• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun SN 8020 di PT SOCI MAS dengan Metode Titrasi Asam-Basa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun SN 8020 di PT SOCI MAS dengan Metode Titrasi Asam-Basa"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Sejarah Sabun

Sabun ditemukan oleh orang Mesir Kuno beberapa ribu tahun lalu.Pembuatan sabun oleh suku bangsa Jerman dilaporkan oleh Julius Caesar.Teknik pembuatan sabun dilupakan orang dalm zaman kegelapan (Dark Ages),namun ditemukan kembali selama Renaissance.Penggunaan sabun mulai meluas pada abad ke -18.

Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan praktik sama dengan teknik yang digunakan pada zaman yang lampau.lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi ( natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium dari asam lemak.Dulu digunakan abu kayu (yang mengandung basa seperti kalium karbonat) sebagai ganti lindi (lye = larutan alkali) (Fessenden,1992).

(2)

2.2 Pengertian Sabun

Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam – asam lemak.sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah.Sekali penyabunan itu telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam tembakau,industri farmasi dan kosmetik. (sifat melembabkan timbul dari gugus –gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air itu).Sabun dimurnikan dengan mendidihkanya dalam air bersih untuk membuang lindi yang berlebih,NaCl,dan gliserol.zat tambahan (additive) seperti abu apung,zat warna dan parfum kemudian ditambahkan.

Suatu molekul sabun mengandung rantai hidrokarbon panjang plus ion.Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat- zat non polar,sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air.Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni segerombolan (50 -150) molekul yang rantai hidrokarbonya mengelompok dengan ujung –ujung ionnya yang menghadap ke air (Fessenden, 1992).

(3)

air) sedangkan rantai karbonya bersifat hidrofobik (benci air). Rantai hidrokarbon larut dalam partikel minyak yang tidak larut dalam air.Ionnya terdispersi atau teremulsi dalam air sehingga dapat dicuci.

Muatan negatif dan ion sabun juga menyebabkan tetes minyak sabun untuk menolak satu sama lain sehingga minyak yang teremulsi tidak dapat mengendap. Menurut ahli,et al salah satu yang tidak menguntungkan dari sabun sebagai bahan pembersih adalah sabun mengendap dengan ion kalsium dan magnesium,yang merupakan kation yang umum terdapat dalam air sadah(Sari,T.2010).

Proses pembuatan sabun terdiri dari reaksi lemak hewani bersama dengan minyak kelapa dengan natrium atau kalium.proses tradisional dari saponifikasi dari minyak dan lemak . Proses komersial terdiri dari saponifikasi dalam proses pendidihan dalam panci.Proses sabun terdiri dari saponifikasi,sabun pemurnian,dan pencampuran dan homogenisasi dari sabun dengan zat aditif seperti parfum,warna,dan akhir membentuk,memotong dan dikemas.

Alkali adalah garam dari logam alkali seperti natrium atau kalium,alkali digunakan dalam pembuatan sabun dimana diperoleh dari abu dari tanaman.Pada umunya alkali digunakan pada pembuatan sabun yaitu NaOH. Juga disebut soda kaustik dan kalium hidroksida(KOH). (Oghome,P.2012).

2.3 komposisi sabun

(4)

 Surfaktan

Surfaktan adalah bahn terpenting dari sabun.Lemak dan minyak yang dipakai dalam sabun berasal dari minyak kelapa (asam lemak c12 ), minyak zaitun (asam lemak C16 –C18 ) . Penggunaan bahan berbeda menghasilkan sabun yang berbeda,baik secara fisik maupun kimia.

 Pelumas

Untuk menghindari rasa kering pada kulit diperlukan bahan yang tidak saja meminyaki kulit tetapi juga berfungsi untuk membentuk sabun yang lunak,misalnya asam lemak bebas,gliserol,lanolin,paraafin lunak,dan minyak almon,bahn sintetik ester asam sulfosuksinat. Bahan-bahan tersebut selain meminyaki kulit dapat juga dapat menstabilkan busa dan berfungsi sebagai peramas (plasticizers).

 Antioksidan

Untuk menghindari kerusakan lemak,terutama bau tengik,dibutuhkan bahan penghambat oksidasi,misalnya stearil hidrazid dan butilhydroxytoluene (0,02%-0,1%).

