ajak bermain, dan lain-lain. Namun demikian, untuk memelihara hewan tidaklah mudah. Kita harus senantiasa merawatnya dengan baik agar hewan tersebut tetap sehat. Bagaimana memelihara hewan yang baik dan benar? Untuk memelihara hewan, yang perlu diperhatikan, yaitu memberi makan yang sehat, menjaga kebersihan dan kesehatan hewan, dan membuat kandang hewan.

a) Memberi makanan yang sehat

Sama halnya seperti manusia, hewan juga membutuhkan makanan yang sehat. Setiap hewan memeliki jenis makanan yang berbedabeda. Kucing biasanya diberi makan daging dan ikan, sedangkan kelinci makanannya berupa sayuran. Untuk memelihara hewan, kamu tentu harus mengetahui jenis makanan yang cocok untuk hewan tersebut. Selain makanan, hewan juga memerlukan minuman dari air yang bersih. Apabila kamu memelihara burung maka tempat air minumnya harus dibersihkan.

b) Menjaga kebersihan dan kesehatan hewan

(38)

menjaga kebersihan hewan yang kita pelihara, dapat dilakukan dengan cara memeriksakan hewan tersebut ke dokter hewan. Hal ini bertujuan agar hewan peliharaan kita tidak sakit dan selain itu, beberapa jenis hewan peliharaan perlu divaksinasi. Vaksinasi ini bertujuan untuk menghindari penyakit rabies.

c) Membuat kandang dan Menjaga kebersihannya

Beberapa jenis hewan peliharaan seperti kucing tidak membutuhkan kandang untuk tempat tinggalnya. Namun demikian, beberapa hewan peliharaan membutuhkan kandang yang khusus misalnya ikan dan burung. Kolam atau aquarium yang biasa digunakan untuk memelihara ikan perlu dijaga kebersihannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menguras air dalam kolam/aquarium apabila sudah terlihat kotor. Kotoran hewan merupakan sumber penyakit. Oleh karena itu, kandang perlu dibersihkan dari kotoran. Saat membersihkan, gunakan sarung tangan dan masker. Keluarkan kotoran dari dalam kandang lalu siramlah kandang dengan air bersih. Tempat makan dan minum hewan juga tidak boleh dilupakan. Cucilah dengan air bersih. Setelah selesai membersihkan, jangan lupa cuci kaki dan tanganmu sampai bersih. Nah, jika kandang bersih, hewan peliharaanmu tentu juga sehat.

b. Materi siklus I

1) Hubungan Antar Makhluk Hidup

(39)

makanan jika tidak ada bunga. Tumbuhan berbunga tidak berkembang baik dengan baik jika tidak ada kupu-kupu. Selain itu makhluk hidup juga memiliki hubungan erat yang khas antara dua jenis makhluk hidup yang hidup bersama yang disebut simbiosis. Ada beberapa jenis simbiosis yaitu :

a) Simbiosis Mutualisme

Simbiosis Mutualisme adalah hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak. Contohnya adalah kupu-kupu dan bunga, kerbau dan burung jalak.

b) Simbiosis Komensalisme

Simbiosis Komensalisme adalah hubungan yang menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain lain tidak dirugikan. Contohnya antara ikan hiu dan ikan remora, tumbuhan paku/anggrek dengan pohon besar.

c) Simbiosis Parasitisme

Simbiosis Parasitisme adalah hubungan yang menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain dirugikan. Contohnya kutu yang hidup ditubuh hewan maupun manusia dan bunga raflesia yang hidup ditumbuhan inangnya.

2) Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

(40)

Ekosistem dibedakan men jadi dua golongan, yaitu ekosistem alam dan ekosistem buatan. Ekosistem alam antara lain hutan, sungai, danau, laut, padang pasir, dan kutub. Ekosistem buatan antara lain sawah, ladang, kebun, kolam dan akuarium.

Setiap ekosistem memiliki berbagai anggota, baik makhluk hidup maupun benda tak hidup. Kelompok makhluk hidup berbeda yang tinggal bersama dalam suatu lingkungan tertentu disebut komunitas. Contohnya komunitas ekosistem hutan yaitu harimau, monyet, ular, pohon jati dan masih banyak lagi.

3) Rantai makanan

Tidak ada satu pun makhluk hidup yang dapat hidup sendiri. Diantara berbagai makhluk hidup terdapat saling ketergantungan. Misalnya tikus makan biji padi. Oleh karena itu tikus bergantung pada padi. Ular sawah makan tikus.

