• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sinergi Antar Komunitas Dalam Melestarikan Sungai Deli Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sinergi Antar Komunitas Dalam Melestarikan Sungai Deli Chapter III V"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KOMUNITAS-KOMUNITAS PEDULI SUNGAI DELI

3.1 Komunitas Go River

Foto 1

Logo Komunitas Go river

Sumber : Komunitas Go River

3.1.1. Sejarah Komunitas Go River

(2)

Ketidakseimbangan ekosistem Sungai Deli sudah pada taraf yang mengkhawatirkan. Pada saat ini saja, luas hutan di hulu Sungai Deli hanya tinggal 3.655 hektar atau tinggal 7,59% dari 48.162 ha DAS Deli. Padahal, dengan luas 48.162 hektar, panjang 71,91 km, dan lebar 5,58 km, daerah aliran sungai (DAS) Deli seharusnya memiliki hutan alam yang berfungsi sebagai kawasan resapan air, sedikitnya seluas 14.449 hektar, atau 30% dari luas DAS.

Permasalahan sosial dan lingkungan mulai bermunculan satu persatu. Sungai Deli sudah tercemar dan ini bisa dirasakan melalui airnya yang kecokelatan. Tebaran sampah yang menumpuk, dari bagian pinggir sampai ke aliran sungai yang bisa diketahui dari pedangkalan yang terjadi di beberapa titik. Jumlah penduduk kota medan yang begitu besar menghasilkan limbah domestik padat atau sampah sebesar 1.235 ton per hari. Setidaknya, pencemaran Sungai Deli sudah mencapai 70% diantaranya diakibatkan oleh limbah padat dan cair.

(3)

Dampak dari interaksi dan adanya masyarakat yang tinggal di bantaran sungai diantaranya adalah penurunan kualitas air sungai disebabkan karena masih banyaknya masyarakat yang membuang limbah domestik dan industri langsung ke sungai. Sungai Deli perlu dilestarikan karena dengan penjelasan tersebut, kawasan ini tidak saja menyumbang proposi besar sebagai sumber air minum penduduk Kota Medan dan sekitarnya, namun juga berperan dalam menggerakan sendi-sendi perekonomian wilayah, terutama untuk Kabupaten Karo, Deli Serdang dan Kota Medan.

Permasalahan yang terjadi dengan Sungai Deli saat ini banyak komunitas yang ingin mengembalikan fungsi Sungai Deli seperti dulu salah satunya Komunitas Go River. Komunitas Go River adalah sebuah lembaga non pemerintah yang didirikan pada 25 Oktober 2014. Komunitas Go River didirikan oleh M.Ahadi, Spd bersama rekan-rekannya yaitu Muhammad Azmi dan Darwis Nasution. Fokus Go River yakni konsertasi pada perbaikan ekosistem dan sosio kultur masyarakat daerah aliran sungai-sungai khususnya Sungai Deli Kota Medan. Komunitas Go River terbentuk dikarenakan ingin mengembalikan fungsi Sungai Deli seperti saat dulu.

Komunitas Go River memiliki visi, misi dan strategi untuk melestarikan Sungai Deli, yaitu :

Visi Komunitas Go River :

Terwujudnya Sumber daya air, sungai dan kawasan yang berkualitas untuk kesejahteraan masyarakat.

(4)

1. Membangun peran serta masyarakat, stake holder, dan pemerintah untuk pelestarian ekosistem sumber daya air, sungai dan kawasan yang lebih baik.

2. Meningkatkan daya dukung sumber daya air, sungai, dan kawasan sebagai kekuatan ekonomi kreatif dan parawisata bagi kesejahteraan masyarakat. Strategi yang dilakukan Komunitas Go River :

1. Membangun komitmen dan peran serta masyaraka, stake holder, dan pemerintah.

2. Menciptakan kekuatan ekonomi kreatif dan parawisata berbasis kearifan lokal.

3. Mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya air, sungai dan kawasan.

4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam tata kelola sumber daya air, sungai dan kawasan.

(5)

Faktor yang dirasakan oleh komunitas yaitu masyarakat wilayah Sungai Deli tersebut yang masih apatis terhadap perubahan. Masyarakat Sungai Deli mayoritas menengah ke bawah yang masih sulit untuk mendengar hal yang terbaik untuk mereka seperti halnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka dan lingkungan sungai. Masyarakat sering beranggapan bahwa komunitas ini melakukan sosialisasi untuk mengekploitasi masyarakat setempat atau untuk menaikan pamor dari komunitas itu sendiri. Tetapi, komunitas ini tidak begitu saja menyerah, mereka tetap mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan mereka dengan berulang-ulang. Bagi komunitas ini tidak hanya tempatnya saja yang harus diperbaiki tetapi masyarakatnya dulu harus diubah terlebih dahulu.

(6)

atau komunitas lain yang ingin bergabung dengan mereka untuk membersihkan sungai.

Foto 2

Perahu Karet LSR Go River

Sumber : Pribadi

Saat ini perubahan belum tampak dari keberadaan Sungai Deli dikarenakan komunitas ini juga baru terbentuk kurang lebih 2 tahunan. Visi,misi yang mereka buat sudah mereka laksanakan meskipun hasilnya belum memuaskan. Sungai Deli belum kembali seperti sungai yang menjadi andalan kota Medan dahulu tetapi sekitaran sungai mulai bersih dan mereka juga aktif dan berusaha mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan sungai. Komunitas ini selalu menekankan kepada masyarakat sekitar untuk menjadikan sungai tidak sebagai tempat pembuangan sampah dan mereka harus beranggapan bahwa halaman belakang rumah mereka sebagai halaman depan rumah mereka yang harus tampak bersih setiap saat.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa relawan di Go River salah satunya Bang Ivan, yaitu :

(7)

karena yang perlu kita perbaiki bukan hanya lingkungan saja tetapi orang atau masyarakatnya juga perlu untuk kita mandirikan dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan kesadaran akan keberedaan lingkungan sekitar mereka. Kami relawan-relawan disini sifatnya sukarela tugas kami disini mengabdi untuk masyarakat dan ingin menyelamatkan Sungai Deli tanpa ada maksud untuk menaikan nama Go River menjadi terkenal tetapi yang kami butuhkan yaitu kerjasama dari pihak-pihak untuk membantu kami dalam melestarikan Sungai Deli”

Hal yang sama juga disampaikan oleh bang wiwin yang merupakan relawan dari Go River, yaitu :

Awalnya abang bisa bergabung di Komunitas ini saat itu abang sering buat-buat panah untuk kegiatan panah di Taman Edukasi Avroos ini dan kemudian bang Azmi ngajak-ngajak abang awalnya untuk bersih-bersihin sungai. Abang dan pak azmi akhirnya mengajak abang untuk bergabung di Go River dan kebetulan abang ngerti tentang mesin karena dulu SMK bagian mesin jadi abang selain jadi relawan di Go River abang juga teknisi yang bagusin perahu LSR kalau rusak. Komunitas Go River berdiri untuk menyelamatkan Sungai Deli dan ingin menjadikan Sungai Deli sebagai tempat wisata bukan tempat pembuangan sampah bagi masyarakat. Komunitas Go River mengatakan kepada warga sekitar untuk menjadikan halaman belakang mereka menjadi halaman depan rumah mereka dengan menjadikan halaman belakang rumah menjadi halam depan maka mereka akan tetap menjaga kebersihan. Komunitas Go River juga aktif membersihkan wilayah dari Sungai Deli dengan turun langsung ke sungai dengan memberihkan sungai dari sampah-sampah dan bambu-bambu yang bergantungan. Kegiatan bersih-bersih yang dilakukan oleh Go River terbantu dengan adanya alat-alat dan transportasi yang mendukung seperti adanya perahu yang kami miliki dan alat-alat kebersihan yang kami miliki yang membuat dan memudahkan kami untuk beraktivitas.”

(8)

sedikit. Waktu untuk berkumpul juga sangat jarang tetapi untuk bersosialisasi melalui sosial media hampir setiap hari mereka lakukan tetapi lebih baik rasanya kalau bertatap muka. Anggota bisa berkumpul palingan disaat weekend yaitu hari sabtu atau minggu. Hal ini terjadi dikarenakan komunitas ini terkumpul dari berbagai kalangan yang di hari-hari biasa mereka bekerja dan kuliah tetapi pada saat melakukan event pasti anggota menghadirinya.

Relawan yang ada di Go River dari berbagai kalangan mulai dari Mahasiswa sampai kalangan yang sudah bekerja. Perekutan anggota awalnya mengajak antar teman yang ingin peduli terhadap keberadaan Sungai Deli. Tetapi pada 23 November 2016, Komunitas Go River mengadakan perekutan anggota dengan tujuan untuk memperluas jaringan dan juga menambah kekuatan untuk pelestarian Sungai, Go River mengadakan perekutan relawan baru untuk masyarakat yang tinggal di Kota Medan. Untuk menjadi relawan dari Komunitas Go River dari semua kalangan dari kalangan mahasiswa sampai yang sudah bekerja dengan memiliki tujuan ingin mengembalikan fungsi Sungai Deli. Perekutan anggota langsung dilakukan di Dermaga Avros. Peserta awalnya mendaftarkan diri mereka secara online kemudian mereka datang ke Dermaga Avros untuk mempersentasikan tujuan mereka ingin bergabung menjadi relawan Go River. Relawan yang terpilih mempunyai latar belakang yang beraneka. Mulai dari dosen, mahasiswa, aktivis sosial, guru, dan lainnya.

