• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Prinsip Kredit 5c Pada Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penerapan Prinsip Kredit 5c Pada Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung Chapter III IV"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III PEMBAHASAN A. Bank

1. Pengertian Bank

Bank berasal dari bahasa Italia, banco yang artinya banku.Bangku ini dimaksudkan sebagai meja operasional para bankir zaman dahulu dalam melayani seluruh nasabahnya. Istilah bangku ini kemudian menjadi popular dengan nama Bank. (Anwar, 2011:273)

Menurut Kasmir (2014:3) bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan meyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Menurut Malayu (2011) bank adalah lembaga keuangan, berarti bank adalah badan usaha yang kekayaan terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotivasi profit dan juga sosial, jadi buka n mencari keuntungan saja.

Kemudian pengertian bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

(2)

dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah :

1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan.

Maksudnya, bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk keamanan uangnya.

2. Menyalurkan dana ke masyarakat.

Bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan dana dengan mengajukan permohonan kredit.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Jasa-jasa bank lainnya ini merupakan jasa pendukung dari kegiatan pokok bank, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana. Seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, travellers cheque, dan jasa lainnya.

2. Fungsi dan Peranan Bank

(3)

1. Pengalihan Aset (Aset Transmutation)

Yaitu pengalihan dana atau asset dari unit surplus ke unit defisit. Dalam hal ini, sumber dana yang diberikan kepada pihak peminjam berasal dari pemilik dana, yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dengan demikian, bank berperan sebagai penagih asset yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit deficit (borrower).

2. Transaksi (Transaction)

Yaitu memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan.Untuk itu, produk, jasa dan layanan yang ditawarkan oleh bank (tabungan, deposito, giro, pemberian kredit, jasa pengiriman uang, layanan e-banking, dan layanan perbankan lainnya) memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.

3. Likuiditas (Liquidity)

Yaitu penjaga likuiditas masyarakat, dengan membantu aliran likuiditas/dana dari defisit. Terkait dengan hal ini, unit surplus menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk dana, berupa giro, tabungan, deposito, dan produk-produk dana bank lainnya untuk kemudian disalurkan dalam bentuk produk kredit pada unit defisit.

(4)

4. Efisiensi (Efficiency)

Dalam hal ini bank berperan sebagai broker, yaitu menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya.Jadi bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor tak jarang menimbulkan masalah intensif.

Peran bank menjadi peminjam untuk memecahkan masalah intensif tersebut.Terkait konteks ini, jelas peran bank adalah menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.

3. Jenis - Jenis Bank

Penggolongan bank menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.14 tahun 1967 dan Undang-Undang RI No.7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan mempunyai beberapa perbedaan sebagai berikut :

A. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.14 Tahun 1967 1. Berdasarkan Fungsinya :

a. Bank Sentral b. Bank Umum

(5)

2. Berdasarkan Kepemilikan : a. Bank milik Pemerintah

b. Bank milik Pemerintah Daerah c. Bank milik Swasta Nasional d. Bank milik Koperasi

e. Bank Asing/Campuran 3. Berdasarkan Bentuk Hukum :

a. Bank berbentuk hukum Khusus (dibentuk berdasarkan Undang-undang) b. Bank berbentuk hukum Daerah

c. Bank berbentuk Perseroan Terbatas (PT) d. Bank berbentuk hukum Koperasi

4. Berdasarkan Kegiatan Usaha : a. Bank Devisa

b. Bank Bukan Devisa

B. Menurut Undang-Undang RI No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan telah diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan 1. Berdasarkan Jenis :

a. Bank Umum

b. Bank Perkreditan Rakyat 2. Berdasarkan Kepemilikan :

a. Bank milik Pemerintah

(6)

d. Bank milik Koperasi e. Bank Asing/Campuran 3. Berdasarkan Bentuk Hukum :

a. Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah b. Bank berbentuk hukum Perseroan (PERSERO) c. Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas (PT) d. Bank berbentuk hukum Koperasi

4. Berdasarkan Kegiatan Usaha : a. Bank Devisa

b. Bank Bukan Devisa

5. Berdasarkan Sistem Pembayaran Jasa : a. Bank berdasarkan pembayaran bunga

b. Bank berdasarkan pembayaran berupa pembagian hasil keuntungan (bank dengan prinsip syariah)

B. KREDIT

1. Pengertian Kredit

(7)

Menurut Kasmir (2014:85) dalam Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu yang tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian kredit menurut Abdullah dan Tantri (2014:166) dalam Bank dan Lembaga Keuangan, antara lain :

a. Mencari Keuntungan

(8)

b. Membantu Usaha Nasabah

Membantu para nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh phak perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah :

1. Penerimaan pajak

2. Membuka kesempatan kerja

3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa

4. Menghemat dan meningkatkan devisa Negara

Selain beberapa tujuan kredit di atas, menurut Rivai, dkk (2013:7) dalam Credit Management Handbook, Manajemen Perkreditan Cara Mudah Menganalisis Kredit, pemberian fasilitas kredit juga memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang

(9)

b. Untuk Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Sehingga suatu daerah yang kekurangan uang akan mmemperoleh tambahan uang dari daerah lainnya melalui kredit.

c. Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna. Dan dapat meningkatkan jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

d. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi

Memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit membantu dalam hal mengekspor barang sehingga meningkatkan devisa Negara.

e. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan

(10)

f. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional

Pinjaman Internasional akan dapat meningkatkan kerja sama Internasional yang lebih baik di berbagai sektor, sehingga dalam jangka panjang akan menciptakan perdamaian antarbangsa.

3. Unsur-Unsur Kredit

Menurut Kasmir (2014:114) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang akan diberikan (berupa uang, barang, jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.

2. Kesepakatan

Kesepakatan ini meliputi kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit yang dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah pihak sebelum kredit disalurkan.

3. Jangka waktu

(11)

jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (di atas 3 tahun).

4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidah tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya dan sebaliknya.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit.

4. Jenis-Jenis Kredit

Beragam jenis usaha, menyebabakan beragam pula kebutuhan akan dana yang menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kenutuhan dana yang diinginkan nasabah.

Menurut Kasmir (2014:120)pada buku Dasar-Dasar Perbankan, kredit terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

a. Dilihat dari Segi Kegunaan 1. Kredit Investasi

(12)

2. Kredit Modal Kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

b. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit 1. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

2. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang digunakan oleh konsumen untuk tujuan konsumtif misalnya pembelian kendaraan bermotor, renovasi rumah, pembelian tanah.

3. Kredit Perdagangan

Kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh : kredit ekspor dan impor.

(13)

Kredit yang memiliki jangka waktu kredit kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk kredit peternakan dan pertanian.

2. Kredit Jangka Menengah

Kredit yang jangka waktunya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

3. Kredit Jangka Panjang

Kredit yang masa pengembaliannya paling lama yaitu di atas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet atau untuk konsumtif seperti kredit perumahan.

d. Dilihat dari Segi Jaminan 1. Kredit dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang., dimana jaminan tersebut nilainya harus lebih besar dari jumlah kredit yang diajukan.

2. Kredit Tanpa Jaminan

Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, krakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

e. Dilihat dari Segi Sektor Usaha 1. Kredit Pertanian

(14)

2. Kredit Peternakan

Kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka panjang maupun pendek.

3. Kredit Industri

Kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar.

4. Kredit Pertambangan

Kredit yang diberikan kepada usaha tambang yang biasanya berjangka waktu panjang. Seperti tambang emas, minyak, atau timah.

5. Kredit Pendidikan

Kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

6. Kredit Profesi

Kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter, atau pengacara.

7. Kredit Perumahan

Kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka panjang.

Adapun jenis kredit mikro yang diberikan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung, yaitu :

1. Kredit Usaha Mikro (KUM)

(15)

2. Kredit Serbaguna Mikro (KSM)

Kredit yang diberikan kepada pegawai yang memiliki penghasilan tetap atau profesi tetap untuk membiayai berbagai macam kebutuhan, kredit ini diberikan untuk keperluan pribadi (konsumtif) dengan jangka waktu peminjaman selama 10 tahun.

C. Mekanisme Penyaluran Kredit Pada PT Bank Mandiri

Produk pinjaman yang ditawarkan oleh PT Bank Mandiri Cabang Medan Jalan Bandung adalah kredit usaha mikro (KUM) dan kredit serbaguna mikro (KSM). Calon debitur akan melewati beberapa tahapan guna pihak bank bisa menilai kelayakannya untuk diberikan pinjaman. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon debitur saat mengajukan permohonan kredit antara lain :

1. Kredit Usaha Mikro (KUM)

a. Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah. Maksimum usia 60 tahun saat kredit lunas.

b. Melampirkan bukti diri berupa KTP, kartu keluarga, serta surat nikah bagi yang sudah menikah.

c. Khusus kredit Rp 50 juta keatas dipersyaratkan NPWP

d. Surat Keterangan Usaha dari desa/kelurahan, Dinas Pasar atau Otoritas setempat dimana yang bersangkutan memiliki usaha, atau

e. Surat ijin usaha

f. Belum pernah bermasalah dalam memperoleh fasilitas kredit sebelumnya. 2. Kredit Serbaguna Mikro (KSM)

