• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Dan Analisis Struktur Speed Bump Dengan Bahan Concrete Foam Yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Menggunakan Software Ansys Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Desain Dan Analisis Struktur Speed Bump Dengan Bahan Concrete Foam Yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Menggunakan Software Ansys Chapter III V"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan dalam penilitian ini adalah metode penelitian

simulasi, data diperoleh dengan menggunakanSoftware ANSYS.

3.1. Tempat dan Waktu

3.1.1. Tempat

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium Pusat Riset Impak dan

Keretakan (IFRC) Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara,

pelaksanaan kegiatan ini dapat diliat terperinci pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kegiatan penelitian

No Kegiatan Lokasi Penelitian Keterangan

1 Pembuatan gambar 3D modelSpeed Bump

Lab. IFRC Unit 1 Pembuatan model dengan menggunakan software SOLIDWORK

2 Simulasi Speed Bump

Lab. IFRC Unit 1 Simulasi menggunakan

Software ANSYS

3.1.2. Waktu

Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan selama 6 bulan dimulai dari

bulan November.

1.2. DesainSpeed Bump

(2)

Perancangan speed bump yang menghasilkan listrik difungsikan untuk membuka pintu tol kota Medan, oleh karena itu peneliti ingin menganalisa struktur

speed bump. Gambar 3.1 (a-f) menunjukkan Sketsa 2D sistem mekanikspeed bump

pembuka pintu tol kota Medan.

(a)

Gambar 3.1 Sketsa sistem mekanik kedua (a) Pandangan Depan (b) Pandangan belakang (c) Pandangan kiri (d) Pandangan kanan (e) Pandangan atas (f)

(3)

(b)

(c)

(4)

(d)

(e)

(5)

(f)

Gambar 3.1 (Lanjutan)

Perancangan speed bump yang menghasilkan listrik difungsikan untuk membuka pintu tol kota Medan. Berikut Gambar 3.2 (a-b) Model 3D speed bump

sistem mekanikspeed bumppembuka pintu tol kota Medan

(a)

(6)

(b)

Gambar 3.2 (Lanjutan)

Speed bumppenghasil listrik menggunakan sistem mekanik pada Gambar 3.2 telah diproduksi di Lab. IFRC Departermen Teknik Mesin FT, USU. Foto alat

ditunjukkan pada Gambar 3.3

(7)

(b)

Gambar 3.3 Sistem mekanikSpeed Bump(a) pandangan depan (b) pandangan atas (c) pandangan kanan.

(c)

(8)

Seperti diperlihatkan pada Gambar 3.3, speed bump ditempatkan di atas

dudukan sistem mekanik dan pada saat dilindas dudukannya akan turun dari

permukaan jalan. Gambar 3.4 menunjukkan ilustrasi speed bump di jalan Tol.

Gambar 3.4 Ilustrasi speed bump di jalan Tol.

3.2.1. ModelSpeed Bumppenghasil listrik

a.ModelSpeed Bumppenghasil listrik tipe 1 (variasi tinggi 52 mm)

Sesuai dengan KeMenHub KM 3 tahun 1994, sudutSpeed Bump(sebesar 15° dan tinggi Speed Bumpsebesar 50 mm, dapat dilihat pada gambar 3.3 aturan KeMenHub KM 3.

Gambar 3.5 Aturan Keputusan Mentri Perhubungan

Dalam perencanaan model speed bump concrete foam tipe 1, peneliti mendesain tinggi Speed Bump di luar batas maksimum tinggi Speed Bump pada aturan KeMenHub KM 3 tahun 1994 dan juga merujuk kepada sistem mekanik

(9)

3 tahun 1994 , jika tinggi (y) Speed Bump di dapat melalui rumus persamaan model perencanaan Speed Bump concrete foam dapat dilihat pada gambar 3.4, sebagai berikut:

(a)

Gambar 3.6 Model PerencanaanSpeed Bumptipe 1 (a) model sketsa 2D tanpacasing(b) model sketsa 3D tanpa tanpacasing(c) model sketsa 2D menggunakancasing1 mm (d) model sketsa 3D menggunakancasing1 mm

(e) model sketsa 2D menggunakancasing2 mm (f) model sketsa 3D menggunakancasing2 mm.

(10)

(d)

(e)

(f)

Gambar 3.6 (Lanjutan)

a. ModelSpeed Bumppenghasil listrik tipe 2 (variasi tinggi 40 mm) Sesuai dengan KeMenHub KM 3 tahun 1994, sudut Speed Bump

sebesar 15° dan tinggiSpeed Bumpsebesar 50 mm. Dalam perencanaan model

Speed Bump Concrete foamtipe 2,peneliti mendesain tinggiSpeed Bumpdi dalam batas aman maksimum tinggi Speed Bump pada aturan KeMenHub KM 3 tahun 1994 dan juga merujuk kepada sistem mekanik pembangkit listrik [5]. Dengan

panjang Speed Bump (x) sebesar 450 mm, lebar (l) sebesar 400 mm dan tinggi landaian yang sudah ditentukan oleh KeMenHub KM 3 tahun 1994 sebesar 50 mm,

(11)

40 mmjika tinggi (y)Speed Bumpdi dapat melalui rumus persamaan Pitagoras,

Dari persamaan di atas diperoleh sudutSpeed Bump(y) sebesar 11.30, model perencanaan Speed Bump Concrete foam dapat dilihat pada gambar 3.4 sebagai berikut:

(a)

Gambar 3.7. Model PerencanaanSpeed Bumptipe 2 (a) model sketsa 2D tanpacasing(b) model 3D tanpacasing(c) model 2D menggunakancasing1 mm

(d) model 3D menggunakancasing1 mm (e) model 2D menggunakancasing2 mm (f) model 3D menggunakancasing2 mm.