Berdasarkan hal ini peneliti melakukan wawancara dengan relawan Go River salah satunya Bang Wahyu, yaitu :

(9)

kalau ada kegiatan pasti saya ikut serta. Saya tidak dapat berkumpul untuk setiap harinya sore-sore di Dermaga vros dikarenakan kesibukan saya yang tidak bisa saya tinggalkan tetapi ada waktu saya pasti main-main ke dermaga tetapi untuk kegiatan membersihkan sungai, melakukan sosialisasi dengan masyarakat, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Go River pasti saya ikut serta. Saya akui sebagai relawan kekeurangan dari kami itu memang dari relawan sendiri yang tidak banyak dan waktu untuk berkumpul sangat sedikit dan kekurangan kami juga kurangnya respon dari pemerintah kota Medan.”

Hal yang sama juga disampaikan oleh Pak De salah satu relawan Go River yaitu :

“Pak De setiap harinya di Dermaga Go River ini. Pak De biasanya disini tugasnya masak-masak karena Pak De hobi masak dan banyak yang bilang masakan Pak De enak dan terkadang kalau bosan tidur di rumah Pak De tidur disini sama relawan lainnya biasanya Pak De disini sama bang wiwin. Pak De sebagai relawan dari Go River mempunyai harapan yang besar terhadap Sungai Deli. Pak De bersama relawan lainnya sama-sama membersihkan sekitaran sungai untuk tetap bersih dengan membersihkan sampah dan memotong ranting-rangting pohon. Relawan-relawan Go River dalam melestarikan Sungai Deli sangat aktif mereka kalau ada kegiatan pasti ikut serta tetapi kami relawan Go river sangat sedikit itu aja kelemahan dari dalam komunitas ini kekurangan dari luarnya palingan respon dari pemerintah saja dan masih sulit untuk mengarahkan masyarakat.”

3.1.2. Deskripsi Basecamp Dari Go River

(10)

deli. Tempatnya yang asri, sejuk karena ditanamin pohon-pohon yang membuat kita nyaman untuk berlama-lama disana. Taman Edukasi Avros menyediakan eduksasi pelatihan yang tidak dimiliki oleh taman edukasi lainnya. Pasalnya, Taman Edukasi ini memanfaatkan lokasi taman yang dekat dengan Sungai Deli yang memiliki arus kuat dan cocok untuK arung jeram.

Foto 3

Pintu Masuk Taman Edukasi Avros

Sumber : Pribadi

Taman Edukasi Avros ini juga dijadikan sebagai tempat orang melakukan outboand, tracking, memanah, paint ball, halang rintang yang dikelola oleh orang

(11)

medan sendiri bahkan luar kota sering melakukan camp di taman ini yang biasa dilakukan pada hari sabtu dan minggu.

Taman Edukasi Avros tidak hanya menlenyapkan sampah saja, pinggiran Sungai Deli tersebut kini menjadi tempat yang menyediakan kegiatan-kegiatan berbasis kepedulian terhadap lingkungan. Salah satu pihak yang dipercaya oleh PPKS dalam mewujudkan hal tersebut adalah komunitas Go River. Go River ambil bagian dalam membantu membersihkan dan menjaga kelangsungan hidup Sungai Deli.

Komunitas Go River sendiri mendirikan Basecamp di Taman Edukasi ini untuk tempat mereka berkumpul dan berdiskusi antara relawan lainnya. Komunitas ini menamai Basecamp mereka dengan sebutan Dermaga Avros. Dermaga Avros sendiri langsung mengarah ke Sungai Deli. Bangunan dermaga ini sendiri bertingkat yang terbuat dari kayu tetapi nampak elegan dan mewah yang dicat dengan warna putih dan kesan mewahnya pintunya dari kaca. Di dermaga ini kita bisa bersantai-santai sambil memandang Sungai Deli dan areal dari Taman Edukasi dari Atas. Dermaga Avros ini bangunanya bertingkat.

Foto 4

(12)

Sumber : Pribadi

Foto 5

Dermaga Avros Tampak dari Belakang

Sumber : Komunitas Go River

(13)

memiliki bagian bawah dan atas. Bagian bawah Dermaga avros ini selayaknya ruang kerja dari mereka yang terdapat satu seat komputer, Tv dan terdapat buku-buku dan sertifikat-sertifikat yang pernah mereka peroleh yang dilengketkan di dinding-dinding. Di ruangan tersebut terdapat hasil-hasil karya yang mereka buat sendiri seperti aquarium mini yang mereka buat sendiri dari botol mineral bekas yang mereka isi bunga dan air. Di bagian bawah juga terdapat kursi dan meja yang dilengkapi dengan payung, kita bisa bersantai pada areal ini sambil melihat anak-anak yang berenag di sungai, orang tua yang sedang memancing ikan sambil menikmati teh dan kopi. Hal yang kita rasakan saat memasuki bagian bawah dermaga ini sangat santai dan biasanya bagian bawah ini mereka jadikan tempat diskusi dan tempat menerima tamu dan minum kopi dengan angin yang sepoi-sepoi.

Foto 6

Dermaga Avros Bagian Bawah

Sumber : Pribadi

(14)

dijadikan mereka sebagai tempat berdiskusi antar relawan kalau merasa bosan di bawah. Tempatnya tidak terlalu luas tetapi sangat nyaman berada di atas. Konsep dari dermaga ini hasil desain dari pembina Go River yaitu Pak Azmi. Pembuatan dermaga ini sendiripun yang mengeluarkan biaya yang lebih besar adalah Pak Azmi ini sendiri. Beliau tidak memperdulikan masalah biaya tetapi kenyamanan jika berada di areal ini sendiri.

Foto 7

Dermaga Avros Bagian Atas

Sumber : Pribadi

3.1.3. Struktur Komunitas Go River

Pengurus

Ketua : M. Ahadi, S.Pd

(15)

Pembina:

Dr. Phil. Zainul Fuad, MA Muhammad Azmi, SE

Muhammad Darwis Nasution, MAP Bambang F. Wibowo, St

Pengawas:

Drs. Masrul Badri, M.Si

Prof. Dr. Sri Minda Murni, M.Si Level Eksekutif

Direktur Eksekutif : Ahmad Hakiki, S.Pd.I Manager Admin & Finance : Ahari Ardiansyah, S.Pd.I Divisi Pemberdayaan Masyarakat

Koordinator : Issurya Nancy

Anggota : Linda, Badriyah, Dedi, Siti Hazar Divisi Lingkungan dan Kebencanaan

Koordinator : Dedy Syahputra

Anggota : M. Hafiz, Randy Prananda

Divisi Ekowisata & Kreatif

Koordinator : Leli Sagita Siregar

Anggota : Amri Bidin, M. Hisyam Wibowo, Diana Bhakti Divisi Media, Informasi, Komunikasi & Jurnalistik

(16)

Anggota : Mafa Yuli Ramadhani, Kartika Ayu Br. Ginting, Ika Ramadhani Lubis

Divisi Advokasi

Koordinator : Wicaksono Lugas Dwicahyo

Anggota : Ivan Suaidi, Rizki Syahputra, SH.I, Zulfikar S.P

Divisi Penelitian dan Pengembangan

Koordinator : Muhammad Jailani

Anggota : Nurjannah Nasution, Indra Syahputra, Isnaini Divisi Pengembangan Kapasitas Relawan

Koordinator : Wahyu Anshor

Anggota : Rizky Afriananda Saragih, Andry Rahmadani, Purnama Arfah, Nursakinah Nasution

3.1.4. Arah Kebijakan dan Strategi Program Anggota.

a. Strategi Program Pemberdayaan Masyarakat.

Programnya :

1. Penguatan kapasitas masyarakat berbasis pendidikan luar sekolah

Sasaran :

a) Menigkatnya kualitas pengetahuan masyarakat tentang sungai.

(17)

d) Meningkatnya role mode KAP (Kognitif, Afektif, Psikomotorik) masyarakat yang peduli terhadap alam dan lingkungan sungai.

Arah Kebijakan :

a) Mendorong peningkatan keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian sungai.

b) Keterlibatan stake holder untuk pengelolaan ekosistem DAS. Strategi :

a) Penigkatan efektivitas pengelolaan konservasi sungai berbasis sekolah sungai.

b) Pemebentukan pusat kajian dan pendidikan sungai

c) Meningkatkan kapasitas stake holder yang peduli terhadap kelestarian ekosistem sungai.

d) Meningkatkan sistem jaringan kerja (networking) dan koordinasi yang saling menguntungkan antara masyarakat, lembaga adat, pemerintah dan swasta.

2. Penguatan kapasitas kelompok masyarakat berbasis ekonomi kreatif.

Sasaran :

a) Meningkatnya pemahaman masyarakat akan potensi sungai.

b) Meningkatnya ekonomi masyarakat melalui potensi sungai sebagai tempat wisata.

(18)

a) Mendorong peningkatan keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat dampingan untuk menjadikan sungai sebagai potensi ekonomi kerakyatan. Strategi :

a) Mewujudkan Kampung Aur sebagai kampung kreatif.

b) Melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung program Kampung Kreatif.

b. Strategi Program Lingkungan dan Kebecanaan.

