• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENERIMA HIBAH YANG MELEBIHI KETENTUAN DALAM FIQIH DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENERIMA HIBAH YANG MELEBIHI KETENTUAN DALAM FIQIH DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENERIMA HIBAH YANG MELEBIHI KETENTUAN DALAM FIQIH DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (Studi

Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor 616/Pdt.G/2010/PA-Mdn)

TESIS

OLEH

INDAMAYASARI 137011033/M.Kn

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENERIMA HIBAH YANG MELEBIHI KETENTUAN DALAM FIQIH DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (Studi

Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor 616/Pdt.G/2010/PA-Mdn)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

OLEH

INDAMAYASARI 137011033/M.Kn

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)
(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 26 Agustus 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

KETUA : Prof. H.M. Hasballah Thaib, MA, PhD Anggota : 1. Dr.Utary Maharani Barus, SH, M.Hum

2. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum 3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN 4. Dr.Syahril Sofyan, SH, MKn

(5)
(6)

ABSTRAK

Hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki. Berkaitan dengan fungsi hibah sebagai fungsi sosial, maka Nabi Muhammad SAW melarang keras untuk menarik kembali hibah yang sudah diberikan dan hukumnya haram, kecuali hibah orang tua kepada anaknya. Hibah dalam pemberiannya dibatasi hanya dapat diberikan 1/3 (sepertiga) dari harta milik pewaris hal ini telah disebutkan didalam KHI Pasal 210. Sedangkan didalam fiqih Islam terdapat dua perbedaan pendapat mengenai ukuran harta yang dihibahkan. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, yakni Mengapa Kompilasi Hukum Islam memberikan pembatasan dalam pemberian hibah, Bagaimanakah akibat hukum hibah yang melebihi ketentuan di dalam Fiqih dan Kompilasi Hukum Islam, Apakah yang menjadi pertimbangan hukum hakim terhadap kasus hibah yang melebihi ketentuan Hukum Islam di Pengadilan Agama Medan Nomor 616/Pdt.G/2010/PA-Mdn.

Untuk menemukan jawaban dari permasalahn tersebut maka penelitian ini bersifat deskriptif analisis, maksudnya dari penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang akan diteliti. Analisis dimaksudkan berdasarkan gambaran, fakta yang diperoleh akan dilakukan analisis secara cermat untuk menjawab permasalahan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dipahami bahwa Kompilasi Hukum Islam (KHI) memberikan pembatasan dalam pemberian hibah hanya 1/3 (sepertiga) dari harta warisan, hibah dianalogikan kepada wasiat yang mana ukuran harta yang di wasiatkan juga tidak boleh melebihi dari 1/3 (sepertiga) bagian agar tidak mengganggu hak-hak ahli waris lainnya dengan pertimbangan-pertimbangan kemaslahatan bagi ahli waris. Akibat hukum hibah yang melebihi ketentuan di dalam Fiqih dan Kompilasi Hukum Islam yaitu tidak sah dan dapat dibatalkan oleh Pengadilan Agama bila ada ahli waris yang menggugat, kecuali ahli waris menyetujuinya maka hibah tersebut dianggap sah. Pertimbangan hukum hakim dari putusan hakim permohonan pembatalan hibah, Nomor 616/Pdt.G/2010/PA-Mdn,

yaitu: Pertama, hadist Rasulullah yaitu “orang tua boleh menarik kembali harta yang

dihibahkannya.” Kedua, hibah yang diberikan melebihi dari 1/3 (sepertiga) adalah

bertentangan dengan ketentuan hukum. Ketiga, penerima hibah menyalahi perjanjian

yang diberikan orang tua kepadanya. Keempat, penerima hibah tidak dapat

membuktikan Akta Jual Beli, melainkan yang ada hanyalah akta hibah. Kelima,

Penerima hibah menyatakan Sertifikat Hak Milik yang dimilikinya berdasarkan Akta Jual Beli, namun yang ada hanya akta hibah (Penerima hibah beritikad tidak baik).