(12)

(d)

(e)

(f)

Gambar 3.7 (Lanjutan)

3.3.Material yang digunakan

Material yang dikembangkan pada penelitian ini yaituConcrete Foamyang diperkuat dengan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit. Pemakaian jumlah Foam

diatur konstan yaitu 13,6% dari total berat mortar, mortar adalah campuran semen,

air dan pasir. Data material yang digunakan untuk engineering datadalamANSYS

ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Data materialANSYS

Nama Material Density

(kg/mm3)

Modulus Young

(Mpa)

Poison Ratio

Structural Steel 7850 20000 0.3

(13)

3.4 Parameter Desain

Pada penelitian ini yang mempengaruhi parameter desain untuk speed

bump, secara simulasi parameter yang terlibat dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel3.3 parameter desainspeed bump

3.5. Simulasi Statik Struktural

3.5.1. Engineering Data

Pada penelitian ini digunakan material baru yaitu concrete foam dengan serat TKKS yang belum terdaftar pada ansys workbench sehingga kita perlu memasukan data materialnya keengineering data.

Double click pada enggineering data, kemudian menu engineering data akan tertampil, pada “outline of schematic B2; engineering data” terdapat kotak bertuliskan “click here to add a new material”, klik pada kotak lalu dimasukkan nama data material baru yang ingin kita simulasikan, disini penulis memasukan

nama material baru “concrete foam”. Variabel

Fisik

Variabel

Mekanik Indikator Deskriptor Instrumen

(14)

Gambar 3.8. Data material baru

Lalu pada toolbox klik physical PropertiesDensity lalu masukan nilai densitas pada “tabel of properties row 4: Density” yang muncul di sebelah kanan tentukan satuannya dibawah kolom B. diperlihatkan pada gambar sebagai berikut.

(a)

(b)

Gambar 3.9 Datatoolbox density(a)physical properties(b) table of properties

(15)

(a)

(b)

Gambar 3.10 Datatoolbox isotropic elasticity(a)physical properties

(b)table of properties

Setelah semua step dilakukan maka step pada engineering data selesai Kemudian klikreturn to projectmaka akan kembali ke menuproject schematicdan akan muncul tandachecklistpadaengineering data.

3.5.2. Mesh

Setelah mendapatkan hasilDensity, Modulus Young,Poisson’s Ratio maka sudah didapat untuk mengisiEngineering Datasaat melakukan simulasi statik pada

(16)

kanan→SizingElement Size, padameshpengaturanElement Sizesesuai lebar ukuran jaring ayakan. Seperti pada gambar 3.11 berikut:

Gambar 3.11 Details of Mesh

Berikut gambar 3.12 (a-b) Mesh speed bump untuk di jalan tol dengan variasi ketinggian 52 mm dan 40 mm.

(a) (b)

Gambar 3.12 Meshspeed bumpuntuk di jalan tol dengan variasi ketinggian (a) 52 mm (b) 40 mm

Berikut gambar 3.13 (a-b) Mesh speed bump untuk di jalan tol dengan variasi ketinggian 52 mm dengan casing 1 mm dan variasi ketinggian 52 mm

(17)

(a) (b)

Gambar 3.13 Meshspeed bumpuntuk di jalan tol dengan (a) variasi ketinggian 52 mm dengan casing 1 mm dan (b) variasi ketinggian 52 mm casing 2 mm.

Berikut gambar 3.14 (a-b) Mesh speed bump untuk di jalan tol dengan variasi ketinggian 40 mm dengan casing 1 mm dan variasi ketinggian 40 mm

dengan casing 2 mm.

(a) (b)

Gambar 3.14 Meshspeed bumpuntuk di jalan tol dengan (a) variasi ketinggian 40 mm dengan casing 1 mm dan (b) variasi ketinggian 40 mm dengan

casing 2 mm.

3.5.3. Fix support

(18)

pada keadaan diam dengan klik kanan static structuralinsert → fixedsupport

maka akan muncul menu details of fixed support pada scope → geometry pilih semua bagian bawahbodyseperti pada gambar 3.15.

Gambar 3.15 Details of Fix Support

Berikut gambar 3.16 (a-b)Fix Support speed bumpuntuk di jalan tol dengan variasi ketinggian 52 mm dan 40 mm.

(a) (b)

(19)

Berikut gambar 3.17 (a-b)Fix Support speed bumpuntuk di jalan tol dengan variasi ketinggian.

(a) (b)

gambar 3.17Fix support speed bumpuntuk di jalan tol dengan (a) variasi ketinggian 52 mm dengan casing 1 mm dan (b) variasi ketinggian 52 mm casing 2

mm.