Programnya :

1. Peningkatkan Konservasi dan tata kelola Daerah Aliran Sungai.

Sasaran :

a) Optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi Daerah Sungai Deli (DAS). b) Optimalisasi mitigasi bencana berbasiskan masyarakat.

c) Meningkatnya model KAP (Kognitif, Afektif, Psikomotorik) masyarakat yang peduli terhadap alam dan lingkungan sungai.

Arah Kebijakan :

a) Meningkatnya kapasitas pengelola konservasi DAS

b) Mendorong peningkatan keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan DAS

Strategi :

a) Peningkatan efektivitas pengelolaan konservasi sungai berbasiskan masyarakat.

(19)

c) Meningkatkan kapasitas stake holder yang peduli terhadap kelesterian ekosistem sungai.

d) Meningkatkan sistem jaringan kerja (nertworking) dan koordinasi yang saling menguntungkan antara masyarakat, lembaga adat, pemerintah dan swasta.

2. Peningkatan Pemahaman Kebencanaan sungai dan mitigasi bencana.

Sasaran :

a) Menigkatnya pemahaman masyarakat tentang PRB.

b) Meningkatnya pemahaman masyarakat melalui sungai bersih.

c. Strategi Program Bidang Ekowisata, Kreatif, Seni, Budaya.

Program :

1. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam kegiatan ekonomi kreatif,

seni, dan budaya dalam kawasan sungai.

Sasaran :

a) Peningkatan kualitas masyarakat dalam kegiatan ekonomi kreatif, seni, dan budaya.

Arah Kebijakan :

a) Mengembangkan potensi seni dan budaya masyarakat untuk kearifan lokal kawasan sungai.

b) Mendorong peningkatan keterlibatan dan partisispasi aktif masyarakat dalam melestarikan budaya kawasan sungai.

Strategi :

(20)

b) Mengembangkan kegiatan ekonomi, kreatif, seni, budaya dalam kawasan sungai.

c) Meningkatkan kapasitas stake holder yang peduli terhadap kelestarian budaya kawasan sungai.

d) Meningkatkan sistem jaringan kerja (networking) dan koordinasi yang saling menguntungkan antara masyarakat, lembaga adat, pemerintah dan swasta.

2. Pengembangan potensi sungai sebagai eksplorasi seni dan budaya

masyarakat.

Sasaran :

a) Meningkatnya aktivitas kebudayaan di kawasan sungai. b) Meningkatnya aktivitas ekowisata kreatif di kawasan sungai. Arah Kebijakan :

a) Mengembangkan potensi seni dan budaya masyarakat sebagai nilai wisata sungai.

b) Mengembnagkan aktivitas ekokreatif sebagai nilai wisata sungai. Strategi :

a) Peningkatan aktivitas seni budaya di kawasan sungai. b) Peningkatan aktivitas ekokreatif di kawasan sungai. d. Strategi Advokasi.

Program :

(21)

a) Peningkatan pemahaman masyarakat akan berlangsungnya program yang dijalankan.

b) Menguatnya eksistensi kelompok masyarakat khususnya kawasan sungai untuk bersama membangun pelestarian sungai.

c) Peningkatan komitmen stake holder melalui arah kebijakan yang mendukung pelestarian sungai.

Arah Kebijakan :

a) Mendorong atake holder untuk berkomitmen menjalankan peraturan yang ada.

b) Mendorong peningkatan keterlibatan dan partisipasi aktif untuk berkomitmen atas pelestarian sungai.

Strategi :

a) Bersama stake holder menjalankan peraturan Negara untuk segera direalisasikan oleh stake holder terkait.

b) Secara terus menerus melakukan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pelestarian sungai.

c) Secara terus menerus turut mensukseskan program Go River melalui kegiatan advokasi.

e. Strategi Media, Komunikasi, Informasi, dan Jurnalistik.

Program :

1. Go River sebagai wadah media informasi sumber daya air, sungai,

(22)

Sasaran :

a) Peningkatan kualitas data dan informasi sungai.

b) Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui pemberitaan media khususnya media jurnalistik seputar sungai.

c) Meningkatnya kesadaran masyarakat melalui karya jurnalistik atau media warga tentang sungai dan kawasan.

Arah Kebijakan :

a) Pemberitaan tentang sungai sebagai pengetahuan yang diberitakan perusahaan pers mainstream.

b) Adanya pusat kajian berbasis media sebagai wadah informasi seputar sungai.

Strategi :

a) Pengadaan majalah sungai untuk pengetahuan masyarakat tentang sungai. b) Pemberitaan secara pasif baik melalui media tentang sungai.

c) Pembuatan kajian data melalui sungai pedia untuk informasi terkait sungai.

f. Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Program :

a) Litbang Go River sebagai pusat kajian data sungai.

g. Pengembangan Kapasitas Relawan

Program :

(23)

Sasaran :

a) Meningkatnya pemahaman relawan terhadap permasalahan dan juga potensi sungai.

b) Relawan sebagai pendukung terlaksananya program.

3.1.5. Program Go River

Komunitas Go River memiliki 3 program utama yaitu : 3.1.5.1. Sekolah Sungai Go River.

Foto 8

Sekolah Sungai Go River

(24)

Sekolah sungai merupakan salah satu program utama dari Go River. Sekolah sungai adalah program pendidikan luar sekolah untuk seluruh kalangan dari tingkat sekolah, mahasiswa, organisasi yang ingin belajar tentang sumber daya air, sungai dan kawasan. Biasanya sekolah sungai ini diikuti oleh anak-anak tingkat SMA yang ada di kota Medan. Kegiatan ini pelaksanaannya tidak terjadwal dilakukan oleh komunitas Go River ketika ada sekolah atau lembaga yang ingin mendaftarkan diri maka mereka melakukan kegiatan ini. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam sebulan sampai dua kali dari sekolah atau instansi yang berbeda tetapi untuk beberapa bulan yang akan datang kegiatan ini akan terjadwal akan dilaksanakan sekali sebulan.

Sekolah atau instansi yang ingin mengikuti kegiatan sekolah sungai ini langsung datang ke Taman Edukasi Avros dan langsung datang ke Base Camp Go River yaitu Dermaga Arvos untuk mendaftarkan menjadi peserta sekolah sungai. Komunitas Go River tidak melakukan sosialisasi atau mendatangi sekolah-sekolah untuk mengikuti kegiatan dari program sekolah sungai yang mereka bentuk. Biasanya sekolah-sekolah mengetahui adanya program ini saat mengunjungi Taman Edukasi Avros. Jika sekolah berminat maka Komunitas Go River bersedia untuk memberikan materi mengenai Sungai Deli dan disini lah komunitas Go River memberi arahan untuk generasi muda membantu mereka dalam mengembalikan Sungai Deli dengan menginformasikan dengan masyarakat sekitar pentingnya sungai bagi kehidupan manusia.

(25)

untuk biaya makan siang saja. Materi yang akan disampaikan akan dilakukan oleh relawan atau pembina Go River. Materi yang akan diberikan biasanya seperti pengenal sungai dan bagiannya, pentingnya sungai bagi kehidupan manusia dan cara menjaga kelestarian lingkungan. Dalam sekolah sungai, Go River mengajak peserta untuk terlibat aktif mengkampayekan dan memperkenalkan ekosistem wisata Sungai Deli kepada masyarakat luas dengan cara memberikan pelatihan penulisan feature. Dalam penulisan feature ini peserta akan menuliskan hasil observasi dan pandangan mereka mengenai Sungai Deli selama peserta tersebut melihat Sungai Deli pada saat itu dan harapan-harapan peserta terhadap Sungai Deli. Harapan-harapan yang disampaikan oleh peserta tersebut menjadi acuan tersendiri bagi komunitas Go River untuk lebih bergiat dan kerja keras untuk mengembalikan Sungai Deli. Kegiatan sekolah sungai tidak hanya pemberian materi oleh relawan saja tetapi peserta diajak langsung untuk meninjau kondisi Sungai Deli menggunakan perahu jenis LSR milik Go River.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan relawan Go River mengenai sekolah sungai yang disampaikan oleh Pak Azmi yang merupakan pembina Go River, yaitu

(26)

harapan-harapan mereka terhadap Sungai Deli dan Komunitas Go River kedepannya.”

Pendapat dari Pak Azmi juga disampaikan oleh Bang wiwin yang merupakan relawan Go River, yaitu :

“Kegiatan sekolah sungai kebanyakan dari kalangan anak sekolah SMA dan biasanya anak-anak pramuka dari sekolah-sekolah di Kota Medan yang kebanyakan mengikuti. Sekolah Sungai yang digagas semoga dapat membantu dari komunitas ini untuk melestarikan sungai deli. Semoga setelah peserta-peserta yang sudah pernah mengikuti Sungai Deli dapat mengetahui lebih dalam mengenai Sungai Deli dan mereka dapat memberikan informasi kepada semua kalangan mengenai keberadaan dari Sungai Deli saat ini. Dalam kegiatan Sungai Deli tidak hanya pembekalan materi saja tetapi peserta diajak untuk turun langsung melihat Sungai Deli dan menuliskan harapan Sungai Deli. Kalau kita membaca harapan-harapan mereka seperti dari harapan-harapan kita juga untuk Sungai Deli yaitu harus bersih, jangan ada sampah dan lain sebagainya.”

