• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sense Of Humor dengan Personal Adjustment pada Mahasiswa Rantau Tahun Pertama USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Sense Of Humor dengan Personal Adjustment pada Mahasiswa Rantau Tahun Pertama USU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menyandang status sebagai mahasiswa dengan memasuki lingkungan Perguruan Tinggi merupakan waktu yang penuh tekanan (Friedlander, Reid, Shupak, & Cribbie, 2007; Thurber & Walton, 2007). Mahasiswa baru atau mahasiswa tahun pertama biasanya memiliki keinginan atau harapan yang ingin dicapai dengan memasuki dunia perkuliahan, baik dari sisi internal maupun eksternal. Santrock (2003) menjelaskan bahwa masa transisi dari sekolah menuju ke perguruan tinggi melibatkan suatu perpindahan menuju struktur sekolah yang lebih besar dan lebih impersonal, meliputi interaksi dengan teman sebaya yang berasal dari latar belakang geografis dan etnis yang beragam, ditambah dengan tekanan untuk mencapai prestasi akademik seperti memperoleh nilai yang baik. Kebanyakan dari mereka kemudian kewalahan dengan tuntutan-tuntutan perkuliahan yang mungkin berbeda dari masa sekolah dulu (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

(2)

penjelasan dosen dan tidak mau bertanya mengenai materi yang tidak dipahami, tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dosen saat perkuliahan, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas serta tidak memiliki catatan khusus untuk masing-masing mata kuliah. Penelitian pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung tingkat pertama tentang penyesuaian akademis menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang belum mampu menyesuaikan pola belajarnya dengan tuntutan perkuliahan. Jadwal kuliah yang berbeda dengan sekolah membuat mereka merasa lelah sehingga saat pulang kuliah sering merasa perlu istirahat dan kurang optimal dalam belajar di rumah. Mahasiswa-mahasiswa ini mengaku belum dapat mengatur pembagian waktu antara kuliah, kegiatan organisasi, praktikum, pengerjaan tugas dan membaca buku (Rosiana, 2011).

Banyak dari mahasiswa tahun pertama yang berhasil melewati kesulitan-kesulitan selama masa transisi dari sekolah ke kuliah ini, namun beberapa lainnya terjebak di dalam kondisi stres, bahkan depresi (Gall, Evans, & Bellerose, 2000). Stres yang dialami akan berdampak negatif terhadap nilai akademis dan motivasi belajar mahasiswa tahun pertama (Struthers, Perry, & Menec, 2000).

(3)

mengatur hidupnya sendiri, (2) Pergantian teman sebagai akibat perpindahan tempat tinggal atau studi, sehingga harus menyesuaikan diri dengan teman dan aktivitas-aktivitas baru, dan (3) Perubahan budaya asal dengan budaya tempat tinggal baru, di mana mahasiswa dituntut untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat dan atau aturan-aturan baru. Di Universitas Sumatera Utara (USU) sendiri, diketahui bahwa data mahasiswa baru yang berasal dari luar Kota Medan dan Deli Serdang pada tahun 2015 berjumlah 6137.

Data di atas juga dilengkapi dengan survey kepada 100 orang mahasiswa rantau tahun pertama USU mengenai perasaan ketika memulai perkuliahan. Dari 100 orang tersebut, 69% individu merasa gugup dan gelisah memulai aktivitas sebagai mahasiswa dan bingung dengan sistem perkuliahan yang berbeda dengan sistem belajar di sekolah. Sisanya mengaku tidak merasa kesulitan dengan awal perkuliahan karena menganggap sistem perkuliahan sama saja dengan di sekolah, hanya di kuliah belajarnya lebih spesifik. Berkaitan dengan kebingungan akademik, salah seorang mahasiswi Fakultas Psikologi USU tingkat pertama asal Kota Pematangsiantar mengatakan bahwa setiap kali ada yang tidak dimengerti dari pelajaran kuliah –khususnya materi dari textbook-, ia akan meminta teman dekatnya untuk

menjelaskan lagi. Ia juga mencari senior yang bisa meminjamkan buku atau menjelaskan materi kuliah. Berikut kutipan hasil wawancaranya:

“Dari awal ke sini udah mencoba mendekatkan diri Kak, untuk cari kawan, karena kalo enggak nanti ketinggalan informasi lah Kak,

dari yang lain. (…) Kalo di teman, sangat membantu Kak. Kan

(4)

jadi saya bertanyanya sama kawan. Kalo sama senior, dalam hal peminjaman buku itu tadi, terus kayak kemaren itu kan pernah nanya sama Kak *******, nanya yang gak ngerti, “Kak ini kek

mana maksudnya?” gitu Kak.”

(Komunikasi personal, 29 April 2015)

Survey kepada 100 orang tersebut juga menunjukkan bagaimana perasaan mahasiswa rantau tahun pertama USU saat memulai pertemanan. Hasilnya, 54% dari mereka merasa sulit, minder, cemas, malu dan enggan memulai pertemanan. Berikut pengakuan LJM, mahasiswa Fakultas Psikologi USU yang berasal dari Sidikalang, Dairi.

