• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata Pelajaran IPS dengan Metode AIR (Auditory, , Repetition) dan SAVI menggunakan Video Pembelajaran T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata Pelajaran IPS dengan Metode AIR (Auditory, , Repetition) dan SAVI menggunakan Video Pembelajaran T1 Full text"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata

Pelajaran IPS dengan Metode

AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition)

dan

SAVI(Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually)

menggunakan Video Pembelajaran

(Studi Kasus : SMP Negeri 1 Pringapus)

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :

Rocky Indhah Haryati Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS.

Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

1

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata

Pelajaran IPS dengan Metode

AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition)

dan

SAVI(Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually)

menggunakan Video Pembelajaran

1)

Rocky Indhah Haryati, 2)Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS.,

3)

Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)702010067@student.uksw.edu, 2)elizabeth@staff.uksw.edu,

3)

angela.setiyanti@staff.uksw.edu

Abstract

The application of conventional method which does not use the media in a delivery of material on subjects IPS make students feel bored and less interested in participating the teaching and learning process. It also results the ability of the students in memorizing the materials less than maximum. The research intends to apply of AIR and SAVI learning method using video media to attract the attention of students in parcipating the learning process. The research was conducted by using the experimental method. The results showed that the use of AIR and SAVI method by utilizing video learning to make students are not bored and interested in participating the learning process. Therefore students are easier to catch the material, so that the ability of the students in memorizing the materials more increase.

Keywords: AIR and SAVI Method of Learning, Adobe Flash Application, Ability Memorize

Abstrak

Penerapan metode konvensional yang tidak menggunakan media dalam penyampaian materi pada mata pelajaran IPS membuat siswa merasa bosan dan kurang tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut menyebabkan kemampuan siswa dalam menghafal materi menjadi kurang maksimal. Penelitian bermaksud untuk menerapkan metode AIR dan SAVI menggunakan media video agar dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode AIR dan SAVI dengan memanfaatkan video pembelajaran membuat siswa menjadi tidak bosan dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu siswa lebih mudah menangkap materi, sehingga kemampuan siswa dalam menghafal materi semakin meningkat.

Kata Kunci : Metode pembelajaran AIR dan SAVI, Aplikasi Adobe Flash, Kemampuan Menghafal

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(9)

2

1. Pendahuluan

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan di Indonesia sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Renstra Depdiknas Tahun 2005-2009, dengan visi pendidikan terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Oleh karena itu dibutuhkan kemajuan serta inovasi-inovasi baru dalam proses belajar mengajar karena pada hakikatnya sistem pembelajaran dituntut untuk lebih modern lagi agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Pada kenyataannya banyak dijumpai cara penyampaian materi pembelajaran dari guru yang kurang tepat, sehingga proses belajar mengajar

berlangsung monoton. Hal tersebut berpengaruh pada daya ingat siswa untuk

menghafal materi pelajaran, yang selanjutnya berpengaruh juga terhadap hasil belajar siswa. Seringkali dijumpai bahwa pada saat pelajaran dimulai, siswa tidak tertarik dengan pembelajaran karena tidak adanya media yang bervariatif dalam penyampaian materi, sehingga mereka tidak memperhatikan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Di samping itu kebanyakan siswa menganggap bahwa materi pelajaran sejarah tidak penting dan tidak bermanfaat karena kajian materinya menyangkut masa lampau [1].

Di SMP Negeri 1 Pringapus terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi masih rendahnya kemampuan siswa dalam menghafal pada mata pelajaran IPS, seperti jenis materi, metode pembelajaran dan media pembelajaran. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Pringapus karena media pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar kurang menarik.

Menjawab permasalahan yang ada, salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang menarik adalah dengan menggunakan media yang variatif. Penggunaan media dalam pembelajaran adalah cara yang tepat untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar karena dengan media dapat membantu guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran [2], sehingga kemampuan siswa dalam menghafal juga meningkat. Pentingnya penggunaan media pembelajaran karena dapat membangkitkan antusiasme siswa serta membantu memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.