Kegiatan ini di lakukan di Dermaga Avros dengan sistem luar kelas. Kegiatan ini dilakukan di samping Dermaga Avros. Terdapat tangga-tangga yang mengahadap langsung ke Sungai Deli di tangga-tangga tersebut mereka disusun secara rapi dan mendengarkan materi yang akan disampaikan. Kegiatan sekolah sungai dilaksanakan setiap hari Sabtu. Kegiatan ini diharapkan dapat mengampayekan dan memperkenalkan ekosistem wisata Sungai Deli kepada masyarakat luas dengan cara memberikan pelatihan penulisan feature. Harapan lainnya dengan adanya kegiatan ini semakin banyak orang yang peduli terhadap keberadaan Sungai Deli sehingga bersama-sama melakukan kerjasama dengan mengembalikan Sungai Deli dan memperhatikan keberadaan masyarakat yang berada di sekitaran Sungai Deli.

(27)

Foto 9

Sungai Deli Membaca

Sumber: Go River

Anak sebagai generasi penerus bangsa, perlu mendapat kepastian tumbuh kembang yang optimal. Begitu juga anak-anak yang hidup di bantaran Sungai Deli. Sungai Deli membaca merupakan program utama Go River sejak 14 November 2015. Sungai Deli membaca dilakukan setiap hari sabtu sore. Kegiatan Sungai Deli membaca ini di lakukan di Kampung Aur bersama anak-anak di Kampung Aur tentunya. Relawan-reawan Go River akan membawa buku-buku yang mereka miliki dan biasanya mereka dapatkan dari orang-orang yang menyumbangkan buku kepada mereka atau bukunya mereka beli sendiri. Mereka membawa buku-buku tersebut dengan perahu LSR milik Go River.

(28)

tersebut membuat kesenangan tersendiri bagi Go River karena kegiatan ini memiliki manfaat sendiri dan kepuasaan sendiri bagi anak-anak disana. Biasanya mereka diletakan di suatu tempat dan akan dijejerkan buku-buku mulai dari buku pelajaran sampai buku-buku cerita dan anak-anak disana akan bebas memilih buku yang mereka senangi. Biasanya relawan-relawan Go River akan mengarahi mereka dan mengajari mereka cara membaca jika ada anak yang belum bisa membaca atau menceritakan mereka cerita-cerita. Kegiatan ini dilakukan hanya belangsung selama 2 jam saja dan dilakukan dalam sekali seminggu setiap sabtu sore jika air sungai memungkinkan karena untuk membawa buku-buku mengunkan perahu. Jika keadaan air sungai lagi naik dan arus kencang tidak memungkinkan untuk tim melakukan kegiatan tersebut.

Pada beberapa bulan ini tepatnya saat bulan puasa kegiatan ini tidak dilaksanakan akan diberhentikan untuk sementara waktu dikarenakan kesibukan dari relawan itu sendiri karena untuk melakukan kegiatan ini perlu bantu beberapa orang. Kegiatan sungai deli membaca ini tetap akan dilakukan tetapi belum tau kapan dimulainya kemungkinan akan dimulai kembali di bulan Agustus. Lokasi sungai deli membaca ini rencana akan dilakukan di Sukaraja pas di bawah jembatan Delta Juanda.

(29)

tersebut lahan kosong yang sangat sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan. Sebagian dari lahan tersebut sudah dibersihkan dan ditanami bibit pohon dan sebagian arealnya dibuat untuk-untuk anak-anak disana. Keberadaan anak-anak di sana cukup banyak, mereka sering melakukan aktivitas di sana seperti berenang, memancing setiap sorenya dengan adanya kegiatan membaca ini bisa menambah aktivitas mereka dan mendapat pengetahuan sendiri bagi mereka. Kegiatan ini pasti membuat mereka merasa senang dan pasti mereka sangat aktif terbukti dengan beberapa kali saat melakukan aktivitas bersih-bersih anak-anak di sana ikut terlibat dan mereka sangat senang dengan kebradaan dari perahu tersebut juga.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan budaya literasi anak khusunya literasi sungai. Hasil yang diharapkan adalah anak-anak mampu menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah ke sungai. Program ini juga membantu mereka untuk mengenal ekosistem sungai. Program ini sangat berdampak positif bagi anak-anak yang berada di pinggiran sungai dalam mengisi waktu luang mereka setiap sorenya. Hal ini yang disampaikan oleh Bang Ivan, yaitu :

(30)

3.1.5.3 Kegiatan Membersihkan Sungai Deli Foto 10

Kegiatan Membersihkan Sungai Deli

(31)

Kegiatan membersihkan Sungai Deli merupakan salah satu program yang dilaksanakan komunitas ini untuk menjaga kelestarian Sungai Deli. Kegiatan membersihkan Sungai Deli dilakukan setiap hari sabtu. Kegiatan membersihkan Sungai Deli ini dilakukan dengan menyusuri Sungai Deli dengan Perahu LSR yang dimiliki oleh Go River.

Komunitas ini menyusuri Sungai Deli dengan mengambil sampah-sampah yang ada di sungai, kemudian sampah-sampah yang diambil kemudian dikumpulkan didalam kantung plastik dan kemudian dibakar. Sampah-sampah yang banyak menumpuk ini terkadang menganggu kegiatan menyusuri sungai dengan perahu karena sampah ini bisa lengket di mesin perahu yang membuat perahu susah untuk jalan. Mereka juga memotong bambu-bambu yang bergantungan di sekitaran Sungai Deli yang terkadang membuat semak daerah Sungai Deli tersebut.

Hal yang mereka lakukan untuk memperindah kawasan Sungai Deli mereka menanam berbagai jenis tanaman seperti tanamanan jambu, kelengkeng, mangga dan lainnya. Bibit tanaman biasanya mereka buat sendiri dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Bumi Out Door yang ada di Taman Edukasi atau ada instansi yang memberi bibit untuk ditanam oleh komunitas ini. Kegiatan ini rutin dilakukan oleh komunitas ini agar memperindah kawasan Sungai Deli yang saat ini terlihat hampir bisa dikatakan bersih dan masih ada juga masyarakat yang masih tidak peduli dan masih membuang sampah.

(32)

Kegiatan membersihkan sungai deli dilakukan oleh kami setiap sabtu saat sore hari. Saya dengan beberapa relawan akan turun ke sungai untuk mebersihkan sungai. Kami akan memungut sampah-sampah yang berserakan di sungai dan lewat dari perahu. Kami menyusuri sungai dengan menggunakan perahu karena lebih mempermudah untuk membawa sampah-sampah yang sudah dikumpulkan di kantong plastik. Dalam satu hari kami bisa mengambil sampah sampai 10 kantong plastik kebanyakan yang kami dapatkan sampah-sampah dari limbah masyarakat dan hasil potongan-potongan bambu dan pohon-pohon yang sangat menggangu. Kegiatan ini rutin kami lakukan dengan harapan Sungai Deli bersih dari sampah dan masyarakat sekitar lebih sadar akan lingkungan mereka. Biarpun hasil yang didaptkan masih jauh dari harapan, masih banyak masyarakat yang tidak peduli dan masih saja membuang sampah. Mereka sering mengatakan hal itu mereka lakukan karena mereka tidak punya tempat yang khusus untuk membuang sampah seharusnya ada tempat membuang sampah dibuat disetiap rumah dan setiap harinya ada petugas yang mengambilnya tetapi dengan tidak memungut biaya lagi karena mereka dari kalangan yang kurang mampu. Kami biasanya sambil membersihkan, kami biasanya sambil menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak buang sampah lagi biar bersih. Kami biasanya menjumpai ibu-ibu yang sedang mencuci, anak-anak yang berenag dan bapak-bapak yang sedang memancing dan terkadang anak-anak dan bapak-bapak disana juga mau membantu kami.

3.2. Komunitas Peduli Anak dan Sungai Deli (KOPASUDE)

Foto 11 Logo KOPASUDE

(33)

3.2.1. Sejarah KOPASUDE

Komunitas Peduli Anak dan Sungai Deli (KOPASUDE) merupakan salah satu komunitas yang ada di Kota Medan yang memiliki kepedulian terhadap anak dan keberadaan dari Sungai Deli. Komunitas ini berdiri pada 22 Maret 2015 yang diketuai oleh Adryan Dwi Pradipta, SH. Komunitas ini belum berbadan hukum. Komunitas ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa yang berada di kota Medan. Komunitas ini sendiri memiliki visi dan misi untuk melestarikan Sungai Deli yaitu :

Visi : Save anak dan Sungai Deli Misi :

- Mewujudkan cita-cita dan membangun pola pikir anak-anak bantaran sungai yang bermoral,

- Mengembalikan fungsi Sungai Deli sebagai ikon wisata kota Medan, - Menjaga pelestarian hutan kota di kawasan Sungai Deli

- Membangun Pola Mayarakat yang mempunyai Ekonomi kreatif

(34)

jalan Palang merah. Tetapi yang menjadi fokus penelitian ini kegiatan Kopasude di Kampung Badur Lingkungan X.