Berikut gambar 3.18 (a-b)Fix Support speed bumpuntuk di jalan tol dengan variasi ketinggian.

(a) (b)

Gambar 3.18Fix Support speed bumpuntuk di jalan tol dengan (a) variasi ketinggian 40 mm dengan casing 1 mm dan (b) variasi ketinggian 40 mm dengan

(20)

3.5.4. Pembebanan

Pembebanan atau nodal pressure adalah Tekanan pada area puncak speed bump seluas area kontak ban mobil, kegunaan nodal presure bertujuan untuk memberi tekanan pada bagian area yang kita inginkan, dengan klik kanan static structuralinsert → nodal presure maka akan muncul menu details of nodal pressurepadascope→ named selection → ban mobil → definition → magnitude

lalu isi sesuai tekanan yang diinginkan. Diperlihatkan pada gambar sebagai berikut.

Gambar 3.19Details of nodal pressure

(21)

(a)

(b)

Gambar 3.20 pembebanan statik terhadapspeed bumpuntuk di jalan tol dengan variasi ketinggian (a) 52 mm (b) 40 mm

Berikut gambar 3.21 (a-b) pembebanan terhadapspeed bumpuntuk di jalan tol dengan variasi ketinggian 52 mm dengan casing 1 mm dan variasi ketinggian 52

mm dengan casing 2 mm.

(b) (b)

gambar 3.21 pembebanan terhadapspeed bumpuntuk di jalan tol dengan (a) variasi ketinggian 52 mm dengan casing 1 mm dan (b) variasi ketinggian 52 mm

casing 2 mm.

Berikut gambar 3.22 (a-b) pembebanan terhadapspeed bumpuntuk di jalan tol dengan variasi ketinggian 40 mm dengan casing 1 mm dan variasi ketinggian 40

(22)

(b) (b)

Gambar 3.22 pembebanan terhadapspeed bumpuntuk di jalan tol dengan (a) variasi ketinggian 40 mm dengan casing 1 mm dan (b) variasi ketinggian 40

mm dengan casing 2 mm.

3.6 Uji lindas Secara Langsung

Pada pengujian lindas secara langsung dilakukan dengan menggunakan mobil

jenis penumpang dengan massa 1000 kg. Mobil bergerak dengan kecepatan sangat

pelan. Uji dilakukan sebanyak dua kali. Berikut ini gambar ilustrasi ban saat

menyentuhSpeed Bumpgambar 3.23 (a–d).

(a)

Gambar 3.23 Gambar ilustrasi ban (a) sebelum melintasispeed bump,(b) saat awal menyentuhSpeed Bump, (c) pada saat ban menyentuhspeed bumppada

(23)

(b)

(c)

(d)

Gambar 3.23 (Lanjutan)

Pengujian lindas didatarkan dengan dibeton, agar ban mobil saat melintasi

speed bump tidak bergetar, sehingga ban mobil yang melintasi speed bump tidak menghasilkan getaran terlebih dahulu. Untuk skets 2D landasan dari pengujian

(24)

Gambar 3.24 Gambar landasan uji lindasspeed bump

Untuk nama dari bagian komponen sistem mekanik penggerak tenaga listrik

dapat dilihat pada gambar 3.25.

Gambar 3.25 Gambar Ilustrasi Sistem Mekanik

Keterangan:

1. Saklar 6.Speed Bump 11. Fly wheel

2. Tool box PMDC 7. DudukanSpeed Bump 12. Roda gigi

3. Rumput 8. Tuas 13. Motor PMDC

4. Ban mobil 9. Tali baja

(25)

Berikut perhitungan uji lindas secara langsung pada Speed Bump yang dilakukan pada kecepatan 10 km/jam (2,78 m/s).

Sudut kemiringanSpeed Bump tan =

tan =

= 0.2

= 11,3

Massa total mobil = Massa mobil + massa pengemudi

= 1330 kg + 90 kg

= 1420 kg

Massa yang ditumpu sebuah roda= = 355

Momentum yang terjadi padaSpeed Bumpsaat dilalui mobil:

(26)

Luas permukaan sentuh antara ban danSpeed Bumpadalah:

A = ( lebar ban mobil × panjang permukaan sentuh ban padaSpeed Bump)

= (20 cm).(10 cm)

A = 2000 mm2

Tegangan yang terjadi padaSpeed Bumpsaat dilalui mobil

Tegangan =

=

,

(

)

= 1,70 Mpa

Setelah dilakukan pengujian lindas pada Speed Bumppada sistem mekasik penghasil listrik secara langsung pada kecepatan konstan 10 km/jam, Speed Bump

(27)

3.7. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir proses pada penelitian simulasi Speed Bump dengan menggunakanSoftware ANSYSdapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Tidak

Gambar 3.26 Diagram alir penelitian

(28)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pendahuluan

Pengujian simulasi uji tekan statik padaSpeed BumpbahanConcrete Foam

dengan diperkuat serbuk TKKS dengan menggunakan Software Ansys dilaporkan pada bab ini hasil dari perbandingan 6 modelSpeed Bump.