Tikus dan ular sawah tidak dapat membuat sendiri makanannya. Hewan-hewan ini memakan makanan yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu, hewan disebut konsumen atau pemakai. Sementara padi disebut produsen atau penghasil karena dapat membuat sendiri makanannya.

Hewan yang memakan produsen (tumbuhan) disebut konsumen tingkat I. Hewan yang memakan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II. Hewan yang memakan konsumen tingkat II disebut konsumen tingkat III. Konsumen yang paling akhir dalam makan dan dimakan disebut konsumen puncak.

(41)

Gambar 1

Salah satu contoh rantai makanan (Heri Sulistyanto & Edi Wiyono, 2008:73) 4) Pengaruh Perubahan Lingkungan

Rantai makanan tidak akan terputus selama semua mata rantai tersedia. Artinya, rantai makanan akan terus terbentuk apabila ada seperti padi, tikus, dan ular. Jika tidak ada padi, maka tikus kelaparan. Akhirnya banyak tikus yang mati. Jika tidak ada tikus maka ular juga menjadi kelaparan sehingga ular mencari mangsa lain, misalnya anak itik atau anak ayam peliharaan penduduk. Jadi, setiap perubahan lingkungan berpengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan.

(42)

Gambar 2. Pencemaran dapat terjadi di mana saja, (a) pencemaran di sungai oleh sampah dan (b) pencemaran udara oleh asap pabrik. (Budi

Wahyono & Setya Nurachmandani, 2008:80)

Selain pencemaran juga ada kebakaran hutan dan penebangan pohon. Bagi manusia pun, hutan mempunyai peranan yang sangat penting. Dari hutan, manusia mendapat kayu untuk membuat rumah dan berbagai furnitur. Hutan juga menyimpan persediaan air tanah yang amat besar.

Akan tetapi, keserakahan manusia dapat mengubah segalanya. Karena ingin membuka lahan bagi industri ataupun perusahaannya, segelintir orang melakukan penebangan pohon dan membabat semak belukar. Untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaannya, mereka melakukan pembakaran. Namun demikian, sering kali pembakaran itu menjadi tidak terkendali. Akibatnya, terjadilah kebakaran hutan.

Gambar 3Kebakaran Hutan

(Budi Wahyono & Setya Nurachmandani, 2008:80) c. Materi Siklus II (Wujud Benda Padat, Cair dan Gas)

(43)

Wujud benda dibagi menjadi tiga, yaitu benda padat, cair dan

(2) Bentuk benda padat dapat diubah. b) Sifat-sifat benda cair

(1) Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya

(2) Bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar (3) Benda cair mengalir ke tempat rendah

(4) Benda cair menekan ke segala arah

(5) Benda cair meresap melalui celah-celah kecil. c) Sifat-sifat benda gas

(1) Bentuk benda gas tidak tetap (2) Benda gas menekan ke segala arah (3) Benda gas mengalir

2) Perubahan Wujud Benda

Perubahan wujud benda adalah perubahan wujud yang dapat kembali. Artinya, benda dapat berubah dari satu wujud ke wujud lain dan dapat kembali ke wujud semula.

a) Perubahan Wujud Benda Padat Menjadi Benda Cair

Contohnya margarin. Margarin berbentuk padat. Margarin segera mencair/meleleh apabila dipanaskan dari penggorengan. Margarin berubah dari bentuk padat menjadi cair saat dipanaskan.

b) Perubahan Wujud Benda Cair Menjadi Benda Padat

Contohnya air yang dimasukkan freezer. Air akan berubah menjadi es apabila dimasukkan ke freezer. Jadi, benda cair dapat berubah menjadi benda padat. Perubahan wujud ini disebut membeku.

c) Perubahan Wujud Benda Cair Menjadi Benda Gas

(44)

jika dipanaskan. Perubahan benda cair menjadi benda gas disebut menguap.

d) Perubahan Wujud Benda Gas Menjadi Benda Cair

Contohnya pada tutup gelas yang digunakan untuk menutup cangkir atau gelas berisi minuman panas. Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair disebut mengembun atau kondensasi.

e) Perubahan Wujud Benda Padat Menjadi Benda Gas

Kamper atau kapur barus merupakan benda padat. Jika di letakkan ditempat terbuka maka lama-kelamaan akan habis. Selain itu juga ada es yang apabila diletakkan diruang terbuka maka akan menjadi gas. Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas ini disebut menyublim.