 Deodoran

Deodoran dalam sabun muali dipergunakan sejak tahun 1950,namun oleh karena khawatir efek samping,penggunaanya dibatasi. Bahan yang digunakan adalah TCC (trichloro carbinilide).

 Warna

(5)

(0,01%-0,5%).Titanium dioksida 0,01% ditambahkan pada berbagai sabun untuk menimbulkan efek berkilau.

 Parfum

Isi sabun tidak lengkap bila tidak ditambahkan parfum sebagai pewangi.Pewangi ini harus berada dalma ph dan warna yang berbeda pula.Setiap pabrik memilih bau dan warna sabun bergantung pada permintaan pasar atau masyarakat pemakaianya.

 Pengontrol pH

Penambahan asam lemak yang lemah,misalnya asam sitrat,dapat menurunkan pH sabun

 Bahan tambahan khusus

Berbagai bahan tambahan untuk memenuhi kebutuhan pasar,produsen,maupun segi ekonomi dapat dimasukkan ke dalam formula sabun.Dewasa ini dikenal berbagai macam sabun khusus,misalnya

a. Sabun transparan yang menambahkan sukrosa dan gliserin b. Deodorant, yang menambahkan triklorokarbon, triklosan,

diklorofen.

c. Antiseptik (medicated) yang menambahkan bahan antiseptik,misalnya fenol,kresol,dan sebagainya.

d. Sabun bayi yang lebih berminyak (wasitaadmadja,1997).

2.4 Cara Kerja Sabun

Kemampuan sabun untuk menyingkirkan lemak dari pakaian juga berpangkal dari “sejenis melarutkan yang sejenis”. Bila sabun bersentuhan dengan

(6)

lemak. Minyak berangsur-angsur terpisah dari serat pakaian dan terbungkus dalam misel yang menjerat minyak didalamnya.Misel mengemulsikan minyak dan mempertahankanya dalam suspensi sehingga dapat terbawa oleh air bilasan. (Bradi,1994).

Surfaktan adalah prinsip kerja dari setiap deterjen, yang jika dilarutkan kedalam cairan cenderung memekat pada permukaan cairan tersebut.Kesanggupan ini disebabkan sifat fisiokimia yang dualistik,yaitu mempunyai bagian yang senang pada pelarut (filik) dan bagian yang tidak senang pada pelarut (fobik). Jika pelarutnya air,maka surfaktan akan berada di batas antara air dan yang dilarutkan dan tegak lurus terhadap batas tersebut dengan bagian yang bersifat filik dalam air Dua jenis surfaktan yang dikenal,yaitu:

1. Surfaktan ionik,yakni surfaktan yang bila terlarut dalam pelarut(air) akan terurai menjadi ion negatif dan positif.

2. Surfaktan nonionik (tidak berionisasi), misalnya poliglikol ester dan alkohol jenuh

Selain sebagai pelarut, surfaktan dapat bekerja sebagai pembasah, pembentuk busa,dan pengemulsi.Pada sabun, surfaktan bekerja sebagai pelarut (kotoran dan lemak), pengemulsi,dan pembentuk busa.Meskipun banyaknya busa tidak mempengaruhi daya larut dan daya bersih sabun, namun masih banyak orang menyukai busa sabun dalam pencucian.

(7)

reaksi kimia antara basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani.Pada umumnya sabun ditambahkan zat pewangi atau antiseptik (Zulkifli,M.2014).

2.5 Kegunaan Sabun

Kegunaan sabun adalah kemampuanya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan endapan pembilasan.kemampuam ini disebabkan oleh dua sifat sabun.

1. Rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat non-polar,seperti tetesan minyak.

2. Ujung anion molekul sabun,yang tertarik pada air,ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain.Karena tolak menolak antara tetes sabun-minyak,maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi (Fessenden,1992).

Sabun digunakan sebagai bahan pembersih kotoran,terutama kotoran yang bersifat sebagai leamk atau minyak karena sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak. Jadi sabun dapat bersifat sebagai emulgator (Poedjiadi,2004).

(8)

homogenisasi sabun dengan aditif seperti parfum, bahan pewarna, zat perawatan kulit dan ekstrusi akhir, pemotongan pembentuk dan pengepakan.

