• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PARTAI POLITIK GOLKAR DENGAN TE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PARTAI POLITIK GOLKAR DENGAN TE"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PARTAI POLITIK GOLKAR DENGAN TERBENTUKNYA DINASTI POLITIK SYAHRUL YASIN LIMPO

(Study kasus makassar sulawesi selatan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat memperoleh Sarjana Starata 1 Ilmu Pemerintahan Pada Fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

INNEKE DWI FAJRIANTI NIM: 20130520320

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017

(2)

Saat ini politik dinasti tengah menjadi tren diberbagai daerah diindonesia. Praktik semacam ini harus segera dihentikan. Bukan hanya bertentangan dengan semangat hakiki demokrasi, namun praktik politik dinasti berpotensi kuat menutup peluang masyarakat untuk menjadi pemimpin. Jika berbicara mengenai politik dinasti, Politik dinasti sebenarnya telah ada dan telah berkembang di Indonesia sejak bungkarno berkuasa. Kepemimpinan Soekarno dilanjutkan oleh Ibu sekaligus mantan presiden yang satu-satunya di Indonesia yaitu Megawati Soekarno Putri yang juga ketua umum partai PDIP yang jika dibaca nantinya akan diturunkan lagi oleh putrinya Puan Maharani. Kemudian, pada zaman soeharto sendiri dikenal dengan dinasti politik ekonomi bisnis baru dimana yang terlibat adalah kerabat dan kroni keluarga cendana yang tergabung di Golkar. Dinasti politik pada rezim orde baru berkembang dalam dua arena sekaligus yakni area bisnis dan arena politik. Dinasti politik soeharto juga ikut berperan besar membuka peluang dinasti bisnis dan politik baru disekelilingnya. Selanjutnya dijaman Gusdur terjadi yang menurunkan bakat politiknya kepada putrinya Yeny wahid, yeny dikenal sebagai pengumbar isu mengenai kontroversi mengenai agama. Namun, Yeny sendiri dijungkirkan oleh saudaranya sendiri yaitu muhaimin iskandar, saat memperebutkan PKB. Berkembangnya politik kekerabatan (dinasti politik) di Indonesia pada masa demokrasi elektoral saat ini sungguh merupakan suatu kecenderungan yang perlu diperlambat bahkan jika mungkin diakhiri. Hal ini tentu tidak lepas dari banyaknya keburukan dan kelemahan tatanan politik yang diisi oleh kekerabatan maupun dinasti politik tertentu, karena sulitnya kritik, pengawasan, maupun mekanisme checks and balances intuk diterapkan. Dengan bertumbuhnya politik kekerabatan, maka peluang juga akan semakin terbuka untuk melakukan dinasti politik dan juga akan berpengaruh terhadap kekayaan, penguasaan terhadap wilayah, maupun kontrol ekonomi yang nantinya akan memenangkan kontestasi politik, dibandingkan calon lain yang sumber dayanya masih terbatas dan hanya mengandalkan kekuatan harapan.

(3)

pemegang mandat kekuasaan. Eksistensi partai politik yang sangat sentral dalam demokrasi ini tentunya tidak terlepas dari berbagai peran yang sangat penting dalam mengkonsolidasikan demokarsi melalui pelaksanaan fungsi-fungsinya.

Adapun fungsi-fungsi utama parpol menurut Undang-undang nomor 2 tahun 2008 pasal 11 tentang partai politik adalah:

1. Partai politik berfungsi sebagai sarana:

a. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa indonesia untuk kesejahteraan masyarakat.

c. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.

d. Partispasi politik warga negara indonesia.

e. Rekruetman politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaran dan keadilan gender.

2. Fungsi partai politik diwujudkan sebagai konstitusional.

Akan tetapi, melihat dari fungsi-fungsi diatas partai politik di indonesia belum memiliki kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut dengan baik karena banyaknya permasalahan internal di partai politik itu sendiri. Partai politik di Indonesia baru mulai terlembagakan kembali pada era reformasi setalah mengalami pembatasan selama lebih dari 30 tahun di bawah rejim otoriter orde baru. Sebagai institusi yang relatif berkembang hampir semua partai politik tidak berhasil melembagakan mekanisme kerja pengisian personal dengan baik. Akirnya partai politik cenderung menjadi kendaraan politik untuk mencapai kekuasaan bagi para petualang politk dan hal ini akan menyebabkan partai politik menjadi tidak optimal dalam menjalankan fungsi-fungsinya. Maka partai politik menjadi salah satu sumber masalah, bukan pemecah masalah bagi demokrasi di Indonesia.

(4)

sebagian besar diisi oleh orang-orang yang hanya memiliki modal kekuasaan ddan kedekatan dengan pimpinanya. Oleh karena itu, tidak mengherankan lagi apabila sumberdaya manusia di partai politik dapat dikatakn buruk kualitasnya sebab meritokrasi ataupun sistemnya yang tidak berjalan dengan baik. Partai politik juga merupakan lembaga demokrasi yang paling ambigu dan problematis. Ambigu dikarenakan partai politi tidak bisa sepenuhnya dianggap atau diperlakukan sebagai institusi publik atau terlebih sebagai institusi privat. Tidak bisa dikatan intitusi publik dikarenakan partai politik tidak mendapatkan pendanaan utama maupun fasilitas dan asistensi personalia dari negara, sehingga kedudukannya sebagai institusi publik tidak kuat. Sebaliknya, partai politik juga tidak bisa dikatan institusi privat sebagaiaman layaknya koperasi, perusahaan media massa ataupun yayasan karena partai politik bergerak di bidang kekuasaan dan melibatkan masyarakat terbuka. Ketidakjelasan ini juga berpengaruh terhadap pengaturan partai politik pada umumnya, dan pada pengaturan tentang keuangan politik, keuangan partai, keuangan dalam berkampanye, dan akuntabilitas partai politik pada khusunya. Hal ini mengakibatkan partai politik seringkali dianggap sebagai lembaga terkorup yang tidak jelas sumber dananya.

(5)

itu tentu saja mempengaruhi pelembagaan dan tata kelola partai politik di masa yang akan datang. Untuk bisa memenuhi syarta keberadaan kantor saja, mau tidak mau partai politik harus merekrut puluhan ribu pengurus untuk kepengurusan dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan unit-unti pemerintah dibawahnya lagi. Didalam perekruitmen partai politik harus melalui seleksi kaderisasi secara demokratis sesuai dengan anggaran dasar dan anggara rumah tangga dengan mempertimbangkan paling sedikit minimla 30 persen keterwakilan perempuan. Salah satu tantangan terbesar bagi partai politik di Indonesia saat ini adalah melakukan rekruitmen dengan benar untuk mengisi jabatan-kabatan politik, khususnya dalam konteks desentralisasi, dimana kepala dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung. Namun sayang masih banyak cara perekruitmen yang di lakukan partai politik di indonesia yang berujung pada kekerabatan yang sering kita kenal sebagai dinasti politik.

Pepatah mengatakan bahwa darah lebih kental daripada air semakin menampakkan wujud nyatanya dalam perpolitikan indonesia. Politik kekerabatan dan dinasti atau keluarga politik semakin tampak menguat. Kasus ini memang tidak terlepas dari bagaimana cara perekruitmen dari partai politik itu sendiri, dalam pelaksaan pemilukada. Untuk memenangi kantor politik, selain menyandarkan pada tokoh-tokoh pesohor atau memiliki uang besar untuk politik pencitraanya, partai politik juga sering semakin tergiring untuk mendukung kandidat-kandidat yang diajukan oleh para incumbent yang masih memiliki banyak kekuatan politik dan otoritas formal atau yang sudah tidak mungkin lagi maju berkompetesi karena aturan pembatasan masa jabatan. Ikatan kekerabatan dengan para incumbent atau tokoh sentral partai politik jelas saja membuat nepotisme dan favoritisme menjadi menonjol. Bahkan ada lagi yang tidak malu-malu untuk mendorong isteri pertama dan isteri muda bertarung dalam pemilukada, seperti contoh yang terjadi di Kabupaten Kediri. Fenomena seperti ini sangat marak terjadi di beberapa kabupaten di daerah Indonesia. Hal ini akan menyulitkan proses checks and balances yang efektif karena jatuhnya pucuk kekuasaan eksekutif dan legislatif di satu keluarga.

