• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksistensi partai Golkar dalam politik lokal : studi kasus dewan pimpinan daerah partai Golkar kabupaten Simalungun tahun 2004-2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eksistensi partai Golkar dalam politik lokal : studi kasus dewan pimpinan daerah partai Golkar kabupaten Simalungun tahun 2004-2009"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI PARTAI GOLKAR DALAM POLITIK LOKAL :

STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI

GOLKAR KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2004-2009

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Khairunnisa Lubis

1090833200012

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

EKSISTENSI PARTAI GOLKAR DALAM POLITIK LOI(A.L : STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAII PARTAI GOLKAR KABUPATEN

SIMALUNGUN TAHUN 2004-2009

Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Khairunnisa Lubis

Nim: 109033200012

NrP. 196s12r2 199203 1 004

PROGRAM STUDI ILMU

POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

EKSISTENSI PARTAI GOLKAR DALAM POLITIK LOKAL : STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI GOLKAR KABUPATEN

SIMALUNGTIN TAHLIN 2004-2009

1.

Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata

I

di Universitas Islam Negeri rufN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Sumber yang saya gunakan dalam penulisan

ini

telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

OfN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

S yari f Hidayatullah J akarta.

Jakarta, 24 Januari 2014

111

(4)

PERSETUJUAN

PEMBIMBING

SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Program

Studi

:

Ilmu

Politik

Telah menyelesaikan skripsi dengan judul :

EKSISTENSI

PARTAI GOLKAR

DALAM

POLITIK

LOKAL

:

STUDI

KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI GOLKAR

KABUPATEN SIMALLINGLIN TAHTIN

2OO 4-2009

Dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

J akarta, 24 J anuari 20 I 4 Nama

NIM

Mengetahui,

Ketua Program Studi

: Khairunnisa Lubis :109033200012

Menyetujui, Pembimbing

Dr. Ali MunHanif. M.A NrP. 1 965 1 212 1992031004

Dr. Ali Munhanif. M.A

NIP. 1 9651 212199203t004

(5)

PENGBSAHAN

PANITIA UJIAN

SKRIPST

EKSISTENSI

PARTAI

GOLKAR

DALAM POLITIK

LOKAL

: STUDI

KASUS DEWAFI

PIMPINAN DAERAH PARTAI

GOLKAR

KABUPATEN

SIMALTINGUN

TAHTIN

2OO+2009

Oleh

Khairunnisa Lubis

109033200012

telah diujikan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas

Ilmu

Sosial dan Ilmu

politik

UIN

Syarif

Hidayatullah

Jakarta pada tanggal

24

lanuali,

zAM. Skripsi

ini

telah

diterima sebagai salatr satu syarat mennperoleh gelar Sarjana Sosial 1^S.Sos) pada

Program Studi llmu Politik.

NrP. 1965 1212 1992031004

NrP.

1972A4n2A$1,,

002

Penguji

II,

--/t

'--jtrt*

Dr. Id:ing Rasvidin

NIP. 19701 0t 3200s01 I 003

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 24 Jarruan

Z0l4

Sekretaris,

nn

zapfuu6-'rbk

M.si

NrP. 1 973 A9272AA5,0 I 1 008

Studi FISIP UIN JAKATIA

Dr.

Ali

(6)

vi

ABSTRAKSI

Skripsi ini menganalisis tentang eksistensi Partai Golkar dalam politik lokal dengan studi kasus pada dewan pimpinan daerah Partai Golkar Kabupaten Simalungun pasca reformasi. Penelitian ini menemukan bahwa Elektabilitas Partai Golkar di tingkat Legislatif di Kabupaten Simalungun cenderung stabil dan meningkat pada dua periode yaitu 1999-2004 dan 2004-2009, sementara perolehan suara Partai Golkar di kabupaten lain cenderung menurun. Namun pada tahun 2009 Partai Golkar Kabupaten Simalungun mengalami kemerosotan walaupun Partai Golkar tetap menjadi pengisi kursi legislatif terbanyak di DPRD Kabupaten Simalungun.

Kerangka Pemikiran yang digunakan dalam skripsi ini adalah Partai Politik dan Politik Lokal dengan mengutip beberapa sumber. Konsep Partai Politik dan Politik Lokal digunakan untuk menganalisis elektabilitas Partai Golkar dan mengukur Eksistensi Partai Golkal di Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Simalungun serta melihat strategi yang digunakan Partai Golkar dalam mencapai dan mempertahankan tingkat elektabilitas pada pemilu legislatif.

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan data primer dan data sekunder. Dari hasil analisis dengan menggunakan kedua konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa eksitensi Partai Golkar di Kabupaten Simalungun disebabkan oleh dua faktor, yakni: Pertama

strategi pemenangan Pemilu yang efektif dan terorganisir hingga level akar rumput. Kedua Visi, Misi serta implementasi program kerja yang berbasis pada pembangunan baik infrastruktur, ekonomi dan pariwisata maupun pendidikan.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “EKSISTENSI PARTAI GOLKAR DALAM POLITIK LOKAL : STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI GOLKAR KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2004-2009”. Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada program studi Ilmu Politik.

Dalam penulisan skripsi ini penulis haturkan rasa terima kasih banyak kepada keluarga penulis, kepada Ayah, Abdul Karim Lubis, ibunda Kholilah Parinduri, S.Ag, abang penulis satu-satunya Taufik Azhari Lubis, SH. Terima kasih untuk semua bimbingan dan kesabaran yang tidak ada habisnya selama 22 tahun.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini bukan hanya hasil karya penulis seorang diri, melainkan juga karena bimbingan, saran, motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2. Bapak Dr. Ali Munhanif,M.A selaku dosen pembimbing skrispi saya merangkap ketua program studi Ilmu politik. Terima kasih atas bimbingan, motivasi, dan nasihatnya selama ini.

3. Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si selaku sekertaris Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(8)

viii

5. Bapak Idris Thaha, selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas waktu luang yang diberikan, juga motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-Sahabati PMII KOMFISIP, Teman-Teman Penulis: BEM FISIP UIN Jakarta periode 2012-2013, Panitia FISIP DAYS 2012, Panitia Sekolah Kader Kopri Nasional 2013, Teman-teman KKN BBM 2012, Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara (KMSU), teman-teman Ilmu Politik,HI dan Sosiologi diantaranya Nyimas Diah Permatasari, Imam Fitra, Muhammad Faruqi, Indra Ramadhan, Novita sari, Amizar Isma, Arif rahman, Ahmad Baihaqi, Muhammad Nabil, Kuntum, Saskya, Riza, Fajar Sidi, Edwin, Rizky Noor Alam, Rizky Ramadhani, Elva Farhi Qolbina, Risky Assegaf, Muhibin, Friska Ditha, Muhammad Iqrom Copersiz, Esti Afdinda, Mahyar Diani, M. Fadli, Eka, Ikhsan, Arfina, Fikri, Ahsan, Surya, Riski, Clara, Anggun, Icenk, Sutisna, Zamiral, Roy, Adi Budiman, Rafsanjani, Alya, Dinar. Tidak satu pun kenangan bersama kalian yang akan penulis lupakan. Terima kasih atas doa, saran serta motivasi selama ini. Terlebih untuk Ardhy Dinata Sitepu, Andi Dian Roosahandita, Yuri Handayani, Ayu Elvandari, Miftahulia, Meutia Rahmawati, yang sudah banyak mengorbankan waktu untuk tidak sekedar membantu motivasi rela membagi tenaga untuk saya agar bisa menyelesaikan skripsi. Tidak lupa juga kepada senior yang selalu memberi penulis masukan-masukan bermakna seperti Elisha, Hudaf, Bana, Derry Kaffa, Dino dan seluruh senior FISIP lainnya.

(9)

ix

memberikan motivasi secara tidak langsung serta sudah mendengarkan setiap keluh kesah dan tangisan selama menemani saya.

8. Kepada Bapak Mantri selaku staff Humas KPU Pusat dan Bapak Abu Sofyan selaku staff Humas KPU Sumatera Utara terima kasih telah memberi banyak informasi selama mengerjakan skripsi.

9. Terimakasih kepada Seluruh Pegawai DRPD Kabupaten Simalungun dan Seluruh Pegawai Fraksi Partai Golkar yang sudah mau direpotkan berkali-kali untuk kepentingan data skripsi saya.

10.Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga segala dukungan dan bantuan kalian mendapat imbalan dari Allah SWT dan menjadi amal kebaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan di masa mendatang. Mudah-mudahan, skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan bagi pembacanya dan studi Ilmu Politik.