2.6Jenis –jenis Minyak dan Lemak pada Pembuatan Sabun

Menurut rohman (2009), beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya:

1. Tallow

Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri pengolahan daging sapi sebagai hasil samping.Kualitas dari tallow ditentukan dari warna,titer( temperatur solidikasi dari asam lemak), kandungan FFA (free fatty acid), bilangan saponifikasi,dan bilangan iodin.Tallow dengan kualitas baik

biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun suci.Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow.Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0%.Titer pada tallow umumnya di atas 40 C dikenal dengan nama grease.

2. Lard

Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat (60-65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35-40%).Jika digunakan sebagai pengganti tallow,lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhanya.Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.

3. Palm Oil (Minyak Kelapa Sawit)

(9)

sawit.Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipusatkan terlebuh dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu,jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun,minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainya.

4. coconut oil (Minyak Kelapa)

Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam indutri pembuatan sabun.Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra) .Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik.Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat,kaprilat,dan kaprat.

5. Palm Kernel Oil (Minyak Inti Kelapa Sawit)

Minyak inti kelapa sawit diperoleh dari biji kelapa sawit.Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirup dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti kelapa.Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.

6. Palm Oil Stearine (Minyak Sawit Stearin)

Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam – asam lemak dari minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana.Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini adalah stearin.

(10)

Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikat laut. Marine Oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi,sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.

8. Castor Oil

Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan.

9. Olive Oil (Minyak Zaitun)

Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun.Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan.Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.

10. campuran minyak dan lemak

Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun.

2.7Efek Samping Sabun pada Kulit

Sabun digunakan untuk membersihkan kotoran pada kulit baik berupa kotoran yang larut dalam air maupun yang larut dalam lemak.Namun dengan penggunaan sabun kita akan mendapatkan efek lain pada kulit seperti berikut:

a. Daya Pembengkakan dan Pengeringan Kulit

(11)

mengandung sabun dengan pH alkalis akan mempercepat hilangnya mantel asam pada lemak kulit permukaan sehingga pembengkakan kulit akan terjadi lebih cepat .Marchionini dan Schade (1928) yang meneliti hal tersebut menyatakan bahwa kelenjar minyak kulit berperan dalam membentuk keasaman kulit dengan pembentukan lapisan lemak permukaan kulit yang agak asam.Besarnya kerusakan lapisan lemak kulit yang terjadi pada: temperatur, kosentrasi, waktu kontak, dan tipe kulit pemakai.Kerusakan lapisan lemak kulit dapat meningkatkan permeabilitas kulit sehingga mempermudah benda asing menembus kedalamnya.Bergantung pada lama kontak dan intensitas pembilasan, maka cairan sabun dapat diabsorpsi oleh lapisan kulit luar sehingga dapat tetap berada di dalam kulit sesudah dibilas.Kerusakan lapisan lemak kulit dapat menambah kekeringan kulit akibat kegagalan sel kulit mengikat air. Pembengkakan kulit akan menurunkan pula kapasitas sel untuk menahan air sehingga kemudian terjadi pengeringan yang akan diikuti oleh kekenduran dan pelepasan ikatan antar sel tanduk kulit.Kulit tampak kasar, dan tidak elastis. Penambahan sabun dengan bahan – bahan pelumas (superfatty) dapat mengurangi efek ini.

(wasitaatmadja,1997). b. Daya Antimikrobial

Sabun yang mengandung surfaktan,terutama kation,mempunyai daya antimikroba,apalagi bila ditambah bahan antimikrobial.Daya antimikroba ini terjadi akibat kekeringan kulit,pembersihan kulit, oksidasi di dalam sel keratin,daya pemisah surfaktan, dan kerja mekanisme air. (Wasitaatmadja,1997)

(12)

Kekeringan kulit juga dibantu oleh penekanan perspirasi.Pada percobaan dengan larutan natrium lauril sulfat,didapat penurunan produksi kelenjar keringat antara 25-75% (Wasitaatmadja,1997).

d. Lain- lain

Efek samping lain berupa dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi,atau kombinasi keduanya.Sabun merupakan iritan lemah.Penggunaan yang lama dan berulang akan menyebabkan iritasi.Pembuktian efek iritasi sering kontroversial.Uji tempel konvensional dengan larutan sabun tidak adekuat sebab menimbulkan reaksi eritema monomorfik dengan intensitas yang bervariasi.Reaksi alergi terhadap deterjen sintetik lebih jarang,lebih mungkin terjadi secara kumulatif akibat penggunaan yang berulang pada kulit yang sensitif. (wasitaatmadja,1997).