Penggabungan metode AIR dan SAVI menggunakan media pembelajaran

berupa video yang diproyeksikan dapat mengarahkan perhatian siswa kepada mata

pelajaran yang akan diterima. Penerapan metode AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition) dan SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually) dengan

media yang menarik seperti video pembelajaran. Aplikasi yang digunakan adalah

aplikasi Adobe Flash sebagai pembuatan video pembelajaran, dikarenakan mudah

didapat, softwere bersifat free, dapat digunakan secara offline dan mudah

dipelajari.

(10)

3

siswa lebih mudah dalam menghafalkan teori-teori pada materi sejarah. Target yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah apakah ada peningkatan kemampuan siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Pringapus dalam menghafal materi sejarah

menggunakan media pembelajaran video pembelajaran dengan metode AIR dan

SAVI yang diukur dengan diadakannya Pre-test, Post-test dan tes uraian.

Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, dengan

judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata Pelajaran IPS

dengan Metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran”.

2. Kajian Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Mustaqimah, menunjukan bahwa

penelitian menggunakan metode (Auditory, Intelletualy, and Repetition) dengan

Setting Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament)

mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VIII yang ditunjukan dari hasil belajar siswa pada rata-rata Post-Test yang mengalami peningkatan [3].

Penelitian lain yang dilakukan oleh Risna Isnaeni Wardani, menunjukan bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep gaya pada kelas V MI Nurul

Islam Kawedusan menggunakan model pembelajaran SAVI, hal ini dibuktikan

dengan ketuntasan nilai pemahaman konsep gaya pada pratindakan sebanyak 5 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 29.4%, siklus I sebanyak 12 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 70.6%, dan pada siklus II meningkat menjadi 16 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 94.1% [4].

Penelitian lain dilakukan oleh Hasrul pada Mahasiswa Program Studi S1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar sebanyak 40 orang yang memprogramkan mata kuliah Instalasi Listrik 2 pada semester genap tahun ajaran 2010-2011. Hasil analisis deskriptif menunjukkan pandangan mahasiswa JPTE FT UNM terhadap Animasi Adobe Flash CS3 dalam pembelajaran Instalasi Listrik 2 berada diatas rata-rata dengan kategori baik atau sebesar 75% [5].

Model pembelajaran AIR berasal dari kata Auditory, Intellectual dan

Repetition [9]. Sedangkan model pembelajaran SAVI berasal dari Somatic,

Auditory, Visualization dan Intellectually. Dari kedua metode tersebut memiliki

beberapa konsep yang sama, yaitu konsep Auditory dan Intellectually. Berikut

adalah penjelasan dari konsep AIR dan SAVI :

- Somatic, merangsang anak bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain,

dan praktik (doing) secara langsung. Untuk merangsang hubungan pikiran dan

tubuh harus diciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik [4].

- Auditory adalah belajar dengan berbicara dan mendengar yang merangsang

keaktifan indra pendengar saat pembelajaran. Indra pendengaran harus

dimaksimalkan fungsinya karena pikiran Auditori seseorang lebih kuat

daripada yang disadarinya. Telinga akan terus-menerus menangkap dan

(11)

4

membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak menjadi aktif [3].

- Visualization adalah belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Salah

satu teknik pembelajaran yang mengacu pada kecerdasan adalah membuat catatan yang lebih visual yang memungkinkan siswa melihat dan menuangkan ide sehingga diperoleh gambaraan singkat dari suatu informasi yang dapat dihubungkan [4].

- Intellectually adalah belajar menggunakan kemampuan berpikir (mind-on),

haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, memecahkan masalah dan menerapkan [3].

- Repetition adalah pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan,

pemantapan. Dapat membantu daya ingat siswa dalam mengingat atau mengahafalkan materi [3].