4.2. Hasil PembuatanSpeed Bmp

Dimulai dengan pembuatan modelSpeed Bumptipe 1 mempunyai dimensi panjang 450 mm, lebar 400 mm, dan tinggi 52 mm, lalu pembuatan model Speed Bump tipe 2 dengan dimensi panjang 450 mm, lebar 400 mm, dan tinggi 40 mm, sedangkan massaSpeed Bumpberkisar diantara 5.800 s/d 6.000 gr.

4.2.1 ModelSpeed Bumptipe 1 (variasi tinggi 52 mm) untuk di jalan Tol 1. ModelSpeed Bumptipe 1 tanpa casing.

Model Speed Bumptipe 1 (variasi tinggi 52 mm) tanpa casing untuk di jalan Tol diperlihatkan pada gambar 4.1.

(29)

2. ModelSpeed Bumptipe 1 menggunakan casing.

Model Speed Bump tipe 1 (variasi tinggi 52 mm) menggunakan casing untuk di jalan Tol diperlihatkan pada gambar 4.2 (a-b).

(a) (b)

Gambar 4.2. Modelspeed bumptipe 1 untuk di jalan Tol (a) casing 1mm (b) casing 2 mm

4.2.2 ModelSpeed Bumptipe 2 (variasi tinggi 40 mm) untuk di jalan Tol 1. ModelSpeed Bumptipe 2 tanpa casing.

ModelSpeed Bump tipe 2 (variasi tinggi 40 mm) untuk di jalan Tol diperlihatkan pada gambar 4.3.

(30)

1. ModelSpeed Bumptipe 2 menggunakan casing.

ModelSpeed Bumptipe 2 (variasi tinggi 40 mm) menggunakan casing untuk di jalan Tol diperlihatkan pada gambar 4.4 (a-b).

(a) (b)

Gambar 4.4. Modelspeed bumptipe 2 untuk di jalan Tol (a) casing 1mm (b) casing 2 mm.

4.3. Simulasi Statik Menggunakan ANSYSWorkbench

Pada penelitian ini menggunakan Software Ansys untuk menganalisa strukturSpeed Bump bahanConcrete Foam diperkuat serbuk TKKS akibat beban statik. Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tegangan yang diterima

olehSpeed bump. Selanjutnya hasil simulasiSpeed Bump tipe1 tanpacasing,Speed Bump tipe1casing1 mm danSpeed Bump tipe1casing2 mm dibandingkan dengan hasil simulasiSpeed Bumptipe 2 tanpacasing,Speed Bump tipe2casing1 mm dan

Speed Bump tipe 2 casing 2 mm untuk menentukan mana lebih baik diantara 6 model Speed Bump. Simulasi ini memerlukan data-data yang telah diambil dari pengujian eksperimental adapun datanya yang dibutuhkan meliputi:

1. DataConcrete Foam[8].

a. Massa jenis : 704.18 kg/m3

(31)

d. Poisson ratio : 0.20

2. DataStructural Steel[8].

a. Massa jenis : 7850 kg/m3

b. Density : 7850

c. ModulusYoung : 2×104Mpa

d. Poisson ratio : 0.3

4.4. Simulasi Pembebanan Pada Sisi AtasSpeed Bump

Simulasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah pembebanan pada

pengujian tekan statik yang akan diberikan pada satu area kontak ban terhadap

Speed Bump. Di karenakan bagian tersebut merupakan bagian yang memiliki kemungkinan besar mengalami tekanan dari ban kendaraan (mobil).

Data hasil simulasi Speed Bump yang menghasilkan listrik di jalan tol dengan 2 variasi akan di bandingkanSpeed Bumptanpa casing denganSpeed Bump

menggunakan casing. Penelitian yang dilakukan pada pembebanan sisi atas dari

Speed Bumpsebesar 400 Kg atau sebesar 1,96 Mpa.

4.4.1 PembebananSpeed Bumptipe 1 (variasi tinggi 52 mm) untuk di jalan Tol 1. PembebananSpeed Bumptipe 1 tanpa casing.

(32)

Gambar 4.5. PembebananSpeed Bumptipe 1 tanpa casing untuk di jalan Tol

2. PembebananSpeed Bumptipe 1 menggunakan casing.

PembebananSpeed Bumptipe 1 (variasi tinggi 52 mm) menggunakan casing untuk di jalan Tol diperlihatkan pada gambar 4.6 (a-b).

(33)

(b)

Gambar 4.6. Pembebananspeed bumptipe 1 untuk di jalan Tol (a) casing 1 mm (b) casing 2 mm

4.4.2 PembebananSpeed Bumptipe 2 (variasi tinggi 40 mm) untuk di jalan Tol 1. PembebananSpeed Bumptipe 2 tanpa casing.

(34)

2. PembebananSpeed Bumptipe 2 menggunakan casing.

PembebananSpeed Bumptipe 2 (variasi tinggi 40 mm) menggunakan casing untuk di jalan Tol diperlihatkan pada gambar 4.8 (a-b).

(a)

(b)

(35)

4.5 Hasil SimulasiSpeed Bump

Pada simulasi Speed Bump dengan data-data yang diperoleh dari eksperimental maka diperoleh hasil sebagai berikut:

4.5.1 Hasil SimulasiEquivalent Stress

4.5.1.1 Hasil distribusiEquivalent Stress Speed Bumptipe 1.

a. Hasil distribusi Equivalent Stress Speed Bump tipe 1 tanpa casing diperlihatkan pada gambar 4.9.