2.8Lemak

Pengertian umum kata lemak (fat) mempunyai arti suatu zat yang tidak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari tanaman atau binatang.Sedangkan perkataan minyak (oil) dapat mempunyai dua pengertian. Bila digunakan bersama-sama dengan kata lemak dalam ekspresi “fat and oil” atau “lemak dan minyak” maka dapat diartikan bahwa zat tersebut sebagai lemak,kecuali bila ia merupakan bentuk cairan yang sempurna pada suhu biasa,maka ia disebut minyak.Minyak sendiri dapat dibedakan secara fundamental dari berbagai macam cairan lain seperti minyak tambang (mineral oil) dan minyak atsiri (essential oil).Minyak sering disebut juga asam lemak (fatty acid). Sekarang penggunaan “fat” diartikan

(13)

atau lebih tepat trigliserida,dari bentuk strukturnya trigliserida dapat dipandang sebagai hasil kondensasi dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak,dan daripadanya menghasilkan tiga molekul air dan satu molekul trigliserida (sastrahadmidjojo,1996).

Trigliserida dapat berwujud padat atau cair, dan hal ini tergantung dari komposisi asam lemak yang menyusunya.Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh,yaitu asam oleat,linoleat, atau asam linolenat dengan titik cair yang rendah. Lemak hewan pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena banyak mengandung asam lemak jenuh, misalnya asam palmitat dan stearat yang mempunyai titik cair lebih tinggi (Ketaren,1996).

Meskipun demikian ada senyawa- senyawa yang juga terbentuk dari ester-ester dan asam lemak,tetapi mengandung juga unsur atau gugus yang lain.Berdasarkan ini maka telah dapat diklasifikasikan beberapa senyawa sebagai berikut:

1. Lipida sederhana: ester- ester dari asam lemak dengan bermacam- macam alkohol.Lipida sering disebut lipoid.

2. Lemak :ester-ester dari asam lemak dengan gliserol.

3. Lilin : ester- ester dari asam lemak dengan alkohol yang bukan gliserol. 4. Senyawa- senyawa lipida: senyawa dari asam lemak dengan alkohol juga

mengandung gugus-gugus lain.

(14)

6. Cerebrosida (Glikolipida): senyawa dari asam lemak dengan karbohidrat dan senyawa nitrogen,tetapi mengandung asam pospat.

7. Turunan lipida: suatu zat yang mempunyai sifat- sifat umum seperti lipida. 8. Alkohol : kebanyakan rantai yang normal merupakan alkohol-alkohol yang

tinggi dari sterol.

Telah dicoba pula untuk menggolongkan lemak antara lain menurut asal biologisnya,sifat- sifat fisika, komposisi atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.Pertama-tama lemak digolongkan menjadi dua golongan yaitu lemak dan minyak tumbuh-tumbuhan dan lemak dari binatang (sastrohamidjojo,1996).

2.8.1 Komposisi Lemak

(15)

sebagian.Berat minor substituen kurang daripada 5% dari berat lemak di dalam kebanyakan lemak dan minyak kotor tumbuh-tumbuhan.Setelah dikenakan pembersihan (refening) dengan alkali,maka sebagian dari pestisida,pigmen dan ffa dapat dihilangkan (sastrohamidjojo,1996).

2.8.2 Asam Lemak

Gliseril (C3H5) yang mempunyai berat molekul 41 merupakan bagian dari molekul trigliserida.Gliseril ini bergabung dengan radikal asam lemak (R-COO-) yang mempunyai berat molekul antara 650 hingga 970.Itulah sebabnya bahwa asam lemak terkontribusi antara 95-96% dari berat molekul lemak total.asam lemak yang mempunyai berat molekul yang paling besar di dalam molekul gliserida yang merupakan bagian yang reaktif.Hingga dapat dimengerti bahwa asam lemak mempunyai pengaruh yang besar terhadap lemak dan minyak.

Asam lemak yang menyusun lemak ini masih dibedakan antara: asam lemak jenuh dan tak jenuh.