Ada satu konsep dari metode AIR dan SAVI yang tidak diterapkan pada

penelitian ini, yaitu konsep Somatic. Model pembelajaran dari Somatic

menghendaki kegembiraan dalam belajar serta keterlibatan aktif siswa melalui keaktifan tubuh, indra, intelektual, dan emosional dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman konsepnya [4]. Konsep tersebut tidak cocok diterapkan pada pembelajaran IPS karena mengharuskan siswa belajar secara praktik langsung dengan gerakan tubuh. Jadi yang digunakan pada

penelitian ini adalah konsep Auditory, Intellectually, Repetition, dan Visualization.

Aplikasi Adobe Flash dilengkapi dengan graphics, audio dan visual yang

masing-masingnya mempunyai kelebihan tersendiri sehingga semakin cocok

digunakan sebagai media pembelajaran. Fungsi media Adobe Flash dalam

pembelajaran berhubungan dengan hasil belajar siswa yaitu : 1) Sebagai alat untuk menumbuhkan motivasi siswa; 2) Sebagai alat untuk menjelaskan materi secara visual, sehingga siswa lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru; 3) Sebagai media interaksi siswa dengan guru menjadi lebih baik; 4) Menjadikan pelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan [7].

Hafalan adalah aktivitas yang menitikberatkan pada daya ingatan (memory type of learning) seseorang tentang sesuatu. Jadi arti dari menghafal adalah suatu cara belajar dengan menggunakan daya ingatan yang tajam untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Seseorang dikatakan sudah mengahafalkan sesuatu bila : 1) Hafalan telah masuk diingatan; 2) Dapat mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain) [8].

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus dengan mengambil kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa adalah sama yaitu 30 siswa. Pengambilan sampel dilakukan

dengan purpossive sampling atau dengan memperhatikan usulan dari ahli, yaitu

(12)

5

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menuntut peneliti untuk memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan sesuai dengan manipulasi variabel bebas

(Independent) tersebut atau penelitian yang melihat hubungan sebab akibat kepada

dua atau lebih variabel dengan memberi perlakuan lebih [10]. Penelitian terdiri dari beberapa tahapan :

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Gambar 1 menunjukan tahapan penelitian yang dilakukan. Tahap penelitian yang pertama adalah pra penelitian. Pada tahap ini dilakukan observasi dan

wawancara. Observasi bertujuan untuk mengamati bagaimana proses

pembelajaran yang selama ini terjadi serta perilaku siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung, media pembelajaran yang digunakan selama ini dan mengetahui sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung penelitian. Wawancara ditujukan kepada guru yang dilakukan pada 2 tahap, yaitu tahap awal dan akhir. Pada tahap awal, wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran yang selama ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus, kelebihan dan kekurangan dari penerapan metode tersebut dan kendala apa saja yang dihadapi guru dalam menerapkannya. Wawancara pada tahap akhir untuk

mengetahui tanggapan guru terhadap penerapan metode AIR dan SAVI

menggunakan video pembelajaran, kelebihan dan kekurangan dari penerapan metode tersebut dan kendala apa saja yang dihadapi.

Tahap penelitian yang kedua adalah mendesain strategi pembelajaran. Desain strategi pembelajaran yang dibuat adalah dengan mendesain alur pembelajaran dan membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Desain alur pembelajaran yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.

Pra Penelitian

Mendesain Pembelajaran

Penerapan Desain Pembelajaran

(13)

6

Gambar 2 Alur Pembelajaran

Gambar 2 menunjukan alur pembelajaran pada kelas eksperimen dan

kontrol, pertemuan pertama diberikan Pre-test untuk mengukur pengetahuan awal

siswa pada kedua kelas, selanjutnya pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional dan ceramah, sedangkan pada kelas eksperimen

menggunakan metode AIR dan SAVI dengan video pembelajaran. Pertemuan

kedua dilakukan Post-test untuk mengukur pengetahuan siswa setelah diberi

perlakuan. Pada pertemuan ketiga diberikan tes uraian untuk mengukur kemampuan menghafal siswa.