(35)

oleh Agung yang merupakan Mahasiswa Hukum-UMSU yang merupakan relawan dari Kopasude, yaitu :

“Kopasude sudah berdiri selama 2 tahunan, saya sendiri sudah berpartisipasi mulai dari awal komunitas ini terbentuk. Komunitas ini terbentuk karena melihat keberadaan Sungai Deli yang saat ini banyak sampah, air tercemar dan masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkunganngya. Kami juga memfokuskan kegiatan kami kepada anak-anak yang ada di pinggiran sungai, kami ingin anak-anak-anak-anak di pinggiran sungai tersebut anak-anak yang punya pendidikan yang tinggi, cita-cita yang tinggi yang suatu saat nanti bisa merubah keberadaan dari keluarga mereka untuk lebih baik lagi. Adanya hal-hal seperti itulah membuat kami terbentuk dan harapan kami juga dapat membantu mereka dengan kemampuan yang kami miliki mungkin kami tidak bisa memberikan mereka dari segi materi tetapi kami bisa memberikan mereka ide-ide yang dapat membangun mereka lebih baik. Sejauh ini keberadaan kami sangat didukung oleh masyarakat, mereka sangat senang dengan keberadaan kami yang awalnya memang kurang mendukung kami karena beranggapan bahwa kami hanya mencari keuntungan dari mereka. Tetapi kami berusaha untuk tetap mendekati mereka dan perlahan-perlahan untuk menyuruh mereka untuk tidak membuang sampah, membersihkan lingkungan dan kami menanmkan hal tersebut dengan anak-anak mereka dan kami berharap anak-anak tersebut bisa mempraktekan di rumah mereka sendiri bahkan kesekitar mereka.”

(36)

3.2.2. Deskripsi Basecamp Kopasude

Foto 12

Jalan Menuju Sanggar Pendidikan Silaturahmi

Sumber : Pribadi

(37)

relawan-relawan Kopasude dan saat mereka mengadakan rapat anggota. Tetapi yang menjadi fokus dari penelitan yang dilakukan penulis yaitu keberadaan Kopasude di Kampung Badur, Lingkungan X Kel.Hamdan. Tempat dari Kopasude di Kampung Badur yaitu Sanggar Pendidikan Sillaturahmi. Sanggar Pendidikan Silatrurahmi dulunya bernama Sanggar Anugeraha tetapi sejak tanggal 11 November 2016 tempat ini dinamakan Sanggar Pendidikan Sillaturahmi.

Sanggar Silaturahmi Pendidikan dijadikan sebagai tempat anak-anak di Kampung Badur untuk belajar. Kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh Kopasude setiap malamnya dilakukan di Sanggar ini. Sanggar Pendidikan Silaturahmi ini letaknya berada di belakang Sungai Deli. Sanggar Silaturahmi ini terbuat dari kayu yang tempatnya bertingkat. Pembangunan sanggar ini atas kerjasama antara masyarakat sekitar, PTPN IV dan Kopasude. Sanggar ini dikelola oleh Bang Hendra yang merupakan masyarakat yang tinggal di Kampung Badur.

Foto 13

(38)

Sumber : Pribadi

Dulunya sebelum dibangun sanggar tempat ini dulunya lahan kosong, masayarakat sekitar dan Kopasude akhirnya mempunyai inisiatif untuk membuat tempat ini menjadi tempat belajar anak-anak karena sebelumya anak-anak belajar di pinggiran-pinggiran sungai. Menurut bang hendara kalau ada wadah yang memungkinkan kenapa tidak dimanfaat karena kasihan melihat anak-anak sangat aktif mengikuti belajar tetapi mereka tidak memiliki tempat yang layak. Tempatnya memang sangat sederhana cuman masih bisa digunakan sebagai tempat anak-anak belajar. Saat proses belajar mengajar anak-anak dipisah untuk belajar. Pada bagian atas biasanya anak dari kelas 4,5,6 belajar dan anak-anak mulai belum sekolah, TK, Kelas 1,2,3 akan belajar di bawah. Sanggar Silaturahmi ini juga terdapat perpusatakaan mini yang dimiliki oleh Kopasude. Pada tempat ini anak-anak tidak hanya belajar tetapi mereka bisa membaca buku-buku yang ada.

3.2.3 Struktur KOPASUDE

(39)

Romauli Silalahi, SST,MGBT,MRS Wahyudinata Simangungsong, ST Bobi Septian, S.Psi

M. Iqbal Iskandar, SH Pengurus

Ketua Umum : Adryan Dwi Pradipta, SH Sekretaris Umum : Denny Mahaputra, SE Wakil Sekretaris Umum : Andrian Abdi Syahputra

Bendahara Umum : Astarina Ayuningtyas Sugiarto, SH Bidang-Bidang

Keseketaritan : Fatih Syahputra, M. Adjie Akbar, Ucha Widya Relawan : Aji Pranata, Olindo Sinaga, Zulfadi

Sosial dan Lingkungan : Widia Hidayani, Miftahul Huda

Pendidikan : Muhammad Soleh, Nurhamidah, Siti Suhaib, Ribka Meilisna Ginting

Litbang dan Usaha : Desi Haryanti Sitepu, Adelia Syahfitri, Fadlina,Yuna Febriana

Humas dan Dokumentasi : Agung Rizky Prayogi, M.Iqbal Siregar Hukum dan Ham : Aras Firdaus, SH, MH

3.2.4. Bidang Kerja KOPASUDE

(40)

KOPASUDE terdiri dari berbagai bidang dan divisi yang berbeda fungsi, tetapi dengan adanya program kerja akan menyatukan fungsi tersebut menjadi satu kesatuan yang menciptakan keteraturan dan keseimbangan dalam pembagian kerja.

Adapun berbagai macam program kerja kegiatan KOPASUDE adalah sebagai berikut :

1. Bidang Keseketaritan

Bidang ini berfungsi dalam hal administrasi seperti surat-menyurat, menyusun laporan kegiatan dan mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Keseketaritan juga bertugas memperbaharui manajamen kearsipan seperti mengatur ulang kembali sistem kearsipan setiap periode hal ini dimaksudkan agar lebih mempermudah dalam melakukan audit setiap pembuatan laporan.

2. Bendahara Umum

Bendahara umum memiliki fungsi menyimpan, mengeluarkan uang dan mencari dana untuk kegiatan yang akan dilakukan oleh KOPASUDE. Pencarian dana tidak hanya dilakukan oleh bendahara umum tetapi anggota lainnya bisa saling bekerjasama dalam mencari dana.

3. Bidang Pendidikan

(41)

4. Bidang Sosial dan Lingkungan

Bidang ini membawahi dua divisi, yaitu divisi lingkungan hidup dan divisi konservasi. Bidang lingkungan hidup ini berfungsi mengkoordinir setiap kegiatan divisi, melakukan sosialisasi pengetahuan dan pemahaman lingkungan hidup, mengkoordinir kegiatan menyangkut lingkungan hidup.

5. Bidang Litbang dan Usaha

Bidang ini adalah bidang penelitian dan pengembangan suatu masyarakat. pada bidang ini bekerja untuk mendekati masyarakat dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan memberikan solusi. Pemeberian pelatihan bagi anak-anak seperti dibidang seni.

6. Bidang Humas dan Dokumentasi

Bidang humas bertanggung jawab dalam melakukan hubungan kooperatif dengan eksternal. Bidang ini melakukan publikasi kegiatan yang dilakukan oleh Kopasude agar orang luar dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh Kopasude. Bidang Dokumentasi yaitu meliput segala kegiatan yang dilakukan oleh Kopasude.

3.2.5. Program KOPASUDE

3.2.5.1. Kegiatan Belajar – Mengajar

Foto 14

(42)

Sumber : Pribadi

Komunitas peduli anak dan sungai deli (KOPASUDE) salah satu komunitas yang ada di Kota Medan yang peduli terhadap kelestarian Sungai deli dan masyarakat yang berada di sekitar pinggiran Sungai Deli. Komunitas ini berdiri sudah selama 2 tahun yang digagas oleh berbagai mahasiswa-mahasiswa yang ada di Kota Medan. Komunitas peduli anak dan Sungai Deli memiliki banyak program atau kegiatan untuk mengembalikan fungsi sungai deli. Salah satu yang komunitas ini lakukan yaitu melakukan kegiatan belajar-mengajar.

(43)

rekan-rekan mahasiswa dari berbagai kampus di Medan. Mereka mengabdikan diri mereka dan meluangkan waktu mereka untuk mengajar anak-anak yang berada di Kampung Badur.

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh relawan KOPASUDE setiap hari senin, selasa, kamis, dan sabtu yang dilakukan jam 20.00 malam. Pada saat bulan puasa kegiatan ini dilakukan pada sore hari jam 16.00 sore. Pelajaran yang mereka ajarkan seperti berhitung, membaca, menulis, pengetahuan agama, dan pegetahuan umum. Sistem yang mereka lakukan dalam mengajar anak-anak disana dengan berbagi team. Anak-anak yang belajar disana mulai dari yang belum sekolah sampai anak yang kelas 6 SD. Anak-anak yang sudak dijenjang pendidikan SMP tim relawan Kopasude mulai membiasakan mereka untuk mengajari adik-adik mereka supaya saat komunitas ini tidak lagi bergabung dengan mereka kegiatan ini bisa diteruskan oleh orang yang ada di lingkungan tersebut.