Gambar 4.9. Hasil distribusiEquivalent Stress Speed Bumptipe 1 tanpa casing

Pada gambar 4.9 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Equivalent Stress Speed Bumpmaksimum sebesar 1.1123 MPa

(36)

(a)

(b)

Gambar 4.10. Hasil distribusiEquivalent Stress Speed Bumptipe 1 menggunakan (a) casing 1 mm (b) casing 2 mm

Pada gambar 4.10 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

(37)

4.5.1.2 Hasil distribusiEquivalent Stress Speed Bumptipe 2.

a. Hasil distribusi Equivalent Stress Speed Bump tipe 2 tanpa casing diperlihatkan pada gambar 4.11.

Gambar 4.11. Hasil distribusiEquivalent Stress Speed Bumptipe 2 tanpa casing

Pada gambar 4.11 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Equivalent Stress Speed Bumpmaksimum sebesar 0.98577 MPa

(38)

(a)

(b)

(39)

Pada gambar 4.12 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Equivalent Stress Speed Bumpcasing 1 mm maksimum sebesar 1.2532 MPa dan casing 2 mm maksimum sebesar 1.3559 MPa.

4.5.2 Hasil SimulasiNormal Stress x Axis

4.5.2.1 Hasil distribusiNormal Stress x Axis Speed Bumptipe 1.

a. Hasil distribusi Normal Stress x Axis Speed Bump tipe 1 tanpa casing diperlihatkan pada gambar 4.13.

Gambar 4.13. Hasil distribusiNormal Stress x Axis Speed Bumptipe 1 tanpa casing

Pada gambar 4.13 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Normal Stress x Axis Speed Bumpmaksimum sebesar 0.087327 MPa

(40)

(a)

(b)

Gambar 4.14.Hasil distribusiNormal Stress x Axis Speed Bumptipe 1 menggunakan (a) casing 1 mm (b) casing 2 mm

Pada gambar 4.14 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

(41)

4.5.2.2 Hasil distribusiNormal Stress x Axis Speed Bumptipe 2.

a. Hasil distribusi Normal Stress x Axis Speed Bump tipe 2 tanpa casing diperlihatkan pada gambar 4.15.

Gambar 4.15. Hasil distribusiNormal Stress x Axis Speed Bumptipe 2 tanpa casing

Pada gambar 4.15 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Normal Stress x Axis Speed Bumpmaksimum sebesar 0.55007 MPa

(42)

(a)

(b)

(43)

Pada gambar 4.16 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Normal Stress x Axis Speed Bumpcasing 1 mm maksimum sebesar 0.24307 MPa dan casing 2 mm maksimum sebesar 0.26738 MPa.

4.5.3 Hasil SimulasiNormal Stress y Axis

4.5.3.1 Hasil distribusiNormal Stress y Axis Speed Bumptipe 1.

a. Hasil distribusi Normal Stress y Axis Speed Bump tipe 1 tanpa casing diperlihatkan pada gambar 4.17.

Gambar 4.17.Hasil distribusiNormal Stress y Axis Speed Bumptipe 1 tanpa casing

Pada gambar 4.17 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Normal Stress y Axis Speed Bumpmaksimum sebesar 0.078012 MPa

(44)

(a)

(b)

(45)

Pada gambar 4.18 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Normal Stress y Axis Speed Bumpcasing 1 mm maksimum sebesar 0.7481 MPa dan casing 2 mm maksimum sebesar 0.86667 MPa.

4.5.3.2 Hasil distribusiNormal Stress y Axis Speed Bumptipe 2.

a. Hasil distribusi Normal Stress y Axis Speed Bump tipe 2 tanpa casing diperlihatkan pada gambar 4.19.

Gambar 4.19. Hasil distribusiNormal Stress y Axis Speed Bumptipe 2 tanpa casing

Pada gambar 4.19 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Normal Stress y Axis Speed Bumpmaksimum sebesar 0.058577 MPa

(46)

(a)

(b)

Gambar 4.20. Hasil distribusiNormal Stress y Axis Speed Bumptipe 2 menggunakan (a) casing 1 mm (b) casing 2 mm

Pada gambar 4.20 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

(47)

4.5.4 Hasil SimulasiNormal Stress z Axis

4.5.4.1 Hasil distribusiNormal Stress z Axis Speed Bumptipe 1.

a. Hasil distribusiNormal Stress z Axis Speed Bumptipe 1 tanpa casing diperlihatkan pada gambar 4.21.

Gambar 4.21.Hasil distribusiNormal Stress z Axis Speed Bumptipe 1 tanpa casing

Pada gambar 4.21 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Normal Stress z Axis Speed Bumpmaksimum sebesar 0.22174 MPa

(48)

(a)

(b)

Gambar 4.22. Hasil distribusiNormal Stress z Axis Speed Bumptipe 1 menggunakan (a) casing 1 mm (b) casing 2 mm

Pada gambar 4.22 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

(49)

4.5.4.2 Hasil distribusiNormal Stress z Axis Speed Bumptipe 2.

a. Hasil distribusi Normal Stress z Axis Speed Bump tipe 2 tanpa casing diperlihatkan pada gambar 4.23.

