• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa Tahun Ajaran 20162017 T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa Tahun Ajaran 20162017 T1 BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Negara Barat, istilah remaja dikenal dengan ”adolescence” yang

berasal dari kata dalam bahasa lain “adolscere” (kata bendanya

adolescentia- remaja), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam

perkembangan menjadi dewasa. Adapun batasan-batasan usia remaja yang

umum digunakan oleh para ahli adalah 12 sampai 21 tahun, rentan waktu

usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun adalah usia

masa remaja awal, 15-18 tahun adalah usia masa remaja pertengahan,

18-21 tahun adalah usia remaja akhir (Desmita, 2005).

Masa remaja merupakan suatu masa dimana ketegangan emosi

meninggi, terutama karena berada di bawah tekanan sosial dan

menghadapi kondisi baru. Emosi remaja sering sangat kuat, tidak

terkendali, dan yang nampaknya irasional, tetapi pada umunya dari tahun

ke tahun terjadi perbaikan perilaku emosional khususnya dalam

kematangan emosi. Kematangan emosi di perlukan oleh remaja agar

memudahkan dalam pergaulan dengan teman sebaya maupun diatas atau

dibawah umur, dari kematangan emosi yang dimiliki membuat lebih

mudah beradaptasi dengan lingkungan, sosial maupun keluarga sendiri

(2)

Orang yang berpandangan realistis, akan tumbuh menjadi orang

yang percaya diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2000) yang

mendefinisikan kepercayaan diri sebagai pandangan realistis terhadap diri

sendiri, tidak melebihi dan mengurangi kenyataan sebagaimana adanya.

Definisi ini memiliki kesamaan dengan George dan Christian (dalam

Hasanah, 2006) yang mendefinisikan kepercayaan diri sebagai

kemampuan berfikir rasional berupa keyakinan, ide, dan proses berfikir

yang tidak mengandung unsur keharusan yang penuh tuntutan sehingga

menghambat proses perkembangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri adalah faktor

internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan yang dimiliki

individu dalam mengerjakan sesuatu yang mampu dilakukannya,

keberhasilan individu untuk mendapatkan sesuatu yang mampu dilakukan

dan dicita-citakan, keinginan dan tekat yang kuat untuk memperoleh

sesuatu yang diinginkan hingga terwujud. Faktor eksternal yaitu

lingkungan keluarga di mana lingkungan keluarga akan memberikan

pembentukan awal terhadap pola kepribadian seseorang.

Walgito (2004) mengatakan bahwa, kematangan emosi merupakan

kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara obyektif pada seseorang

yang dipengaruhi oleh kematangan emosi yang dimiliki. Seseorang yang

memiliki kematangan emosi yang baik, akan mampu menerima keadaan,

(3)

mengekspresikan emosi secara baik, bersikap sabar serta memiliki

tanggung jawab yang baik.

Patriani (2006) menyatakan bahwa remaja memiliki

permasalahan hidup yang sangat kompleks diantaranya permasalahan

keluarga, permasalahan seputar interaksi sosial, dan pada akhirnya

terjerumus kedalam perilaku menyimpang seperti tawuran, narkoba, serta

seks bebas. Hal ini disebabkan karena remaja memiliki rasa kurang

percaya diri untuk memulai proses interaksi sosial dalam kehidupan

sehari-hari.

Farida (dalam Cakradhita, 2007) menyatakan bahwa perasaan

tidak percaya dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, kematangan emosi,

pengalaman masa lalu, dan penerimaan diri. Lebih jelas lagi, Goleman

(dalam Cakradhita, 2007) menambahkan bahwa perasaan tidak percaya

diri juga disebabkan oleh kurangnya penanaman niai-nilai kecerdasan

emosional seperti dalam hal pengelolaan emosi.

Peristiwa yang melibatkan emosi tanpa adanya kematangan

emosi pada remaja dapat ditunjukkan pada beberapa contoh, misalnya

terjadinya perkelahian antar pelajar yang disebabkan oleh masalah kecil,

kasus percobaan bunuh diri yang marak dikalangan pelajar yang terjadi

karena masalah yang mereka hadapi seperti putus dengan pacar, keadaan

ekonomi, nilai standart kelulusan yang semakin meninggi, dan

masalah-masalah lainnya, kemudian mereka mengambil jalan pintas untuk

(4)

tersebut tidak adanya kematangan emosi dan kepercayaan diri dalam

menghadapi hal-hal negatif, tanpa adanya kematangan emosi dan

kepercayaan diri bisa membuat hal yang positif menjadi negatif.