(44)

Komunitas ini tidak hanya memberikan pengajaran di Kampung Badur saja tetapi melakukan pengajar di Suka Mulia, jalan Palang Merah tepatnya dibelakang Hotel Danau Toba tetapi yang lebih fokus dari penelitian ini di Kampung Badur tetapi peneliti pernah juga berkunjung kesana. Pengajaran yang dilakukan komunitas ini dilakukan di Masjid. Jumlah anak yang mengikuti belajar mengajar lebih sedikit dibandingkan di Kampung Badur dikarenakan jumlah penduduknya yang memang lebih sedikit.

(45)

seperti yang disampaikan oleh Agung Rizky yang merupakan relawan dari ini. Kegiatan belajar mengajar ini jadi arena bermain mereka, kami tidak memaksakan mereka tetapi kami lebih mengarahkan mereka. Pelajaran yang biasa kami ajarkan seperti membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan lainnya dan kami juga membangun karakter-karakter anak yang ada disini dengan mengajari mereka untuk lebih sopan dengan sesama dan lebih tua dari mereka dan peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah supaya tidak terjadi banjir. Sebenarnya tidak muluk-muluk. Keinginan kami hanya ingin mengangkat derajat warga pinggiran Sungai Deli melalui pendidikan. Jalan itu harus ditempuh sejak usia dini”.

Pendapat diatas didukung oleh pendapat dari Fati yang merupakan relawan Kopasude, beliau mengatakan bahwa :

“Kami yang tergabung di Kopasude ini terdiri dari rekan-rekan mahasiswa dari berbagai kampus di Medan. Saya sendiri mahasiswa UIN Medan jurusan Manajamen sebenarnya keahlian saya dalam mengajar tidak ada tetapi saya mencoba sendiri dan lama kelamaan terbiasa. Kegiatan belajar mengajar disini kami lakukan setiap malam, setiap malam kami mengumpulkan anak-anak disini untuk belajar dengan kami, kami mengajari mereka dari yang belajar membaca, berhitung, menulis, pengetahuan umum dan pengetahuan agama. Kami melakukan kegiatan ini untuk mendidik anak-anak disini dari karakter mereka, kepedulian mereka terhadap lingkungan dan mengajarkan mereka pentingnya pendidikan”.

Hal yang serupa disampaikan oleh relawan Kopasude yaitu Adel, beliau mengatakan bahwa :

(46)

kegiatan ini membuka wawasan dan cakrawala berpikir anak-anak yang ada di pinggiran Sungai Deli supaya kelak menjadi orang yang berguna. Kami melakukan proses pengajaran di Sanggar Silaturahmi. Cara kami melakukan pengajar kami saling berbagai team dikarenakan anak-anak yang belajar dari sini berbagai tingkatan kelas. Anak-anak yang belajar disini rata-rata anak-anak yang belum sekolah sampai kelas 6 SD yang kurang lebih jumlahnya 40 orang.”

Kegiatan yang dilakukan Komunitas ini sudah berjalan selama 2 tahun di Kampung Badur. Saat mereka awalnya masuk dan bergabung dengan masyarakat di Kampung Badur tidak mudah untuk membangun kepercayaan warga di pinggiran Sungai Deli. Awalnya anggapan yang negatif diterima oleh komunitas ini yang menyatakan bahwa komunitas ini hanya untuk memanfaatkan warga sekitar supaya mendapatkan uang padahal sifat mereka sukarela. Kendala yang mereka hadapi yaitu mengubah pola pikir mereka yang bisa dikatakan kurang mau berubah dan beranggapan bahwa mereka itu orang pinggiran dan kumuh. Tetapi mereka perlahan-lahan memberikan pengertian dan mendekati masyarakat sekitar dan bersifat baik dan saat ini membuahkan hasil bagi mereka. Komunitas ini dapat diterima dan bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Hal ini disampaikan oleh relawan Kopasude yaitu Denny bahwa :

(47)

Pendapat di atas kemudian diperjelas oleh Agung salah satu relawan Kopasude, beliau mengatakan bahwa :

“Bukan hal yang mudah untuk menarik masyarakat untuk bergabung dengan komunitas ini dan membangun kepercayaan mereka. Awalnya kami masuk di Kampung Badur ini bisa dikatakan sulit, anggapan mereka negatif terhadap kami. Masyarakat di Kampung Badur menyatakan bahwa kami adalah Komunitas yang ingin mencari keuntungan padahal tujuan kami ingin memandirikan mereka dan ingin mengangkat derajat mereka sebagai warga pinggiran. Banyak orang yang beranggapan bahwa orang-orang yang tinggal di sekitar pinggiran Sungai Deli adalah orang-orang pinggiran, kumuh yang tidak mau berubah tetapi dengan terbentuknya Komunitas ini kami ingin merubah persepsi yang sering masyarakat umum katakan. Kami ingin masyarakat pinggiran sungai dapat memiliki pendidikan tinggi dan dapat merubah kehidupan mereka sendiri dan peduli terhadap lingkungan mereka meskipun mereka tinggal di daerah pinggiran sungai. Tetapi, kami tidak menyerah, kami berusaha dan akhirnya kami diterima di tempat mereka dan kami pun memanfaatkan kepercayaan yang mereka berikan dengan mengajari anak-anak disana dan memperhatikan lingkungan mereka dengan bersama-sama melakukan gotong royong dan kegiatan lainnya yang dapat membangun mereka kearah yang lebih baik.”

Saat mereka awalnya mengajak anak-anak disana untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar bisa dikatakan sulit tetapi mereka tidak menyerah mereka awalnya melakukan pendekatan kepada orang tua mereka dan mulai mengajak anak-anak mereka untuk bergabung. Pada saat ini respon masyarakat terhadap komunitas ini sangat postif karena mereka dapat membangun masyarakat sekitar lebih baik dan terdapat perubahan yang warga sekitar rasakan selama mereka berada di Kampung Badur. Hal ini disampaikan oleh masyarakat sekitar yaitu Bang Hendra yaitu pengurus dari Sanggar Pendidikan Silaturahmi yang dijadikan anak-anak di Kampung Badur belajar, beliau mengatakan bahwa :

“Adanya kegiatan yang dilakukan oleh Kopasude seperti belajar

(48)

mereka. Anak-anak disini juga sangat antusias dan sangat senang dengan keberadaan dari Kopasude ini karena setelah maghrib biasanya mereka sudah bawa-bawa buku mereka dan terkadang sudah menunggu dan bertanya kalau malam ini mereka akan belajar. Respon dari orang tua mereka juga sangat baik dan malah menyuruh anaknya belajar jangan sampai tidak datang untung belajar. Keberadaan dari Kopasude sejauh ini sangat banyak membantu masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan sekitar mereka. Komunitas ini juga banyak memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjauhi hal negatif-negatif, mendidik anak-anak dan mensosialisasikan untuk tetap menjaga lingkungan dengan tidak lagi membuang sampah ke sungai.”

Pendapat di atas juga disampaikan oleh ibu saida yang merupakan orang tua dari bayu yang anaknya setiap hari belajar di Sanggar Pendidikan Silaturahmi bersama Kopasude, yaitu : umum juga. Kegiatan ini sangat membantu anak-anak disini daripada bermain-main lebih baik mereka belajar di Sanggar sama mereka kan lebih bermanfaat. Saya setiap malamnya pasti menyuruh anak saya untuk belajar dengan mereka malah saya sangat marah kalau dia tidak mau datang kesana. Saya berharap komunitas ini bisa lama disini mendidik anak-anak disini dan mereka juga mau membantu kami membersihkan lingkungan sekitar kami juga.”

(49)

yang rajin mengikuti belajar mengajar di Sanggar bersama Kopasude, beliau mengatakan bahwa :

“Orang kakak, abang disini baik-baik mau ngajari aku berhitung membaca. Aku tiap malam datang kesini untuk belajar sama abang-abang, kakak disini. Aku juga ceritain sama kawan sekolah ku kalau di dekat rumahku ada abang, kakak yang ngajari kami berhitung, membaca, menyanyi. Senanglah ada orang kakak ini jadi tambah kawan. Kami juga mau dikasih buku, pensil sama orang kakak, abang ini. Kami juga dilarang buang sampah ke sungai biar ngak banjir. Kalau uda banjir kami capeklah membersihkannya terkadang ngak tidur kalau tidurpun terkadang di lua, makanya aku ngak mau buang sampah ke sungai langsung ke tempat sampah biar ngak banjir rumah kami.”