Tahap penelitian yang ketiga adalah penerapan desain pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pringapus pada kelas VIII A dan VIII B sebagai subjek penelitian. Pelaksanaan dilakukan hanya pada kelas

eksperimen. Pembelajaran berlangsung dengan metode AIR dan SAVI

menggunakan video pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menghafal siswa pada mata pelajaran IPS.

Tahap penelitian yang terakhir adalah analisis hasil pembelajaran. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui hasil dari penerapan desain pembelajaran. Hasil

penelitian diukur dengan menggunakan soal Pre-test, Post-test dan tes uraian

yang hasilnya akan langsung dievaluasi untuk dapat mengetahui bagaimana hasil pembelajaran siswa di SMP Negeri 1 Pringapus pada mata pelajaran IPS.

Pengolahan data dan analisa hasil penelitian dengan membadingkan hasil

Post-test, Pre-test dan tes uraian dengan menggunakan perhitungan rata-rata dari kelas

kontrol dan eksperimen.

(14)

7

SMP Negeri 1 Pringapus, buku paket IPS kelas VIII semester 1 dan Daftar Nama Siswa. Pengumpulan data seperti silabus dan RPP digunakan sebagai acuan untuk penyampaian materi dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Selanjutnya mendesain Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

pembelajaran menggunakan metode AIR dan SAVI dengan video pembelajaran.

Observasi dilakukan pada awal penelitian untuk mengetahui bagaimana keadaan dan tingkah laku siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk melihat cara mengajar dan media yang digunakan guru dalam mengajar, perhatian siswa, serta respon siswa pada saat pelajaran.

Wawancara dilakukan pada guru dan siswa. Wawancara pada guru

dilakukan pada tahap awal penelitian dan pada akhir penerapan metode AIR dan

SAVI menggunakan video pembelajaran. Wawancara pada siswa dilakukan dalam

bentuk pertanyaan refleksi, untuk mengetahui tanggapan siswa setelah penerapan

metode AIR dan SAVI dengan video pembelajaran.

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus, proses pembelajaran yang selama ini diterapkan masih kurang efisien karena

pembelajaran hanya berpusat pada guru (Teacher Centered) yang menerangkan

materi dan siswa sebagai pendengar. Beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya daya hafal siswa terhadap materi yang diajarkan seperti media yang digunakan guru untuk pembelajaran masih kurang menarik karena hanya buku sebagai bahan belajar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada guru ditahap awal, diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang selama ini diterapkan menggunakan metode konvensional dan ceramah. Guru hanya menggunakan buku dalam menyampaikan materi. Menurut guru pembelajaran menggunakan metode konvensional memiliki kekurangan yaitu pada pemahaman siswa yang hanya verbalistik, siswa pasif karena pembelajaran hanya berpusat pada guru. Dalam penerapan metode tersebut guru menghadapi kendala seperti siswa yang masih pasif dan tidak tertarik dalam menikuti pembelajaran.

Media yang diterapkan pada pembelajaran IPS materi sejarah pada sub

tema “Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kolonialisme Barat di Indonesia”

(15)

8

Gambar 3 Tampilan Video Pembelajaran

Gambar 3 menunjukan tampilan media pembelajaran, media dibuat

menggunakan aplikasi Adobe Flash dengan menggunakan sekumpulan gambar

dan tulisan yang digerakan sehingga membentuk sebuah animasi. Animasi yang dihasilkan berupa file movie yang dihasilkan berupa grafik atau teks. Penggunaan gambar yang bergerak dalam bentuk animasi membuat perhatian siswa terhadap

pembelajaran tetap fokus, siswa tertarik dan tidak bosan. Selain itu flash juga

memiliki kemampuan untuk mengimpor file suara, video maupun file gambar dari animasi lain [7].