(10)

x

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 8

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Tinjauan Pustaka ... 9

E. Metode Penelitian ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Partai Politik... 15

1. Pengertian Partai Politik ... 17

2. Fungsi Partai Politik ... 19

3. Klasifikasi Partai Politik ... 21

(11)

xi

BAB III DESKRIPSI UMUM PARTAI GOLKAR DI KABUPATEN SIMALUNGUN

A. Sejarah Partai Golkar Di Kabupaten Simalungun

1. Sejarah Partai Golkar Di Kabupaten Simalungun ... 28

2. Tujuan Partai Golkar Di Kabupaten Simalungun ... 32

3. Tugas Pokok Partai Golkar ... 35

4. Visi, Misi, Platform Dan Struktur Organisasi Partai Golkar ... 36

B. Deskripsi Kabupaten Simalungun 1. Tinjauan Lokasi ... 37

2. Tinjauan Luas... 38

3. Tinjauan Topografi ... 39

4. Tinjauan Geologi ... 42

5. Tinjauan Iklim ... 42

6. Tinjauan Hidrologi ... 42

7. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk ... 43

BAB IV STRATEGI KEMENANGAN PARTAI GOLKAR DALAM PEMILIHAN LEGISLATIF PASCA REFORMASI A. Strategi Kemenangan dan Degenerasi Partai Golkar di Kabupaten Simalungun pada Masa Reformasi ... . 44

(12)

xii

Pemilihan Legislatif ... 49 3. Program Unggulan Partai Golkar Sebagai Strategi Pemenangan Pemilihan Legislatif Tahun 2004 di Kabupaten Simalungun ... 55 B. Degenerasi Partai Golkar di Kabupaten Simalungun tahun 2009 ... 59

BAB V KESIMPULAN

1. Kesimpulan ... 62

(13)

xiii

[image:13.612.158.542.162.557.2]

DAFTAR TABEL

Tabel I.A.1 Hasil Pemilu Legislatif Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun

1999, 2004 dan 2009 ... 3 Tabel III. A.1 Komposisi dan personalia DPD Partai Golkar

Kabupaten Simalungun Masa Bhakti 1999-2004 ... 26 Tabel III.A.2 Komposisi dan personalia DPD Partai Golkar

Kabupaten Simalungun Masa Bhati 2004-2009 ... 26 Tabel III.A.3 Komposisi dan personalia DPD Partai Golkar

Kabupaten Simalungun Masa Bhati 2009-2014 ... 27 Tabel III.B.1 Jumlah dan Kepadatan penduduk

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.A.1 Gambar daerah pemilihan umum

[image:14.612.155.460.254.557.2]

Anggota DPR Sumatera Utara ...5 Gambar I.A.2 Gambar daerah pemilihan umum

(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN

AMPG Angkatan Muda Partai Golkar BAPILU Badan Pemenangan Pemilu

DAPIL Daerah Pilihan

DPD Provinsi Dewan Pimpinan Daerah Provinsi

DPP Dewan Pimpinan Pusat

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

GOLKAR Golongkan Karya

HAM Hak Asasi Manusia

IPKI Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia KOSGORO Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong KPPG Kesatuan Perempuan Partai Golongan Karya MKGR Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia Partai MURBA Partai Musyawarah Rakyat Banyak PDIP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

PEMDA Pemerintahan Daerah

PEMILU Pemilihan Umum

PKB Partai Kebangkitan Bangsa PNI Partai Nasional Indonesia

PNS Pegawai Negeri Sipil

POKAR Kelompok Kerja

PPP Partai Persatuan Pembangunan

SDM Sumber Daya Manusia

SOKSI Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia

SUMUT Sumatera Utara

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pemilu Legislatif Tingkat DPR Sumatera Utara tahun 2004

Lampiran 2 Hasil Pemilu Legislatif Tingkat DPR di Sumatera Utara I dan III tahun 2004

Lampiran 3 Hasil Pemilu Legislatif Tingkat DPR di Sumatera Uara III tahun 2004 Lampiran 4 Pemilu Legislatif Tingkat DPRD Provinsi Sumatera Utara tahun 2004 Lampiran 5 Perolehan suara dan presentasi kursi per daerah pemilihan tahun 2004 Lampiran 6 Perolehan suara dan kursi Provinsi Sumatera Utara tahun 1999

Lampiran 7 Komposisi dan personalia DPD Partai Golkar Kabupaten Simalungun Masa Bhakti 2004-2009

Lampiran 8 Pengesahan komposisi dan personalia DPD Kabupaten Simalungun Masa Bhakti 2009-2015

Lampiran 9 Surat keterangan pengumpulan data Lampiran 10 Surat undangan rapat

Lampiran 11 Perolehan suara Provinsi Sumatera Utara Kabupaten dan kotamadya tahun 1999

Lampiran 12 Daftar calon tetap partai Provinsi Sumatera Utara Daerah Tingkat II Kabupaten dan Kotamadya 1999-2004

Lampiran 13 Daftar Pemberhentian Anggota DPR Kabupaten Simalungun masa jabatan 2004-2009

Lampiran 14 Daftar Perwakilan Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2004-2009 Lampiran 15 Hasil wawancara dengan anggota legislatif DPRD Kabupaten Simalungun

dari Partai Golkar.

Lampiran 16 Hasil wawancara dengan anggota Fraksi PPP Kabupaten Simalungun Lampiran 17 Hasil wawancara dengan Wakil Sekretaris Partai Golkar Kabupaten

Simalungun

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Salah satu warisan sejarah demokrasi Indonesia ketika zaman Orde Baru adalah Partai Golkar. Keberadaan Partai Golkar merupakan fenomena unik dalam dinamika politik Indonesia pasca reformasi. Sejak bergulirnya reformasi yang dimotori oleh gerakan mahasiswa, kejayaan Partai Golkar mengalami kemunduran yang ditandai dengan menurunnya perolehan suara partai di tingkat nasional pada pemilu legislatif tahun 1999. Penurunan perolehan suara Partai Golkar ini tidak terlepas dari kejatuhan Pemerintahan Orde Baru yang merupakan „buah‟ dari kebencian masyarakat atas kepemimpinan Soeharto di bawah Partai Golkar selama lebih dari 30 tahun.

Pada pemilu legislatif tahun 1999, Partai Golkar menduduki posisi kedua dalam perolehan suara nasional dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara sah atau mengalami penurunan sebesar 0,86 dibanding pemilu legislatif tahun 19971. Sementara itu, reformasi tahun 1998 telah melahirkan pemenang baru dalam pemilu legislatif tahun 1999. Ketika itu PDIP berhasil memperoleh simpati masyarakat

1Materi Pendidikan dan Latihan Kader Penggerak Teritorial Desa”

(18)

2

dengan mendominasi perolehan suara di 11 Provinsi atau memperoleh 33,7% secara nasional mengalahkan Partai Golkar.2

Pada pemilu legislatif tahun 2009, Partai Golkar kembali mengalami kekalahan. Pada tahun 2009, Partai Golkar hanya berhasil memperoleh 5.533.214 suara atau 19,11% dari total suara sah nasional. Perolehan suara ini masih jauh dibawah perolehan suara Partai Demokrat, yakni 21.703.137 suara atau 26,79% dari total suara sah nasional3.

Meskipun perolehan suara Partai Golkar mengalami penurunan pada beberapa pemilu legislatif pasca reformasi, namun posisi Partai Golkar masih selalu menempati lima besar dalam perolehan suara nasional.4 Penurunan elektabilitas Partai Golkar di era reformasi pada kenyataannya tidak serendah persepsi sejumlah orang yang menganggap bahwa reformasi 1998 akan melumpuhkan Partai Golkar secara struktural hingga level akar rumput.

Faktanya, Selama pemilu tahun 1999, 2004, dan 2009 perolehan suara Partai Golkar masih tinggi dalam perhitungan nasional.5 Perolehan suara ini tidak terlepas

2Kisah Sukses Partai Politik Baru di Pemilu 1995.