“Saya pesimis melihat teman-teman di kelas saya. Mereka jauh lebih pintar dari saya. Hal itu membuat saya minder dan terkadang salah tingkah ketika bersama mereka. Karena merasa bahwa saya terlalu

bodoh, sepertinya tidak cocok bergaul dengan mereka.”

(Survey Preliminary Research)

Rvy, mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Gigi asal Pekanbaru menyatakan,

“Saya enggan memulai pertemanan karena rata-rata teman berasal dari medan, jadi mereka punya teman sendiri”

(SurveyPreliminary Research)

(5)

Medan tinggi. Pada pertanyaan bagaimana perasaan tinggal jauh dari orangtua, 82% mengaku merasa rindu, sedih, takut, cemas, dan tidak yakin bisa hidup mandiri. Hal ini sesuai dengan pengakuan W, mahasiswa rantau USU tahun pertama yang berkuliah di Fakultas Kedokteran USU:

“Karena dari dahulu belum pernah hidup sendiri tanpa orang tua, setiap ada masalah sekarang dipendam dan diselesaikan sendiri.”

(SurveyPreliminary Research)

(6)

merasa bersemangat, 30% merasa senang dan 15% merasa biasa saja dalam memulai perkuliahan.

Dari uraian dan data di atas didapat bahwa di saat sebagian mahasiswa USU tahun pertama mengalami kesulitan dalam memulai kehidupan baru mereka sebagai mahasiswa baru di Kota Medan yang hidup jauh dari orangtua, sebagian lainnya justru tidak mengalami kesulitan. Kemampuan untuk menghadapi berbagai kesulitan ini disebut dengan penyesuaian diri, di mana penyesuaian diri penting untuk dilakukan dengan baik agar mahasiswa rantau tahun pertama dapat menerima dan diterima di lingkungan baru mereka. Penyesuaian diri menjadi hal penting juga karena keberhasilan penyesuaian diri yang dilakukan oleh mahasiswa tahun pertama di lingkungan barunya berkorelasi positif dengan performa akademis mereka (Stoynoff, 1997; Felsten & Wilcox, 1992).

(7)

Mahasiswa tahun pertama yang tidak berhasil menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baru dapat mengalami berbagai masalah, di antaranya masalah dalam membina hubungan dengan orang lain. Berdasarkan penelitian Voitkane (2001) terhadap 607 mahasiswa tahun pertama di Universitas Latvia, diperoleh hasil bahwa 52,6% mahasiswa mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan baru. Hasil penelitian seorang Dosen Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Mareyke Maritje Wagey Tairas MBA MA mengemukakan bahwa biasanya dibutuhkan waktu sekitar enam bulan bagi mahasiswa baru untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan sistem perkuliahan yang baru. Lingkungan baru merupakan sebuah stimulus bagi seseorang yang dapat menyebabkan kecemasan.

(8)

hubungan yang kuat antara konsep diri positif dengan penyesuaian diri pada mahasiswa rantau di Universitas Lampung.

Konsep diri positif dan kematangan emosional ini dapat ditemukan pada individu dengan sense of humor yang tinggi, di mana individu dengan sense of humor yang tinggi diidentikkan dengan trait-trait positif seperti ramah, ekstrovert, penuh perhatian, menyenangkan, menarik, imajinatif, cerdas, perceptive dan stabil secara emosional (Cann and Calhoun dalam Martin, 2007). Lebih dari itu, berkaitan dengan kematangan emosi, Thorson dan Powell (1993) menyatakan, humor memiliki peran penting dalam kehidupan, membantu individu untuk hidup lebih baik dan mampu menghadapi masalah sehari-hari. Irwin, dkk (2010) juga mengungkapkan bahwa sense of humor merupakan kemampuan individu untuk melihat suatu sisi menjadi lucu dan ringan sehingga hal-hal yang memacu stres atau konflik dapat dihadapi dengan lebih mudah yang pada mahasiswa rantau tahun pertama kita ketahui memiliki banyak situasi yang dapat memicu stres.

(9)

berpendapat bahwa humor bermanfaat untuk memperlancar hubungan sosial, menarik perhatian dan mempengaruhi pemilihan hubungan dengan orang lain. Lebih dari itu, individu dengan sense of humor yang tinggi akan lebih termotivasi, gembira, dapat dipercaya, dan memiliki harga diri yang lebih tinggi sehingga lebih mungkin untuk mengembangkan kedekatan dalam hubungan sosial (Kelly dalam Miller, 2004).

(10)

mahasiswa USU tahun 2016 yang berasal dari daerah di luar Kota Medan adalah sebanyak 6137 mahasiswa.