(6)

kekuasaan politik para elite local, yang dengan kekuatan uang, massa, dan jaringan pemerintahan selalu bisa mengalahkan pesaing-pesaingnya. Dalam taraf yang lebih parah lagi, mereka juga tidak segan-segan menjadikan pemerintah daerah selayaknya jajaran kerajaan kecil mereka, sehingga pelayanan publik maupun pembangunan tidak optimal. Para petahana memang memiliki banyak keunggulan elektoral untuk memenangkan kompetesi poltik lokal. Selain ternyata sudah dikenal luas, mereka ini bisa mempolitisasi birokrasi dengan iming-iming mutasi maupun promosi untuk mendukung kemenangan calon yang dinominasikannya. Mereka juga dapat menggunakan anggaran daerah untuk mensukseskan kampanye kandidat yang didukungnya, biasanya dengan memaniipulasi penggunaan anggaran sosialisasi dan komunikasi yang jumlahnya selalu meningkat fantasttic mendekati masa pemilukada. Mereka juga selalu bisa memainkan proyek-proyek pemerintah daerah karenanya lebih mudah memobilisasi dukungan finansial dari pengusaha daerah untuk memenangkan calon mereka. Dalam berbagai keunggulan ini, tidak aneh jika partai politik di tingkat lokal akan mudah jatuh dalam rengkuhan pengaruh mereka dan mendukung siapapun yang dinominasikan oleh para petahana, bahkan jika kandidat tersebut adalah kakak, adik , ibu, ayah, atau kerabat lainnya. Jika selama mereka tidak punya kasus kriminal maka akan lebih berpengaruh terhadap pemilukada. Namun, kasus seperti ini sempat terjadi di daerah kutai kartanegara. Dimana, incumbent yang jelas-jelas statusnya sebagai tersangka dan anaknya dapat memenangi pemilukada bupati ditengah-tengah isu maupun skandal yang membelitnya.

Dalam kompetisi pemilukada yang sangat liberal ini, kontestasi terjadi bukan dalam tingkat ide maupun program, namun lebih dalam pencitraan dan bahkan lebih parah lagi dengan kekuatan uang, voye buying secara langsung ke pemilih atau di panitia pemungutan suara terjadi di banyak tempat, dan ini sudah menjadi semacam mekanisme pamungkas pemenangan kandidat. Sebagian bagian dari elctoral fraud, kecenderungan ini dapat dilihat dari banyaknya sengketa pemilukada yang ditangani oleh Mahamah Konstitusi (MK). Selama ini sudah ada puluhan pembatalan kemenangan, penghitungan ulang, atau bahkan pemilukada ulang karena seriusnya pelanggaran yang terjadi dan yang terkait dengan vote buying ini, Partai politk dalam banyak kasus tidak bisa mencegah perilaku yang mencederai demokrasi ini, dan bahkan ikut terlibat didalamnya melalui kader-kadernya yang tergabung dalam tim-tim sukses kandidat.

(7)

hukuman bagi partai politik jika kandidat yang diusungnya melakukan pelanggaran. Sejauh ini hukuman yang dijatuhkan oleh mahkama konstitusi hanya diterimah oleh kandidat yang dinyatakan bersalah. Jika partai politik pedukungnya juga mendapatkan hukuman tertentu, misalnya hingga pada pembekuan pengurus ditingkat lokal dimana pemilukada berlangsung, tentu partai politik berhati-hati lagi untuk membiarkan kadidat-kandidatnya memanipulasi pemilukada dengan cara-cara yang anti demokrasi. Pemilukada selama ini telah membuat proses pelembagaan partai politik dan pengelolaan partai politik menjadi semakin problematis. Selain karena kecenderungan-kecenderungan diatas, partai politik juga retang terhadap konflik internal terkait dengan ppencalonan dalam pemilukada. Tidak jarang calon yang kalah dari partai politik tertentu kemudian menggunaka partai-partai lain untuk bersaing dalam pemilukada, dan kemudian setelah memenangi pemillukada, kandidat ini mengambil alhi kepemimpinan daerah partai politik aslinya. Contohnya, adalah di Sulawesi Selatan, dimana gubernur Syahrul Yasin Limpo yang tidak didukung oleh partainya, dalam hal ini adalah partai golkar, dalam pemilukada gubernur sulawesi selatan, kemudian menggunakan kendaraan PDIP dan Partai-partai politik kecil lainnya untuk bersaing dengan kandidat resmi partai golkar yang merupakan parta terbesar disana. Setelah menang, dia kemudian meninggalkan PDIP dan mengambil alih kepeminpinan partai golkar provinsi sulawesi selatan.