5 April 2004. Liputan 6.com news (http://news.liputan6.com/read/75500/kisah-sukses-parpol-baru-di-pemilu-1999). Diunduh 30 November 2013

3Pemilu Kacau Balau

. Berita Indonesia, 14 April 2009

http://www.beritaindonesia.co.id/utama/619-pemilu-kacau-balau?start=2 . Diunduh 30 November 2013

4

Aulia Rachman, Citra Khalayak tentang Partai Golkar (Jakarta: PSAP 2003),40

5

(19)

3

dari keutuhan perolehan suara, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, yang secara substansial menyumbang perolehan suara di tingkat nasional.6

[image:19.612.114.525.247.662.2]

Sebaliknya, perolehan suara Partai Golkar di provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan cukup drastis sepanjang 10 tahun terakhir, yakni sebesar 10%.7 Penurunan perolehan suara dalam pemilu legislatif tahun 1999-2004 dan 2004-2009, tidak terlepas dari penurunan perolehan suara di sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Utara, seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel I.A.1

Hasil Pemilu Legislatif Kabupaten di Sumatera Utara Tahun 1999 dan 2004

Kabupaten

1999-2004 2004-2009 Total anggota legislatif Anggota legislatif dari Partai Golkar Total anggota legislatif Anggota legislatif dari Partai Golkar Toba Samosir

25 orang 4 orang 16 %

25 orang 2 orang 12 % Labuhan

Batu

50 orang 6 orang 12 %

50 orang 5 orang 10 % Tapanuli

utara

35 orang 3 orang 8,6 %

35 orang 3 orang 8,6 % Tebing

tinggi

25 orang 5 orang 20 %

25 orang 2 orang 8 % Deli

Serdang

60 orang 6 orang 12 %

50 orang 5 orang 10 % Langkat 50 orang 6 orang

12 %

45 orang 5 orang 11, 1 % Serdang

Bedagei

45 orang 5 orang 11 %

45 orang 4 orang 8,9 %

Simalungun 50 orang 15 orang 30 %

45 orang 16 orang 37,2 %

6

Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar Di Tengah Turbulensi Politik Era Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),64

7

H. Syaifukkallah yusuf , “Belajar pada Golkar”. 2003

(20)

4

Asahan 45 orang 7 orang 15,6 %

45 orang 5 orang 11,6 % Samosir 25 orang 2 orang

8 %

25 orang 2 orang 8 % Batubara 28 orang 4 orang

14, 3 %

25 orang 2 orang 8 % Sibolga 25 orang 4 orang

16 %

25 orang 2 orang 12 % Tanjung

Balai

25 orang 6 orang 24 %

25 orang 2 orang 16 %

Karo 35 orang 4 orang

11,4 %

35 orang 3 orang 8,6 %

Sumber : Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa perolehan suara Partai Golkar di dalam pemilu legislatif di sejumlah kabupaten/kota di Sumatera utara cenderung menurun dari tahun ke tahun. Namun demikian, perolehan suara Partai Golkar di Kabupaten Simalungun menunjukkan kondisi sebaliknya. Selama pemilu legislatif tahun 1999 dan 2004 perolehan suara Partai Golkar di Kabupaten Simalungun terlihat meningkat.

Saat ini, Kabupaten Simalungun merupakan kabupaten terbesar di Sumatera Utara dengan luas wilayah 438.660 ha atau 6,12 % dari luas wilayah Sumatera Utara dengan jumlah penduduk sebanyak 859.879 jiwa.8

Berdasarkan letak geografis, Kabupaten Simalungun masuk ke dalam daerah pemilihan Sumatera Utara (SUMUT) III yang memiliki jumlah kursi sebanyak 10 buah.9 Selain Kabupaten Simalungun yang termasuk kedalam bagian SUMUT III

8

Pangihutan Sirumape, Keistimewaan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.( Medan: Garuda Maju Cipta, 2001) 43

9

(21)

5

[image:21.612.118.522.223.537.2]

adalah Asahan, Tanjung Balai, Pematangsiantar, Simalungun, Pak-Pak Barat, Dairi, Karo, Binja, Langkat, Batubara. Berikut gambar pembagian daerah pemilihan umum di provinsi Sumatera Utara:

Gambar I.A.1

Dapil Pemilihan Umum Anggota DPR

Sumber : Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara

(22)
[image:22.612.121.525.111.526.2]

6

Gambar I.A.2

Daerah Pemilihan di Kabupaten Simalungun

Sumber : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Simalungun

Pada tahun 1999, dari 50 orang anggota legislatif Kabupaten Simalungun, 15 diantaranya berasal dari Partai Golkar atau sebesar 30 % dari total anggota10. Begitu pula pada tahun 2004, Partai Golkar berhasil memperoleh 16 kursi di DPRD Simalungun atau sebesar 37,2 % total anggota legislatif. Sementara itu, perolehan suara Partai Golkar Simalungun pada pemilu legislatif tahun 2009 mengalami penurunan namun pengisi kursi legistatif terbanyak tetap dipegang oleh Partai berlambangkan pohon beringin ini. Secara persen Partai Golkar merosot ke angka 20% dari 16 orang hanya tersisa 9 orang saja. Dibandingkan dengan partai politik lainnya di Kabupaten Simalungun Partai Golkar tetap saja unggul.

10

(23)

7

Selain mendapatkan suara mayoritas dalam pemilu legislatif tahun 1999 dan 2004 kemenangan Partai Golkar di Kabupaten Simalungun juga diperkuat dengan kemenangan Partai Golkar dalam memperebutkan posisi ketua DPRD Simalungun sepanjang tahun 1999-2004 maupun 2004-2009. Pada dua periode tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Simalungun dijabat dari fungsionaris Partai Golkar, yakni, H.Syamidun Saragih, S.Sos. Tidak hanya itu, Partai Golkar Kabupaten Simalungun juga berhasil memperoleh posisi strategis dalam pemerintahan. Pada pemilihan kepala daerah tahun 2009, koalisi Partai Golkar dengan Partai Demokrat telah berhasil memenangkan pemilihan kepala daerah Kabupaten Simalungun untuk periode 2010-2015.

Merujuk pada deskripsi di atas, dapat dilihat bahwa perolehan suara Partai Golkar di Simalungun cenderung stabil dan semakin meningkat. meskipun, perolehan Partai Golkar di Kabupaten/Kota lain di Sumatera Utara cenderung menurun. Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang strategi Partai Golkar Kabupaten Simalungun dalam mempertahankan perolehan suara terbanyak di DPRD Simalungun pada masa reformasi, dengan judul penelitian

Eksistensi Partai Golkar dalam Politik Lokal (Studi pada Dewan Pimpinan

(24)

8

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusan permasalahan yang dibangun penulis dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana strategi Partai Golkar mempertahankan kemenangan dalam perolehan suara pada pemilu legislatif di Kabupaten Simalungun pada tahun tahun 2004-2009?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalahbersifat formal akademis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami strategi yang digunakan Partai Golkar dalam memenangkan Pemilu Legislatif di Kabupaten Simalungun. Dan untuk mengukur keberhasilan calon legisatif Partai Golkar yang dipilih masyrakat Kabupaten Simalungun dengan melihat tereaisasi atau tidaknya program kerja yang dijanjikan untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Simalungun.

(25)

9

b. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar hasil penelitian ini menjadi sebuah sumbangan bagi lembaga/institusi, yaitu: partai politik, LSM atau institusi lainnya yang berkaitan dengan politik di Indonesia, khususnya di Kabupaten Simalungun.

2. Manfaat Akademis

Manfaat akademis dari penelitian ini adalah sebagai suplemen baru dalam pengembangan studi relevansi teori-teori politik bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya mahasiswa Departemen Ilmu Politik yang tertarik dengan masalah tersebut.

D. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa studi yang mengkaji tentang eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Simalungun maupun tingkat nasional, seperti salah satu skripsi yang

berjudul “Kekalahan Partai Golkar pada pemilihan kepala daerah di Kabupaten

Toraja Utara 2010”, yang ditulis oleh Dedy Alamsyah Mannaroy mahasiswa dari

(26)

10

penelitian juga berbeda yang akan diteliti disini adalah tahun1999-2009 selain itu Kabupaten yang akan dibahas juga berbeda.

Skripsi tahun 2009 yang ditulis Iswarizona Purba, mahasiswa Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara berjudul “Kiprah Partai Golkar dalam pentas Politik Nasional di bawah Kepemimpinan Akbar Tandjung”. Skripsi ini menyoroti signifikansi kepemimpinan Akbar Tandjung sehingga Partai Golkar mengalami kemajuan yang cukup pesat. Banyak golongan percaya akan kinerja beliau, bahkan partai ini sempat menjadi partai yang paling diagungkan pada masanya. Penulis menemukan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis buat diantaranya mengenai objek penelitian bahwasanya objek yang diteliti oleh si penulis sebelumnya adalah Partai Golkar secara Nasional. Sedangkan pada objek penelitian ini adalah Partai Golkar di Kabupaten Simalungun. Kemudian, pada subyek yang diambil oleh penelitian sebelumnya adalah anggota fraksi Partai Golkar secara Nasional sedangkan subyek yang penulis ambil adalah meliputi Partai Golkar di Kabupaten Simalungun, dan penulis akan meninjau kembali keakuratan data-data mengenai objek ataupun subjek dengan berbagai macam informasi media dan literatur-literatur kepustakaan.