Gambar 4.23. Hasil distribusiNormal Stress z Axis Speed Bumptipe 2 tanpa casing

Pada gambar 4.23 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

Normal Stress z Axis Speed Bumpmaksimum sebesar 0.20051 MPa

(50)

(a)

(b)

Gambar 4.24. Hasil distribusiNormal Stress z Axis Speed Bumptipe 2 menggunakan (a) casing 1 mm (b) casing 2 mm

Pada gambar 4.24 hasil simulasi statik pada sisi atas dapat dilihat distribusi

(51)

4.6. Kumpulan dan Perbandingan Data Hasil Simulasi Pengujian

Dari hasil simulasiANSYS workbenchakibat beban statik diatas bisa dilihat perbandingan mana yang lebih baik diantara kedua modelspeed bump

dapat dirangkum sebagai berikut:

Tabel 4.1. Hasil simulasi numerikspeed bump

Speed

1.1123 0.087327 0.078012 0.22174

Tipe 1

casing

1mm

1.2365 0.19208 0.7481 0.28375

Tipe 1

casing

2mm

1.4625 0.26033 0.86667 0.32164

Tipe 2 Tanpa casing

0.98577 0.055007 0.058577 0.20051

Tipe 2

casing

1mm

1.2532 0.24307 0.59617 0.2801

Tipe 2

casing

2mm

1.3559 0.26738 0.92583 0.34764

Dari tabel di atas hasil pengujian menggunakan simulasi statik diperoleh

kesimpulan bahwa tegangan equivalent Stress yang paling rendah didapat pada model Speed Bump tipe 2 tanpa casing sebesar 0.98577 MPa dan tegangan

equivalent Stressyang paling tinggi didapat pada modelSpeed Bumptipe 1 casing 2 mm sebesar 1.4625 MPa, Stress x Axis yang paling rendah didapat pada model

(52)

paling tinggi didapat pada modelSpeed Bumptipe 2 casing 2 mm sebesar 0.26738 MPa.Stress y Axisyang paling rendah didapat pada modelSpeed Bumptipe 2 tanpa casing sebesar 0.058577 MPa dan Stress y Axis yang paling tinggi didapat pada model Speed Bumptipe 2 casing 2 mm sebesar 0.92583 MPa. Stress z Axis yang paling rendah didapat pada modelSpeed Bumptipe 2 tanpa casing sebesar 0.20051 MPa dan Stress z Axis yang paling tinggi didapat pada model Speed Bumptipe 2 casing 2 mm sebesar 0.34764 MPa. Dari table pengujian diatas didapat grafik

tegangan sebagai berikut:

a. Grafik PerbandinganSpeed Bumphasil simulasi Equivalent Stress

Grafik Perbandingan Speed Bump hasil simulasi Equivalent Stress

diperlihatkan pada gambar 4.25.

Gambar 4.25. Grafik perbandinganEquvalent Stress Speed Bump

Dari grafik 4.25 di atas hasil equivalent stresstertinggi terjadi pada model

speed bump tipe 1 casing 2 mm sebesar 1.4625 MPa, sedangkan tegangan equivalent stress yang paling rendah terdapat pada modelspeed bumptipe 2 tanpa casing sebesar 0,98577 MPa, dari tipe 1 tanpa casing grafik meningkat ke tipe 1

(53)

tinggi, lalu grafik menurun dari tipe 1 casing 2 mm ke tipe 2 tanpa casing

dikarenakan adanya perbedaan model dimensi tinggi Speed Bump yang lebih pendek yaitu 40 mm pada tipe 2 tanpa casing, sedangkan tipe 1 model dimensi

tinggi Speed Bump yaitu 52 mm dan grafik menurun pada tipe 2 tanpa casing dikarenakan tidak adanya casing, sedangkan tipe 1 casing 2 mm menggunakan

casing.

b. Grafik PerbandinganSpeed Bumphasil simulasiStress x Axis

Grafik PerbandinganSpeed Bumphasil simulasiStress x Axisdiperlihatkan pada gambar 4.26.

Gambar 4.26. Grafik perbandinganStress x Axis Speed Bump

Dari grafik 4.26 di atas hasilstress x Axistertinggi terjadi pada modelspeed bumptipe 2 casing 2 mm sebesar 0.26738 MPa, sedangkan teganganstress x Axis

yang paling rendah terdapat pada model speed bump tipe 2 tanpa casing sebesar 0.055007 MPa, dari tipe 1 tanpa casing grafik meningkat ke tipe 1 casing 2 mm,

dikarenakan adanya casing, semakin tebal casing tegangan semakin tinggi, lalu

grafik menurun dari tipe 1 casing 2 mm ke tipe 2 tanpa casing dikarenakan adanya

(54)

mm dan grafik menurun pada tipe 2 tanpa casing dikarenakan tidak adanya casing,

sedangkan tipe 1 casing 2 mm menggunakan casing.

c. Grafik PerbandinganSpeed Bumphasil simulasiStress y Axis

Grafik PerbandinganSpeed Bumphasil simulasiStress y Axisdiperlihatkan pada gambar 4.27.