Kata Kunci : Hibah Melebihi Ketentuan, Fiqih, Kompilasi Hukum Islam

(7)

ABSTRACT

Hibah is giving an object to another person who is still alive voluntarily without expecting any reward. Concerning hibah as a social function, the Prophet Muhammad firmly forbids someone to ask back what he has given; it is illegal except a gift from parents. Hibah can only be given 1/3 of a testator‟s property as it is stipulated in Article 210 of KHI (Compilation of the Islamic Law), while in the Islamic fiqh, there are two opinions about the amount of hibah. The problems of the research are as follows: why KHI limits the amount of hibah, how about the legal consequence of hibah which exceeds what has been determined in the Islamic fiqh and in KHI, how about judge‟s consideration in the case of hibah which exceeds the Islamic law in the Religious Court in Medan No. 616/Pdt.G/2010/PA-Mdn.

The research was descriptive analytic in order to get the description in detail and systematic about the problems. Description and facts would be analyzed carefully to answer the problems,

The result of the research shows that KHI gives the limitation of hibah for only 1/3 of the property and hibah is analogized as wasiat (last will and testament) which states that hibah is limited to only 1/3 of the property with the intention that the other heirs will also get their shares. The legal consequence of hibah which exceeds the provision in the Islamic fiqh and in KHI is considered illegal and can be cancelled by the Religious Court if any of the other heirs file a complaint. If all heirs agree, the hibah is valid. Judge‟s consideration on the cancellation of hibah No. 616/Pdt.G/2010/PA-Mdn is first, hadist of the Prophet Muhammad which says, ”parents can get back what is given [to their children].” Secondly, hibah which is more than 1/3 of the property is illegal. Thirdly, the receiver of hibah breaches the agreement given by his parents. Fourthly, the receiver of hibah cannot prove the sales agreement, except only hibah certificate. Fifthly, the receiver of hibah states that the debenture he owns is based on the sales agreement; the fact is that it is only a hibah certificate (bad faith of the receiver of hibah).

Keywords: Hibah that Exceeds Provision, Fiqh, Compilation of the Islamic Law

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum wr.wb

Segala puji syukur bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan

kasih sayang dan cinta kepada penulis. Shalawat serta salam senantiasa kita

junjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di

hari kiamat nanti. Karena rahmat dan hidayah Allah-lah penulis dapat menyelesaikan

tesis ini yang berjudul: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENERIMA HIBAH

YANG MELEBIHI KETENTUAN DALAM FIQIH DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor 616/Pdt.G/2010/PA-Mdn).

Dalam penyusunan tesis ini tentunya banyak sekali kekurangan-kekurangan dan keterbatasan yang terdapat dalam diri Penulis. Oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan koreksi, kritik dan saran untuk perbaikan tesis ini menjadi lebih baik lagi, tidak sedikit bantuan dari berbagai pihak yang diberikan kepada Penulis baik dari segi moril dan segi materil. Oleh karena itu dengan segala ketulusan hati Penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang selama ini Penulis terima sampai selesainya penulisan tesis ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, Penulis dengan segala kerendahan hati menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

(9)

1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara yang memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan dalam menyelesaikan pendidikan ini.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN. selaku Ketua Program Studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas segala dedikasi dan pengarahan serta masukan yang diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu pengetahuan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. H.M. Hasballah Thaib, MA, PhD, Ibu Dr.Utary Maharani Barus, SH,

M.Hum, dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum masing-masing selaku Pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan kepada Penulis untuk kesempurnaan Penulisan tesis ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, yang

telah memberikan bimbingan dan arahan serta ilmu yang sangat bermanfaat selama Penulis mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dibangku kuliah.

6. Seluruh staff/Pegawai di Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, yang

(10)

7. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi di Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, Khususnya angkatan tahun 2013 group A yang telah banyak memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Sungguh rasanya suatu kebanggan tersendiri dalam kesempatan ini penulis juga turut menghaturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pemberi motivasi terbesar dalam hidup Penulis yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, dukungan dan doa yang tidak putus-putusnya kedua orang tua tercinta, Ayahanda Duski, SH dan Ibunda Rohana Sita, serta saudara-saudariku kakak tercinta Syafridha Yanti, SE dan adikku tersayang Sri Maharani yang telah memberikan semangat dan doa kepada Penulis. Teristimewa Penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Wahyu Fahmi, S.Sos yang telah menjadi inspirasi dan memberikan semangat sehingga menjadi motivasi dalam kehidupan Penulis dan penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun besar harapan penulis kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama para pemerhati hukum Islam pada umumnya dan ilmu kenotariatan pada khususnya. Demikian pula atas bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada Penulis mendapat balasan dari Allah SWT, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah kepada kita semua.

