ANALISIS YURIDIS PEMBERIAN IWADH DALAM GUGATAN
CERAI MENURUT HUKUM ISLAM (STUDI PUTUSAN
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
NO. 248/K/AG/2011)
TESIS
Oleh
MAS WIWIN
117011016/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS YURIDIS PEMBERIAN IWADH DALAM GUGATAN
CERAI MENURUT HUKUM ISLAM (STUDI PUTUSAN
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
NO. 248/K/AG/2011)
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MAS WIWIN
117011016/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : ANALISIS YURIDIS PEMBERIAN IWADH DALAM GUGATAN CERAI MENURUT HUKUM ISLAM (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO. 248/K/AG/2011)
Nama Mahasiswa : MAS WIWIN Nomor Pokok : 117011016 Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD)
Pembimbing Pembimbing
(Dr. Ramlan Yusuf Rangkuti, MA) (Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 05 November 2015
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD Anggota : 1. Dr. Ramlan Yusuf Rangkuti, MA
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : MAS WIWIN
Nim : 117011016
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : ANALISIS YURIDIS PEMBERIAN IWADH DALAM GUGATAN CERAI MENURUT HUKUM ISLAM (STUDI
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
INDONESIA NO. 248/K/AG/2011)
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
i
ABSTRAK
Allah SWT menentukan pernikahan dengan tujuan untuk mewujudkan ketenangan hidup, menimbulkan rasa kasih sayang antara suami istri, antara mereka dan anak-anaknya, antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan besan akibat pernikahan suami istri tersebut dan untuk melanjutkan keturunan dengan cara berkehormatan. Islam tidak akan membiarkan terjadinya kehidupan suami istri yang penuh dengan penderitaan. Diantara mereka dimungkinkan memutuskan ikatan pernikahan dengan jalan baik-baik, dengan pertimbangan untuk kebaikan hidup masing-masing. Perceraian terjadi tidak hanya karena kemauan suami (cerai talak) saja, tetapi juga bisa terjadi karena permintaan isteri (cerai gugat). Banyak alasan yang dikemukakan isteri untuk mengugat cerai kepada suaminya. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, yakni apakah yang menjadi dasar hukum pembayaran iwadh dalam perceraian khulu’ menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam, bagaimanakah akibat hukum yang lahir setelah isteri membayar iwadh dan apakah yang menjadi pertimbangan hukum hakim tentang pembayaran iwadh dalam memutuskan perkara. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis dasar-dasar hukum pembayaraniwadhdalam perceraian khulu’menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam, untuk mengetahui dan menganalisis akibat hukum yang timbul dari perceraian khulu’, untuk mengetahui hal-hal yang menjadi pertimbangan hukum bagi hakim dalam memutus perkara 248/K/AG/2011 tentang pembayaraniwadh.
Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama bahan sekunder dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum. Iwadh
atau tebusan yang dibayarkan isteri kepada suami dalam khulu’ ini dapat berupa apapun yang memenuhi syarat untuk menjadi mahar, tetapi biasanya berupa sejumlah harta. Dalam hal sejumlah harta dapat berupa pengembalian mahar yang pernah diterima oleh isteri dari suami, baik seluruhnya maupun sebagian. Wujud
iwadhitu bergantung kepada persetujuan bersama antara suami dan istri.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa yang menjadi dasar hukum pembayaran
iwadhdalam perceraian khulu’menurut Fiqih Islam adalah firman Allah SWT Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 229. Akibat hukum yang lahir setelah isteri membayar iwadh adalah jatuhnya talak bain kepada isteri, keharusan bagi isteri untuk membayar iwadh serta gugurnya seluruh hak dan kewajiban antara suami isteri. Adapun yang menjadi pertimbangan hukum hakim dalam memutus perkara No.248/K/AG/2011 adalah Surah An-Nisa ayat 12. Oleh karena itu dalam memutuskan perkara majelis hakim agar memperhatikan kasus-kasus tertentu mengingat dalam kehidupan keluarga di Indonesia ada suami yang tidak berpartisipasi dalam ekonomi rumah rumah tangga dan istri berkewajiban untuk mencari nafkah bagi kehidupan rumah tangganya.
ii
ABSTRACT
Allah SWT determines the marriage whose aim is to realize the peace of life, create a feeling of affection between a wife and a husband, parents and their children, people who have a in-law relationship as the result of the marriage and to continue the descent by a honorable way. Islam does not allow the painful life of a husband and a wife to occur. It is possible that they may to break the marriage tie in a good way with a consideration for the good of each other's lives. A divorce is not only due to husband’s willingness (talak divorce), but also because of the wife's request (claimed divorce). There are many reasons why a wife claims a divorce from her husband. The problems raised in the research are what is the legal basis of paying iwadh in khulu’ divorce according to the Islamic Law and the Compilation of Islamic Law, how is the legal consequence after his wife pays iwadh and what is the legal concideration on iwadh payment in khulu’ divorce according to the Islamic Law and the Compilation of Islamic Law, to find out what become the judge’s legal consideration to decide the case No.248 /K/AG/2011 on iwadh payment.