3) Sifat Bahan dan Kegunaannya

Manusia memanfaatkan berbagai bahan yang tersedia di alam. Dengan menggunakan akal pikirannya, manusia membuat berbagai benda untuk memudahkan pekerjaan dan menikmati hidup. Berikut ini berbagai sifat bahan dan kegunaannya.

a) Benda yang tidak menyerap air

Bahan yang tidak menyerap air antara lain plastik, gelas kaca dll.

b) Bahan yang menyerap air

Bahan yang menyerap air misalnya kain katun, kain pel, kaus, kertas dll. Bahan yang menyerap air digunakan untuk pakaian dan alat pembersih.

c) Bahan yang tahan api

Sifat tahan api berarti api tidak dapat membakar bahan itu. Bahan yang tahan api antara lain logam, batu, serat asbes dan sebagainya.

(45)

Sifat lembut dan lentur dibutuhkan untuk member kenyamanan pada tubuh. Bahan yang lembut dan lentur antara lain kain katun, sutera, kapuk dan lain-lain.

e) Bahan yang kuat dan keras

Untuk membuat bangunan dibutuhkan bahan yang kuat dan keras. Tiang dan tembok rumah dibuat dari besi, kayu, batu, dan semen. Jembatan dibuat dari besi dan batu. Jadi bahan yang kuat dank eras antara lain besi, batu kayu dan sebagainya.

f) Bahan yang keras dan lentur

Ban motor dan mobil dibuat dari karet yang telah diolah di pabrik. Karet olahan yang dihasilkan memiliki sifat yang keras dan lentur. Karena sifatnya itu, ban karet dapat menyangga bobot mobil yang amat berat, tetapi tahan terhadap goncangan.

H. Kajian Penelitian yang Relevan

(46)

meningkatkan keterampilan menulis deskripsi dan prestasi belajar meningkat pada siswa kelas IV SDN Permisan Jabon.

2. Wita (2006: 63) dalam penelitian diperoleh hasil belajar siswa pada taraf penguasaan konsep pada siklus I 70% dan siklus II mencapai 80%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada peningkatan siswa dalam penguasaan materi pelajaran IPA.

I. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar memerlukan keaktivan siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran supaya mendapat hasil belajar yang memuaskan dalam arti berhasil dalam pembelajaran. Berikut skema sederhana tentang kerangka berfikir dari penelitian ini

Kondisi Awal

1. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. 2. Siswa hanya aktif mendengarkan penjelasan guru saat

pembelajaran berlangsung.

3. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran.

4. Siswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA dilihat dari hasil belajar rendah. Dari 25 siswa hanya 15 Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM.

Pelaksanaan Tindakan

Kondisi Akhir

Tindakan untuk mengatasi masalah adalah melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan langkah-langkah:

1. Guru menentukan topik yang akan didemonstrasikan.

2. Guru memperkenalkan alat yang akan digunakan demonstrasi berbasis lingkungan..

3. Guru menjelaskan pelaksanaan demonstrasi berbasis lingkungan.

4. Guru melakukan demonstrasi berbasis lingkungan.

5. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengamati jalannya demonstrasi.

6. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa apa yang telah didemonstrasikan.

7. Guru menyipulkan apa yang telah didmonstrasikan. 8. Siswa mencoba yang didemonstrasikan guru.

(47)

Bagan. 1 Kerangka berpikir

Sesuai dengan bagan skema diatas dapat dijelaskan bahwa pada pembelajaran IPA di SDN Dondong 02 Cilacap siswa kurang termotivasi dalam belajar, guru dalam mengajar monoton sehingga hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan metode pembelajaran demonstrasi berbasis lingkungan.Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakakan metode pembelajaran demonstrasi berbasis lingkungan. Langkah-langkah metode demonstrasi berbasis lingkungan sebagai berikut: (1) Guru menentukan topik; (2) Guru memperkenalkan alat demonstrasi; (3) Guru menjelaskan pelaksanaan demonstrasi; (4) Guru melaksanakan demonstrasi; (5) Siswa mengamati demonstrasi; (6) Guru melakukan tanya jawab apa yang didemonstrasikan; (7) Guru menyimpulkan yang didemonstrasikan; (8) Siswa mencoba yang didemonstrasikan. Pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan bermanfaat bagi guru maupun siswa. Manfaatnya yaitu: (1) Meningkatkan aktivitas siswa; (2) Keterampilan guru meningkat; (3) Hasil belajar siswa meningkat.