Gambar 4.27. Grafik perbandinganStress Y Axis Speed Bump

Dari grafik 4.27 di atas hasilstress y Axistertinggi terjadi pada modelspeed bumptipe 2 casing 2 mm sebesar 0.92583 MPa, sedangkan teganganstress y Axis

yang paling rendah terdapat pada model speed bump tipe 2 tanpa casing sebesar 0.058577 MPa, dari tipe 1 tanpa casing grafik meningkat ke tipe 1 casing 2 mm,

dikarenakan adanya casing, semakin tebal casing tegangan semakin tinggi, lalu

grafik menurun dari tipe 1 casing 2 mm ke tipe 2 tanpa casing dikarenakan adanya

perbedaan model dimensi tinggiSpeed Bumpyang lebih pendek yaitu 40 mm pada tipe 2 tanpa casing, sedangkan tipe 1 model dimensi tinggi Speed Bump yaitu 52 mm dan grafik menurun pada tipe 2 tanpa casing dikarenakan tidak adanya casing,

(55)

d. Grafik PerbandinganSpeed Bumphasil simulasiStress z Axis

Grafik PerbandinganSpeed Bumphasil simulasiStress z Axisdiperlihatkan pada gambar 4.28.

Gambar 4.28. Grafik perbandinganStress z Axis Speed Bump

Dari grafik 4.28 di atas hasilstress z Axistertinggi terjadi pada modelspeed bumptipe 2 casing 2 mm sebesar 0.34764 MPa, sedangkan teganganstress z Axis

yang paling rendah terdapat pada model speed bump tipe 2 tanpa casing sebesar 0.20051 MPa, dari tipe 1 tanpa casing grafik meningkat ke tipe 1 casing 2 mm,

dikarenakan adanya casing, semakin tebal casing tegangan semakin tinggi, lalu

grafik menurun dari tipe 1 casing 2 mm ke tipe 2 tanpa casing dikarenakan adanya

perbedaan model dimensi tinggiSpeed Bumpyang lebih pendek yaitu 40 mm pada tipe 2 tanpa casing, sedangkan tipe 1 model dimensi tinggi Speed Bump yaitu 52 mm dan grafik menurun pada tipe 2 tanpa casing dikarenakan tidak adanya casing,

sedangkan tipe 1 casing 2 mm menggunakan casing.

e. ValidasiSpeed Bumphasil simulasi dan hasil eksperimental.

(56)

Tabel 4.2. validasispeed bump

0.98577 0.055007 0.058577 0.20051 0.2165067 2.1

Dari tabel di atas hasil pengujian menggunakan simulasi statik diperoleh

kesimpulan bahwa equivalent stress didapat pada model Speed Bump tipe 2 tanpa casing sebesar 0.98577 MPa, Stress x Axis didapat pada model Speed Bump tipe 2 tanpa casing sebesar 0.055007 MPa, Stress y Axis didapat pada modelSpeed Bump

tipe 2 tanpa casing sebesar 0.058577 MPa, Stress z Axis didapat pada model Speed Bumptipe 2 tanpa casing sebesar 0.20051 MPa dan tegangan hasil eksperimental yang didapat pada modelSpeed Bumptipe 2 tanpa casing sebesar 0.2165067 MPa dan juga kekuatan uji tekan (Suc) Speed Bump sebesar 2.1 MPa.

Grafik validasi Speed Bump hasil simulasi dan hasil eksperimental diperlihatkan pada gambar 4.29.

Gambar 4.29. Grafik ValidasiSpeed Bump

(57)

speed bumpyaitu lebih rendah (lebih tangguh dan tidak akan ada terjadi nya retak pada speed bump), dibandingkan pada hasil tegangan yang lainnya, sedangkan hasil

simulasiAnsys equivalent stressmodelSpeed Bumptegangannya lebih tinggi tetapi masih dibawah batas aman (safety factor) dengan nilai kekuatan uji tekan (Suc)

Speed Bump yaitu 2.1 MPa yang tidak akan mengakibatkan retak.

4.7 Hasil dan Perbandingan Uji LindasSpeed Bump

Pengujian lindas didatarkaan dengan dibeton, agar ban mobil saat melintasi

speed bump tidak bergetar, sehingga ban mobil yang melintasi speed bump tidak menghasilkan getaran terlebih dahulu. Untuk landasan dari pengujian lindas

spesimenspeed bumpdapat dilihat pada gambar 4.30.

Gambar 4.30. gambar landasan pengujian lindas

Uji lindas secara langsung dilakukan mengunakan mobil dengan massa 1330

kg. Mobil bergerak dengan kecepatan 10 km/jam. Pengujian dilakukan sekali

dengan mobil Honda FREED. Berikut ini gambar saat ban menyentuhSpeed Bump

(58)

(a)

Gambar 4.31. Gambar Ban Mobil (a) sebelum MelindasiSpeed Bump,(b) Saat MelindasiSpeed Bump,(c) setelah MelindasiSpeed Bump.

(b)

(c)

Gambar 4.31 (Lanjutan)

(59)

pengeringan spesimen sehingga pada saat uji lindas spesimen speed bump

mengalami keretakan.