The type of research is a normative juridical approach namely the research was done by analyzing the written laws of library materials or only secondary data better known as legal secondary materials and legal reference materials. Iwadh or compensation paid by a wife to her husband in khulu’ can be anything that fullfilled qualification to be a dowry, but usually it is some wealth. The wealth may be the return of the dowry ever received by a wife from her husband, either entirely or partially. The existence of iwadh’s depends on the mutual agreement between a wife and her husband.
Based on the research results, the legal basis of iwadh payment in khulu’ divorce according to the Islamic Fiqh is the Allah’s words in the Koran in Al-Baqarah verse 229. The legal consequence after his wife paid iwadh was she got talak bain. The judge’s legal concideration to decide the case No.248/K/AG/2011 was surah An-Nisa verse 12. Therefore, to decide a case, a judge should pay attention to certain cases because in some families in Indonesia there are some husbands who do not participate in the household economy and their wives are obliged to earn living for their family’s life.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan nikmat kehidupan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan tesis ini yang berjudul “Analisis Yuridis Pemberian Iwadh
Dalam Gugatan Cerai Menurut Hukum Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia No.248/K/AG/2011) Sdengan sebaik-baiknya. Penulisan tesis ini
merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan
(M.Kn) pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam
teruntuk Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan ajaran islam sehingga
keluar dari zaman kebodohan.
Di dalam penyelesaian tesis ini, ada banyak pihak yang telah membantu,
membimbing dan memberikan semangat kepada penulis. Untuk itu, penulis haturkan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. BapakProf. Subhilhar, PhD,selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara 2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, Ph.D, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran dan masukan
dalam penulisan tesisi ini hingga selesai.
4. Bapak Dr. Ramlan Rangkuti, MA, selaku anggota Komisi Pembimbing atas segala waktu, masukan, bimbingan serta sarannya dalam penyelesaian penulisan
tesis ini.
5. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku anggota Komisi Pembimbing dan Ketua Program Studi Magister Kenotariatan atas waktu,
iv
6. IbuDr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum, selaku Dosen Penguji dan Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan atas segala waktu, kritik serta
sarannya dalam menyelesaikan tesis ini.
7. Bapak Notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum, selaku Dosen Penguji atas kritik dan sarannya dalam penulisan tesis ini.
8. Seluruh Dosen Pengajar serta para staff pada Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah banyak
memberikan ilmu yang bermanfaat serta segala bantuannya kepada penulis.
9. Kedua orang tua penulis, serta adik-adik dan suami penulis, terima kasih banyak
atas dukungannya, semangat serta supportnya kepada penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian tesis ini.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Medan, November 2015 Penulis
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : MAS WIWIN
Tempat/Tgl Lahir : Medan/28 April 1985
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Balai Desa Marindal II Pasar 12 Gg.Mesjid No.46 Deli Serdang
II. KELUARGA
Nama Ayah : Poniran Awi
Nama Ibu : Ningsih
III. PENDIDIKAN
TK Hangkesturi, Kota Medan (1990-1991)
SD Negeri 104212, Deli Serdang (1991-1997)
SLTP SWASTA ERIA, Medan (1997-2000)
SLTA SWASTA UISU, Medan (2000-2003)
Strata 1 Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara (2003-2007)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR ISTILAH ... viii