(16)

b. Telah diangkat menjadi pegawai tetap minimal 1 tahun dan berpenghasilan tetap. Khusus untuk pegawai dengan status tetap dan payroll di bank maka masa kerja pegawai tidak diperhitungkan.

c. Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan pada saat kredit lunas sesuai usia pensiun yaitu maksimum 55 tahun (kecuali untuk pegawai Pemerintah/BUMN/BUMD/BHMN/ persyaratan usia ditentukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku)

d. Penghasilan per bulan diatas Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku di daerah tersebut

e. Menyerahkan bukti diri berupa foto copy KTP calon debitur dan suami/istri calon debitur, kartu keluarga, serta surat nikah/cerai bagi yang sudah menikah/cerai.

Keunggulan yang ditawarkan Bank Mandiri antara lain: a. Proses cepat dan mudah

b. Persyaratan kredit yang ringan

c. Sifat kredit adalah aflopend plafond (angsuran tetap)

d. Agunan adalah berupa objek yang dibiayai dan berupa fixed assets

e. Jangka waktu angsuran bervariasi mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, dan 36 bulan.

f. Perlindungan asuransi jiwa, asuransi kebakaran, dan gempa bumi.

(17)

penilaian agunan, keputusan dan kesepakatan kredit, jadwal akad dan realisasi kredit.

Berikut ini adalah skema pemberian kredit pada PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung :

Sumber : PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung, 2017 Gambar 3.1

(18)

1. Mengisi Formulir

Pada awal nasabah mengajukan fasilitas kedit adalah dengan mengajukan permohonan kredit. Pemberian kredit oleh bank harus didasarkan pada permohonan tertulis dari calon debitur atau berdasarkan penawaran dari bank yang disepakati calon debitur. Selanjutnya nasabah mengisi form aplikasi kredit seperti:

a. Form aplikasi pengajuan kredit perorangan b. Daftar biaya hidup dan pendapatan perbulan c. Daftar penghasilan lainnya

d. Serta form-form lainnya yang dapat mendukung dalam pengajuan kredit. 2. Menyerahkan Formulir dan Melengkapi Persyaratan

Setelah formulir diisi oleh nasabah, formulir tersebut diserahkan kepada petugas loan service beserta data- data yang diperlukan untuk diperiksa mengenai kelengkapannya. Apabila persyaratan tersebut telah dipenuhi, maka petugas loan service akan mencatat atau meregister data pemohon ke dalam File Infomasi Pemohon (FIP). Selanjutnya petugas mencetak slip skedul wawancara 1 (satu lembar) dan diserahkan kepada pemohon untuk dibawa pada saat akan wawancara.

3. Wawancara dan Verifikasi 3.1 Wawancara

(19)

pertanyaan kepada nasabahnya. Hal- hal yang perlu dipertanyakan dalam wawancara adalah:

a. Data-data pemohon b. Data-data pekerjaan

c. Pengeluaran atau biaya hidup

Setelah wawancara selesai dilakukan, petugas wawancara akan memberikan tanda pengesahan pada slip jadwal wawancara sebanyak 1 (satu) lembar yang menjelaskan bahwa kegiatan wawancara telah dilaksanakan. Selanjutnya petugas wawancara akan melakukan verifikasi terhadap hasil wawancara.

3.2 Verifikasi

Verifikasi diperlukan untuk memastikan keabsahan data dan kesesuaian dengan fakta, diantaranya dengan beberapa metode berikut :

1. On the Spot Checking (OTS)

OTS adalah kunjungan langsung ke tempat usaha/domisili (calon) debitur yang dimaksudkan untuk mengecek kebenaran data dengan melihat tempat usaha/ domisili dan agunan, serta menggali aktivitas usahah debitur.

2. Bank Checking

(20)

3. Trade Checking

Trade checking dimaksudkan untuk mengetahui/menilai debitur dalam menjalankan kegiatan bisnisya, hubungan dagang yang telah dilakukan oleh calon debitur, dan bagaimanan manajemen perusahaan/debitur dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Trade checking dilakukan dengan kunjungan/penilaian langsung ke lapangan untuk mengetahui brand image dari produk debitur.

4. Analisis Kredit

Tahap selanjutnya adalah bank melakukan analisa terhadap permohonan kredit yang diajukan oleh pihak bank. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui calon nasabah apakah layak atau tidak untuk diberikan kredit serta sebagai bahan rekomendasi dalam pemutusan kredit. Dalam melakukan analisis kredit, bank melakukan analisis prinsip 5C antara lain character, capacity, capital, collateral, dan condition of economy.