Sebelum media diterapkan dalam pembelajaran, media dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pakar ahli. Dalam penelitian ini adalah guru, media dikonsultasikan kepada guru apakah sudah sesuai dengan materi dan silabus pembelajaran IPS. Selain itu diberikan pengarahan serta pelatihan kepada guru

tentang cara menerapkan metode AIR dan SAVI dalam pembelajaran dan cara

mengaplikasikan media pembelajaran tersebut. Proses ini dilakukan dalam dua kali pelatihan, penjelasan tentang pelatihan dan pengarahan kepada guru dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Pengenalan Metode dan Media

Tahap Kegiatan

Pertama  Menunjukan media kepada guru sebelum diterapkan pada pembelajaran.

 Mengkonsultasikan kepada guru apakah media sudah sesuai dengan materi dan silabus.

Kedua  Guru diberi penjelaskan tentang konsep-konsep dalam metode AIR dan

SAVI, serta tahapan-tahapan metode yang diterapkan dalam pembelajaran yang sudah dirancang dalam RPP kelas eksperimen.

 Guru diberi penjelasan tentang alur pembelajaran dengan metode AIR dan

(16)

9

Tabel 1 menunjukan kegiatan sebelum penerapan metode AIR dan SAVI

menggunakan video animasi, yaitu tentang tahapan pelatihan dan pemahaman guru tentang metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus, yang hanya dilakukan pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII A. Pembelajaran

berlangsung dengan metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran

yang dilakukan selama tiga kali Treatment. Pokok bahasan materi yang diberikan

pada penelitian ini adalah “Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kolonialisme

Barat di Indonesia”. Kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Perbandingan Desain RPP

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Apersepsi pemahaman materi yang akan dipelajari.

Rambu-rambu belajar

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.

 Guru memberi penjelasan tentang pokok bahasan, pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan dipelajari.

 Guru memberi penjelasan bahwa pembelajaran akan menggunakan metode AIR dan SAVI dengan video pembelajaran.

 Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Rambu-rambu belajar

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.

Eksplorasi

Guru menjelaskan materi dengan metode ceramah.

Elaborasi

Guru meminta siswa mempelajari buku paket.

Eksplorasi

 Guru menyampaikan materi dengan menayangkan video animasi.

 Siswa melakukan konsep Visualization

yaitu dengan memperhatikan dan menyimak video pembelajaran.

 Guru memperjelas materi yang sudah diberikan dengan metode Repetition

yaitu dengan mengulang kembali video pembelajaran sampai siswa paham dan hafal tentang materi yang diajarkan.

Elaborasi

(17)

10

Konfirmasi

Guru melakukan kesimpulan akhir dari pembelajaran pada hari itu.

membentuk kelompok dengan diberi tugas meringkas tentang materi yang telah disampaikan dengan video pembelajaran.

 Siswa membentuk kelompok sesuai dengan arahan dari guru

 Siswa melakukan konsep Intellectually

yaitu dengan diskusi kelompok tentang materi yang telah diajarkan melalui video pembelajaran

Konfirmasi

 Siswa melakukan konsep Auditory

yaitu dengan presentasi secara kelompok

 Guru dan siswa melakukan

pembahasan serta kesimpulan akhir

Tabel 2 menunjukan perbedaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen pertemuan pertama proses pembelajaran dimulai dengan guru bersama siswa menyampaikan salam dan berdoa. Guru mengecek kebersihan kelas, kehadiran siswa, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, menyiapkan media, alat dan bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru memberi penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran menggunakan video pembelajaran. Guru memberikan penjelasan tentang pokok bahasan, sub pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan dipelajari. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang proses pembelajaran yang akan berlangsung. Setelah siswa paham dengan penjelasan

dari guru, diberikan Pre-test untuk mengukur pengetahuan awal siswa sebelum

perlakuan menggunakan video pembelajaran. Soal Pre-test terdiri dari 20 butir

soal dengan indikator yang sudah disesuaikan pada silabus dan RPP.

