• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Peranan Franchisor Terhadap Suksesnya Bisnis Franchise Pada Alfamart Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Peranan Franchisor Terhadap Suksesnya Bisnis Franchise Pada Alfamart Kota Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem bisnis Franchise (waralaba) pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi

penjualan mesin jahitnya. Walaupun usaha Isaac Singer tersebut gagal, dialah yang

dinilai pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba di Amerika Serikat.

Kemudian cara bisnis Isaac Singer ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih

sukses, John S. Pemberton yang merupakan pendiri perusahaan Coca Cola.

Sistem bisnis waralaba mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1950-an,

dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi.

Perkembangan jaringan bisnis waralaba di Indonesia saat ini sudah tergolong

pesat dan melibatkan pemberi waralaba (Franchisor) dari luar negeri maupun dalam negeri. Jaringan waralaba asing di Indonesia berkembang pesat antara

lain karena digunakannya strategi khusus, yaitu penunjukan mitra perusahaan

Indonesia yang berskala nasional sebagai penerima waralaba (franchisee).

Sampai tahun 2012 sudah ada 500 waralaba asing yang beroperasi di

Indonesia. Mereka berasal dari sejumlah Negara yaitu Amerika Serikat, Australia,

Korea Selatan, dan Malaysia. Jumlah waralaba asing ini diperkirakan mencapai

60% dari total waralaba yang beroperasi di Indonesia. Dengan omset bisnis

waralaba di Indonesia yang mencapai 140 triliun per tahun patut dicermati agar

(2)

pengusaha lokal. Fakta inilah yang mendorong pemerintah Indonesia khususnya

Kementrian Perdagangan membuat aturan untuk membatasi jumlah gerai

waralaba asing yang dapat dimiliki sendiri (KOMPAS, Maret 2012).

Pada bulan Maret 2013 terdapat tambahan sebelas waralaba asing yang

berminat melakukan kegiatan bisnis di Indonesia, yaitu Bonia (Singapura),

Li-Ning (China), BerryLite Frodzen Yogurt (Singapura), Pho Hoa (Amerika Serikat),

Physio Asia Theraphy Centre (Singapura) dan waralaba lainnya. Stabilitas Mikro

ekonomi dan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia dapat menjadi

pendorong masuknya waralaba asing ke dalam negeri (KOMPAS, November 2010).

Hal ini tentu saja dapat berdampak positif maupun negatif. Dampak positif akan

didapatkan jika pemerintah mampu mengarahkan waralaba asing tersebut agar

mau bermitra dengan sebanyak mungkin pengusaha lokal khususnya sektor

UMKM. Kemitraan tersebut dapat berupa keikutsertaan pengusaha lokal sebagai

penerima waralaba (franchisee) maupun sebagai pemasok kebutuhan bahan baku atau sebagai mitra permodalan. Sebaliknya, dampak negatif akan timbul manakala

waralaba asing tersebut tidak dibatasi sehingga mempunya banyak gerai yang

dimiliki sendiri tanpa batas.

Menurut data Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), hingga tahun 2012 tercatat lebih dari 1508 perusahaan franchise di Indonesia yang terdiri dari

franchise asing dan lokal. Dan total nilai bisnis dari franchise di Indonesia tercatat mencapai Rp.132 triliun. Nilai bisnis industri franchise mendorong penyerapan tenaga kerja yang tidak sedikit yaitu mencapai sekitar 4 juta orang (Kontan edisi

(3)

Waralaba yang ada di Indonesia terdiri dari waralaba asing dan lokal.

Waralaba asing cenderung lebih disukai karena sistemnya yang jelas, mereknya

sudah diterima diberbagai negara, dan dirasakan lebih bergengsi. Namun demikian,

waralaba asing umumnya menetapkan syarat keanggotaan yang relatif ketat dan

mahal sehingga sulit diakses oleh pengusaha UMKM.

Waralaba lokal (dalam negeri) lebih disukai oleh pengusaha UMKM

terutama oleh orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha, tetapi tidak

memiliki pengalaman bisnis yang cukup. Syarat keanggotaan waralaba lokal

umunya lebih murah sehingga lebih mudah diakses oleh pengusaha UMKM.

Kondisi ini seharusnya dapat memicu waralaba lokal, dikarenakan hingga saat ini

waralaba lokal masih banyak kekurangan terutama disebabkan lemahnya konsep

seperti kriteria dan produk yang belum lengkap, serta sistematika dan cara kerja

yang belum tertata dengan baik.

Franchise merupakan cara yang paling mudah untuk memulai dan memasuki dunia usaha. Bila semua usaha harus mulai dari nol, maka kita berhadapan dengan risiko kerugian besar karena harus melalui trial dan error

yang meningkatkan risiko gagal. Dengan adanya sistem bisnis franchise, maka risiko kerugian investasi dapat diturunkan menjadi sekitar 15 persen

(Odop, 2006).

(4)

Pemberi waralaba (Franchisor) wajib memberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan, bimbingan operasional manajemen, pemasaran, penelitian, dan

pengembangan kepada penerima waralaba secara berkesinambungan. Pembinaan

yang diberikan pemberi waralaba dilaksanakan secara berkesinambungan,

termasuk melakukan pengendalian mutu dan evaluasi terhadap bisniss yang

dilakukan oleh penerima warlaba. Sedangkan untuk Penerima lisensi (Franchisee) mempunyai hak untuk memperoleh segala macam informasi yang berhubungan

dengan perjanjian yang dilisensikan, yang diperlukan olehnya untuk menjalankankan

dengan baik, dan memperoleh berbagai informasi, bantuan serta prosedur yang

harus dijalankan olehnya.