(48)

J. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

1. Metode demonstrasi Berbasis Lingkungan dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Dondong 02 Kesugihan Cilacap.

(49)
(50)

A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SD Negeri Dondong 02 Kesugihan Cilacap.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research). Penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki peranan yang

sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Penelitian akan dilaksanakan dalam beberapa siklus, pada setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Gambar 1. Model Desain Penelitian Tindakan Kelas, Menurut Suharsimi Arikunto & Suhardjono (2009: 16)

Pada penelitian ini direncanakan dalam siklus yang di dalamnya memuat kegiatan perencanaan penelitian, pelaksanaan dan observasi, dan refleksi. Dalam hal ini peneliti sebagai guru yang melaksanakan tindakan dan 1 orang guru lain sebagai pengamat. Selanjutnya tahapan penelitiannya adalah sebagai berikut:

(51)

a. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini merumuskan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas, meliputi :

1) Mengkaji dan menganalisis KTSP dan program pembelajaran kelas IV 2) Menentukan pokok bahasan.

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan yang telah di tentukan.

4) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan di kelas yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan aktivitas siswa di kelas ketika proses pembelajaran.

5) Menyusun instrumen penelitian yang berupa panduan observasi, LKS, dan soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA

(52)

Pada tahapan ini yaitu pelaksanaan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jenis tindakan yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu penggunaan model pembelajaran Berbasis lingkungan yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk mengawali kegiatan ini, guru meminta siswa mengerjakan soal pra-tindakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kemudian guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan materi pelajaran, sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan intinya yaitu guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Ketika proses pembelajaran guru memperkenalkan model pembelajaran Berbasis Lingkungan kepada siswa. Kegiatan akhir yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan dan pemberian evaluasi.

c. Pengamatan/ Observasi

Observasi merupakan salah satu alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi ditujukan untuk melihat motivasi siswa dalam pembelajaran di kelas selama pelaksanaan tindakan.Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dalam penelitian. Melalui kegiatan observasi peneliti dapat mengetahui seberapa besar tingkat motivasi siswa dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta untuk mengumpulkan atau merekam data yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

(53)

Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interperetasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Melalui refleksi, peneliti dapat merenungkan apa yang sudah dilakukan dalam pelaksanaan PTK dibandingkan dengan rencana yang telah dibuat. Disamping itu juga merenungkan masukan-masukan dari observer apa telah dicapai dan apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Dari hasil refleksi diharapkan dapat mengungkapkan dan merumuskan kendala serta hasil yang telah dicapai. Apabila masih terdapat kekurangan maka akan dilakukan tindak lanjut ke siklus berikutnya dengan tujuan memperbaiki tindakan dalam pembelajaran dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil refleksi siklus sebelumnya.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV di SD Negeri Dondong 02. Dengan jumlah total siswa ada 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa putri dan 14 siswa putra. Sedangkan objek penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan.

D. Teknik Pengumpulan Data

(54)

1. Teknik Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui tingkah laku siswa selama proses pembelajaran. Penggunaan metode oservasi cara yang paling efektif untuk melengkapi format pengamatan instrumen yang telah disusun berisi item-item tentang kejadian selama proses pembelajaran (Suharsimi Arikunto, 2010:272).

Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan selama proses pembelajaran berlangsung yang menggambarkan aktivitas siswa.

2. Teknik Angket

(55)

melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan. Apakah ada peningkatan motivasi atau tidak.

3. Teknik Tes

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar (Suharsimi Arikunto, 2010:266).

Jenis tes yang digunakan berupa pilihan ganda, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi metode demonstrasi berbasis lingkungandalam pembelajaran. Kemudian dibandingkan antara hasil Pra-siklus dengan hasil Pra-siklus untuk mengetahui ada dan tidaknya peningkatan nilai yang dicapai oleh siswa.

4. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh selama observasi. Studi dokumen dilakukan dengan cara pengambilan foto pada proses pembelajaran berlangsung. Foto diperlukan untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai proses pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran berbasis lingkungan.