Selain skripsi diatas, terdapat buku yang mengkaji tentang masalah yang sama

yaitu “The Golkar Way, Survival Partai Golkar di Tengah Tubulasi Politik Era

(27)

11

penelitian yang penulis buat diantaranya mengenai objek penelitian bahwasanya objek yang diteliti oleh si penulis sebelumnya adalah Partai Golkar secara Nasional. Sedangkan pada objek penelitian ini adalah Partai Golkar di Kabupaten Simalungun. Kemudian, pada subyek yang diambil oleh penelitian sebelumnya adalah anggota fraksi Partai Golkar secara Nasional sedangkan subyek yang penulis ambil adalah meliputi Partai Golkar di Kabupaten Simalungun.

Terdapat satu buku lagi yang berjudul “Politik Komunikasi Partai Golkar di

Tiga Era” oleh Rully Chairul Azwar. Buku setebal 206 halaman ini diterbitkan oleh

Grasindo tahun 2009. Buku ini menjelaskan tentang upaya Partai Golkar tetap bertahan di era presiden yang berbeda. Adapun hal yang membedakan dari penelitian ini adalah bahwasanya penulis lebih berfokus pada beberapa aspek tentang bagaimana juga terkait dalam bahasan penulis akan tetapi yang membedakan dalam buku ini adalah tentang data maupun analisa strategi pemilu legislatif di Kabupaten Simalungun. Dan tentu saja hal ini didukung kuat oleh berbagai macam bukti literatur dan hasil wawancara penulis kepada narasumber.

E. Metodologi Penelitian

a. Jenis Penelitian

(28)

12

kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi dalam situasi wajarnya. Masalah yang diungkapkan dapat disiapkan sebelum mengumpulkan data dan informasi, akan tetapi bisa saja berubah selama kegiatan penelitian dilakukan.

b. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: Studi literatur dan dokumentasi, yaitu mencari dan mengumpulkan data mengenai masalah-masalah yang bersangkutan melalui literatur buku, surat kabar, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan objek yang sedang diteliti.

Wawancara, teknik wawancara ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi melalui tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang tidak berstruktur kepada pihak-pihak yang berkompeten mengenai kasus ini seperti Hj. Sri Hardianty selaku Anggota legislatif DPRD Kabupaten Simalungun karena peneliti anggap mampu menjelaskan mengenai kasus ini secara mendalam dan Bitner SH dan Agus Parlaungan selaku Sekretaris Partai Golkar dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar, karena peneliti anggap beliau memiliki pengetahuan serta data-data yang peneliti perlukan untuk membahas kasus ini. Teknik ini memberikan informasi secara langsung dari narasumber yang berkompeten dalam pembahasan skripsi ini.

c. Teknik Analisa Data

(29)

13

terhadap data-data tersebut. Dengan menggunakan teknik penelitian ini berharap dapat memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual, dan akurat mengenai strategi apa yang dilakukan Partai Golkar dalam mempertahankan Perolehan suara tertinggi sejak tahun 1999 sampai 2009.

Untuk pedoman penulisan ini, penulis menggunakan buku terbitan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Panduan Penyusunan Proposal dan Skripi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012 sebagai pedoman.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab yang akan diuraikan secara ringkas, rincian dari masing-masing bab adalah sebagai berikut :

Bab pertama, berisi pendahuluan yang terdiri dari sub-sub bab yang menjelaskan pernyataan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab kedua merupakan landasan teori yang membahas partai politik. Pengertian Partai Politik, Fungsi Partai Politik, Klasifikasi Partai Politik dan Politik Lokal.

(30)

14

Tinjauan Lokasi, Tinjauan Luas, Tinjauan Topografi, Tinjauan Geologi, Tinjauan Iklim, Tinjauan Hidrologi serta Jumlah dan Kepadatan Penduduk.

Bab keempat akan memaparkan alasan Partai Golkar mampu bertahan pada masa reformasi di Kabupaten Simalungun. Bab ini juga berisi Strategi Kemenangan Partai Golkar di Kabupaten Simalungun pada Masa Reformasi, dengan Strategi Pemenangan Pemilihan Legislatif melalui Pembangunan Opini di Media. Program Unggulan Partai Golkar di Kabupaten Simalungun Pasca Reformasi, hingga Partai Golkar dapat bertahan di Kabupaten Simalungun serta Kemeresotan dalam Kemenangan Partai Golkar pada tahun 2009.

(31)

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Partai Politik

Partai politik muncul pertama kali di Eropa Barat. Kemunculan partai politik dilatarbelakangi dengan semakin meluasnya ide bahwa partai politik merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan sebagai proses politik, maka partai politik berkembang dengan fungsi sebagai penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah pihak lain.11

Menurut Lipset dan Rokkan, dasar pembentukan partai politik di Eropa adalah

social cleavages, yaitu pembelahan sosial yang dihasilkan oleh

ketegangan-ketegangan sosial-kultural antara pusat-daerah, negara-agama, tuan tanah-industriawan dan pengusaha-buruh. Dalam ketegangan sosio kultural ini, orang akan melakukan identifikasi diri dan pada akhirnya memilih suatu representasi politik bagi kepentingannya yang lain, misalnya dalam rangka pemilihan umum.”12

Setelah Perang Dunia I dan diakuinya hak pilih universal, pembelahan sosial telah menjadi konstelasi politik yang mapan, yang membentuk sistem kepartaian di Eropa dengan mengakar pada struktur sosial yang ada.13 social cleavages sendiri memiliki makna dimana agama, bahasa, etnisitas dan kelas bersifat hierarkis dan

11

Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2003),5

12

Robert Michael, Partai Politik : Kecenderungan Oligarkis dalam Birokrasi (Jakarta: Rajawali Press 1984),8

13

(32)

16

dapat berubah sewaktu-waktu. Pada perkembangannya perilaku pemilih dalam memberikan dukungan kepada suatu partai politik ditentukan oleh faktor status sosial, agama, kota-desa, dan kedaerahan dari seorang pemilih.14

Di Indonesia sendiri, Partai politik pertama-tama lahir dalam zaman Kolonial Belanda sebagai manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Partai-partai politik di dirikan bertujuan untuk melakukan pergerakan kearah kemerdekaan Indonesia. Mereka melihat kemerdekaan sebagai hak setiap orang dan sekelompok orang yang terlingkup di dalam suatu bangsa, tanpa perlu menghubungkannya dengan aliran yang hidup dalam masyarakat, maupun ajaran agama yang di anut.15

Selama Jepang berkuasa di Indonesia, kegiatan Partai Politik dilarang, kecuali untuk golongan Islam yang membentuk Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI). Pada masa Demokrasi Terpimpin telah tampak sekali bahwa PKI memainkan peranan bertambah kuat, terutama memalui G 30 S/PKI akhir September 1965).16

Pemilu 1997 diselenggarakan pada 29 Mei 1997 untuk memilih anggota DPR dan DPRD tingkat I dan II. Pemilu ini dimenangkan oleh Golongan Karya. Pemilu ini merupakan pemilu terakhir pada masa Orde Baru. Setelah gelombang reformasi, Indonesia bersistem multi partai dan terus berlanjut hingga sekarang.17 Presiden dan Wakil Presiden dipilih setiap 5 tahun sekali melalui pemilihan yang dilaksanakan

14

Ahmad Farhan Hamid, Partai Politik Lokal di Aceh (Kemitraan Jakarta 2008),16-17

15

Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia : Sesudah Potret Pasang Surut

(Rajawali, Jakarta 1983),54

16

Sigit jatmika, Partai Kebijakan dan Demokrasi (Pustaka pelajar, Yogyakarta 1999),32

17

(33)

17

secara LUBER serta JURDIL (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia serta Jujur dan Adil) yang diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional tetap dan mandiri.

1. Pengertian Partai Politik

Partai politik umumnya menjadi manifestasi dari suatu sistem politik yang sudah modern atau yang sedang dalam proses memodernisasikan diri. Eksistensi partai politik tidak terlepas dari tiga pihak, diantaranya18 :

1. Anggota/kader partai yang jumlahnya lebih besar kader yang loyal terhadap partai politik tentu sangat diperlukan, mengingat kebanyakan keanggotaan partai bersifat normatif dan tingkat kesetiaan terhadap partai tidak benar-benar mengakar.