Kesenangan juga dirasakan oleh rara selama belajar dengan Kopasude, beliau mengatakan bahwa :

“Aku tiap malam belajar disini. Aku disuruh mamak ku datang kesini biar pintar. Aku diajarin berhitung, ngaji, berdoa, membaca,bernynyi sama kakak, abang ini. Kadang-kadang aku ngantuk juga kalau lama-lama tapi nanti dikasih hiburan, cerita-cerita lucu biar ngak ngantuk. Sepulang dari sini aku cerita sama mamak ku yang ku pelajari sama kakak, abang ini. Pokoknya senanglah belajar disini tiap hari jadi makin pintar di sekolah.” Hal yang serupa juga dirasakan oleh selva yang rajin belajar bersama Kopasude, beliau mengatakan bahwa :

(50)

BAB IV

SINERGI ANTAR KOMUNITAS

4.1. Sinergi Komunitas Go River

4.1.1. Sekolah Sungai Go River Bersama SMA Dharmawangsa Medan

Foto 15

(51)

Sumber : Go River

Pencinta sungai deli Go River mengajak siswa-siswi yang tergabung dalam ekstrakurikuler pramuka Dharmawagsa Medan mengenal lebih dalam tentang Sungai Deli. Sekitaran 32 orang siswa diajak di Dermaga Sungai Avros mengikuti sekolah sungai. Pada kali ini Go River mengambil tema “Pramuka

Peduli Sungai Deli” Program sekolah sungai merupakan program Go River yang

ditujukan kepada peserta didik sebagai wadah belajar langsung di sungai. Kegiatan yang dilakukan komunitas Go River berharap agar masyarakat atau siswa-siswi yang mengikuti sekolah sungai dapat mengenal Sungai Deli dan dapat melihat kondisi Sungai Deli.

Pada kesempatan ini Pembantu Pembinan Pramuka SMA Dharmawagsa, Dedi Harjanto yang dikuti mengatakan bahwa :

(52)

melakukan susur sungai melihat keadaan sungai secara langsung dan melihat kegiatan masyaraka-masyarakat sekitaran sungai. Kami juga disuruh untuk menuliskan feature mengenai Sungai Deli yaitu harapan-harapan untuk Sungai Deli kedepannya yang kami berharap melalui Go River dapat terwujud. Saya berharap nantina kegiatan ini akan terus berlanjut. Semakin banyak pemuda yang peduli denga Sungai Deli, maka semakin kembali masa kejaya Sungai Deli.”

4.1.2. Sekolah Sungai Go River Bersama SMPN 16 Medan

Foto 16

Sekolah Sungai Go River Bersama SMPN 16 Medan

Sumber : Go River

(53)

Dalam Sekolah sungai tersebut, Go River mengajak siswa untuk terlibat aktif mengkampanyekan dan memperkenalkan ekosistem wisata Sungai Deli kepada masyarakat luas dengan cara memberikan pelatihan penulisan feature. Selain itu, siswa diajak untuk meninjau kondisi Sungai Deli dengan perahu karet milik Go River terlebih dahulu sebelum menuliskan feature.

Go river sendiri yang menjadi pelaksana kegiatan ini sangat berterimakasih dan ikut senang dengan adanya sekolah-sekolah yang mau berpartisipasi mengikuti sekolah sungai yang diadakan oleh Go River. Hal ini disampaikan oleh Pembina Go River Pak Azmi, yaitu :

“sekolah sungai yang kami lakukan dengan anak-anak sekolah di kota Medan supaya mereka bisa mengenal Sungai Deli dan dapat melihat keberadaan Sungai Deli. Dengan mereka belajar tentang sungai dan melihat langsung keberadaan Sungai Deli secara langsung mereka dapat lebih peduli dan dapat membantu untuk melestarikan Sungai Deli. Kegiatan ini juga kami mengajarkan mereka untuk membuat feature mengenai pendapat mereka mengenai keberadaan sungai dan harapan untuk Sungai Deli kedepannya.”

Respon yang dirasakan oleh siswa dan guru dari SMP N 16 Medan sangat positif dengan kegiatan tersebut. Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekolah SMP N 16 Medan, Ibu Irawati, yaitu :

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, sebab lewat Sekolah Sungai, siswa dapat dikenalkan kepada lingkungan sekitar terutama Sungai Deli. Apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar, apa yang mereka rasa nanti mereka tuangkan, sehingga apa yang mereka dapatkan nanti dikembangkan untuk kegiatan literasi sekolah.” (Mudanews.com)

Perasaan yang sama terhadap kegiatan ini dirasakan juga oleh salah satu siswa SMPN 16 Medan, Bayu, yaitu :

(54)

melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat yang berada di pinggiran Sungai Deli. Kemudian kami menuliskan sebuah feature menenai Sungai Deli yang kami lihat dan yang kami harapkan mengenai

Sungai Deli kedepannya.” (Mudanews.com)

4.1.3. Sekolah Sungai Go River Bersama Remaja Masjid Nurul Huda

Foto 17

Sekolah Sungai Go River Bersama Remaja Masjid Nurul Huda

Sumber : Go River

(55)

Materi diawali dengan memperkenalkan ekosistem sungai, memperkenalkan ekosistem sebuah sungai, seperti aliran sungai yang baik, cahaya, suhu, flora, ikan, invetebrata, dan lain-lain. Pemberi materi yang dilakukan oleh relawan Go River sendiri mengatakan untuk menjaga sungai terutama Sungai Deli dari hulu hingga hilir dengan tidak mebuang sampah ke aliran sungai. Pada kegiatan ini juga disampaikan untuk mengembalikan Sungai Deli tidak bisa hanya satu kelompok saja tetapi harus lebih dari satu orang bahkan lebih yang tujuannya sama-sama untuk bekerjasama melestarikan Sungai Deli. Jadi, dengan adanya kegiatan ini terutama untuk anak-anak muda kota Medan dapat lebih peduli terhadap keberadaan Sungai Deli. Anak muda kota Medan seahrusnya lebih aktif dalam menjaga lingkungan seperti Sungai Deli dan mau bersama-sama menjaga Sungai Deli.

Kegiatan ini juga semakin tambah menarik dikerenakan tidak hanya mendengarkan materi mengenai sungai saja tetapi peserta diajak untuk menyusuri sungai dengan mengunakan perahu dan kemudian menuliskan sebuah feature mengenai apa yang telah dilihat oleh peserta di Sungai Deli. Mereka juga memberikan harapan-harapan mereka mengenai Sungai Deli.

Foto 18

(56)

Sumber : Go River

4.1.4 Live In Riset bersama Mahasiwa Antropologi USU

Foto 19

(57)

Sumber : Go River

Kegiatan ini dilakukan oleh Mahasiswa Antropologi FISIP USU dalam matakuliah Antropologi Visual. Pada kegiatan ini mahasiswa antropologi memilih kawasan Sungai Deli sebagai tempat untuk melakukan riset. Pada kegiatan ini Go River dipercaya sebagai pembimbing dalam kegiatan ini. Pada kegiatan Live In Riset ini Go River memberikan materi kepada mahasiwa antropologi mengenai keberadaan dari Sungai Deli dan mereka juga menyusuri Sungai Deli dan setelah itu mereka membuat sebuah feature mengenai Sungai Deli. Pada kegiatan ini juga mahasiswa antropologi langsung berinteraksi dengan masyarakat-masyarakat yang berada di Pinggiran Sungai Deli yang berada di Sukaraja, Pantai Burung, Kampung Aur, dan Kampung Badur. Kegiatan ini dilkasanakan selama 3 hari 2 malam di Dermaga Avros. Pada kegiatan ini Live In Riset langsung dihadiri ketua jurusan Antroplogi Sosial Fisip yaitu Bapak Fikarwin Zuska dan Bang Fauzi Abdulah sebagai pengasuh dari matakuliah Antropologi Visual ini.

4.1.5. Bersumpah Bersihkan Sungai

Foto 20

(58)

Sumber : Go River

Kegiatan ini merupakan kerja sama atara Go River dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNIP) Sumataere Utara. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober. Kegiatan ini membersihkan Sungai Deli pada 28 Oktober 2016 lalu. Kegiatan ini dilakasanakan di Taman Edukasi Avros. Kegiatan bersumpah bersihkan sungai ini antara komunitas Go River dan KNIP melakukan hubungan kerjasama atau bersinergi dalam membersihkan Sungai Deli dan bersumpah memelihara sungai.

(59)

peduli untuk membersihkan dan memelihara Sungai Deli yang kondisinya saat ini kian memperhatinkan.

Pada kegiatan ini turut hadir wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution, beliau mengatakan bahwa :

“Peringati hari Sumpah Pemuda kali ini dilaksanakan di Sungai Deli. Kegiatan ini dilakukan untuk mengingatkan kepada pemuda-pemudi kota Medan bahwa peran sungai sangat penting bagi kehidupan masyarakat. sugai merupakan kehidupan bagi masyarakat dengan hal itu sungai harus dijaga kelestariaannya supaya tidak membawa bencana bagi kita sendiri”

Pendapat di atas juga disampaikan oleh ketua DPD KNIP Sumut, Sugiat Santoso, beliau mengatakan bahwa

“Kalau pemuda di Medan bisa menjaga sungai, apalagi Sungai Deli, tidak menutup kemumgkinan sungai ini bisa dijadikan sebagai destinasi pariwisata air di Medan. Melalui kegiatan bersumpah bersihkan sungai semua orang-orang dapat lebih peduli lagi terhadap keberadaan Sungai Deli. Kalau tidak kita warga Medan yang peduli dengan Sungai Deli siapa lagi.”