E. Instrumen Penelitian

(56)

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengamatan guna memperoleh data yang diinginkan.Lembar observasi berisi catatan yang menggambarkan berlangsungnya proses pembelajaran di kelas berkaitan dengan motivasi belajar siswa, terdiri dari 5 aspek yang diamati dari aktifitas siswa yaitu: 1) minat dan perhatian siswa, 2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, 3) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas, 4) Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus, 5) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan (Nana Sudjana, 2011: 61). Berikut adalah kisi-kisi observasi motivasi belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi

No Aspek Butir

1. Minat dan perhatian siswa 1,2

2. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas Belajarnya

3,4

3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas 5,6 4. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus 7,8 5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas

yang diberikan

9,10

2. Angket Motivasi

(57)

tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana presentase motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II apakah meningkat atau tidak.

Pada angket motivasi, lembar angket berisi berbagai macam pernyataan yang menunjukkan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa pada proses belajar mengajar IPA. Pada penelitian ini instrumen terdiri dari 35 butir pertanyaan dengan arternatif jawaban secara berjenjang. Jenjang jawaban tersebut adalah tidak setuju (TS), kurang setuju (KS), setuju (S), sangat setuju (SS) Pada angket motivasi, lembar angket berisi berbagai macam pernyataan yang menunjukkan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa pada proses belajar mengajar IPA. Angket motivasi terdiri dari 35 butir soal, dalam merespon item tersebut. Adapun kisi-kisi angket motivasi berdasarkan pendapat Nana Sudjana, (2011: 61) adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar

No Aspek Butir Jumlah

Positif Negatif 1. Minat dan perhatian siswa 25, 31,

24, 30

3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas

4. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus

5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas

(58)

3. Tes

Tes berupa soal-soal tes prestasi belajar siswa digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Bentuk soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah pilihan ganda yang berjumlah 25 item soal, dengan 4 pilihan jawaban yaitu a, b, c, dan d, dengan aturan penilaian untuk jawaban benar skornya adalah 1, jawaban salah skornya 0. Soal-soal yang digunakan untuk tes ini meliputi ruang lingkup materi yang ada di kelas IV SD, seperti tertera pada kisi-kisi yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Kisi-KisiPrestasi Belajar IPA Prasiklus

Pokok

Jumlah seluruh butir soal 25

Keterangan C1: Mengingat C2: Memahami C3: Menerapkan

*: butir soal yang gugur

Tabel 5. Kisi-Kisi Post-Test Prestasi Belajar IPA Siklus I

Pokok bahasan Sub pokok bahasan

(59)

dengan lingkungannya

Rantai makanan 8, 10 11*,18 22

Pengaruh perubahan lingkungan

19 17, 20, 25

21*

Jumlah item 11 10 4

Jumlah seluruh butir soal 25

Keterangan C1: Mengingat C2: Memahami C3: Menerapkan

*: butir soal yang gugur

Tabel 5. Kisi-Kisi Post-Test Prestasi Belajar IPA Siklus 2 Pokok

bahasan

Sub pokok bahasan Butir soal

C1 C2 C3

Benda Sifat berbagai wujud benda

Jumlah seluruh butir soal 25

Keterangan: C1 : Mengingat C2 : Memahami C3 : Menerapkan

* : Butir soal yang gugur

4. Dokumentasi

(60)

mengenai partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran dan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumen-dokumen tersebut berupa foto mengenai kegiatan siswa, serta hasil tes yang dilaksanakan setiap akhir pembelajaran. Foto berfungsi untuk merekam berbagai kegiatan penting yang terjadi di dalam kelas.

F. Uji Coba Instrumen

Data mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam penelitian, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data (Mustafidah & Taniredja, 2011: 41). Berdasarkan instrumen di atas maka peneliti melakukan uji coba instrumen. Uji coba tersebut antara lain:

1. Uji Validitas Butir

(61)

Keterangan:

rXY = koefisien korelasi antara X dan Y

X = skor item

Y = skor total

∑X = jumlah skor butir ∑Y = jumlah skor total ∑X2 = jumlah kuadrat butir ∑Y2 = jumlah kuadrat total

∑XY = jumlah perkalian skor butir dengan skor total

N = jumlah responden

Untuk mengetahui butir soal valid atau tidak, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang diolah dengan menggunakan

Microsoft Excel. Peneliti dapat mengetahui valid tidaknya butir soal yang

telah digunakan. Item dianggap sahih atau valid jika koefisien korelasi

rhitunglebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 5%.