Dari hasil wawancara yang tidak berstruktur dengan guru BK

SMK Islam Sudirman diperoleh informasi bahwa siswa kelas XI

mengalami masalah kematangan emosi dan kepercayaan diri. Hal ini dapat

dilihat dari tindakan siswa yang tidak dapat mengespresikan perasaan

siswa saat mengalami masalah pada kematangan emosi.

Ada pun penelitian yang relevan yaitu hubungan antara

kematangan emosi dengan kepercayaan diri pada siswa SMA Kanisius

Bhakti Awam Ambarawa. Hasil penelitian dari Esti Prabawani (2013)

menunjukkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang

signifikan antara kepercayaan diri dengan kematangan emosi siswa SMA

Bhakti Awam Ambarawa dengan arah hubungan yang positif signifikan

dengan skor koefisien korelasi r = 0,197 pada taraf korelasi sangat rendah

dan signifikansi p = 0,014. Ternyata temuan penelitian ini korelasi sangat

rendah.

Lalu Hasil penelitian dari Utomo (2007) tentang korelasi antara

Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada

remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri terdapat 60 siswa kelas X jurusan

Akuntansi dan Penjualan. Dengan hasil menunjukkan adanya hubungan

yang positif dan signifikan antara kematangan emosi dan kepercayaan diri

(5)

Berdasarkan beberapa paparan kalimat latar belakang

permasalahan, maka peneliti menggunakan judul penelitian mengenai

“HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN

KEPERCAYAAN DIRI” pada Siswa kelas XI SMK Sudirman 1

Ambarawa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

masalah penelitian ini yaitu adakah hubungan yang signifikan antara

kematangan emosi dengan kepercayaan diri siswa kelas XI SMK

Sudirman 1 Ambarawa tahun ajaran 2016/2017?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui signifikasi hubungan antara kematangan emosi dengan

kepercayaan diri pada siswa kelas XI SMK Sudirman 1 Ambarawa tahun

ajaran 2016/2017.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan untuk penelitian ini agar dapat berguna

dengan baik disekolah. Manfaat ini dapat dibedakan menjadi 2 bagian

yaitu:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi

terhadap keilmuan Bimbingan dan Konseling Khususnya berkaitan

(6)

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi guru Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi guru khususnya guru Bimbingan dan

Konseling dalam meningkatkan kematangan emosi dan

kepercayaan diri siswa kelas XI SMK Sudirman 1 Ambarawa.

b. Bagi Siswa

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan

sumber informasi bagi siswa mengenai pentingnya informasi

kematangan emosi dan kepercayaan diri dalam masa remaja.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan

Bab II : Landasan Teori berisi tentang Teori yang mendukung

penelitian, hubungan kematangan emosi dan kepercayaan

diri, penelitian yang relevan, hipotesis

Bab III : Metodologi Penelitian terdiri dari jenis penelitian, variabel

penelitian, sampel dan populasi, definisi operasional, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian Pembahasan, berisi gambaran umum

lokasi penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.

Referensi

Dokumen terkait

tinggi pula kepercayaan diri siswa SMA Bhakti Awam Ambarawa dengan tingkat. korelasi

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK.. Skripsi (Tidak

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara kematangan emosi dengan kepercayaan diri pada siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Demak,

Penelitian tentang perbedaan penyesuaian diri siswa ditinjau dari kematangan emosi dan tipe kelas pada MAN 1 MODEL Bojonegoro ini dilatar belakangi oleh pentingnya

Artinya ada hubungan sangat signifikan antara kematangan emosi dan regulasi diri dengan penyesuaian diri pada mahasiswa luar daerah dengan sumbangan efektif (71,6%)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri terhadap pasangan pada perkawinan usia muda.. Subjek penelitian ini adalah

Setyorini, M.Pd selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan selaku

Meningkatkan Kematangan Emosioal dengan Teknik Role Play Siswa Kelas X Teknik Mesin SMK Saraswati Salatiga Semester Genap Tahun Pelajaran.. Skripsi Salatiga FKIP-