2. The professional workers, merupakan pengurus dalam organisasi partai.

3. Kelompok elite partai yang mempunyai wewenang dan dapat menentukan garis kebijakan partai.

Maurice Duverger menjelaskan mengenai karateristik partai politik yang ditinjau dari berbagai sisi, diantaranya 19:

1) Organisasi

Partai-partai politik diklasifikasikan berdasarkan keanggotaan seseorang dalam suatu organisasi, hal ini dilihat dari individu yang secara langsung masuk dan

18

A Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia(Yogyakarta,Graha Ilmu, 2007),43

19

(34)

18

mengaitkan diri dalam partai politik tertentu, dan melihat dari keikutsertaan dalam suatu partai politik karena adanya kepentingan.20

2) Keanggotaan

Keanggotaan dalam partai politik dibedakan antara partai kader dan partai massa. Dalam partai kader, proses seleksi terhadap anggotanya dilakukan secara ketat dengan memperhatikan berbagai aspek yang diharapkan bisa menarik pendukung pemilih sebanyak-banyaknya dalam pemilihan umum.21 Sedangkan partai massa cenderung mendapatkan jumlah anggota sebanyak-banyaknya dengan elite kepemimpinan yang diseleksi secara tepat.22

3) Kepemimpinan

Kepemimpinan diasumsikan sebagai suatu bentuk oligarki yang menggambarkan kelas penguasa yang sering disebut inner circle.23

Menurut Miriam Budiarjo, fungsi partai politik diantaranya sebagai komunikasi politik, sarana sosialisasi politik, sarana rekruitmen politik dan pengatur konflik. Dari fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa partai politik terdiri dari orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama yaitu mempertahankan atau merebut suatu kekuasaan dengan cara mengikuti kegiatan yang konstitusional seperti pemilihan umum. 24

20

Maurice duverger, Partai Politik dan Kelompok Penekan (Jakarta: Rineka Cipta,1994),56.

21

Miftah, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasi (Jakarta: PT Grafindo Persada),22.

22

Maurice duverger, Partai Politik dan Kelompok Penekan (Jakarta: Rineka Cipta,1994),59.

23

Maurice duverger, Partai Politik dan Kelompok Penekan (Jakarta: Rineka Cipta,1994),62.

24

(35)

19

2. Fungsi Partai Politik

Fungsi partai politik antara lain sebagai: a. Komunikasi politik

Komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah. 25 Komunikator dalam proses komunikasi politik memainkan peran sosial terutama dalam pembentukan opini publik dan biasanya komunikator adalah pemimpin dari organisasi atau partai politik tersebut.

Selain itu, komunikasi politik juga disebut penggabungan kepentingan setelah pendapat dan aspirasi masyarakat ditampung lalu diolah dan dirumuskan dalam bentuk yang lebih teratur setelah itu partai politik merumuskannya menjadi sebuah usulan kebijakan, kemudian tertuang dalam program partai yang diperjuangkan melalui parlemen kepada pemerintah agar dijadikan kebijakan umum. 26

b. Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik merujuk pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk guna menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.27 Sosialisasi

25

Ramlan surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,1992),119

26

Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2003),405

27

(36)

20

politik juga merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.28

c. Partisipasi politik

Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam partai politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui keikutsertaan seseorang dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turut serta secara langsung atau tidak langsung dalam pembentukan kebijaksanaan umum. Indikatornya adalah berupa kegiatan individu atau kelompok yang bertujuan ikut aktif dalam kegiatan politik, memilih pimpinan publik atau mempengaruhi kebijakan publik.29

d. Pendidikan politik

Namun, terdapat salah satu fungsi partai politik menurut Sukarna yang dikutip dari Maurice Duverger bahwa partai politik juga berfungsi sebagai sarana pendidikan politik kepada masyarakat.30 Kemudian, fungsi partai politik juga dapat dikategorikan menjadi dua dalam wadah internal organisasi dan eksternal organisasi. Fungsi dari internal organisasi yaitu bahwasanya peran organisasi sangat penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan dan kaderisasi agar partai politik menjadi lebih kuat.

28

Ramlan surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,1992),122

29

Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 2003) 17-19.

30

(37)

21

Fungsi partai politik yang kedua yaitu eksternal organisasi, dimana organisasi ini berkontribusi bagi masyarakat, bangsa dan negara agar moral dan etika masyarakat terjaga lebih baik.31

3. Klasifikasi Partai Politik

Metode yang paling konservatif dalam mengklasifikasikan partai politik ialah menurut jumlah partai yang ada dalam suatu negara. Dengan cara konvensional tersebut dikenal adanya tiga klasifikasi partai politik, yaitu32 :

1) Sistem Partai Tunggal (one party system)

Di dalam suatu negara hanya ada satu partai yang dominan di antara beberapa variasi tertentu. Sistem ini menunjukkan adanya satu partai yang dominan di antara beberapa partai politik kecil lainnya.

2) Sistem dua partai (two party system)

Biasanya digunakan untuk menunjukkan adanya dua partai poltik dalam suatu negara atau dengan beberapa variasi tertentu menunjuk adanya beberapa partai politik tetapi terdapat dua partai yang berperan dominan.

3) Sistem banyak partai (multi party system)

Sistem ini menunjukkan adanya banyak partai politik dalam satu negara, tanpa memperhatikan jumlah partai politik yang mempunyai kedudukan dominan dalam pemerintahan.

31

Firmanzah, Mengelola Partai politik (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2008),69

32

(38)

22

B. Politik Lokal

Politik lokal adalah sistem politik demokratis yang bekerja pada tingkat lokal atau daerah. Institusi yang membentuknya adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dimana partai politik, kelompok kepentingan juga media massa sering dijadikan komunikator. Politik lokal mencakup aspek yang luas seperti ekonomi, politik dan sosial.33

Menurut Almond dan Powell dalam bukuya Comparative Politics: A Developmental Approach yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi

“Perbandingan Politik Pendekatan Pembangunan” dalam melaksanakan perannya

politik lokal dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan diantaranya34:

a) Extractive Capability

Kemampuan sistem politik untuk mengelola sumber-sumber material dan manusia dari lingkungan domestik maupun internasional.35 Terdapat banyak daerah yang tidak memiliki kemampuan extractive capability karena daerah tersebut masih sangat bergantung pada pusat sehingga daerah tersebut tidak tercapai otonomi daerahnya.

33

Arbi Sanit, Sistem Politik Indonesia: Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan Pembangunan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1993),48

34

SL Harjanto, Dinamika Birokrasi dan Politik Lokal (Jakarta: PT Media Mahkota Utama, 2004),79-89

35

(39)

23

b) Regulative Capability

Kemampuan sistem politik dalam mengontrol dan mengendalikan perilaku individu atau kelompok. Seringkali daerah belum mampu untuk mengatur dan mengendalikan perilaku individu atau kelompok yang ada di daerah.36

c) Distributive Capability

Kemampuan untuk melakukan alokasi dari lingkungan sistem politik kepada individu ataupun kelompok masyarakat. 37 Hal ini terkait dengan bagaimana suprastruktur politik (Pemda dan DPRD) mengalokasikan anggaran untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Di daerah, anggaran kerja menuntut pengalokasian dana jauh lebih besar dan banyak untuk kepentingan aparatur daripada kepentingan publik masyarakat.

d) Symbolic capability

Kemampuan mengalirkan simbol-simbol dari sistem politik ke dalam masyarakat.38 Setiap daerah mungkin memiliki kemampuan ini, sebab hampir di setiap sekolah diadakan upacara bendera di setiap hari Senin. Dalam upacara tersebut terdapat pembacaan pembukaan UUD 1945 dan pengucapan Pancasila. Kunjungan ke desa dan ke masyarakat juga sering dilakukan, baik untuk memberikan bantuan maupun melakukan sosialisasi. Hanya saja keefektifan dari pelaksanaan symbolic capability ini perlu dipertanyakan, sebab pengimplementasian nilai-nilai Pancasila

36

Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, (Yogyakarta : Tiara wacana YP2LPM, 1991),200.

37

Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, (Yogyakarta : Tiara wacana YP2LPM, 1991),202.