Komunikasi dengan demikian merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh mahasiswa baru dalam berinteraksi dengan lingkungannya, bahkan untuk sekedar mendapatkan informasi akademik dari teman dan senior, sesuai dengan yang dikatakan oleh Cangara (2007) bahwa kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan mendorong individu untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Namun kemudian, Martin (2007) menyatakan bahwa akan sangat beresiko bagi mahasiswa baru jika dalam komunikasi yang dibangun mereka menanyakan hal-hal tertentu secara langsung yang dapat menimbulkan salah paham, dianggap ikut campur, atau membuat orang lain malu.

(11)

keyakinan serta sikap mengenai berbagai isu, seperti pandangan politik, agama dan sikap terhadap orang dari etnik, kebangsaan, pekerjaan, atau jenis kelamin yang berbeda.

Sense of humor dengan demikian dianggap sebagai kemampuan yang diperlukan dalam menjalin hubungan interpersonal. Kemampuan dalam interpersonal ini sangat penting dalam proses penyesuaian diri, sesuai dengan penelitian Asep dan Rina (2008) yang menunjukkan bahwa kemampuan interpersonal mempengaruhi penyesuaian diri, khususnya pada remaja. Fakhrurrozi (2015) pada penelitiannya mengenai hubungan interpersonal dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Gunadarma juga menemukan bahwa terdapat hubungan positif di antara keduanya. Ini berarti, kemampuan interpersonal menyumbang kemampuan personal adjustment.

Berdasarkan uraian di atas, sense of humor dapat dilihat sebagai kemampuan yang diperlukan oleh mahasiswa tahun pertama untuk menghadapi masalah atau kesulitan yang dihadapi dalam proses personal adjustment sebagai mahasiswa rantau tahun pertama, baik dari kaitannya dengan trait-trait positif yang menjadi daya tarik interpersonal, kematangan emosi dalam menghadapi konflik dan kecemasan penyesuaian diri, serta kaitannya dengan komunikasi dan kemampuan interpersonal.

(12)

adalah salah satu universitas terpopuler di Kota Medan yang mahasiswanya berasal dari berbagai daerah sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa rantau yang berkuliah di USU. Selain itu, peneliti juga memilih USU sebagai tempat melakukan penelitian karena alasan praktis, mengingat peneliti sendiri merupakan mahasiswa USU sehingga penelitian dapat lebih mudah dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan sense of humor dengan personal adjustment pada mahasiswa rantau tahun pertama di USU?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sense of humor dengan personal adjustment pada mahasiswa rantau tahun pertama di USU.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat teoritis berupa:

(13)

b. masukan bagi para peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai sense of humor dan kaitannya dengan personal adjustment pada mahasiswa rantau tahun pertama.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis berupa: a. memberikan pandangan mengenai sense of humor dalam kaitannya

dengan personal adjustment pada mahasiswa rantau tahun pertama di USU,

b. menunjukkan tingkat sense of humor dan personal adjustment mahasiswa rantau tahun pertama di USU,

c. menjadi bahan rujukan dalam mengatasi masalah-masalah personal adjustment mahasiswa rantau tahun pertama USU.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah: BAB I : Pendahuluan

(14)

dalam penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritis maupun praktis yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat khususnya responden dalam penelitian ini, serta sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tinjauan teoritis variabel-variabel penelitian, yaitu sense of humor, personal adjustment, hingga dinamika antara sense of humor dan personal adjustment pada mahasiswa rantau tahun pertama USU.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian, variabel yang diteliti, sampel dan populasi penelitian, alat ukur yang akan digunakan berikut validitas dan reliabilitasnya serta metode analisis data yang akan digunakan terhadap hasil penelitian.

BAB IV : Analisa data dan pembahasan

(15)

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

Dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sehingga ia diminta izinnya.” (¦R. al - Bukhari dan Muslim). 3) Mu‟ayyan (beridentitas jelas), harus ada kepastian siapa

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Pokja Pengadaan barang dan jasa lainnya Unit Layanan Pengadaan (ULP) Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong Nomor :20.8 /Pokja

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Pendidikan Seni

Santan kemudian didinginkan dan pada tahap ini digunakan tiga perlakuan suhu, yaitu disimpan pada suhu ruang, suhu refrigerator (5-8°C) dan suhu freezer (2°C) kemudian

Dari teoriteori yang ada maka penulis berusaha menggambarkan dan menjelaskan tata cara serta langkah-langkah pembuatan website mulai dari pembuatan database, penulisan script,

Sanggahan disampaikan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja Pusat Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sekretariat Jenderal, Kementerian Tenaga Kerja dan

Rancangan aplikasi web ini diharapkan akan lebih memperluas informasi dan mengenalkan website toko online melalui media komputer secara interaktif, sehingga memberikan kemudahan

Keuntungan IL-MPCVD adalah mudah untuk mensintesis diamond pada material dengan ketahanan panas yang rendah, efek pendinginan IL-MPCVD lebih besar dibandingkan dengan