Medan, Agustus 2015

Penulis

(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Indamayasari

Tempat/Tgl.Lahir : Takengon/ 17 November 1990

Status : Belum Kawin

Agama : Islam

Alamat : Jalan Kemuning Nomor 21-A, Kelurahan Tanjung

Rejo, Kecamatan Medan Sunggal II. KELUARGA

Ayah : Duski, S.H

Ibu : Rohana Sita

Saudara Kandung : Syafridha Yanti, SE

Sri Maharani III. PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar : SD Negeri kemili, Takengon

(Tahun 1996-2002)

2. Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri I Takengon, Aceh Tengah

(Tahun 2002-2005)

3. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 4 Takengon, Aceh Tengah

(Tahun 2005-2008)

4. Perguruan Tinggi (S1) : Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara (Tahun 2008-2012)

5. Perguruan Tinggi (S2) : Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara (Tahun 2013-2015)

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR ISTILAH ASING ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Permasalahan ... 10 C. Tujuan Penelitian... 10 D. Manfaat Penelitian... 11 E. Keaslian Penelitian ... 11

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 13

1. Kerangka Teori ... 13

2. Kerangka Konsepsi ... 16

G. Metode Penelitian ... 18

1. Sifat Penelitian dan Metode Pendekatan ... 18

2. Sumber Data/Bahan Hukum... 20

(13)

a. Tekhnik Pengumpulan Data ... 21 b. Alat Pengumpulan Data ... 21 4. Analisis Data ... 22

BAB II KETENTUAN KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMBATASAN DALAM PEMBERIAN HIBAH ... 24

A. Hibah Dalam Pandangan Fiqih dan Kompilasi Hukum ...

Islam ... 24 B. Hibah Kepada Ahli Waris ... 56

C. Alasan-Alasan Pembatasan Pemberian Hibah Di Dalam....

Kompilasi Hukum Islam ... 62

BAB III AKIBAT HUKUM DARI HIBAH YANG MELEBIHI ... KETENTUAN DI DALAM FIQIH DAN KOMPILASI ... HUKUM ISLAM ... 67

A. Akibat Hukum Hibah Yang Melebihi Ketentuan

Di Dalam Fiqih dan Kompilasi Hukum Islam ... 67

B. Penarikan Kembali Hibah Yang Telah Diberikan menurut

(14)

BAB IV PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM TERHADAP KASUS HIBAH YANG MELEBIHI KETENTUAN HUKUM ...

ISLAM ... 82

A. Kasus Posisi ... 82

B. Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Agama ... 98

C. Analisis Terhadap Pertimbangan Hukum Hakim ... Pengadilan Agama Medan Nomor 616/Pdt.G/2010/PA-Mdn Terhadap Hibah Yang Melebihi Ketentuan ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108 DAFTAR PUSTAKA ... 110-115

(15)

DAFTAR ISTILAH ASING

Al-mahublah : Orang yang menerima hibah (penerima hibah)

Al-wahib : Orang yang menghibahkan atau pemberi hibah

(penghibah)

Al-qabdh : Serah terima barang.

A quo : A quo dalam berarti tersebut. Perkara A quo berarti

perkara tersebut

Burgerlijk Wetboek : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Fasid : Rusak, tidak sah atau batal

Fuqaha : Kata majemuk bagi faqih, yaitu seorang ahli fiqih.

Ibraa : Menghibahkan hutang kepada orang lain yang

berhutang

Ijma‟ : Kesepakatan semua para mujtahid dari kaum muslimin

dalam suatu masa setelah wafat Rasulullah SAW atas hukum syara.

Intervenient : Intervensi (pihak ketiga)

Ghashab : Mengambil sesuatu secara paksa dengan

terang-terangan.

Ghayah : Tujuan yang akan dituju

(16)

Istishabul-hal : Tetap berlakunya suatu keadaan sampai ada keadaan yang lain yang mengubahnya

Mafsadat : Kerusakan atau akibat buruk yang menimpa seseorang

(kelompok) karena perbuatan atau tindakan pelanggaran

hukum: perjudian dapat menimbulkan berupa

kemiskinan, kemalasan, dan kejahatan lainnya.

Madzhab : Hasil ijtihad seorang imam (mujtahid) tentang hukum

sesuatu masalah yang belum ditegaskan oleh nash.

Mashdar : Asal atau sumber/ kata yang menunjukkan arti kejadian,

tidak kepada selainnya.

Mukallaf : Muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan

menjauhi larangan agama (pribadi muslim yang sudah dapat dikenai hukum).