38

(40)

24

pada kehidupan sehari-hari sangat kurang. Terbukti, para pejabat di daerah sering diminta untuk mundur dari jabatannya. Perihal demonstrasi dapat dinilai sebagai suatu perkembangan partisipasi politik dan demokrasi yang baik. Baik di satu sisi, namun juga menandakan bahwa dukungan terhadap sistem politik mengalami erosi, menjadi bukti bahwa kemampuan symbolic capability ini kurang efektif dalam penerapannya.

e) Responsive Capability

Tuntutan yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal. Semakin tinggi kemampuan untuk memberian respons terhadap berbagai tuntutan dari luar, maka semakin tinggi pula dukungan yang akan diperoleh sistem politik dari luar.39

Politik lokal harus diterapkan di dalam partai politik. Sesuai tujuan setiap partai politik yakni mencapai kekuasaan dan meraih kepentingan masing-masing. Karena apabila partai politik dapat menarik simpati masyarakat untuk memberikan hak suaranya dan berhasil mengumpulkan perhitungan terbanyak, maka partai politik harusnya memberikan imbalan kepada masyarakat dengan cara memperbaiki sistem perekonomian serta pendidikan di wilayah tersebut.40

Pada tahap penyelenggaraannya, politik lokal dan politik nasional hampir sama karena berpusat pada satu pemimpin. Pada level nasional dipimpin oleh pemimpin nasional (presiden), sedangkan pada tatanan lokal dipimpin oleh pemimpin setempat.

39

Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, (Yogyakarta: Tiara wacana YP2LPM, 1991),207

40

(41)

25

Tata cara pelaksanaan prosedural pelaksanaan politik lokal pun hampir sama dengan politik nasional. Tetapi, pada level lokal pelaksanaannya tidak boleh menyalahi prosedur nasional. Hal ini dimaksudkan bahwa politik lokal hanya berlaku pada daerah lokal tersebut.41

Dari penjelasan mengenai kemampuan dalam politik lokal menurut Almond, Partai Golkar di Kabupaten terlihat unggul dalam kemampuan ekstraktif, kemampuan responsif dan kemampuan simbiolik. Dengan cara memaksimalkan hasil perkebunan dan sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Simalungun guna kesejahteraan. Semakin besar kepercayaan yang diberikan masyarakat Kabupaten Simalungun maka Partai Golkar semakin memiliki rasa tanggung jawab untuk pengembangan daerah tersebut.

41

(42)

26

BAB III

DESKRIPSI UMUM PARTAI GOLKAR

DI KABUPATEN SIMALUNGUN

A. Partai Golkar dan Sejarah Berdirinya di Kabupaten Simalungun

1. Partai Golkar dan berkembangnya di Kabupaten Simalungun

Golkar mengikuti pemilu di tahun 1971 (pemilu pertama dalam Orde Baru). Dalam pemilu pertama tersebut, Golkar tampil sebagai pemenang dan begitu seterusnya pada pemilu 1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997.42 Kemenangan Golkar yang terus menerus ini dipicu oleh keberpihakan Soeharto dalam membuat kebijakan yang menguntungkan Golkar seperti monoloyalitas PNS dan sebagainya.43 Setelah Era Soeharto berakhir dan Era Reformasi lahir, Golkar berubah nama menjadi Partai Golongan Karya (Partai Golkar) dan untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu tanpa bantuan kebijakan dari pemerintahan incumbent44.

Pada Pemilu 1999 yang diselenggarakan Presiden Habibie, perolehan suara Partai Golkar turun menjadi peringkat kedua setelah PDI-P. Karena pemerintahan Megawati Soekarnoputri dinilai tidak terlalu baik, maka para pemilih kembali menaruh harapan kepada Partai Golkar serta partai-partai lainnya seperti Demokrat,

42

Imam Pratigno, Ungkapan Sejarah Lahirnya Golkar (Jakarta: Yayasan Bhakti, 1984),5

43

Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia : Sesudah Potret Pasang Surut (Jakarta.: Rajawali, 1983),39.

44

Secara harfiah Incumbent berasal dari bahasa latin yang memiliki arti Petahana melainkan Tahana yang berarti kedudukan, martabat (kebesaran, Kemuliaan) Kata ini dipopulerkan oelh Salomo Simanungkalit. Kata Incumbent pertama dipakai dalam literature popular berbahasa Inggris bermakna

(43)

27

PKB, dll. Partai Golkar menjadi pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif pada tahun 2004 dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,58% dari keseluruhan suara sah. 45

Kemenangan tersebut mengembalikan prestasi Partai Golkar, mengingat di Pemilu 1999 mereka kalah bersaing dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dibawah pimpinan Megawati Soekarnoputri. Dalam Pemilu 1999, Partai Golkar menduduki peringkat kedua dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara sah. Sekilas, Partai Golkar mendapat peningkatan 738.999 suara, tapi dari prosentase turun sebanyak 0,86%. Kemudian, Partai Golkar mendapat 107 kursi (19,2%) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, setelah mendapat sebanyak 15.037.757 suara (14,5%). Perolehan suara dan kursi Partai Golkar menempatkannya pada posisi kedua dalam Pemilu ini.46 Pada Pemilu 2004 Partai Golkar dikalahkan oleh PDI Perjuangan.

Pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) di Kabupaten Simalungun tidak terlepas inisiatif ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Panglima Kodam II Bukit Barisan membutuhkan ABRI dalam menghadapi kondisi masyarakat yang tidak menentu dan berpotensi membahayakan keamanan, sebagai kekuatan sosial politik dan pertahanan keamanan. Pada saat itu, segala organisasi politik harus bergabung dalam suatu wadah yang disebut dengan Front Nasional dan organisasi-organisasi yang tidak berafiliasi dengan partai politik

45

Aulia Rachman, Citra Khalayak tentang Partai Golkar (Jakarta: PSAP, 2003) ,82

46

(44)

28

serta yang berorientasi pada karya dan kekaryaan juga harus berada dalam barisan Front Nasional. Terlebih, keadaan dan kondisi di Kabupaten Simalungun saat itu mencemaskan dimana kekuatan organisasi Non Pancasilais yang dikoordinir oleh PKI telah berhasil menyusun kekuatan di segala sektor dan bidang, di tengah-tengah golongan dan lapisan masyarakat.47

Panitia Persiapan Pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya dibentuk pada tanggal 26 Juli 1965. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, terbentuklah pengurus Sekber Golkar ditetapkan Letkol T. A. Lingga sebagai ketua. Selanjutnya, dikeluarkan suatu pernyataan kebulatan tekad lahirnya suatu organisasi kekaryaan yang bernama Sekber Golkar yang didukung oleh ABRI dan masyarakat. Seluruh pembentukan itu didukung oleh ABRI, karena ABRI lahir dari rakyat, dan merupakan kekuatan sosial politik yang dilahirkan dalam perjuangan kemerdekaan. Oleh karenanya, ABRI turut serta dan tidak dapat tinggal diam dalam setiap gerakan masyarakat. Pembentukan Sekber Golkar di setiap wilayah Kabupaten/Kota dilaksanakan sesuai dengan surat Panglima Daerah Militer II kepada DANDREM 21 s/d 23 dan DANDIM 0212.48

Pada tanggal 7 Mei 1966, diadakan musyawarah kerja yang bertempat di

Gedung Bhayangkari dengan agenda perubahan susunan Pengurus Harian. Sehubungan Letkol T.A. Lingga ditugaskan untuk mengikuti SESKOAD, maka

47

Pangihutan Sirumapea, Perkembangan Partai Golkar di Sumetera Utara, (Medan: Garuda Maju Cipta, 2008),84

48

(45)

29

dalam musyawarah tersebut terpilih A. Kadir Pohan dari Angkatan Darat sebagai ketua, dan O.K. Soeratoellah dari SOKSI menjadi sekretaris. Kemudian di awal tahun 1968, A. Kodir Pohan mendapat tugas baru dari KODAM I/Iskandar Muda sehingga jabatan ketua Sekber Golkar ditugaskan kepada Kol. M. Saleh Arifin. Tugas tersebut dijabat oleh yang bersangkutan sampai dengan diadakannya Musyawarah Daerah I Golongan Karya Kabupaten Simalungun.49

Kedudukan ormas-ormas anggota Sekber Golkar sebelum lahirnya Peraturan Menteri No. 12/1969. pada umumnya menerapkan disiplin induk organisasinya masing-masing dalam Sekber Golkar terutama di Lembaga Legislatif Daerah, karena Sekber Golkar belum mempunyai wewenang dan prosedur yang cukup kuat untuk mendisiplinkan anggotanya. Namun setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 12/1969. Situasi kemudian mulai berubah dari sebelumnya. Pengaruhnya meliputi wibawa dan prosedur menambah kekuatan Sekber Golkar dalam pengembangan, pengarahan dan pengendalian. Pelaksanaan peraturan pemerintah dapat berjalan dengan baik walaupun terdapat beberapa hambatan yag tidak berarti.50 Dengan demikian, seluruh wilayah yang berada di Sumatera Utara dalam waktu yang relatif singkat terbentuk oleh Sekber Golkar, dan memang dinantikan oleh masyarakat Pancasilais. 51

49

Pangihutan Sirumapea, Perkembangan Partai Golkar di Sumetera, (Medan: Garuda Maju Cipta, 2008),96

50

Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),41

51

(46)

30

Sekber Golkar mendapat banyak dukungan masyarakat melalui organisasi-organisasi yang berafiliasi tidak dengan partai politik, melainkan yang berorientasi pada karya dan kekaryaan seperti MKGR, SOKSI, KOSGORO52, dan organisasi fungsional lainnya.53 Dalam beberapa keputusan Sekber Golkar pada permulaan berdirinya jelas menunjukkan bahwa Sekber Golkar senantiasa berusaha mengamankan putusan pemerintah, memelihara kesatuan dan persatuan bangsa, serta mendukung Dwifungsi ABRI.54

2. Tujuan Partai Golkar

Dalam Anggaran Dasar Partai Golkar, tujuan Partai Golkar adalah:

1) Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila serta menegakkan UUD 1945 2) Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD

1945.