Selanjutnya penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video

pembelajaran IPS tentang sub tema “Pengaruh Keunggulan Lokasi terhadap

Kolonialisme Barat di Indonesia”. Berikut adalah penerapan konsep-konsep

dalam metode AIR dan SAVI dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 3 Penerapan Metode AIR dan SAVI

Konsep Kegiatan belajar

Guru Siswa

Visualization Memutar video pembelajaran dan menerangkan materi secara garis besar, berdasarkan subtopik materi.

(18)

11

Intellectually Meminta siswa untuk membentuk kelompok diskusi dan memberi tugas.

Melakukan diskusi kelompok tentang tugas yang diberikan guru, yaitu tugas untuk meringkas materi yang telah disampaiakan dengan video pembelajaran.

Auditory Meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi

Repetition Melakukan pengulangan video pembelajaran.

Memperhatikan dan menyimak pengulangan video pembelajaran.

Tabel 3 menunjukan penerapan konsep-konsep metode AIR dan SAVI

dalam pembelajaran. Guru menerapkan konsep Visualization yaitu memutarkan

video pembelajaran dan menerangkan materi secara garis besar, berdasarkan subtopik materi, siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan dari guru.

Kemudian dilanjutkan dengan konsep Repetition yaitu pengulangan, pada

kegiatan ini pengulangan diterapkan pada pemutaran video secara berulang-ulang dengan tujuan untuk membantu siswa dalam mengingat materi sehingga mudah untuk dihafalkan, serta untuk memerdalam pemahaman materi yang diajarkan

dalam video animasi tersebut. Pada kegiatan ini siswa menyimak dan

memperhtikan video pembelajaran, guru mengamati aktivitas siswa.

Setelah menyimak video, guru meminta siswa untuk membentuk kelompok diskusi dengan tugas masing-masing kelompok meringkas materi dari video pembelajaran yang telah disampaikan, kemudian masing-masing kelompok melakukan presentasi ke depan kelas tentang hasil diskusinya dan ditanggapi oleh

kelompok lain. Pada kegiatan ini konsep Auditory diterapkan, yaitu dengan siswa

berbicara langsung pada saat diskusi kelompok, mendengarkan dan mengemukakan pendapat pada saat kelompok lain sedang presentasi, dan berargumentasi untuk menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang berpresentasi.

Pertemuan kedua dilanjutkan pemutaran video pada materi selanjutnya

yaitu “Melawan Keserakan Penjajahan”. Proses pembelajaran dengan video

pembelajaran ini dilakukan dengan kosep Repetition atau berulang-ulang seperti

pada pertemuan pertama, agar siswa benar-benar menguasai materi dan hafal tentang isi materi dalam video. Sehingga ketika diadakan tes untuk selanjutnya dapat meningkatkan hasil tes dan kemampuan siswa dalam menghafal.

Setelah pemutaran video pembelajaran, siswa kembali membentuk kelompok sesuai dengan pengarahan guru untuk melakukan diskusi tentang materi yang sebelumnya sudah diberikan melalui media pembelajaran video pembelajaran. Setiap kelompok diberikan tugas untuk merangkum materi apa yang telah mereka dapat dengan melihat video pembelajaran, pada kegiatan ini

konsep Intellectually diterapkan yaitu dengan siswa belajar memecahkan masalah,

(19)

12

maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, sedangkan kelompok lain menanggapi presentasi dari kelompok yang ada di depan.

Pada pertemuan ketiga dilakukan pemutaran video secara keseluruhan, untuk mengulas kembali tentang materi pelajaran IPS yang diajarkan. Kemudian

dilakukan Post-test untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan

menggunakan video pembelajaran.

Pada pertemuan keempat guru memberikan tes akhir berupa soal uraian. Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghafal, karena isian berupa materi hafalan yang sebelumnya sudah diajarakan melalui video pembelajaran animasi. Meningkat atau tidaknya kemampuan siswa dalam menghafal materi dapat di ukur dari hasil soal uraian yang di berikan. Tes ini juga digunakan sebagai pengukuran apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa

pada Treatment Class dan Control Class.