Bisnis waralaba secara umum dikelompokkan dalam kelompok 8 besar,

yaitu makanan dan minuman (Food & Beverage), Minimarket, Broker Property, Ekspedisi, Pendidikan, Kecantikan dan Kesehatan Busana & Aksesoris, dan

Otomotif. Dari ke 8 kelompok tersebut, yang terbesar pangsa pasarnya adalah

makanan dan minuman yang di tahun 2010 nilainya mencapai Rp. 46,2 triliun.

Peringkat kedua diraih ritel Minimarket dengan Rp.26,5 triliun, diikuti broker

Properti dengan Rp.19,8 triliun. Posisi keempat dan kelima diduduki jasa

kurir/Ekspedisi Rp. 7,9 triliun dan Pendidikan Rp. 6,4 triliun.

(www.ditjenpdn.depdag.go.id)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa ritel Minimarket termasuk peringkat

kedua tertinggi pangsa pasarnya, salah satu yang saat ini tengah popular di

Indonesia adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dengan merk dagang Alfamart

(5)

di bidang perdagangan dan distribusi, kemudian pada 1999 mulai memasuki

sektor minimarket. Ekspansi secara ekponensial dimulai Perseroan pada tahun

2002 dengan mengakusisi 141 gerai Alfaminimart dan membawa nama baru

Alfamart. Saat ini Alfamart dinobatkan sebagai salah satu jaringan minimarket

lokal terbaik di Indonesia, yang melayani lebih dari 2 juta pelanggan setiap hari,

dengan jumlah toko lebih dari 5.700 minimaret yang tersebar di seluruh Indonesia.

Jaringan waralaba Alfamart juga mampu mempekerjakan lebih dari 60.000

karyawan. Alfamart juga terpilih sebagai satu-satunya perusahaan ritel tanah air

yang menerima penghargaan “Top 5 Most Powerful Brand in Asia” dalam ajang

Nikkei Brand Awards 2016 (www.alfamartku.com).

Kesuksesan hubungan franchisor dan franchise dapat dilihat dari seberapa

besar peranan franchisor terhadap beberapa aspek yang dapat memuaskan

franchisee. Menurut Hirayanti (2009) dalam penelitian bahwa peranan franchisor

untuk mensukseskan bisnis franchise adalah promotion yaitu suatu usaha dari

pemasaran dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain

sehingga tertarik untuk melakukan transaksi produk dan barang atau jasa,

support service merupakan dukungan ataupun bantuan pelayanan yang diberikan

franchisor seperti bimbingan ataupun konsultasi masalah-masalah operasional

dan keuangan, training merupakan kegiatan peningkatan kemampuan staf dan

karyawan untuk mengelola usaha dan pengambilan keputusan, control system

merupakan sebagai alat kontrol dalam menjalankan proses sesuai dengan petunjuk

teknis yang ditetapkan, communication merupakan hubungan yang terjalin antara

(6)

Langkah sukses dari Alfamart yang telah memiliki lebih dari 200 gerai di

Sumatera Utara, dan 26 gerai yang bersistem franchise di Kota Medan tentunya juga karena adanya kepercayaan para customer dan kerjasama yang saling mendukung antara franchisee dengan franchisor. Alfamart sebagai salah satu perusahaan ritel modern terbesar di Indonesia, yang mempunyai standar sebagai

ritel swalayan yang bermutu dalam pengelolaanya, telah berdiri di berbagai daerah

hingga pelosok strategis di Indonesia, salah satu contohnya adalah di kota Medan.

Alfamart, saat ini telah menjadi pilihan konsumen sebagai tempat berbelanja

kebutuhan sehari-hari. Sebagai perusahaan yang telah dikenal oleh masyarakat,

dan melihat fenomena yang terjadi di Indonesia yaitu banyaknya franchise lokal yang gagal dalam menjalankan usaha, maka Alfamart menjadi salah satu

perusahaan ritel yang sukses dalam menjalankan usaha franchise Alfamart dan tidak terlepas dari adanya Training, Support Service, Control System, Communication, Promotion, dan Supply yang telah diterapkan dan berjalan dengan baik oleh franchisor dan franchisee.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Peranan Franchisor Terhadap Suksesnya Bisnis Franchise Pada

ALFAMART di Kota Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, sehingga di dapat rumusan masalah penelitian

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh peranan franchisor terhadap suksesnya bisnis franchise pada Alfamart Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian akan lebih bermanfaat apabila mempunyai data yang akurat dan

dapat menambah wawasan pembaca, oleh karena itu penulis merumuskan manfaat

penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat bagi akademik

Diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan kepada

mahasiswa untuk mengetahui pengaruh peranan franchisor terhadap suksesnya bisnis franchise.

2. Manfaat bagi penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan kesempatan bagi

penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur dari bangku kuliah dalam

bidang sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi minat wirausaha

3. Bagi pihak lain

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam

melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama di masa yang

Referensi

Dokumen terkait

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Agama Tahun Anggran

Muaro Jambi pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sebapo Kabupaten Muaro Jambi Tahun Anggaran 2012 , dengan ini diumumkan Pemenang Pengadaan Langsung untuk pekerjaan yang dimaksud yaitu

Surat Keterangan dari Kejaksaan apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya,

Hasil penilaian aspek administrasi, teknis, dan aspek biaya telah dilakukan terhadap peserta Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi yang telah ditetapkan sebagai

7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/ Komisi Independen Pemilihan Aceh

(*) Sedang dalam proses pembukaan blokir anggaran. o Jadwal sewaktu-waktu bisa

PEMBERIAN BIOCHAR DARI BEBERAPA BAHAN BAKU UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN LOGAM BERAT CdDI

Token yang telah didapat akan di simpan ke penyimpanan browser agar mudah diakses, Gambar 5 merupakan Source Code untuk menyimpan ke Local Stored sebagai penyimpanan