Dari hasil perhitungan rhitung dibandingkan dengan rtabel produk

moment pada taraf signifikasi 5%. Jika rhitung lebih besar dari rtabel 5%

maka butir soal tersebut valid. Pada penelitian ini jumlah responden sebanyak 25 (N = 25) maka rtabel dengan taraf signifikasi 5% adalah 0,396 (r = 0,396). Berdasarkan hasil uji coba validitas angket motivasi belajar siswa dari 35 butir pertanyaan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 10 butir soal yaitu nomor 3,5,8,11, 12, 14, 18, 21, 23, dan 32.

Selanjutnya untuk uji validitas soal tes prestasi 25 butir soal pada pra siklus diperoleh 6 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 9, 12, 19, 22, 23 dan 25. Hasil perhitungan uji validitas soal tes prestasi pada siklus I diperoleh 4 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 4, 11,

(62)

16, dan 21. Hasil perhitungan uji validitas soal tes prestasi pada siklus II diperoleh 2 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 15 dan 24. 2. Uji Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji reliabilitas instrumen angket dapat menggunakan rumus Alpha Cronbach (Sugiyono, 2010:365) sebagai berikut:

ri= k

ri = koefisien reliabilitas k = banyaknya item yang valid ∑si

2 = mean kuadrat kesalahan

st2 = jumlah varians skor total

Disebut reliabilitas jika koefisien korelasi rtt dengan p ≤ 0,05. Untuk reliabilitas angket diklasifikasikan sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2013:89)

Cronbach, diperoleh nilai koefisien reliabilitas rtt : 0,881. Berdasarkan

(63)

Untuk pengujian reliabilitas tes dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan Rumus KR-20, karena tes tersebut skor jawaban hanya dua, yaitu satu (1) dan nol (0). Artinya jika jawaban benar skor 1, jika jawaban salah skor 0. Pada instrumen ini, uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder Richardson. Rumus KR-20 adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2013: 186).

ri

=

kk1

ri = reliabilitas instrumen

pi = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

qi = 1-pi

pq= jumlah hasil perkalian antara p dengan q

k = jumlah item yang valid

st2 = varians total

Pada penelitian ini reliabilitas instrumen hasil tes prestasi belajar siklus I, diperoleh nilai koefisien reliabilitas ri : 0,924. Berdasarkan

tabel klasifikasi reliabilitas, nilai ri terletak pada rentang 0,800-1,00. Sehingga instrument penelitian pada siklus I ini memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

Sedangkan pada siklus II, diperoleh nilai koefisien reliabilitas ri :

(64)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tetapi dapat dipahami oleh orang lain yang membacanya. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data adalah sebagai berikut.

1. Analisis Data Hasil Observasi

Untuk data motivasi belajar menggunakan skala likert yang bentuk instrumennya adalah checklist dimana spesifikasi tingkat skornya 1-4 berikut keterangannya:

Tabel 8. Spesifikasi Penskoran Penilaian Observasi

Untuk tingkat motivasi belajar siswa tersebut menggunakan rumus

N : jumlah skor kriterium

(65)

2. Analisis Data Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Untuk lembar angket motivasi spesifikasi tingkat skornya 1-4 berikut keterangannya:

Tabel 9. Spesifikasi Penskoran Penilaian Angket

Hasil perolehan data dalam penelitian ini berbentuk data kuantitatif yang kemudian akan dihitung secara statistik deskriptif dengan cara berikut.

a) Menghitung skor setiap butir pernyataan sesuai dengan pedoman perskoran yang telah dibuat,

b) Menghitung skor yang diperoleh tiap siswa,

c) Mengkatagorikan skor berdasarkan tabel rentang perolehan skor, d) Menghitung jumlah siswa dari tiap interval skor,

e) Menghitung presentase jumlah siswa dari setiap interval skor, f) Menghitung perubahan jumlah siswa dari setiap interval skor.

(66)

f: Jumlah siswa dari tiap interval skor

N: Jumlah semua siswa

Analisis ini dilakukan pada saat tahap refleksi, dan hasilnya sebagai bahan refleksi untuk perencanaan lanjut dalam siklus berikutnya sekaligus juga dijadikan bahan refleksi memperbaiki pembelajaran.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dilihat dari hasil tes siklus I dan II untuk menentukan peningkatan nilai individu. Hasil perhitungan nilai rata-rata hasil tes dari siklus I dan siklus II dibandingkan dan dihitung berdasarkan rumus di bawah ini. (Suharsimi Arikunto, 2013: 229).