Tujuan utama dari analisis permohonan kredit ialah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan dalam meemenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian serta untuk mengurangi kredit macet.

5. Penilaian Agunan

(21)

1. Keyakinan bahwa debutir dapat menyelesaikan kewajibannya berdasarkan kelayakan dan kemampuann keuangan debitur.

2. Agunan disyaratkan agar memperhatikan, antara lain struktur kredit, kompetisi, jenis agunan, dan riwayat pembayaran.

3. Agunan yang diserahkan debitur dipertimbangkan dapat mencukupi pelunasan kewajiban debitur dalam halk debitur tidak mampu memenuhi kewajiban.

Agunan dapat berupa objek yang dibiayai dengan kredit atau agunan tambahan selain objek yang dibiayai. Krtiteria agunan kredit, antara lain:

a. Mempunyai nilai ekonomis, dalam arti dapat dinilai dengan uang atau dapat dijadikan uang;

b. Kepemilikan dapat dipindahtangankan dari pemilik semula kepada pihak lain; c. Mempunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikiat secara sempurna

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sehingga bank memiliki hak yang di dahulukan terhadap hasil likuiditas barang tersebut. Berikut adalah beberapa jenis collateral/agunan yang dapat diterima bank :

1. Tanah

Dalam melakukan analisa agunan berupa tanah, yang perlu diperhatikan adalah hak atas tanah tersebut, seperti Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Pakai atas Tanah Negara, dan lain- lain, serta kepemilikan tanah tersebut. 2. Bangunan

(22)

analisis agunann berupa bangunan, yang perlu diperhatikan adalah beberapa hal seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), lokasi bangunan, luas bangunan, konstruksi bangunan, kondisi bangunan tahun pendirian/ renovasi bangunan,peruntukan bangunan (rumah tinggal, pabrik, gudang, hotel), tingkat marketabilitas, keterikatan dengan bank lain, dan status hukum (dalam kondisi sengketa/ tidak).

3. Kendaraan Bermotor

Dalam melakukan analisis agunan berupa kendaraan bermotor, yang perlu diperhatikan adalah umur teknis dan kepemilikan kendaraan bermotor, serta pengamanan tambahan berupa pemblokiran pada instansi berwenang.

4. Persediaan (inventory)

Dalam melakukan analisis agunan berupa persediaan, yang perlu diperhatikan adalah sistem perusaahan debitur dalam menentukan nilai persediaan, jenis barang persediaan, kondisi persediaan, dan tempat penyimpanan persediaan.

5. Piutang Dagang

Dalam melakukan analisis agunan berupa piutang dagang, yang perlu diperhatikan adalah bahwa piutang tersebut merupakan piutang dagang lancar dan memiliki dokumen piutang.

6. Mesin-Mesin Pabrik

(23)

7. Corporate Guarantee dan/ atau Personal Guarantee

Apabila akan menerima corporate guarantee dan/ atau personel guarantee maka bank melakukan evaluasi terhadap kelayakan dan bonafiditas dari penjamin (guarantor) dan memastikan bahwa perjanjian/akta guarantee telah ditandatangani oleh pihak yang berwenang.

6. Persetujuan dan Kesepakatan Kredit 6.1 Persetujuan Kredit

Setelah melalui berbagai penilaian maka tahap selanjutnya adalah keputusan kredit. Keputusan kredit dilakuakn dengan dihadiri oleh pejabat bank untuk memberikan putusan atau persetujuan kredit. Keputusan kredit dilakukan untuk menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau ditolak.

Jika nasabah dinyatakan layak diberikan kredit maka bank akan memberikan surat penegasan persetujuan kredit (SP3K). Surat ini dibuat untuk meyatakan bahwa bank menyetujui menyediakan fasilitas kredit.

Dalam penegasan persetujuan penyediaan kredit tercantum : a. Jumlah maksimum kredit yang disediakan

b. Jenis kredit c. Jangka waktu d. Suku bunga

e. Angsuran per bulan f. Jaminan kredit

(24)

6.2 Kesepakatan Kredit

Apabila debitur menyetujui ketentuan dan syarat penyediaan fasilitas kredit yang tertera pada surat keputusan SP3K maka sebagai tanda persetujuan, nasabah harus menandatangani surat pernyataan dan kuasa di atas materai 6.000, kemudian setelah adanya penandatanganan persetujuan maka akan dilakukan akad kredit.