Ini semua tentu menyulitkan partai politik untuk melakukan pendisiplinan karena tidak adanya aturan yang mengikat hubungan partai politik pengusung dengan kandidat terpilih setelah menjabat. Akibat hal-hal seperi ini, banyak pengurus partai politik mengalami krisis kepercayaan karena mudahnya mereka ditinggalkan oleh kandidat-kandidat yang telah diusungnya. Ini tentu berakibat luas pada pengelolaan partai politik, karena partai politik yang sering dijadikan sebagai pengendara politik yang mempengaruhi sehingga menjadi tidak bisa membuat perencanaan personil atau posisi jabatan terhadap kadernya dengan baik. Karena dorongan untuk memenangi pemilukada, para pengurus partai politik merelakan partainya dibajak elite-elite lokal ini dan konsekuensinya mereka harus menutup peluang bagi kader-kader potensialnya untuk bertarung pada pemilukada. Berdasarkan data dari kementrian luar negeri ada 57 kepala negara yang terlibat di dalam politik kekerabatan:

1. Provinsi Lampung, yang Gubernur Sjachroedin ZP memiliki anak menjadi Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza dan juga Wakil Bupati Pringsewu Handitya Narapati.

(8)

menjabat sebagai Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo. Kemudian dilanjutkan oleh Adnan purichta yang merupakan keponakan Syahrul yasin limpo yang menjabat sebagai bupati gowa 2015-2019

3. Bupati Barru Andi Idris Syukur merupakan anak mantan Bupati Barru.

4. Wakil Bupati Tana Toraja Adelheid Sosang adalah istri mantan bupati Tana Toraja.

5. Wakil Bupati Takalar Natsir Ibrahim merupakan anak mantan bupati Takalar.

6. Provinsi Sulawesi Utara, Gubernur Sinyo Harry Sarundajang memiliki anak yang menjadi Wakil Bupati Minahasa Ivan Sarundajang.

7. Wakil Walikota Manado Harley Alfredo Benfica merupakan anak Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan yang juga mantan Gubernur Sulut.

8. Di Sumatera Barat, Bupati Padang Lawas Utara Bachrum Harahap mempunyai anak yang menjadi Walikota Padang Sidempuan Andar Amin Harahap.

9. Di Jambi, Bupati Tanjung Jabung Timur Zumi Zola Zulkifli adalah anak dari mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin.

10. Di Sumatera Selatan, Wakil Walikota Pagar Alam Novirzah Djazuli merupakan anak kandung dari mantan Walikota Pagar Alam Djazuli Kuris.

11. Di Jawa Barat, Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin merupakan menantu mantan bupati Bekasi, Bupati Indramayu Anna Sophanah adalah istri mantan bupati Indramayu, serta Walikota Cimahi Ati Suharti merupakan istri mantan walikota Cimahi.

12. Di Jawa Tengah, Bupati Kendal Widya Kandi Susanti merupakan istri mantan bupati Kendal, serta Bupati Klaten Sri Hartini adalah istri mantan Bupati Klaten.

13. Di Yogyakarta ada Bupati Bantul Sri Suryawidati yang suaminya pernah menjabat sebagai bupati Bantul.

14. Di Jawa Timur, Bupati Probolinggo Puput Tantriana merupakan istri mantan bupati Probolinggo dan Bupati Kediri Haryanti Sutrisno adalah istri mantan Bupati Kediri. Selain itu juga ada Bupati Bangkalan Mohammad Makmun Ibnu Fuad yang merupakan anak mantan Bupati Bangkalan.

15. Di Nusa Tenggara Barat, Gubernur Zainul Majdi memiliki kakak yang menjabat sebagai Wakil Bupati Lombok Timur Syamsul Lutfi. Bahkan, Kota Bima dipimpin oleh sepasang kakak-adik, yaitu Qurais H. Abidin (Walikota) dan A. Rahman H. Abdin (Wakil Walikota).

(9)

17. Di Maluku, Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua merupakan kakak dari mantan Bupati Maluku Tengah.

18. Provinsi Banten, dimana Gubernur Ratu Atut Chosiyah memiliki ibu tiri sebagai Wakil Bupati Pandeglang Heryani, adik kandungnya sebagai Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, adik iparnya sebagai Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, serta adik tirinya sebagai Walikota Serang Tubagus Haerul Jaman. Selain itu juga Bupati Tangerang terpilih Ahmed Zaki Iskandar merupakan anak mantan Bupati Tangerang Ismet Iskandar.