Mustahak : berhak; patut; pantas; orang miskin, menerima zakat

Nukil : Mengutip; menulis (memetik) kembali apa yang pernah

ditulis (diucapkan) orang lain.

Plurium Litis Consortium :Tangkisan dengan alasan masih ada pihak lain yang harus ikut dalam perkara itu.

Sadaqah : Suatu pemberian yang ada kaitannya dengan kehidupan

keagamaan

Ta‟awun : Tolong menolong terhadap semua makhluk Allah SWT

(17)

Schenking : Hibah (bahasa Belanda)

Tasharruf : Segala sesuatu yang dilakukan seseorang dengan

kehendaknya, dan sesuai dengan syara.

Tamlik : Pemindahan milik; pemilikan

Nash : Yang hanya menunjukkan pada satu makna disebabkan

teks dalilnya jelas dan tidak mengandung kemungkinan makna lainnya.

Shighat : Ijab Kabul

Takharruj : Suatu perjanjian yang diadakan oleh para ahli waris

untuk mengundurkan (mengeluarkan) salah seorang ahli waris dalam menerima bagian pusaka dengan memberikan suatu prestasi, baik prestasi tersebut

berasal dari harta milik orang yang pada

mengundurkannya, maupun berasal dari harta

peninggalan yang bakal dibagi-bagikan

„Umri : Semacam hibah yang dihibahkan seseorang kepada

orang yang lain yang pemberian itu hanya berlaku selama hidup orang yang diberi hibah.

Ruqbi : Semacam pemberian bersyarat, jika syarat itu ada, maka

barang dihibahkan menjadi milik yang menerima hibah, tetapi jika syarat itu tidak ada maka barang itu tetap menjadi milik penghibah

(18)

Tussenkomst : Menengahi: pihak yang mengintervensi tidak ada keberpihakannya kepada salah satu pihak, baik tergugat maupun penggugat.

Voeging : Menyertai ; pihak ketiga yang mencampuri sengketa

yang sedang berlangsung antara penggugat dan tergugat dengan bersikap memihak kepada salah satu pihak

Vrijwaring. : dianggap sebagai pihak ketiga, namun keterlibatannya

bukan karena pihak ketiga itu yang berkepentingan, melainkan karena dianggap sebagai penanggung oleh salah satu pihak, biasanya tergugat, sehingga dengan melibatkan pihak ketiga itu akan dibebaskan dari pihak yang menggugatnya akibat putusan tentang pokok perkara.

Qiyas : Menerangkan sesuatu yang tidak ada nashnya dalam

Al-Qur‟an dan hadist dengan cara membandingkan dengan sesuatu yang ditetapkan hukumnya berdasarkan nash.

(19)

DAFTAR SINGKATAN

KHI : Kompilasi Hukum Islam

KHES : Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

KUHPerdata : Kitab Undang-undang Hukum Perdata

BW : Burgerlijk Wetboek

PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah

BPN : Badan Pertanahan Nasional

N.O : Niet Ontvankelijke (Putusan yang menyatakan gugatan tidak

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa orang yang melakukan transgender kedudukannya dalam Hukum Islam maupun Kompilasi Hukum Islam sebagai ahli waris yang sah,

Hasil penulisan ini adalah: bahwa hubungan antara hibah dan kewarisan menurut Kompilasi Hukum Islam yaitu, hibah yang diberikan orang tua kepada anak-anak dapat

Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana perkawinan poligami di bawah tangan ditinjau berdasarkan Kompilasi Hukum Islam, bagaimana akibat hukum perkawinan

al-qabdh (bolehnya harta itu dikuasai), sekalipun secara hukum. 96 Umpamanya, apabila yang dihibahkan itu sebidang tanah, maka syarat al- qabdh nya adalah

Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, yakni apakah yang menjadi dasar hukum pembayaran iwadh dalam perceraian khulu’ menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum

sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Kompilasi hukum Islam (KHI). Terkadang dalam menjalani kehidupan perkawinan akan banyak ditemui benturan-benturan antara pasangan suami

Pada kasus tersebut adanya itikad buruk dari Elfyani dimana, Elfyani menyatakan bahwa Sertifikat yang dimilikinya berdasarkan Akta Jual Beli bukan dengan jalan hibah,

Sehingga perlu dikaji mengenai prosedur perceraian karena li’an menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam, akibat hukum dari perceraian yang disebabkan li’an dalam