7. Jadwal Akad dan Realisasi Kredit 7.1 Jadwal Akad

Setelah petugas bank memberikan laporan pemeriksaan akhir maka tahap selanjutnya adalah akad kredit. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum dilakukannya akad kredit, seperti :

a. Telah disetujui dan ditandatangani SP3K oleh nasabah

b. Penyesuaian antara perjanjian kredit dengan SP3K dilihat dari jenis kredit, maksimal kredit, jangka waktu dan suku bunga

c. Agunan yag dibuat oleh pihak notaris telah selesai dibuat dan diserahkan kepada pihak bank serta tidak ada permasalahan

d. Selanjutnya kewajiban-kewajiban seperti pembayaran uang muka dan biaya-biaya telah diselesaikan oleh nasabah.

Setelah kegiatan-kegiatan tersebut telah diselesaikan maka selanjutnya nasabah dan bank melakukan penandatanganan akad kredit.

7.2 Realisasi Kredit

Realisasi kredit dilakukan setelah penandatanganan akad kredit dan setelah nasabah memenuhi persyatan pokok realisasi kredit yaitu :

(25)

b. Telah menyediakan dana dalam rekening tabungan Bank Mandiri sebesar biaya yang tertera pada SP3K

c. Debitur telah melaksanakan akad kredit

d. Debitur telah melihat kondisi rumah sebelum pelaksanaan akad kredit e. Penandatanganan jaminan yang dibuat oleh notaris.

D. Analisis Penerapan Prinsip 5C dalam Proses Pemberian Kredit

Dalam proses pemberian kredit, PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung menerapkananalisis prinsip 5C antara lain :

1. Character

Character merupakan aspek yang pertama dan utama yang harus dianalisis oleh Account Officer karena menyangkut willingness to pay atau kemauan bayar calon debitur. Penilaian dan anailisis terhadap karakter yang dilakukan oleh Account officer meliputi :

a. Tingkat Kepercayaan dan Perilaku Debitur/Calon Debitur

Analisis ini didasarkan pada tingkat keterbukaan dan keaktifan nasabah serta kejujuran debitur selain itu juga merupakan tingkat pengaruh gaya hidup dan permasalahan pribadi debitur yang dapat mempengaruhi kemampuan membayar kembali kreditnya.

b. Riwayat Usaha dan Reputasi Bisnis

(26)

c. Riwayat Hubungan Dengan Bank

Account Officer dan ADK melakukan pengecekan pada Sistem Informasi Debitur (SID) untuk melihat riwayat hubungan dari bank pemberi kredit dan bank lain.

d. Manajemen Perusahaan

Analisa ini dilakukan dengan melihat karakter pemilik dan pengurus perusahaan dari pandangan masyarakat, tingkah laku moral, catatan kriminalitas, pengalaman dan kegagalan bisnis, budaya kerja perusahaan serta reputasi dan citra perusahaan.

2. Capacity

Capacity merupakan ukuran kemampuan atau ketidakmampuan calon debitur yang dapat dilihat dari sisi manajerial dan financial dari kegiatan usaha yang akan dibiayai. Analisis yang dilakukan Account officer adalah sebagai berikut:

a. Riwayat usaha yang merupakan perkembangan usaha dari waktu ke waktu b. Pengalaman mengelola usaha, yang meliputi aspek-aspek penentu

dalam kegiatan usaha diantaranya: 1. Aspek Manajemen

(27)

2. Aspek Produksi

Aspek produksi dilihat dari seberapa baik kualitas produksi yang dihasilkan.

3. Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran dilihat dari strategi yang dilakukan untuk memasarkan produk. Penilaian yang perlu diperhatikan adalah menyangkut daya beli masyarakat, pangsa pasar dan kualitas produksi. Selain itu prospek pemasaran perlu diperhatikan perkembangan permintaan di masa yang akan datang.

4. Aspek Keuangan

Aspek ini dilihat dari sejauh mana kemampuan debitur/calon debitur dalam mengatur dan mengelola keuangannya. Penilaian aspek ini meliputi keadaan keuangan debitur yang akan dibiayai.

5. Aspek Personalia

3. Capital

Capital merupakan ukuran kemampuan usaha pemohon untuk mendukung pembiayaan dengan modalnya sendiri. Analisis capital yang dilakukan account officer adalah sebagai berikut:

a. Kesediaan dalam menyediakan modal sendiri (self financing)

b. Komposisi modal yang tercantum dalam akte pendirian/perubahan perusahaan

(28)

4. Collateral

Collateral merupakan salah satu unsur dari jaminan pemberian kredit yang memberikan dorongan untuk tetap memenuhi kewajiban debitur serta memberikan hak dan kekuasaan pada pihak bank untuk mendapatkan pelunasan jika terjadi wanprestasi.

Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Jenis agunan yang diserahkan

b. Pengikatan dan coverage ratio

c. Segi ekonomis barang yang diagunkan

5. Condition of Economy

Merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan usaha yang seringkali merupakan faktor diluar kendali pemohon. Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi usaha, misalnya kenaikan nilai tukar rupiah yang berakibat terhadap perkembangan situasi ekonomi.

b. Perkembangan teknologi.

c. Dampak peraturan pemerintah/regulasi.

Aspek-aspek yang Dinilai Dalam Analisis Kredit antara lain : a. Aspek Yuridis/Hukum

(29)

modal masing-masing pemilik.kemudian juga diteliti keabsahannya yang meliputi: surat izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri, Surat Izin Pendirian Usaha (SIUP) untuk sekotor perdagangan, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan surat keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikt tanah.

b. Aspek Pemasaran

Dalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana, yang perlu diteliti dalam aspekk ini adalah pemasaran produk minimal 3 bulan yang lalu atau 3 tahun yang lalu, rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan atau 3 tahun yang akan datang, peta kekuatan pesaing yang ada, dan prospek produk secara keseluruhan.

c. Aspek Keuangan

Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki unuk membiayai usahanya dan bagaiman penggunaan dana tersebut. Di samping itu, hendaknya dibuatkan arus kas tentang keuangan perusahaan. Penilaian bank dari aspek keuangan biasanya dengan satu kriteria kelayakan investasi yang mencakup: neraca, laporan laba rugi dan laporan sumber dan penggunaan dana.

d. Aspek Teknis/ Operasional

(30)

e. Aspek Sosial Ekonomi

Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian masyarakat umum, seperti: meningkatkan ekspor barang, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, terjadinya sarana prasarana, membuka isolasi daerah tertentu.

f. Aspek Amdal

Menyangkut analisis dampak lingkungan baik darat, laut, dan udara proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan disekitarnya. Pencemaran yang sering terjadi antara lain terhadap tanah, darat menjadi gersang, air menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasa, udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising, dan panas.

Meskipun demikian, untuk beberapa hal dalam proses analisa ada beberapa aspek yang terkadang tidak dapat diterapkan dengan sepenuhnya, menyesuaikan dengan keadaan kasus. Berikut laporan penyaluran kredit Bank Mandiri :

Tabel 3.1

Laporan Penyaluran Kredit Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung Bulan Oktober 2016 – Mei 2017

Periode Jenis Kredit Jumlah Debitur

Oktober 2016 – Mei 2017

KUM 17

KSM 5

Total 22

(31)

E. Analisis Hubungan Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pemberian Kredit Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Pearson atau sering juga disebut Korelasi Product Moment dengan menggunakan bantuan software SPSS versi.20.

1. Korelasi Pearson

Metode korelasi pearson ini ditemukan oleh Karl Pearson, seorang ahli matematika yang berasal dari Inggris. Metode Korelasi Pearsondigunakan untuk mengukur kekuatan hubungan 2 variabel dan mengetahui bentuk hubungan variabel tersebut apakah positif atau negatif. (Helmi & Lufti, 2015:103)

Kekuatan hubungan antara 2 variabel disebut dengan koefisien korelasi dan dilambangkan dengan symbol “r”.nilai koefisien r akan selalu berada di antara -1 sampai +1. Apabila nilai koefisien korelasi mendekati +1 (positif satu) berarti pasangan data variable X dan variable Y memiliki korelasi linear positif yang kuat/erat.Sedangkan apabila nilai koefisien korelasi mendekati -1 (negatif satu), maka hal ini menunjukkan pasangan data variable X dan variable Y memiliki korelasi linear negative yang kuat/erat.

Tabel 3.2 Kriteria Korelasi

R Kriteria Hubungan Korelasi 0 Tidak ada korelasi

(32)

Pada metode ini untuk menghitung nilai koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukanan oleh Pearson dalam Helmi, (2012:104) sebagai berikut :

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara x dan y N = jumlah subyek

x = skor item y = skor total

Variabel-variabel tersebut adalah satu variabel dependent dengan lebih dari satu variabel independent, dimana Keputusan Pemberian Kredit sebagai variabel dependent(Variabel Y) sedangkan prinsip 5C (character, capacity, capital, collateral, dan condition of economy) sebagai variabel independent (Variabel Y). Diketahui dari tabulasi hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.3

2. Bersedia membayar

(33)

5 Mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum melakukan peminjaman

22 100

6. Mengikuti kegiatan

organisasi atau keagamaan di desa

11 50 11 50

Sumber : Data diolah, tahun 2017

Tabel 3.4

Hasil Penelitian Capacity

No. Pernyataan S CS TS

N % N % n %

7. Pekerjaan atau usaha menunjukkan

8. Pendapatan selalu

meningkat 3 bulan

(34)