Pemilukada Sulawesi Selatan dengan nuansa baru politik lokal dan partisipasi masyarakat daerah, ditandai dengan pelantikan Syahrul Yasin Limpo untuk pertama kali menjadi gubernur pada april 2008, mengawali gaung sejumlah program besar di Sulawesi Selatan. Diatantaranya center point of indonesia dibangun, IPDN untuk regional kawasan indonesia timur dipusatkan di Makassar, program pendidikan gratis menginspirasi nasional, 500 calon doktor di beri beasiswa keluar negeri, dan pengusaha dimudahkan berinvestasi. Awal kepemimpinanya yang besar tadi dijadikan landasan tak hanya visi, tapi membangun peradaban. Program pembangunan fisik diikuti pembangunan karakter. Langkah pertama diambil dengan mengubah bandar udara Hasanuddin menjadi Sultan Hasanuddin. Bukan persoalan sebatas nama, upaya itu mengembalikam semangat kepahlawanan, nasionalis, cerminan kultur daerah juga simbol-simbol budaya yang erat di Sulawesi Selatan. Peradaban pembangunan di era serba modern jadi dasar segala segi kehidupan. Membuat kuat dan hebat. Itu sebabnya mengapa dua program jitu selalu didengungkan bersama wakil gubernur Agus Arifin Nu’mang. Pendidikan gratis serta kesehatan gratis, dua program yang menyentuh dimensi dasar kehidupan manusia sebagai makhluk dengan jati diri.

(10)

dengan berbagai perjalanan karir politiknya membuktikan bahwa dirinya memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Hal inilah yang menjadi modal penting dan rasa simpatik masyarakat terhadap sosok Syahrul Yasin Limpo dalam menunjang kekuasaan dan kemenangannya di tingkat lokal. Setelah memimpin Makassar selama 2 periode banyak prestasi yang sudah di hasilkan dan diraih oleh Syahrul Yasin Limpo. Namun, dari sekian banyaknya prestasi yang didapatkan Syahrul Yasin Limpo sayangnya, ada saja pihak-pihak yang pro-kontra terhadap kepemimpin Syahrul Yasin Limpo. Bahkan banyak persepsi masyarakat bahwa dinasti Syahrul Yasin Limpo akan semakin kuat apalagi keberadaan adiknya, Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo yang menjadi bupati Gowa periode 2016-2012. Hal ini memang menjadi bukti bahwa akan ada penerus dari dinasti tersebut.

Bedasarakan pemikiran-pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Partai Politik Golkar Dengan Terbentuknya Dinasti Politil Syahrul Yasin Limpo”.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian seperti yang dipaparkan pada latar belakang, maa penelitian ini mengacu pada pertanyaan dasar yang sekaligus merupakan permasalahn pokok, yaitu

1. Bagaimana cara perekruitmen calon kepala daerah oleh partai politik Golkar di sulawesi selatan?

2. Apakah ada upaya dari partai politk dalam pencegahan dinasti politik syahrul yasin limpo?

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk menggambarkan dan menganalisis bagaimana cara perekruitmen partai politik dalam mencari kepala daerah di sulawesi selatan.

(11)

MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat akademik

a. Merannsang adanya penelitian baru dalam bidang ini, sehingga studi ilmu politik dapat selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kegunaan ilmu pengetahuan dari aspek partai politik dan dinasti politik.

b. Menjawab fenomena sosial politik yang ada.

c. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang berminat dalam mendalami penulisan mengenai partai poltik dan dinasti politik.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, mengingat masih terbatasnya hasil penelitian tentang hal tersebut. b. Sebagai syarat untuk memenuhi gelar sarjana ilmu pemerintahan.

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi penerapan model pem- belajaran kooperatif tipe STAD berbantuan permainan maju mundur untuk meningkatkan

Dan dari segi proses kegiatan pembelajaran peneliti menyimpulkan bahwa dengan tipe make a match ini dapat memberikan manfaat bagi santri, diantaranya adalah: (1) mampu

Cuci alat penyaring yang akan dipakai dengan pelarut, keringkan dalam oven pada suhu 103°C selama 30 menit, dinginkan dalam desikator selama 15 menit, timbang.. Tambahkan 50 ml

Pengadaan Alkes, Kedokteran, KB Tahun 2012 dengan lokasi di Dinas. Kesehatan Kabupaten

[r]

Penelitian ini mengunakan populasi total dengan alat pengumpulan datanya adalah skala yang diisi oleh orangtua, yakni Compassion Scale untuk mengungkap compassion orangtua

Dengan adanya pemangkasan daun yang tidak aktif melakukan fotosintesis, hasil asimilat yang ditransfer ke bagian tongkol akan lebih besar, sehingga dengan memangkas

7 Menurut saya PHK tidak akan tetjadi jika I perusahaan masih dapat menggaji karyawannya.. 10 Saya merasa bahwa PHK dapat menimbulkan