Rumus rata-rata nilai :

X =

∑ xn

Keterangan: X : Nilai rata-rata n : Banyak siswa

∑ x : Jumlah nilai seluruh siswa

Besarnya persentase peningkatan nilai siswa dirumuskan sebagai berikut.

P = x2−x1

x1

x 100%

Keterangan :

P : Persentase peningkatan nilai rata-rata

x1 : Nilai rata-rata siklus I

(67)

Sehingga dari perbandingan persentase tersebut dapat diketahui peningkatannya. Sedangkan untuk menghitung persentase siswa yang memenuhi KKM, digunakan rumus sebagai berikut :

P = F

A x 100%

Keterangan :

P = Persentase siswa yang tuntas

F = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75

A = Jumlah siswa yang mengikuti tes.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah ketika tercapai peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA serta prestasi belajar IPA siswa yang meningkat pula. Indikator tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Adanya peningkatan motivasi belajar siswa dilihat selama proses

pembelajaran berlangsung maupun dari peningkatan persentase angket motivasi belajar siswa dalam tiap siklus. minimal 5 % dari analisis angket rata-rata kelas dan dikategorikan sangat tinggi.

(68)

1. Deskripsi Pra Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Dondong 02 Kesugihan Cilacap tahun ajaran 2015/2016. Siswa kelas IV berjumlah 25 siswa, terdiri atas 11 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pra tindakan untuk mengetahui data awal mengenai motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Dari data awal yang diperoleh peneliti, mengetahui bahwa mata pelajaran IPA di Sekolah terkesan kurang menarik. Mata pelajaran IPA dianggap mata pembelajaran yang agak membosankan bagi siswa karena cakupan materi IPA terlalu luas. Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa kurang konsentrasi, kebanyakan dari mereka kurang aktif pada proses pembelajaran, kurangnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Kurangnya motivasi siswa pada dasarnya disebabkan oleh berbagai alasan antara lain yaitu kesulitan dalam memahami konsep, kegiatan belajar yang monoton sehingga membosankan, pelajaran yang masih berpusat pada guru, serta guru kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian. Persiapan-persiapan tersebut meliputi mengurus surat ijin penelitian, observasi, wawancara dan berdiskusi dengan guru kelas IV di SD Negeri Dondong

Gambar

Gambar 1. Daur hidup nyamuk: a. telur, b. Jentik-jentik, c. kepompong,d. nyamuk dewasa
Gambar 2. sungai oleh sampah dan (b) pencemaran udara oleh asap pabrik. (BudiPencemaran dapat terjadi di mana saja, (a) pencemaran diWahyono & Setya Nurachmandani, 2008:80)
Tabel 12. Daftar Hasil Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Prasiklus
Tabel 19. Rentang Skor Perolehan siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari 10 Desa yang dijadikan lokasi penelitian yaitu Desa Dwijaya, Desa Mataram, Desa Sido- harjo, Desa Srikaton, Desa Tambahasri, Desa Te- gal Rejo, Desa Trikoyo, Desa

Besarnya perbedaan jarak genetik 16 genetik tanaman gaharu pada 4 lokasi, setelah dilakukan amplifikasi berdasarkan analisis RAPD dan perbedaan morfologi

Regangan tarik komposit serat daun nanas dengan orientasi serat searah dan serat pendek acak meningkat dengan semakin meningkatnya fraksi volume serat.. Regangan tarik

Kemudian sinyal diukur dengan Biopac dan disimpan dalam bentuk data *.txt agar dapat digunakan pada proses selanjutnya yaitu pemfilteran noise dengan filter

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mencoba untuk membuat suatu rancangan Sistem Informasi Aplikasi yang mempermudah Pengolahan Data Pendapatan Jasa Service Pada

Tema sajroning novel Penganten iki yaiku panelangsane priyayi kang ora duwe anak kanthi amanat supaya manungsa ora gampang kagodha marang gumebyaring donya kang

Aktifkan pilihan operasi elemen dengan meng-klik kanan elemen tersebut kemudian klik perintah ‘Edit Keterangan Elemen Ini’, pada dialog yang ditampilkan, silahkan ganti

Jumlah penggadaan gabah/beras oleh Bulog dipengaruhi oleh stok beras akhir tahun dengan arah yang sama, namun tidak responsif dengan elastisitas jangka pendek sebesar 0.4193