Kemudian pada akhir pembelajaran dilakukan pertanyaan refleksi kepada siswa. Pertanyaan tersebut berisi tentang pendapat siswa setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan video pembelajaran dan bagaimana tanggapan siswa tentang pembelajaran tersebut. Berdasarkan jawaban keseluruhan dari siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan video pembelajaran pada pelajaran IPS lebih menarik antusias siswa dalam belajar, siswa tidak merasa jenuh atau bosan. Menurut mereka pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik, sehingga siswa menjadi mudah memahami materi dengan video pembelajaran yang disajikan berupa gambar gerak dan suara. Meskipun video pembelajaran diterapkan berulang-ulang namun tidak membuat siswa merasa bosan seperti pada pembelajaran konvensional. Materi yang diberikan lebih dapat diserap sehingga mudah untuk dihafal dengan video dibandingkan harus membaca buku atau mendengarkan penjelasan dari guru seperti pada pembelajaran yang sebelumnya.

Dilakukan juga wawancara ditahap akhir mengenai tanggapan guru

tentang penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran,

diperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan metode AIR dan SAVI menggunakan

video pembelajaran dapat menarik antusiasme siswa dalam belajar dan mampu memperdalam pemahaman siswa dalam menangkap materi. Menurut guru

pembelajaran dengan metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran

sangat menarik, namun kelemahannya guru hanya sebagai fasilitator saja. Adapun kendala yang dihadapi guru seperti, perlunya persiapan dalam pembuatan media dan tidak semua guru dapat memebuat media tersebut.

Pengolahan dan analisis terhadap nilai Pre-test dan Post-test untuk

mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukannya perlakuan, baik itu kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk mengetahui peningkatan

kemampuan menghafal siswa setelah penerapan metode AIR dan SAVI

menggunakan video pembelajaran, maka dilakukan juga soal uraian di akhir

pembelajaran. Berikut adalah tabel perbandingan nilai Pre-test, Post-test dan tes

(20)

13

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai Pre-test pada

kelas eksperimen sebesar 64.5 dan kelas kontrol 64, yang berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal yang hampir sama. Setelah diberikan treatment

dengan memberikan Post-test kemampuan siswa mempunyai perbedaan yang

singnifikan yaitu kelas eksperimen sebesar 85.5 sedangkan kelas kontrol sebesar 71. Untuk lebih meyakinkan kemampuan menghafal siswa diberikan tes akhir dengan soal uraian yang terdiri dari 10 soal, diperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 74.5 sedangkan pada kelas kontrol 62.5, yang berarti hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol walaupun kedua kelas mengalami peningkatan.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah grafik perbandingan nilai

rata-rata Pretest, Postest dan soal uraian dari kelas eksperimen dan kontrol.

Gambar 4 Grafik Hasil belajar

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan metode

AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran dan pada kelas kontrol

menggunakan metode konvensional, terlihat bahwa hasil belajar mata pelajaran

IPS dari kedua kelas mengalami peningkatan yang berbeda. Hasil Pre-test

menunjukan bahwa hasil belajar dari kelas eksperimen dan kontrol hampir sama

dengan selisih 0,5. Hasil Post-test menunjukan adanya peningkatan dari kedua

kelas dengan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dengan selisih 14,5. Sedangkan selisih hasil belajar dari kelas eksperimen dan kontrol adalah 12, pada tes uraian tidak ada peningkatan hasil belajar dari kedua kelas karena tingkat kesulitan dari soal tes yang diberikan berbeda yaitu pilihan ganda

pada Post-test dan uraian pada tes uraian.

(21)

14

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol, maka

dapat disimpulkan bahwa penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video

pembelajaran berhasil meningkatkan hasil belajar dan kemampuan menghafal siswa dari pada pembelajaran dengan menggunakan media konvensional dan ceramah.