DAFTAR SINGKATAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 13
C. Tujuan Penelitian ... 14
D. Manfaat Penelitian ... 14
E. Keaslian Penelitian ... 15
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 16
1. Kerangka Teori ... 16
2. Kerangka Konsepsi ... 20
G. Metode Penelitian ... 22
1. Sifat dan Jenis Penelitian ... 23
2. Sumber Data ... 24
3. Alat Pengumpulan Data ... 24
4. Tehnik Pengumpulan Data ... 25
5. Analisa Data ... 26
BAB II DASAR HUKUM PEMBERIAN IWADH DALAM PERCERAIANKHULU’DALAM HUKUM ISLAM ... 27
A. Dasar Hukum Menurut Al Quran dan Hadist ... 27
vii
C. Pandangan Para Ulama Fiqih Tentang HukumKhulu’
danIwadh ... 36
BAB III AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL SETELAH ISTERI MEMBAYARIWADH... 50
A. Jatuhnya Talak Suami Kepada Isteri ………... ... 50
B. Pemberian IwadhDalam Gugatan Cerai ………... 54
C. Akibat Hukum Dari Perceraian ………... 59
BAB IV PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA NO.248/K/AG/2011 ... 70
A. Posisi Kasus Nomor 248/K/AG/2011 ... 70
B. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Memutuskan Perkara No.248/K/AG/2011 ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 111
A. Kesimpulan ... 111
B. Saran ... 112
viii
DAFTAR ISTILAH
Adhal : Enggan
Al-istimta’ : Persetubuhan
Ashabah : Keluarga dari pihak ayah
Baligh : Dewasa
Bounce de la loi : Kemampuan untuk menerapkan
Eind vonnis : Putusan akhir
Fardhu : Kewajiban
Fasakh : Rusak atau memutuskan
Fiqh : Peraturan hukum dalam islam
Fuqaha : Ahli fiqih
Haram : Memperoleh pahala apabila tidak dilakukan
Iddah : Masa tunggu
Ijab : Penyerahan dari pihak perempuan kepada
pihak laki-laki
Ijbar : Paksaan
Ijtihad : Menemukan hukum yang belum ada
Illegal : Tidak sah
Inkahin : Menikahkan
Jaiz atau mubah atau ibahah : Boleh
Jariah : Hamba perempuan
Khiyar : Memilih
Kufu : Setingkat atau seimbang
Library research : Penelitian pustaka
Mafqud : Tidak diketahui
Mahar : Mas kawin
ix
Mahram : Tidak boleh dinikahi
Makruh : Perbuatan yang apabila dikerjakan tidak berdosa dan apabila ditinggalkan mendapat Pahala
Maqashid : Pemeliharaan tujuan
Mashlahah : Manfaat
Misjudge : Kesalahan penerapan hukum
Mitsaqaan ghalizan : Perjanjian yang kokoh
Mu’asyarah bil ma’ruf : Memperlakukan istri dengan sopan
Muhallahah : Dihalalkan
Muhallil : Menghalalkan
Mujbir : Memiliki hak paksa
Mujtahid : Orang yang melakukan ijtihad
Mukallaf : Muslim yang dikenai kewajiban dan harus menjauhi larangan agama karena telah dewas dan berakal serta telah mendengar seruan agama
Mumayyiz : Orang yang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tak baik
Murtad : Keluar dari agama Islam
Musyrik : Orang yang mempersekutukan Allah
Nasab : Nama keturunan
Nash : Jelas dan tidak mengandung makna yang
lain
Nikah Syighar : Pernikahan yang didasarkan atas janji atau kesepakatan dengan menjadikan dua orang perempuan sebagai mahar
Onvoldoende gemotiveerd : Kurang cukup pertimbangan
Qabul : Penerimaan pihak laki-laki
Qadhi : Wakil
x
Qawl Jadid : Pendapat Imam Syafi’i yang dikemukakan dan ditulis di Mesir
Qawl Qadim : Pendapat Imam Syafi’i yang dikemukakan dan ditulis di Irak
Ra’y : Logika atau rasio
RBG : Reglemen untuk daerah seberang
(staatblad 1927 No.227) untuk daerah luar Jawa dan Madura
Rechtsvinding law : Menemukan hukum
Safih : Gila atau bodoh
Sakinah mawwadah warahmah : Tentram, cinta dan kasih sayang
Sultan : Penguasa tertinggi
Sunnah : Perbuatan yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa
Syar’iyyah : Kebijaksanaan masalah kenegaraan berdasarkan syariah
Syara’ : Kitab Allah yang berkaitan dengan perbuatan manusia
Tazwajin : Mengawinkan
Thayyibah : Perempuan yang mendambakan suami
Wali ab’ad : Wali jauh
Wali muhakkam : Wali yang ditunjuk oleh mempelai yang bersangkutan
Wali qarib atau aqrob : Wali dekat
xi
DAFTAR SINGKATAN
HR : Hadist Riwayat
MARI : Mahkamah Agung Republik Indonesia
KHI : Kompilasi Hukum Islam
KUA : Kantor Urusan Agama
PA : Pengadilan Agama
PTA : Pengadilan Tinggi Agama
QS : Al-Quran Surah
RBG : Rechtsreglemen Buitengewesten