Tabel 3.5

Sumber : Data diolah, tahun 2017

Tabel 3.6

Hasil Penelitian Collateral

No. Pernyataan S CS TS

N % N % n %

15. Jaminan tersebut

berupa sertifikat saham, sertifikat obligasi, sertifikat tanah, BPKB, dsb

22 100

16. Jaminan tersebut

memiliki surat

kepemilikan pribadi (bukan keluarga)

11 50 11 50

17. Jaminan tersebut

sangat bernilai ekonomi, karena terletak di lokasi yang strategis, dsb

12 54.5 10 45.5

(35)

Tabel 3.7

Hasil Penelitian Condition of Economy

No. Pernyataan YA TIDAK

N % N %

18. Apakah anda sedang

menjalin kerjasama dengan pihak lain

19 86.4 3 13.6

19. Pekerjaan/usaha anda tidak terlibat dengan organisasi politik

19 86.4 3 13.6

20. Pekerjaan/usaha anda didukung oleh

Hasil Penelitian Keputusan Pemberian Kredit

No. Pernyataan S CS TS

N % n % n %

21. Bank melihat reputasi dan sifat positif melihat slip gaji atau bukti pendapatan lainnya

22 100

23. Bank meminta suatu

jaminan (agunan) dari

24. Penetapan limit

pemberian kredit kepada debitur dapat

(36)

diukur dari besaran pendapatan debitur

25. Pemberian kredit

telah sesuai dengan kebijakan ekonomi dan moneter yang berlaku saat ini

22 100

26. Pedoman kredit harus disebarluaskan dan dipahami secara jelas oleh pegawai terkait agar tidak salah dalam menganalisis kredit

22 100

Sumber : Data diolah, tahun 2017

Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan program SPSS 20 diperoleh data hasil model korelasi pearsonyang dapat dilihat pada Tabel 3.9, yaitu:

Tabel 3.9

Hasil Korelasi Pearson

(37)

Interpretasi Hasil Uji Korelasi

Penelitian ini hendak menguji apakah terdapat hubungan antara prinsip kredit 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition Economy) dengan keputusan pemberian kredit. Hasil uji statistic menggunakan Korelasi Pearson (sudah tertera di atas), adalah sebagai berikut :

Perhatikan baris Pearson Correlation, dimana dihasilkan hasil-hasil berikut :

1. Character memiliki koefisien korelasi sebesar 0.801 terhadap keputusan pemberian kredit (r = 0.801). Angka ini menunjukkan hubungan yang kuat dan tanda positif menunjukkan arah yang sama antara character dengan keputusan pemberian kredit.

2. Capacity memiliki koefisien korelasi sebesar 0.230 terhadap keputusan pemberian kredit (r = 0.230). Angka ini menunjukkan hubungan yang lemah dan tanda positif menunjukkan arah yang sama antara capacity dengan keputusan pemberian kredit.

3. Capital memiliki koefisien korelasi sebesar -0.145 terhadap keputusan pemberian kredit (r = -0.145). Angka ini menunjukkan hubungan yang lemah dan tanda negatif menunjukkan arah yang berlawanan antara capital dengan keputusan pemberian kredit.

(38)

5. Condition Of Economy memiliki koefisien korelasi sebesar -0.162 terhadap keputusan pemberian kredit (r = -0.162). Angka ini menunjukkan hubungan yang lemah dan tanda negatif menunjukkan arah yang berlawanan antara condition of economy dengan keputusan pemberian kredit.

Sedangkan hasil berdasarkan nilai Signifikan, dapat dijelaskan sebagai berikut : Jika nilai signifikansi <0.05 maka terdapat korelasi, sebaliknya jika nilai signifikansi >0.05 maka tidak terdapat korelasi.

1. Character dengan keputusan pemberian kredit memiliki nilai signifikansi 0.000 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan diantara keduanya. Dan Character dengan Collateral memiliki nilai signifikansi 0.001 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan diantara keduanya.

2. Capacity dengan keputusan pemberian kredit memiliki nilai signifikansi 0.303 > 0.05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan diantara keduanya.

3. Capital dengan keputusan pemberian kredit memiliki nilai signifikansi 0.520 > 0.05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan diantara keduanya.

(39)

5. Condition of Economy dengan keputusan pemberian kredit memiliki nilai signifikansi 0.472 > 0.05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan diantara keduanya.

6. Keputusan Pemberian Kredit dengan Charactermemiliki nilai signifikansi 0.000 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan diantara keduanya. Dan Keputusan Pemberian Kredit dengan Collateral memiliki nilai signifikansi 0.021 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan diantara keduanya.