3) Menciptakan masyarakat adil dan makmur, merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

52

MKGR adalah salah satu partai politik di Indonesia yang pernah menjadi peserta di pemilihan umum tahun 1999. Singkatan dari MKGR adalah Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong.

SOKSI adalah singkatan dari kata Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia. Organisasi ini terbentuk di Jakarta pada 20 mei 1960.

Kosgoro adalah singkatan Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong yang berdiri pada tahun 1957 (Pa8rtai Golkar dalam Masa Transisi).

53

Harmoko, Quo vadis Golkar : Mencari Presiden Pilihan Rakyat, (Jakarta:Kintamani Publishing,2009),6-7

54

(47)

31

4) Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka mengembangkan kehidupan demokrasi, yang menjunjung tinggi dan menghormati kebenaran, keadilan, hukum dan HAM.

Partai Golkar mempunyai Doktrin KARYA DAN KEKARYAAN yang disebut

“ KARYA SIAGA GATRA PRAJA”.55

Terkait hal ini, upaya untuk memperkokoh keberadaan Partai Golkar sebagai Partai Kebangsaan terus ditingkatkan. Dalam rangka mengembangkan demokrasi baik secara struktural maupun kultural, maka Partai Golkar berjuang menciptakan sistem dan format politik yang di dalamnya berjalan mekanisme kontrol dan keseimbangan (check and balance) mendorong terbukanya ruang partisipasi politik serta memberdayakan lembaga.56

Sejalan dengan tuntutan pembaharuan dan tuntutan zaman maka Partai Golkar hadir dengan membawa paradigma baru. Paradigma ini mengandung aspek pembaharuan sekaligus aspek kesinambungan. Aspek pembaharuan ditujukan melalui perubahan struktur atau kelembagaan dan aspek kesinambungan tampak pada kekukuhan Partai Golkar untuk tetap berideologi Pancasila dan berpegang teguh pada doktrin karya kekaryaan. Paradigma baru Golkar adalah jati diri yang lahir tahun 1964 yang tertuang dalam Ikrar dan Doktrin Perjuangan Golkar yang diaktualisasikan dengan semangat baru dalam lingkungan strategis yang telah berubah dan merupakan

55

Hasil MUNAS VIII Partai Golkar Tahun 2009 “Suara Rakyat SuaraGolkar”, 82 sekretariat

Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tahun 2009.

56

Bambang Setiawan, Partai-Partai Politik Indonesia, Ideologi dan Program, 2004-2009

(48)

32

wujud reformasi eksternal dalam mengembangkan orientasi baru yang tak terlepas dari semangat reformasi.57

Lahirnya paradigma baru Partai Golkar dipengaruhi oleh kondisi eksternal yaitu krisis moneter yang menimpa kawasa Asia Tengggara yang berdampak kepada perekonomian Indonesia sehingga Partai Golkar memperkuat sektor usaha.58 Kondisi internal juga mempengaruhi semangat perjuangan sebagai semangat yang melahirkan paradigma baru Partai Golkar. Fitrah Partai Golkar sebagai pembaharu mendorong untuk melakukan reformasi serta melindungi bangsa Indonesia untuk mengawal perjalanan kehidupan bangsa menuju kehidupan yang lebih baik.59

Pembaharuan ini guna meluruskan bebrapa isu negatif yang sempat berkembang seperti isu adanya kecurangan yang dilakukan Partai Golkar, tentnya ini diarahkan untuk Partai Golkar yang lebih baik lagi. Paradigma baru ini diupayakan sebagai penghapus keyakinan bahwa partai politik tidak hanya menjadi mesin pemilu atau alat politik untuk melegitimasi kekuasaan (the ruler’s party).60

Selain itu pembaharuan ini juga dipicu oleh fitrah Partai Golkar itu sendiri, seperti yang dijeaskan pada urutan ke empat dalam Ikrar Panca Bhakti Golongan

57

Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), 148

58

Kholid Novianto, Partai Golkar dalam Masa transisi (Jakarta: Benda Press, 2003), 162.

59

Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), 202

60

(49)

33

KaryaBAHWA SEMANGAT PEMBAHARUAN SEJATINYA MERUPAKAN fitrah atau sikap dasar dari awal lahirnya Golkar.61

Pembahatuan ini dimulai dari dalam Partai Golkar seperti pembaharuan terhadap struktur dan kelembagaan organisasi yang dapa memberi batasan pada kemandirian Partai Golkar melalui akses yang terlalu besar pada organisasi.62

3. Tugas Pokok Partai Golkar

Untuk mencapai tujuan di atas, tugas pokok Partai Golkar seperti yang tertulis dalam Buku Saku Anggota Partai Golkar adalah memperjuangkan terwujudnya peningkatan segala aspek kehidupan yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, agama, sosial budaya, setia pertahanan dan keamanan nasional guna mewujudkan cita-cita nasional.63

4. Visi, Misi , Platform dan Struktur Organisasi Partai Golkar

1. Visi Partai Golkar

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang bersatu, berdaulat, maju, modern, damai, adil, makmur, beriman dan bertakwa, berkesadaran hukum dan

61

Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),124

62

Aulia A.Rahman, Citra Khalayak tentang Golkar, (Jakarta: Pusat Studi Agama dan Peradaban, 2006),48

63

Hasil MUNAS VIII Partai Golkar Tahun 2009 “Suara Rakyat Suara Golkar”, 82 sekretariat

(50)

34

lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam tatanan masyarakat madani.64

2. Misi Partai Golkar

a. Menegakkan, mengamankan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa demi memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Mewujudkan cita-cita proklamasi melalui pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang untuk merealisasikan masyarakat yang demokratis dan berdaulat, sejahtera, adil dan makmur menegakkan supremasi hukum dan menghormati Hak Asasi Manusia serta terwujudnya ketertiban dan perdamaian dunia. 65

3. Platform Partai Golkar

a. Senantiasa berwawasan kekaryaan dalam mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

b. Mengembangkan wawasan kebangsaan sebagai satu-satunya cara pandang mengatasi perbedaan paham, golongan dan kelompok atas dasar suku, etnis, agama, aliran dan budaya sehingga seluruh bangsa Indonesia terhimpun dalam kekuatan besar.

64

Hasil MUNAS VIII Partai Golkar Tahun 2009 “Suara Rakyat Suara Golkar”, 82 sekretariat

Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tahun 2009.

65

Hasil MUNAS VIII Partai Golkar Tahun 2009 “Suara Rakyat Suara Golkar”, 82 sekretariat

(51)

35

c. Mengembangkan ciri pluralisme dalam kesatuan dengan menampung kemajemukan bangsa Indonesia yang terpatri dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

d. Mempertahankan komitmen terhadap kemajuan demokrasi yang tetap, mempertahankan nilai-nilai dasar yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. e. Berjuang secara konsisten mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan kecerdasan

rakyat secara menyeluruh.

f. Mempertahankan komitmen dalam penegakan supremasi dan HAM serta mewujudkan pemerintahan yang bersih dalam tata kehidupan yang demokratis dan konstitusional.

g. Mengembangkan penghayatan nilai-nilai moral dan etika yang bersumber dari ajaran agama untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan sekaligus sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam pembangunan. 66

Adapun susunan Partai Golkar, yaitu: 1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP)

2. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi (DPD Propinsi) 3. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota

4. Pengurus Kecamatan dan Kelurahan, serta Kelompok Kerja (Pokar) yang berada di bawah pengurus kecamatan.

66

Hasil MUNAS VIII Partai Golkar Tahun 2009 “Suara Rakyat Suara Golkar”, 82 sekretariat

(52)

36

[image:52.612.114.528.195.673.2]

Berikut adalah Komposisi dan Personalia DPD Partai Golkar Kabupaten Simalungun Masa Bhakti 1999-2004, 2004-2009 dan 2009-2015.