Kegiatan hari sumpah pemuda kali ini dilakukan dengan kegiatan menyusur SungaI Deli dari Taman Edukasi Avros hingga ke Kampung Aur yang difasilitasi oleh Go River sendiri. Dalam penyusuran Sungai Deli, dilakukan berbagai kegiatan mulai dari bersih-bersih dengan mengutip sampah yang berada di Pingguran Sungai Deli juga membagikan makanan kepada warga yang tinggal di Pinggiran Sungai Deli. Adapun tujuan ini dilakukan agar pemuda lebih peduli dan aktif untuk melestarikan Sungai Deli. Pembina Go River yaitu Pak Azmi menyatakan kegiatan yang dilakukan Go River ini bahwa :

(60)

semoga mindset tersebut diubah dengan mejadikan sungai sebagai beranda di rumah kita. Sungai Deli perlu dilestarikan karena jika kita lihat saat ini Sungai Deli dipenuhi dengan sampah-sampah. Keadaan seperti itu karena minimnya warga yang merasa bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan termasuk lingkungan sungai.”

4.1.6. AIESEC bekerja sama dengan Go River dalam Kegiatan Peduli

Limbah Air

Foto 21

AIESEC Bersama Go River Peduli Limbah Air

Sumber : Go River

Go River bekerjasa sama dengan AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales) indonesia untuk kegiatan peduli limbah air. AIESEC adalah organisasi internasional untuk para pemuda yang membantu mengembangkan potensi kepemimpinan dan menjadi ambassador di luar negri untuk menjalankan project sosial. Pada kegiatan ini diikuti oleh Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang tergabung dalam organisasi AIESEC dan 3 Mahasiswa yang berasal dari luar negri seperti yang berasal dari Meksiko, Republik Ceko dan Sri Langka.

(61)

“Kepedulian akan sampah sangat penting. Terutama menghindari air jangan sampai menjadi tempat pembuangan sampah. Negara-negara luar jangan sampai menjadikan air sebagai tempat pembuangan sampah. Kepedulian terhadap sampah, agar air menjadi tempat yang indah untuk dilihat. Adanya kegiatan ini sendiri ingin mengampayekan bahwa sungai sangat penting bagi kehidupan manusia dan ingin menjadikan sungai sebagai rekreasi yang telah dilakukan oleh daerah-daerah lain atau negara lain.”

Selain melibatkan komunitas AIESEC, kegiatan ini juga bekerja sama dengan pihak BPBD (Badan Penanggulangan Banjir Daerah) kota Medan. Pihak BPBD dalam kegiatan ini juga memberikan fasilitas berupa perahu untuk mengarungi Sungai Deli. Dalam kegiatan ini BPBD melakukan cara mengarungi sungai menggunakan erahu yang diikuti para peserta. Pada kesempatan ini juga komunitas Go River menjelaskan mengenai Sungai Deli dan komunitas AIESEC dapat lebih mengetahui secara mendalam mengenai program kerja yang dilakukan Go River serta Sungai Delinya. Pada kegiatan ini terjadi sebuah sinergi yaitu mereka sama-sama ingin peduli terhadap limbah air dengan menjadikan air sungai sebagai kehidupan, tempat rekreasi dengan tidak mencemari air dengan sampah, air cucian dan lainnya.

Salah satu peserta perwakilan Republik Ceko, Karolina Lorenzova mengatakan perasaannya terhadap kegiatan ini, yaitu :

(62)

4.1.7. Menanam Untuk Kotaku

Foto 22

Menanam Untuk Kotaku

Sumber : Go River

Dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Komuniaas Pencinta Sungai Deli, Go River bekerja sama dengan Budaya Hijau Indonesia, Biologi Pencinta Alam dan Studi Lingkungan (BIOPALAS) USU, Remaja AL-Huda Helvetia dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan dalam membersihkan Sungai Deli dan menanam pohon di sekitan Sungai Deli. Kegiatan ini dilakukan bersama warga Kelurahan Sukaraja. Kegiatan ini dilakukan pas di bawah jembatan Delta Juanda, Medan. Kegiatan ini sendiri dilakukan pada Minggu pagi tanggal 21 Mei 2017 lalu.

Kegiatan ini langsung dihadiri langsung oleh Ketua Go River yaitu Pak Ahadi, beliau mengatakan bahwa:

(63)

lingkungan oleh anak-anak itu akan tumbuh, sehingga di manapun mereka berada diharapkan melestarikan lingkungan. Beberapa jenis pohon yang ditanam, diantaranya mahoni dan ketapang.

Pada kegiatan ini juga Muhammad Ilham Damanik sebagai ketua Biopalas USU, mengatakan tentang kegiatan ini bahwa:

“Saya merasa senang mengikuti kegiatan ini apalagi kami dipercaya untuk bisa bergabung dengan Komunitas Go River dengan kegiatan ini. Saya sendiri sangat senang menjadi relawan untuk kotaku. Kegiatan yang dilakukan kali ini hampr sama dengan kegiatan mereka yang fokus pada studi konservasi, baik untuk restorasi lahan ataupun untuk pendataan keanejaragaman hayati dan kekayaan alam, baik itu flora maupun fauna. Adanya kegiatan ini saya berharap kita lebih peduli lagi terhadap alam dan lingkungan kita dan dapat memanfaatkannya dengan baik. Kegiatan ini juga diikuti oleh warga yang ada di Sukaraja. Mereka sangat berpartisipasi pada kegiatan ini mereka mau mengambil bibit-bibit tanaman dan mau langsung menanam pohonnya hal ini dilakukan oleh anak-anak kecil yang ada di Sukaraja.

Pada kegiatan ini Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Medan, Bapak M. Husni yang ikut dalam kegiatan ini, beliau mengatakan bahwa :

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan Go River yang peduli dengan pinggiran Sungai Deli. Kegiatan yang dilakukan oleh Go River dengan pihak-pihak bekerjasama pada kegiatan ini haruslah dibangun, dimana ada pemerintah, ada masyarakat dan ada komunitas. Kita dari pemko sangat mendukung kegiatan seperti ini. Namun kedepannya, saya rasa harus ada semacam polarisasi. Mana yang didahulukan, ada juga perencanaan yang matang dan ada master plane-nya. Dengan begitu, masing-masing pihak melakukan fungsinya dengan jelas. Kegiatan ini sangat menyerap partisipasi masyarakat hal ini terlihat disaat warga sekitar ikut bekerjasama dalam membersihkan Sungai Deli setelah kawasan bersih lalu ditanamai pohon-pohon oleh anak-anak dengan harapan anak-anak tersebut dapat menjaga pohon sampai mebuahkan hasil dan mempercantik lingkungan sekitar mereka.”

(64)

sangat aktif dan senang dengan kegiatan ini, yaitu M.Farhan, beliau mengatakan bahwa :

“Senang menanam pohon disini. Aku akan menjaga pohon-pohon yang ditanam disini sampai pohon ini hingga besar. Semoga pohon ini dapat mengantisipasi banjir dan longsor, sehingga masyarakat di sungai tidak menjadi korban. Dan kalau pohon-pohonnya besar nanti bisa mempercantik daerah ini.”

4.2. Sinergi Komunitas Peduli Anak Dan Sungai Deli (KOPASUDE)

4.2.1. Kegiatan Penyelamatan anak bersama KOPASUDE dan PUSPA

Foto 23

Kegiatan Organisasi Puspa dengan Kopasude

Sumber : Kopasude

(65)

terhindar dari bahaya Narkoba. Kegiatan ini dilakukan pada 28 April 2017 lalu. Pada kegiatan ini relawan Go River Agung, menyatakan bahwa :

“Kegiatan kali ini kami bekerja sama dengan organisasi PUSPA. Pada kegiatan ini organisasi PUSPA langsung meninjau langsung keberadaan masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Deli. Kami sangat senang dengan kunjungan yang dilkaukan oleh PUSPA karena mereka mau bersama-sama dengan kami memperhatikan anak-anak yang berada di pinggiran sungai dengan memperhatikan mereka dan memberikan mereka edukasi yang bermanfaat bagi mereka. Kami berharap kerja sama yang kami lakukan ini bisa terjalin dengan lama untuk memperhatikan anak-anak yang tinggal di pinggiran Sungai Deli.”

4.2.2. Penghijauan Bersama Mahasiswa STIPAP-LPP Medan

Foto 24

Penghijauna bersama Mahasiswa STIPAP-LPP Medan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ada tidaknya situs restiksi pada masing-masing mtDNA, diperoleh nilai keragaman genetik pada mtDNA COI populasi aceh 0,836, strain siratu 0,829 dan populasi solo

ini apakah siswa bisa mengerjakan dari tugas yang diberikan oleh guru

Pada prinsipnya rencana peledakan yang kurang tepat akan menghasilkan dan getaran suara ( ) yang berlebihan. Getaran hasil peledakan dapat berpengaruh terhadap

Selain karena penghuni sudah 5 tahun tinggal di rumah tersebut, proses adaptasi yang banyak juga terjadi karena jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah

Peta Cadangan ini dibuat setelah semua data dari topografi, pemboran, dan pemboran geotek dilapangan selesai dilakukan, selanjutnya mengeplotkan semua data tersebut,

Miles and Huberman ,1984, Analisa Data Kualitatif .Buku Sumber Tantang Metode- Metode Baru , Jakarta: UI Press.. Pratama ,2011,Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus: Outlet

yang telah dimiliki dalam menghadapi ancaman dari luar agar tetap mampu. bersaing dengan

Hadits ini dapat dijadikan inspirasi dari tiga hal besar, pertama ; membangun masyarakat sosial yang idealis ) ضافلا عمتجملا ةماقس iqamatul