v ABSTRAK
Desa Aornakan II merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Pergetteng – getteng Sengkut Kabupaten Pakpak Bharat. Desa ini berada di dataran tinggi dan kondisi daerah ini berbukit – bukit. Keadaan masyarakat tergolong harmonis dan saling tolong menolong. Penduduk di Desa Aornakan II mayoritas sebagai petani dan menggantungkan kebutuhan hidupnya dari hasil pertanian. Gambir merupakan salah satu hasil pertanian di Desa Aornakan II. Tanaman gambir menjadi sumber utama mata pencaharian petani. Gambir cocok tumbuh di daerah Pakpak Bharat yang berbukit dan tanahnya padat terutama di kaki gunung.
Periode batas waktu tulisan ini diuraikan (1995-2010), bahwa telah terjadi perubahan yang dialami oleh petani selama 15 tahun menanam gambir. Begitu banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi, masyarakat harus semakin tekun untuk berusaha memenuhi kebutuhan. Hingga pada akhirnya masyarakat memutuskan untuk bertani gambir. Gambir memberikan keuntungan yang cukup menjanjikan kepada masyarakat Desa Aornakan.
Hasil dari penelitian akhir menunjukkan bahwa, kebutuhan hidup petani gambir sudah tercukupi. Harga gambir yang semakin lama semakin naik walauppun terkadang pernah turun namun harga turunnya tidak terlalu jauh. Permintaan akan getah gambir semakin tinggi setiap tahunnya. Sehingga masyarakat tetap mampu memenuhhi kebutuhan hidup sehari – hari. Petani sudah mampu menyekolahkan anak – anak mereka hingga perguruan tinggi negeri maupun swasta tanpa merasa kesusahan.
Topik di atas menjadi permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Untuk kemaksimalan penelitian ini, penulis memakai metode penelitian Deskriptif-Analitis untuk penulisanya, yakni Heuristik (pengumpulan data) dilakukan dengan wawancara terhadap informan di lapangan dan mencari sumber buku di perpustakaan. Verifikasi (kritik sumber),Interpretasi (penafsiran terhadap sumber), dilakukan dengan memakai catatan dalam setiap hasil penelitian dilapangan, dan Historiografi (penulisan).
Kata kunci : tanaman gambir, kehidupan sosial ekonomi, kecamatan pergetteng –getteng sengkut.