Tabel III.A.1

Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Simalungun

Masa Bhakti 1999-2004

Struktur Nama

Penasehat Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretris Bendahara Anggota

H. Syamidun Saragih Drs. Pangihutan Siagian Marinsen Saragih, SH Janter Sirait, SE Hj. Siti Aminah Lubis Ny. Damertina Saragih Siswanto KS

Drs. Edy Irianto Sipayung Drs. Edy Achyar

St. Hermanus Lumbanraja, BA Kumpul Sakim

Sumber : Memori Pelaksanaan Tugas DPRD Kabupaten Simalungun 1999-2004

Tabel III.A.2

Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Simalungun

Masa Bhakti 2004-2009

Struktur Nama

Penasehat Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretris Bendahara Anggota

H. Syamidun Saragih Janter Sirait, SE

Timbul Jaya Sibarani, SH Drs Niwar

Masdin Saragih, SH Eko Sulistiyowati, SPd Ir. Makmur Damanik Binton Tindaon Esman, S.Ag

Endang Wirdawaty, SE Makmur

Nasom Damanik, BA Rudolf Girsang Chairul Siregar

(53)
[image:53.612.112.528.114.531.2]

37

Tabel III.A.3

Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Simalungun

Masa Bhakti 2009-2014

Struktur Nama

Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil bendahara Anggota

Janter Sirait, SE Timbul Sibarani, SH Ir. Makmur Damanik Togi Samos

Priahken Tarigan, SE Sabaruddin Sitorus, ST Bidner Butar-Butar, SH Ovrita Tanjung

Pianus Sinaga Sanju MJ Sidabutar Humuntal Rajaguk-guk Tiurma Saragih, SPd.

Sumber : Memori Pelaksanaan Tugas DPRD Kabupaten Simalungun 2009-2014

B. Deskripsi Kabupaten Simalungun

Untuk mengetahui secara garis besar keadaan Kabupaten Simalungun, akan dipaparkan faktor-faktor yang bersifat tetap maupun yang berkembang guna mendapatkan gambaran umum, yaitu67

a. Tinjauan Letak

Kabupaten Simalungun merupakan salah satu daerah di Propinsi Sumatera Utara terletak pada 980 32” BT- 99O34” BT dan 2O 36‟ LU dan 2O36”LU-3O 18” LU, dengan ketinggian antara 20 m – 18000 m diatas permukaan laut, dengan batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan dengan Kabupaten Asahan.

67

(54)

38

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tobasa. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo.

b. Tinjauan Luas

Lahan pertanian yang subur dan luas menjadi modal utama perekonomian Simalungun dan menjadikan daerah ini lumbung padi terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Kabupaten Deli Serdang. Terletak pada ketinggian 369 meter di atas permukaan laut, Simalungun mampu menarik perhatian masyarakat luar daerah sejak zaman kolonial.

Irigasi yang bersumber dari bendungan merupakan salah satu bentuk pembangunan zaman kolonial, dimanfaatkan petani untuk mengairi sawah. Lahan sawah termasuk ladang tersebar merata di setiap kecamatan. Tahun 2001 misalnya, petani Simalungun memproduksi beras 293.179 ton, 190 persen dari kebutuhan lokal. Simalungun setiap tahun surplus beras yang disalurkan ke daerah sekitarnya melalui

Dolog68 maupun pasar tradisional.

Swasembada pangan Simalungun teruji puluhan tahun dan masih akan terus berlangsung. Tahun 1995, petani bersemangat menanam kelapa sawit sehingga tidak sedikit lahan sawah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Alih

68

(55)

39

fungsi lahan ini tidak mengganggu Simalungun sebagai penghasil beras. Produksi beras Simalungun tahun 1995 surplus 149.255 ton.69

Selain padi, daerah ini juga penghasil utama palawija. Jagung, ubi jalar, ubi kayu, dan kacang tanah menempati urutan pertama dan kedua produksi terbesar di Sumatera Utara. Dukungan tenaga kerja pertanian tanaman pangan sangat besar. Kecamatan Dolok Panribuan dan Tanah Jawa yang berbatasan dengan Kabupaten Asahan di timur serta delapan kecamatan lainnya di barat merupakan daerah-daerah dengan tenaga kerja pertanian tanaman pangan lebih dari 50 persen.

Kecamatan Dolok Silau yang berbatasan dengan Kabupaten Karo di barat menjadi penyedia tenaga kerja pertanian tanaman pangan terbesar (83,4 persen). Sementara Kecamatan Tapian Dolok yang berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang menjadi daerah dengan sebaran penduduk merata dalam lapangan pekerjaan: pertanian tanaman pangan, perkebunan, pertanian lainnya, industri pengolahan serta jasa. Potensi perkebunan semakin memantapkan pertanian sebagai sektor unggulan. Kegiatan ekonomi daerah tahun 2001 Rp 4,2 triliun, 62 persen disumbang oleh pertanian. Di sektor pertanian, hampir 50 persen ditunjang hasil perkebunan.70

Dalam menjual hasil panen, petani Simalungun sangat bergantung pada pedagang dan tengkulak, yang sebagian besar dari luar daerah. Kehadiran industri besar seperti PT Good Year Sumatra Plantations yang didirikan tahun 1970 cukup

69

Pangihutan Sirumape, Keistimewaan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.( Medan : Garuda Maju Cipta, 2001),61

70

(56)

40

membantu petani memasarkan hasil panen mereka. Meskipun memiliki perkebunan sendiri, perusahaan pengolahan karet ini mampu menampung karet hasil perkebunan rakyat. Setelah diolah menjadi bahan setengah jadi, produknya dijual ke luar daerah dan ekspor.71

Melihat produksi pertanian yang melimpah, sepantasnya Pemerintah Kabupaten Simalungun memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan industri pengolahan. Meski belum maksimal, aktivitasnya mampu memberikan kontribusi Rp 721,6 miliar. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam bidang ini di berbagai kecamatan masih sedikit, satu sampai empat persen. Satu-satunya kecamatan dengan jumlah tenaga kerja besar dalam bidang ini adalah Tapian Dolok yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang, dengan 12,7 persen tenaga kerja.72

Perpaduan pengembangan antara pertanian sebagai sumber bahan baku, industri, sebagai wahana pemberi nilai tambah dan perdagangan akan menjadikan Simalungun sebagai daerah agroindustri, agrobisnis dan juga agrowisata.

Kabupaten Simalungun secara Administratif Pemerintahan terdiri dari 30 Kecamatan dengan 290 Nagori dan 21 Kelurahan memiliki 438.660 Ha dengan perincian sebagai berikut73 :

71

Pangihutan Sirumape, Keistimewaan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.( Medan : Garuda Maju Cipta, 2001),73

72

Pangihutan Sirumape, Keistimewaan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.( Medan : Garuda Maju Cipta, 2001) ,76

73

Gambar

Tabel I.A.1
Gambar I.A.2
Tabel I.A.1
Gambar I.A.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Adapun yang menjadi inti dari penerapan teknologi computer vision adalah kemampuan suatu sistem komputer untuk melakukan duplikasi dari penglihatan manusia kedalam

Perusahaan pasangan usaha yang termasuk dalam kategori bermasalah atau wanprestasi, maka dilakukan tindakan penyehatan atau penyelamatan dan penyelesaian

[r]

(4A); (b) permasalahan pembangunan mendasar yang mendesak untuk diselesaikan seperti kemiskinan—dimensi SARA dan ketidak- adilan sosial (dan teknologis) dari kemiskinan,

Cuci alat penyaring yang akan dipakai dengan pelarut, keringkan dalam oven pada suhu 103°C selama 30 menit, dinginkan dalam desikator selama 15 menit, timbang.. Tambahkan 50 ml

11 Rino Adi Nugroho (2010) Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dengan metode Stochastic Frontier Analysis periode

KOMPETENSI FAKULTAS / JURUSAN/PROGRAM STUDI Saat ini FMIPA Unhalu memiliki empat jurusan yang terdiri dari delapan program studi yaitu: Program Studi Matematika, Program

4) Karmaşõk parçalar, bir ya da iki mõknatõslama ile bölümler halinde mõknatõslanmalõdõr. kolaylõkla muayene edilebilir. 5) Malzemenin artõk mõknatõslõk özelliklerini