• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR HUKUM ARC (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR HUKUM ARC (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“HUKUM ARCHIMEDES DAN HUKUM UTAMA HIDROSTATIS”

DISUSUN OLEH :

1. Siska Mulyaningsih (0661 15 162) 2. Noura Thania (0661 15 163) 3. Wildan Aristyo (0661 15 186 )

Kelas : I – E F

Tanggal Percobaan : 14 Desember 2015

Asisten Dosen: 1. Anggun A. Sulis, S.Si 2. Mentari FKP, S.Si 3. Indra R.

4. Fitri

Laboratorium Fisika Dasar

Program studi Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pakuan

(2)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Percobaan

1. Mengamati dan memahami peristiwa resonansi dari gelombang suara 2. Menentukan kecepatan merambat gelombang suara di udara

3. Menentukan frekuensi dari suatu garputala I.2 Dasar Teori

Gelombang Bunyi

Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat padat, ataugas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik.

Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia, Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.

(3)

longitudinal, yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan (difraksi) dan dapat diresonansikan. Resonansi Bunyi

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, resonansi bunyi pada kolom udara dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dibuat berbagai macam alat musik. Alat musik pada umumnya dibuat berlubang agar terjadi resonansi udara sehingga suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat musik itu antara lain: seruling, kendang, beduk, ketipung dan sebagainya.

Resonansi sangat penting di dalam dunia musik. Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara di dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan oleh senar gitar. Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom udara di bawah lempengan logamnya,kita tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi gamelan tersebut. Reonansi juga dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara.

Resonasi pada Kolom Udara

Apabila pada kolom udara yang terletak di atas permukaan air digetarkan sebuah garputala, molekul-molekul di dalam udara tersebut akan bergetar.

Syarat terjadinya reronansi, yaitu:

a. pada permukaan air harus terbentuk simpul gelombang b. pada ujung tabung bagian atas merupakan perut gelombang.

Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa tertutup. Jadi, resonansi petama akan terjadi jika panjang kolom udara di atas air ¼ λ, resonansi ke dua ¾ λ, resonansi ke tiga 5/4 λ, dan seterusnya. Kolom udara pada percobaan penentuan resonansi di atas berfungsi sebagai tabung resonator. Peristiwa resonansi ini dapat dipakai untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara. Agar dapat terjadi resonansi, panjang kolom udaranya adalah l = (2n-1)¼ λ dengan n = 1, 2,3,... dst.

(4)

BAB II

ALAT DAN BAHAN

II.1 Alat

- Tabung resonansi berskala beserta reservoirnya

- Dua buah garputala dengan salah satu diantaranya diketahui frekuensi - Pemukul garputala

- Jangka sorong II.2 Bahan

- Air

BAB III

(5)

1. Dicatat suhu, tekanan dan kelembaban ruangan sebelum dan sesudah percobaan.

2. Diukur diameter bagian dalam tabung beberapa kali.

3. Diusahakan agar permukaan air dekat dengan ujung atas dengan mengatur reservoir ( jangan sampai tumpah ).

4. Digetarkan garputala yang telah di ketahui frekuensinya dengan pemukul garputala. Untuk menjamin keamanan tabung gelas lakukanlah permukaan garputala jauh dari tabung.

5. Didekatkan garputala yang bergetar pada ujung atas tabung

6. Dengan pertolongan reservoir diturunkan permukaan air perlahan-lahan sehingga pada suatu tinggi tertentu terjadi resonansi (terdengar suara mengaung). Ini adalah resonansi ordo pertama.

7. Dicatat kedudukan permukaan air

8. Diturunkan kembali permukaan air sampai terjadi resonansi ordo kedua, catat kedudukan ini.

9. Diulangi percobaan No.3 sd 8 untuk memastikan tepatnya tempat-tempat terjadinya resonansi.

10.Diulangi percobaan No.3 sd 9 dengan menggunakan garputala yang lain.

BAB IV

(6)

Tabel 1

Sebelum percobaan cm/Hg ⁰C %

(7)

xxe = e1

325,04+325,04+284,888

(8)
(9)
(10)
(11)

LAMPIRAN

Gambar

Tabel III

Referensi

Dokumen terkait

Hukum I Newton menyatakan “Sebuah benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan

Mikrometer Sekrup digunakan untuk mengukur diameter luar dan ketebalan suatu benda dengan ketelitian lebih tinggi,,serta lebih mudah dan hasil pengukuran lebih

Dalam kasus ini benda akan bergetar dengan amplitudo yang besar ketika frekuensi alaminya sama dengan frekuensi gaya eksternal pe- riodiknya... Peristiwa inilah yang biasa

Untuk menentukan atau membaca skala yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur dalam pengukuran suatu benda yaitu dengan pembacaan pada skala utama dan skala nonius pada jangka

Cara pengukuran dimensi ini dapat disebut juga dengan metode statis yaitu dengan mengukur panjang, lebar dan tebal benda di tempat-tempat yang berlainan serta menentukan massa

dalam peraktikum yang penulis lakukan dimana dalam mengukur suatu benda dengan jangka sorong, pada skala tetap jangka dalam mengukur suatu benda dengan jangka sorong, pada skala

Tujuan kami melakukan percobaan adalah untuk menegtahui cara dalam menentukan hubungan atara waktu getaran yang diperoleh saat benda bergetar baik dalam ayunan sederhana maupun pegas

Berikut merupakan persamaan dasar hukum archimedes : Fa = ρVg Dengan : Fa = gaya ke atas N ρ = massa jenis zat cair kg/ m3 V = volume benda yang tercelup m3 g = percepatan gravitasi