Hasil belajar dari penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video

pembelajaran dalam pembelajaran IPS pada subtema “Pengaruh Keunggulan

Lokasi Terhadap Kolonialisme Barat di Indonesia” lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan oleh guru. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran [2]. Selain itu juga mampu menumbuhkan antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, pemahaman siswa terhadap materi lebih dalam, proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, daya ingat siswa meningkat dengan adanya kombinasi gambar bergerak dan suara, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Walaupun dengan adanya media pembelajaran menggunakan video pembelajaran peran guru menjadi berkurang, hal ini justru akan menuntut siswa lebih aktif dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran.

5. Simpulan dan Saran

Berdasarkan pengujian dan analisis, penerapan metode AIR dan SAVI

menggunakan video pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Pringapus pada mata pelajaran IPS. Setelah

diterapkannya metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran ini

mampu menarik perhatian siswa untuk memperhatikan ketika materi disampaikan, tidak ada lagi siswa yang berbicara dengan teman sebangku maupun teman lainnya, siswa cenderung memperhatikan materi yang disajikan dengan video pembelajaran. Dengan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjadikan siswa tidak bosan lagi dengan pembelajaran IPS. Hal tersebut membuat siswa mampu memahami materi dengan baik, sehingga dalam menghafalkannyapun lebih mudah dari sekedar membaca buku seperti biasanya. Peningkatan kemampuan menghafal siswa dapat dilihat dari hasil nilai tes soal uraian yang menunjukan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai kelas konvensional.

Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran bagi penelitian selanjutnya tentang penggunaan media pembelajaran pada materi lain dan dapat mengembangkan dengan media interaktif misalnya, agar media pembelajaran lebih bervariatif. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan tentang

metode AIR dan SAVI dengan pembelajaran menggunakan media video

(22)

15

6. Daftar Pustaka

[1] Aman. (2011). Model Evaluasi Pembelajaran sejarah, Yogyakarta : Ombak.

[2] Musfiqin, H. M. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran,

Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya.

[3] Mustaqimah. (2012). Efektivitas Model Pembelajaran AIR (Auditory,Intellectually, Repetition) dengan Setting Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games-Tournament) Terhadap Pemahaman Kosep dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta.UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[4] Risna, I. W. (2012). Penggunaan Model P embelajaran Somatic, Auditory,

Visualization, Intellectually (SAVI) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsepm Gaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

[5] Hasrul. (2010, April). Langkah-Langkah Pengembangan Pembelajaran

Multimedia Interaktif. Volume 2, Nomor 1.

[6] Soekartawi. (2003). Prinsip Dasar E-learning : Teori Dan Aplikasinya Di

Indonesia, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.

[7] Izham, Dedy. Pengenala n Adobe Flash.

[8] Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang:

CV. Widya Karya, 2009)

[9] Sudjana, H. D. (2010). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif,

Bandung : Falah Production.

[10] Sulaiman, W. (2003). Statistik Non-Parametik : Contoh Kasus dan

Gambar

Gambar 1 Tahapan Penelitian
Gambar 2 Alur Pembelajaran
Gambar 3 Tampilan Video Pembelajaran
Tabel 2 Perbandingan Desain RPP
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kecelakaan lalu lintas diartikan peristiwa yang tidak disengaja terjadi di jalan umum, melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya yang mengakibatkan korban

Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan

Berdasarkan isu wilayah Kabupaten Garut yaitu bagaimana meningkatkan ekonomi di wilayah konservasi, maka alternatif pengembangan ekonomi sekaligus lingkungan menjadi pilihan

Jadi dari seluruh data dan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa debit limpasan yang terjadi tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap

Dengan demikian, Perangkat Pembelajaran Berbasis Multimedia pada Materi Menulis Teks Prosedur yang dikembangkan telah valid, praktis, dan efektif dan dapat

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi Sebagai salah satu

Salah satu tindakan manajemen lalu lintas yang diterapkan dalam rangka memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah pada ruas jalan dengan volume lalu lintas

[r]