1. Asam Lemak Jenuh

Asam lemak disebut jenuh bila semua atom- C dalam rantainya diikat tidak kurang daripada dua atom H, hingga dengan demikian tidak ada ikatan rangkap.Asam-asam lemak jenuh yang telah dapat didefenisikan sebagai bagian dari lemak mempunyai atom C4 hingga C26.Asam palmitat C16 terdapat paling banyak ;senyawa tersebut merupakan bagian dari hampir semua lemak.

(16)

dalam jumlah banyak,secara sigifikan tidak hanya meningkatkan kadar kolesterol LDL,akan tetepi sekaligus meningkatkan kadar kolesterol HDL darah.

2. Asam Lemak Tak Jenuh

Asam-asam lemak yang di dalamnya rantai karbonya mengandung ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh.Derajat ketidakjenuhan dari minyak tergantung pada umlah rata-rata dari ikatan rangkap di dalam asam lemak.Pada asam lemak tak jenuh,masih dibedakan antara asam yang mempunyai bentuk”non-conjugated”, yaitu ikatan rangkap dalam rantai C selalu dipisahkan oleh dua ikatan tunggal.Bentuk yang lain adalah asam yang”conjugated”, dimana

antara atom-atom C yang tertentu terdapat ikatan tunggal dan ikatan rangkap berganti-ganti.Asam-asam lemak tak jenuh yang paling banyak mengandung atom C18 (satrohamidjojo,1996).

Sebagian besar terdapat dalam minyak tumbuh-tumbuhan seperti zaitun,minyak kacang tanah.Asam lemak ini menurunkan kadar kolesterol LDL tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL darah (Tuminah,2009).

Stearat memiliki nilai tertinggi di antara kelompok jenuh untuk minyak mentah dan minyak olahan. Nilai asam miristat yang diperoleh untuk minyak mentah dan minyak sulingan signifikan dibandingkan dengan nilai kandungan asam palmitat dan kapkar yang ditemukan pada tingkat jejak. Ada kenaikan progresif. Di semua asam lemak yang terdeteksi dari minyak mentah sampai minyak sulingan yang bisa jadi akibat kotoran yang ada dalam sampel minyak mentah(Ayoade,2015).

2.8.3 Sifat Lemak

(17)

a. Kelarutan

Lemak dan kinyak tidak larut dalam air.namun begitu,karena adanya suatu substansi tertentu,yang dikenal sebagai agensia pengemulsi,dimungkinkan terbentuknya campuran yang stabil antara lemak dan air.Campuran ini dinamakan emulsi.Lemak dan minyak larut dalam pelarut organik seperti minyak tanah,eter dan kanon tetraklorida.Pelarut- pelarut tipe ini dapat digunakan untuk menghilangkan kotoran oleh gemuk pada pakaian.

b. Ketengikan

Ketengikan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan rusaknya lemak dan minyak.pada dasarnya ada dua tipe reaksi yang berperan pada proses ketengikan.

1.Oksidasi

Ini terjadi sebagai hasil reaksi antara trigliserida tidak jenuh dan oksigen dari udara.Molekul oksigen bergabung pada ikatan ganda molekul trigliserida dan dapat terbentuk berbagai senyawa yang menimbulkan rasa tengik yang tidak sedap.Reaksi ini dipercepat oleh panas,cahaya dan logam-logam dalam kosentrasi amat kecil,khususnya tembaga.

2.Hidrolisis

Enzim lipase menghidrolisis lemak,memecahnya menjadi gliserol dan asam lemak.

(18)

lemak bebas yang dihasilkan oleh reaksi ini dapat memberikan rasa dan bau tidak sedap.

3.Saponifikasi

Saponifikasi merupakan salah satu metode pemurnian secara fisik.Saponifikasi dilakukan dengan menambahkan basa pada minyak yang akan dimurnikan .

Trigliserida bereaksi dengan alkali membentuk sabun dan gliserol.Proses ini dikenal sebagai saponifikasi.Namun hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalampembuatan sabun tetapi kalium hidroksida dapat pula digunakan.Reaksi saponifikasi sebagai berikut:

(Atiku,2014). 4.Hidrogenasi

Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak (Herlina,2002).

