• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Penerima Jaminan Fidusia Dalam Bentuk Daftar Piutang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Penerima Jaminan Fidusia Dalam Bentuk Daftar Piutang"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Bank sebagai kreditur dalam memberikan kredit tidak hanya bergantung pada perjanjian kredit yang dibuat antara kreditur dan debitur. Untuk lebih memberikan rasa aman dan mengurangi risiko kerugian terhadap perjanjian tersebut, maka debitur diwajibkan untuk memberikan jaminan kepada kreditur, sebagai tindakan preventif yang menjaminkan kekayaan debitur agar debitur memenuhi kewajiban untuk membayar kembali atau dengan adanya kesanggupan pihak ketiga untuk memenuhi prestasi debitur. Salah satu jaminan tersebut dapat berbentuk jaminan fidusia yang termasuk ke dalam jaminan yang bersifat kebendaan. Tesis ini membahas tentang objek jaminan fidusia dalam bentuk daftar piutang. Adapun permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana kedudukan hukum daftar piutang sebagai jaminan fidusia, perlindungan hukum terhadap kreditur penerima jaminan fidusia dalam bentuk daftar piutang, dan tanggungjawab pemberi fidusia terhadap penerima fidusia apabila pihak yang namanya termasuk dalam daftar piutang wanprestasi kepada pemberi fidusia.

Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian yuridis normatif bersifat deskriptif, dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach) yaitu guna memperjelas analisis ilmiah yang diperlukan dalam penelitian normatif. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa penelitian kepustakaan (library research) dan wawancara dengan pihak bank dan beberapa Notaris di Kota Medan. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini menggunakan logika berfikir deduktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedudukan hukum daftar piutang adalah sebagai objek jaminan tambahan yang menjamin atas ketertiban dan kelancaran dari pembayaran hutang debitur yang dibuat dalam perikatan berbentuk perjanjian accesoir, kemudian perlindungan hukum terhadap kreditur penerima jaminan fidusia diatur pada Pasal 15, Pasal 17, Pasal 23 ayat (2), Pasal 24, Pasal 27 dan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, dan tanggung jawab pemberi fidusia sebagai debitur adalah merawat jaminan dalam hal ini piutang dan apabila pihak yang namanya tercantum dalam daftar piutang wanprestasi maka wajib diganti oleh pemberi fidusia (debitur). Penelitian ini menyarankan bahwa untuk mengurangi risiko dari jaminan kredit berupa daftar piutang yang diikat dengan jaminan fidusia, hendaknya kreditur tetap menjaga prinsip perkreditan believe and prudent dan memberikan pilihan lain kepada debitur dalam meminta jaminan tambahan seperti personal garansi (personal guarantee) dan corporate guarantee.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Jaminan Fidusia, Daftar Piutang.

(2)

ii ABSTRACT

Bank as a creditor in credit extension not only depends on the credit agreement made between the creditor and the debtor. To give more feeling of security and to minimize the risk of loss to the agreement, a debtor is required to give a collateral to the creditor, as a preventive action by guaranteeing the property of the debtor in order to make the debtor meet his/her responsibility to pay his/her debt or to make sure that a third party is able to meet the debtor’s performance. One of the guarantees can be in the forms of fiduciary guarantee included in the category of material guarantee. This thesis discussed the object of fiduciary guarantee in the forms of the list of credit. The problems discussed in this study were what is the legal position of the list of credit as fiduciary guarantee, what is the responsibility of the fiduciary giver to the fiduciary receiver if the party whose name is included in the list of non-performing loan to the fiduciary giver.

The data for this descriptive normative juridical study with statute approach to clarify the scientific analysis needed in normative study were obtained through library research and interviews with the bank management and several Notaries in the city of Medan. The conclusion of this study was drawn through deductive logical thinking.

The result of this study showed that the legal position of the credit list was as the object of additional collateral guaranteeing the order and the smoothness of the payment of the debtor’s debt made in the binding accesoir agreement, then legal protection for the creditor as the fiduciary collateral receiver is regulated Article 15, Article 17, Article 23 paragraph (2), Article 24, Article 27 and Article 29 of Law No.42/1999 on Fiduciary Collateral, and the responsibility of the fiduciary giver as debtor is to maintain the collateral in the forms of accounts receivable and if the party whose name is listed in the list of accounts receivable belongs to those who have breached a contract, the debtor (fiduciary giver) must change him/her. It is suggested that to minimize the risk of credit collateral in the forms of the list of the fiduciary collateral-bound accounts receivable, the creditor keeps maintaining the believed and prudent credit principles and provides the debtor with other choices in asking for additional collateral such personal guarantee and corporate guarantee.

Keywords: Legal Protection, Fiduciary Collateral, List of Accounts Receivable

Referensi

Dokumen terkait

tanda yang muncul dalam sebuah produk komunikasi tidak lain merupakan. kesatuan dari realitas yang diolah untuk mempengaruhi

Hasil ini membuktikan bahwa komitmen organisasi memoderasi pengaruh penerapan SIKD pada kualitas LKPD Kabupaten Karangasem.Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan

Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi untuk mengambil keputusan dalam menghasilkan audit yang berkualitas,hal tersebut tidak bisa dilakukan jika

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menguasai kaidah bahasa Bali sebagai rujukan Dapat menggunakan konfiks dalam pembentukan keilmuan yang mendukung mata pelajaran

Arnida Wahyuni, dkk, Pengaruh Pengeluaran Modal, Penelitian dan Pengembangan, Transaksi Pihak Hubungan Istimewa dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Pelayanan kesehatan yang ada pada waktu itu adalah klinik umum, klinik spesialis (bedah, kandungan, penyakit dalam dan kesehatan anak), klinik gigi, instalasi gawat darurat,

Pengembangan industri berkaitan dengan kebutuhan terhadap lahan dalam jumlah yang luas, oleh karena Desa Pasawahan merupakan salah satu daerah pertanian di Kecamatan

Pendapat tersebut sejalan dengan Teri Kwal Gamble & Michael Gamble (2002:8-9); yang mengemukakan pendapatnya bahwa untuk menjadi komunikator yang baik, di