Terjadinya keretakan pada spesimenspeed bumpdisebabkan saat pengujian lindas yaitu:

1. Kurangnya massa pengeringan pada spesimen speed bump yaitu selama

28 hari.

2. Pengadukan blowing agent tidak 2 jam sebelum pencampuran mortar.

Berikut Hasil uji lindas secara langsungSpeed bump concrete foampada tabel 4.3tabel 4.7.

(60)

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji lindas pada percobaan kedua

(61)

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji lindas pada percobaan keempat

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji lindas pada percobaan kelima

(62)

terjadi sama seperti hasil simulasi, apabila mengalami retak seperti pada tipe A1,

tipe A2, tipe C1 dan tipe C2 pada uji lindas, maka rambatan tegangan yang

mengakibatkan terjadinya retak sama seperti yang dihasilkan rambatan tegangan

hasil simulasi Ansys, pada rambatan tegangannya berpusat di tengah bergerak kesamping kanan dan samping kiri seperti pada gambar tipe A1, tipe A2, tipe C1

(63)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah seluruh penelitian dilaksanankan serta menganalisa seluruh hasil,

maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dimensi Speed Bump yang di teliti ada 2 tipe yaitu 450×400×52 mm dan 450×400×40 mm yang tidak dilapisi plat besi dan dilapisi dengan plat besi

dengan variasi ketebalan besi 1 dan 2 mm.

2. Dari hasi diperoleh kesimpulan bahwa tegangan equivalent Stress yang paling rendah didapat pada modelSpeed Bumptipe 2 tanpacasingsebesar 0.98577 MPa dibandingkan modelSpeed Bump tipe lainnya,Stress x Axis

yang paling rendah didapat pada model Speed Bump tipe 2 tanpa casing

sebesar 0.055077 MPa dibandingkan modelSpeed Bumptipe lainnya.Stress y Axis yang paling rendah didapat pada model Speed Bump tipe 2 tanpa

casing sebesar 0.058577 MPa dibandingkan model Speed Bump tipe lainnya. Stress z Axisyang paling rendah didapat pada modelSpeed Bump

tipe 2 tanpacasingsebesar 0.20051 MPa dibandingkan modelSpeed Bump

tipe lainnya.

3. Dari hasil perbandingan 6 modelSpeed Bump diperolehEquivalent Stress

(64)

5.2. Saran

Saran yang bisa penulis berikan bila penelitian ini ingin dikembangkan

dikemudian hari antara lain:

1. Pengembangan penelitian dengan menggunakan serat alami dan

dikembangkan lagi agar menghasilkan material yang lebih baik lagi

dikarenakan melimpahnya sumber bahan baku yang ramah lingkungan dan

ekonomis.

2. Studi literatur sangat penting dilakukan untuk melaksanankan penelitian.

3. Data-data untuk di masukan ke simulasi harus teliti sesuai data yang didapat

pada eksperimental agar tidak terjadierror.

4. Beberapa parameter pengujian seperti temperatur, cacat material, kerapatan

yang tidak homogen, pengkalibrasian alat uji dan sebagainya merupakan

faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil simulasi

Gambar

Gambar 3.6 (Lanjutan)
Gambar 3.7. Model Perencanaan Speed Bumptanpa(d) model 3D menggunakan casing tipe 2 (a) model sketsa 2D (b) model 3D tanpa casing (c) model 2D menggunakan casing 1 mm casing 1 mm (e) model 2D menggunakan casing 2mm (f) model 3D menggunakan casing 2 mm.
Gambar 3.10 Data toolbox isotropic elasticity (a) physical properties(b) table of properties
Gambar 3.12 Mesh speed bump untuk di jalan tol dengan variasiketinggian (a) 52 mm (b) 40 mm
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kata kunci: Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), Speed bump , Beban Impak Jatuh Bebas, Conrete Foam Dan Polymeric Foam.. Universitas

Untuk mendapatkan proses desain /pembuatan speed bump dengan menggunakan beton ringan yang dicampur dengan serat TKKS... Mengamati serta menyelidiki tegangan yang terjadi

UJI COBA DAN ANALISA STRUKTUR SPEED BUMP BAHAN CONCRETE FOAM DIPERKUAT BATANG POLYMERIC FOAM YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMBANGKIT DAYA

Dari hasil simulasi dinamik diperoleh nilai equivalent stress terkecil adalah pada cover bumper tipe 1A dengan sudut 30 ˚ sebesar 5,3856 MPa dan pada simulasi statik nilai

Analisa gaya yang terjadi pada parking bumper dapat diuraikan seperti pada Gambar 2.11 dan 2.12 di bawah ini [14]. Gambar 2.11 Analisa gaya yang diterima Cover bum

Equivalent stress terkecil terdapat pada sudut 45 o sebesar 0,01987 MPa, pada variasi sudut dapat dilihat hasil simulasi di atas masing pada parking bump, cover bump tipe. 1

Penelitian ini fokus terhadap pembuatan bentuk profil speed bump dari material concrete foam yang diperkuat serat TKKS agar diperoleh desain struktur speed bump yang

Speed bump (speed bump) atau disebut juga sebagai Alat Pembatas Kecepatan adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di