2.8.4 Sumber Minyak dan Lemak

(19)

Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan ,biji-bijian,daging,ayam,krim,s usu,keju,dan kuning telur serta makanan yang telah dimasak dengan minyak atau lemak (Almatsier,2001).

2.9 Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas merupakan asam lemak pada sabun yang tidak terikat sebagai senyawa natrium atau pun senyawa trigliserida(lemak netral).Tingginya asam lemak bebas pada sabun akan mengurangi daya membersihkan sabun,karena asam lemak bebas merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam proses pembersihan.Sabun pada saat digunakan akan menarik komponen asam lemak bebas yang masih terdapat dalam sabun sehingga secara tidak langsung mengurangi kemampuanya untuk membersihkan minyak dari bahan yang berminyak (Qisti,2009).

(20)

alkali,sabun, dan gliserol.Dari larutan ini dapat dihasilkan gliserol yang murni melalui penyulingan (Ketaren,1996).

Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisa enzim selama pengolahan dan penyimpanan.Dalam bahn pangan,asam lemak dengan kadar lebih besar dari 0,2% dari berat lemak akan mengakibatkan flavor yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh .Dengan proses netralisasi minyak sebelum digunakan dalam bahan pangan,maka jumlah asam lemak bebas dalam lemak dapat dikurangi sampai kadar maksimum 0,2 % (Ketaren,1996).

(21)

Sabun yang terbentuk dapat membantu pemisahan zat warna dan kotoran seperti fostatida danprotein,dengan cara membentuk emulsi. Sabun atau emulsi yang terbentuk dapat dipisahkan dari minyak dengan cara senrifusi (Ketaren,1996).

Jumlah suhu reaksi dan tipe katalis dan jumlah glyserol adalah faktor utama yang dikatakan mempengaruhi hasil proses esterifikasi kimia dalam mengubah asam lemak bebas menjadi trigliserida (Kombe,2013).

2.10 Titrasi Asam Basa

Titrasi asam-basa merupakan cara yang cepat dan mudah untuk menentukan jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan basa organik dan anorganik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian senyawa itu,terutama senyawa organik tidak larut dalam air. Namun demikian, umumnya senyawa organik dapaat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa organik itu dapat ditentukan dengan cara titrasi asam-basa dalam pelarut nirair.untuk menentukan basa yang digunakan larutan baku asam kuat (misalnya HCL), sedangkan untuk menentukan asam yang digunakan larutan baku basa kuat (misalnya NaOH).Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan warna indikator asam- basa yang sesuai atau dengan bantuan peralatan (misalnya potensiometri,spektrofotometri,konduktometer).Titrasi asam-basa dapat dianggap sebagai interaksi pasangan asam-basa berpasangan menurut teori Brosnted-Lowry (Rivai,1994).

(22)

1. Titik awal sebelum penambahan basa,

2. Titik-titik setelah ditambah basa sehingga larutan mengandung garam yang terbentuk dan kelebihan asam

3. Titik ekivalen,yaitu saat larutan hanya mengandung garam,tanpa ada kelebihan asam atau basa, dan

4. Daerah lewat ekivalen,yaitu larutan mengandung garam dan kelebihan rasa

Gambar

Gambar dari sabun SN 8020 di PT.SOCIMAS

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan model matematika yang telah dibuatnya; c) Kesalahan melaksanakan rencana, dilihat dari hasil pekerjaan siswa yaitu ketika siswa tidak menyelesaikan model

Website ini juga dapat mempermudah para guru untuk mengatur data yang ada di sekolah tanpa menggunakan catatan di dalam kertas yang kemungkinan dapat hilang atau tidak

Penelitian kualitas air sumur (air tanah) di wilayah timur kota Ende dengan mengambil 10 sampeldari rumah penduduk dan dilakukan pemeriksaan di laboratorium

Dalam melakukan proses penilaian kinerja karyawan, banyak sekali kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan.Penilaian kinerja harus dilakukan untuk mengetahui prestasi

Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca elastik yang besar secara berulang kali dan bolak balik akibat beban gempa di atas beban gempa

Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan

Jarak ini diminimalkan karena tegangan rendah dan output daya yang tinggi dari konverter DC-Dc akan menimbulkan arus yang relative besar pada umumnya yang selanjutnya

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan