• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Tahun 2015"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).

2.1.2 Fungsi Pengetahuan

Setiap kegiatan yang dilakukan umumnya memberi manfaat. Pengetahuan merupakan upaya manusia yang secara khusus dengan objek tertentu, terstruktur, tersistematis, menggunakan seluruh potensi kemanusiaan dan dengan menggunakan metode tertentu. Pengetahuan merupakan sublimasi atau intisari dan berfungsi sebagai pengendali moral dari pada pluralitas keberadaan ilmu pengetahuan (Notoatmodjo, 2003 dalam Wawan & Dewi, 2011).

2.1.3 Sumber-Sumber Pengetahuan

(2)

diperoleh manusia juga karena ia juga mengandung kekuatan psikis, daya indra memiliki kemampuan menghubungkan hal-hal konkret material dalam ketunggalannya. Pengetahuan indrawi bersifat parsial disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan tiap indra. Pengetahuan intelektual adalah pengetahuan yang hanya dicapai oleh manusia, melalui rasio intelegensia. Pengetahuan intelektual mampu menangkap bentuk atau kodrat objek dan tetap menyimpannya di dalam dirinya (Notoatmodjo, 2003 dalam Wawan & Dewi, 2011).

2.1.4 Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Wawan & Dewi (2011) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :

1. Tahu (Know)

(3)

2. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesis)

(4)

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria- criteria yang telah ada.

2.1.5 Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2003 dalam Wawan & Dewi 2011 Cara mengetahui pengetahuan adalah sebagai berikut:

1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan a. Cara coba salah

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

(5)

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

2.1.6 Proses Prilaku “TAHU”

Menurut Notoatmodjo (2014) perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:

1. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik

pada stimulus.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik

(6)

4. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

5. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus.

Pada penelitian selanjutnya, menurut Notoatmodjo (2014), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng

(ling lasting) namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh factor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya.

2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor internal 1. Pendidikan

(7)

serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2. Pekerjaan

Menurut Notoatmodjo (2014), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3. Umur

Menurut Notoatmodjo (2014), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor eksternal 1. Faktor lingkungan

(8)

2. Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2.1.8 Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) dalam Wawan & Dewi (2011) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

(9)

2.2 Diabetes Melitus

2.2.1 Defenisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan neurologis. Dalam sumber buku lain diabetes melitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) mungkin terdapat penurunan dalam kemampuan untuk berespon terhadap insulin dan atau penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan insulin oleh pankreas. Diabetes melitus juga didefinisikan sebagai keadaan hiperglikemia kronik yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau intensitivitas sel terhadap insulin disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron. Diabetes dapat diklasifikasikan menjadi diabetes tipe I (insulin dependent diabetes melitus

atau IDDM), tipe II (non insulin dependent diabetes melitus atau NIDDM), diabetes

melitus tipe yang lain, impaired glukosa tolerancei (gangguan toleransi glukosa),

gastrointestinal diabetes melitus (GDM) (Riyadi & Sukarmin, 2008).

2.2.2 Faktor Penyebab Diabetes Melitus

(10)

Disamping itu diabetes melitus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.

Diabetes mellitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis mempunyai beberapa faktor pemicu penyakit tersebut, antara lain :

1. Pola makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitus. Konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.

2. Obesitas (kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memilik peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes melitus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes melitus.

3. Faktor genetik

(11)

4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.

5. Penyakit dan infeksi pada pankreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolestrol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan risiko terkema diabetes mellitus.

6. Pola hidup

Pola hidup juga sanga mempengaruhi faktor penyebab diabetes melitus. Jika orang malas berolah raga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes melitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh.

7. Kadar kortikosteroid yang tinggi

8. Kehamilan diabetes gestasional akan hilang setelah melahirkan. 9. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.

(12)

Faktor-faktor di atas adalah sebagian contoh dari penyebab diabetes melitus, sebenarnya masih banyak sekali faktor-faktor pemicu diabetes melitus. Dengan menerapkan pola makan dan pola hidup yang sehat merupakan pencegahan awal penyakit diabetes melitus. Mulailah pola makan dan pola hidup sehat sekarang (Hasdianah, 2012).

2.2.3 Manifestasi Klinik

(13)
(14)

2.2.4 Komplikasi Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association (2013) kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien diabetes melitus akan menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang bersifat akut maupun yang kronik. Komplikasi akut yaitu: Ketoasidosis Diabetik, Hipoglikemia, Hiperglikemia. Komplikasi kronik yaitu: Penyakit Jantung Koroner, Komplikasi Mata (retinopati diabetik), Gangguan Ginjal (nefropati diabetik), Gangguan Saraf (neuropati diabetik), Komplikasi kaki, Komplikasi Kulit, dan Kesehatan Jiwa (mental health).

1. Komplikasi jangka pendek (akut)

Komplikasi akut merupakan komplikasi diabetes yang terjadi dalam jangka pendek, atau bersifat mendadak.

a. Ketoasidosis diabetik

(15)

dan terkadang nyeri perut. Selain gejala-gejala tersebut, ada pula gejala lanjutan seperti kesulitan bernapas, dehidrasi, rasa mengantuk, dan yang terparah adalah keadaan koma. Saat seseorang mengalami ketoasidosis maka perlu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis cepat. Penanganan ketoasidosis biasanya dilakukan dengan pemberian injeksi insulin dan mengganti cairan tubuh yang hilang dan kadar ion kalium pada darah yang turut berkurang akibat seringnya buang air kecil (poliuria).