Setelah signifikansi dan interval kekuatan variable telah diketahui, maka kemudian ditentukan koefisien determinasi yang digunakan untuk menafsirkan skor korelasi pearson. Caranya dengan mengkuadratkan nilai r variable tersebut, data koefisien determinasi sebagai berikut :

Tabel 3.10 Koefisien Determinasi

Variabel R Nilai Koefisien

Determinasi

%

Character 0.801 0.642 64.2

Capacity 0.230 0.053 5.3

Capital -0.145 0.021 2.1

Collateral 0.488 0.238 23.8

Condition of Economy

-0.162 0.023 2.3

(40)

Berdasarkan hasil output di atas dapat disimpulkan bahwa :

Characterdan Collateral memiliki hubungan/korelasi yang kuat dan signifikan terhadap keputusan pemberian kredit. Sedangkan Capacity, Capital, dan Condition Of Economy memiliki hubungan/korelasi yang lemah dan tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap keputusaan pemberian kredit.

Penerapan prinsip 5C ini mempunyai peran penting agar pemberian kredit tersebut mencapai sasaran yaitu dapat lebih terarah, memberikan hasil dan aman sehingga akan berdampak pada kinerja perbankan. Strategi yang dapat diterapkan oleh pihak perbankan agar penerapan prinsip 5C dilakukan secara optimal diantaranya yaitu dengan:

1. Meningkatkan Kemampuan SDM

Setiap petugas kredit perlu diberikan pendidikan mengenai prosedur perkreditan yang baik khususnya dalam hal analisis kredit. Penerapan prosedur perkreditan harus dilakukan sesuai dengan pedoman dan tata cara pemberian kredit dalam suatu bank agar penyimpangan sistem dan prosedur perkreditan dapat dihindari.

2. Melakukan Pembinaan Dan Pengawasan Kredit

(41)

perkembangan usaha debitur, sehingga bila terjadi gejala kurang baik dapat diatasi secara dini.

3. Menerapkan Kebijakan Perkreditan Yang Sehat

Dalam usaha perbankan khususnya perkreditan wajib menerapkan kebijakan perkreditan yang sehat, hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpangan dalam penerapan prosedur perkreditan sesuai dengan pedoman dan tata cara perkreditan.

4. Menerapkan Pengelolaan Risiko Atau Mitigasi Resiko

(42)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa :

1. Penerapan analisis prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy)dalam proses penilaian calon debitur pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit sesuai dengan persyaratan dan prosedur dalam pemberian kredit, dan menganalisa kredit berdasarkan kemampuan membayar dan kemauan membayar.

(43)

condition of economy memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit sebesar 2.3%.

B. Saran

Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan, maka akan diberikan beberapa saran yang dianggap perlu sebagai masukan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung. Adapun saran – saran tersebut adalah :

1. Diharapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung dapat mempertahankan penerapan prinsip kehati-hatian dalam proses pemberian kredit khususnya penerapan prinsip 5C. dimana prinsip 5C sangat membantu dalam memberikan gambaran tentang kinerja calon debitur yang akan mengajukan kredit dan menilai semua aspek yang berhubungan dengan pengajuan kredit yang diminta serta berguna dalam mengurangi kredit macet. 2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Jalan Bandung untuk bisa

meningkatkan professionalism kerja karena tidak jarang pihak bank lebih mengutamakan unsur kekerabatan dan rekan terdekat dalam melayani calon debitur.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Pemberian Kredit Pada PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang
Tabel 3.1
 Tabel 3.2 Kriteria Korelasi
Tabel 3.3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hiperurisemia adalah keadaan kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,0 mg/dL.Pra diabetes adalah subjek yang mempunyai kadar glukosa plasma meningkat akan tetapi

Dari uraian di atas dapat dianalisis bahwa penerapan hukuman di pondok pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo adalah menjalankan apa yang telah menjadi tujuan dari pada

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disim- pulkan bahwa ada pengaruh penggunaan media animasi terhadap nilai posttest (hasil belajar mahasiswa). Dengan kata

Perancangan ini akan menghasilkan program perangkat lunak untuk koperasi serba usaha yang nantinya dapat membantu koperasi serba usaha dalam melakukan akses data,

[r]

18 JI/49/2013 Saiful Amin Ghofur Penjaminan Mutu Jurnal Millah Studi Agama TAHUN ANGGARAN 2013. PENERIMA BANTUAN PENINGKATAN MUTU PUBLIKASI ILMIAH KLUSTER JURNAL

Bentuk pertanggungjawaban yang dapat diberikan oleh badan korporasi yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukannya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kekayaan daerah, tingkat ketergantungan kepada Pemerintah Pusat, belanja modal, leverage dan temuan audit BPK tidak