b. Hipoglikemia

(16)

asupan makanan dan minuman. Kekurangan asupan karbohidrat juga bisa menjadi penyebab hipoglikemia. Hipoglikemia berat berpotensi menyebabkan kecelakaan, cedera, koma, dan kematian.

c. Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak atau berlebihan, yang akhirnya akan menjadi penyakit yang disebut

Diabetes Melitus (DM) yaitu suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh

kekurangan hormone insulin, akibatnya glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan sukar menembus dinding sel. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsi, dan poliphagia, serta kelelahan yang parah dan pandangan yang kabur. Hiperglikemia adalah kondisi yang disebabkan kadar gula darah puncak terukur sebesar 600 mg/dL. Ketika gula darah mencapai level ini, darah menjadai kental dan manis. Kelebihan gula lantas dibuang ke dalam air seni yang memicu pembuangan jumlah besar cairan dari tubuh. Jika tidak ditangani, Hiperglikemia dapat menyebabkan dehidrasi dan menyebabkan koma.

2. Komplikasi jangka panjang (kronik)

a. Penyakit jantung koroner

(17)

darah ke seluruh organ tubuh. Apabila darah semakin mengental akibat tingginya kadar gula dalam darah, maka dapat menyebabkan jantung harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah. Akibatnya pada pasien diabetes melitus, muncul gejala jantung berdebar-debar dan perasaan mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas yang berat. Kondisi ini diperparah jika penderita diabetes mempunyai timbunan lemak pada jantung. Selain menyebabkan gangguan pada jantung juga dapat menyebabkan penyakit hipertensi.

b. Komplikasi Mata (Retinopati Diabetik)

(18)

c. Gangguan Ginjal (Nefropati Diabetik)

Gangguan ginjal atau nefropati akibat diabetes terjadi ketika penumpukan gula dalam pembuluh darah merusak elemen penyaring dalam ginjal yang disebut nefron. Akibat rusaknya sistem penyaringan ini maka akan terjadi kebocoran pada ginjal. Kebocoran ini ditandai dengan keluarnya albumin bersama urine. Apabila gangguan pada ginjal ini tidak segera diobati, maka dapat menimbulkan gagal ginjal. Jika sudah begini, penderita harus melakukan cuci darah dan cangkok ginjal agar dapat bertahan hidup. Kerusakan pada ginjal dapat dicegah jika sejak dini sudah dideteksi melalui pemeriksaan darah dan air seni. Ironisnya, mayoritas penderita tidak mengetahui jika telah menderita gangguan pada ginjal. Untuk itu deteksi dini dari ketidakberesan ginjal menjadi sangat penting dan memungkinkan pengobatan yang sesuai sebelum terjadi kerusakan ginjal atau terjadi manifestasi penyakit yang lebih parah karena komplikasi yang lain. Bagi penderita diabetes sebaiknya rutin memeriksakan diri ke dokter.

d. Gangguan Saraf (Neuropati Diabetik)

(19)

motoris, dan otonom. Gangguan pada saraf sensoris menyebabkan terjadinya hilang rasa, kesemutan, nyeri, atau kelemahan di kaki dan tangan. Gangguan pada saraf motoris menyebabkan pengecilan (atrofi) otot, dan gangguan pada saraf otonom menyebabkan perubahan pola keringat sehingga penderita tidak dapat berkeringat, kulit menjadi kering, mudah timbul pecah-pecah, dan mudah terkena infeksi.

e. Komplikasi Kaki (Foot Complications)

(20)

menyebabkan hilangnya rasa di kaki, sehingga Anda bisa melukai dan tidak tahu itu.

f. Komplikasi kulit

Diabetes dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh, termasuk kulit. Bahkan, masalah tersebut kadang-kadang tanda pertama bahwa seseorang memiliki diabetes. Untungnya, kondisi kulit yang paling dapat dicegah atau mudah diobati jika tertangkap awal. Beberapa masalah ini adalah kulit kondisi orang dapat memiliki, tapi orang-orang dengan diabetes mendapatkan lebih mudah. Ini termasuk infeksi bakteri, infeksi jamur, gatal-gatal, dan menyebabkan kondisi pada kulit berwarna kecoklatan atau merah. Masalah kulit lainnya terjadi sebagian besar atau hanya untuk orang-orang dengan diabetes.

g. Kesehatan Jiwa (Mental Health)

Referensi

Dokumen terkait

If you can cheerfully hop to the matrix representation of complex numbers, some things are blindingly obvious that are completely obscure if you just learn the rules for

Dalam hal ini, Penulis mencoba membuat aplikasi Penjualan dan stok barang pada Softcore Distro menggunakan Visual Basic 6 dan Microsoft Access, agar data-data barang yang keluar

dalam arahannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran Polda Bali yang telah mengantisipasi peningkatan aktivitas Gunung Agung dengan Operasi Aman Nusa II yang sudah dari

Aplikasi Multimedia ini dibuat atas dasar ketertarikan penulis untuk dapat membuat alat bantu belajar khususnya di bidang bahasa, yaitu bahasa Inggris. Mengingat bahasa Inggris

Aplikasi yang dibuat ini adalah sebuah aplikasi untuk memantau dan mengontrol data buku yang masuk dan buku yang keluar pada perpustakaan, sehingga informasi tentang buku yang masuk

Polda Bali - Para pengungsi berasal dari Banjar Dinas Batu Dawe, Tulamben, Kubu yang menempati pos pengungsian di Banjar Babakan, Purwakerti, Abang, Karangasem diajak berakti tas

[r]

H.pylori (peradangan lambung yang disebabkan oleh kuman Helicobacter pylori) serta untuk mengetahui hubungan Cag A ( + ) dan Cag A ( - ) { merupakan virulensi pada