BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Ruko
2.1.1. Defenisi Ruko
Mengenai pengertian ruko (rumah toko), salah satu jenis bangunan yang
berasal dari kata rumah dan toko, rumah yang berarti tempat berpenghuni dan
toko berarti ruang untuk kegiatan usaha, jadi ruko dapat dikatakan sebagai sebuah
bangunan yang menggabungkan fungsi hunian dan kerja dalam satu tempat. Ruko
memang merupakan solusi yang cukup baik untuk mengatasi kebutuhan akan
rumah tinggal sekaligus juga mengembangkan usaha dari rumah. Menurut
Wicaksono (dalam Kurniawan, 2015), rumah toko atau biasa sering disebut juga
dengan Ruko adalah sebutan bangunan-bangunan di Indonesia yang pada
umumnya dibuat bertingkat antara dua hingga lima lantai. Lantai bawahnya
digunakan sebagai tempat usaha atau kantor, sedangkan lantai atasnya
dimanfaatkan sebagai tempat tinggal.
Istilah ruko diperkirakan dari bahasa Hokkian nom chu yang berarti
“rumah” dan “toko”. Etnis Hokkian mendominasi populasi Cina perantauan di
kota-kota asia tengggara sehingga kebiasaan menetap dan berusaha di ruko sering
dikaitkan dengan budaya mereka (kompas, 2004). Dalam bahasa melayu
digunakan istilah kedai yang berarti sembarangan ruangan tempat barang
dagangan ditumpuk tanpa aturan jelas, tempat dimana sang pemilik atau penjaga
ruko melewati harinya sebelum etalase atau meja panjang diperkirakan oleh
Di kota Medan bangunan ruko sudah menjadi pemandangan sehari-hari
dan banyak orang yang melakukan akftivitas berbisnis dan dagang di rumah toko
tersebut. Menurut Wicaksono (dalam Kurniawan, 2015) ruko telah dikenal
diberbagai dunia sejak zaman dulu. Di Yunani, terdapat pasar-pasar tradisional
tempat melakukan transaksi perdagangan yang juga digunakan sebagai tempat
tinggal dan letaknya berdekatan dengan pelabuhan karena Yunani merupakan
Negara kepulauan demikian juga di Timur Tengah, telah dikenal bangunan yang
berfungsi ganda, sebagai hunian dan tempat usaha. Namun hunian di Timur
tengah terkesan lebih privat dan memisahkan aktivitas laki-laki dan perempuan.
2.1.2. Sejarah Rumah Toko
Fenomena ruko menjadi sebuah subjek penelitian dalam kerangka proses
pencarian jati diri budaya arsitektur lokal maupun regional (di era globalisasi).
Ruko memiliki ruang-ruang yang relative tipikal, yang dapat secarah mudah
dimanfaatkan untuk bermacam fungsi. Dalam budaya bermukim di Indonesia,
pada awalnya kita mengenal “toko” sebagai sebuah konsep tradisional yang
berbeda dengan konsep toko yang ditawarkan oleh konsep pertokoan modern.
Ruko-ruko abad ke-19, dalam kehidupan perkotaan masa itu, membentuk
aktivitas di jalan dan menciptakan pusat-pusat keramaian yang secara khas hanya
dapat dijumpai di pecinan. Gaya hidup semacam inilah yang telah menghidupi
pusat-pusat keramaian kota-kota di Indonesia selama ratusan tahun hingga
terciptanya jalan-jalan yang sepi karena pindahnya keramaian ke
bangunan-bangunan mal yang monolit, ketimbang hingar bingarnya toko-toko dan kaki-lima
yang beragam. Ini merupakan pertanda matinya sebuah warisan budaya kota dan
juga identitas kita.
Pada umumnya masyarakat Tionghoa dikenal sebagai kaum pedagang,
begitu juga dengan masyarakat Tionghoa yang berada di Indonesia. Masyarakat
Tionghoa di Indonesia menjalin hubungan yang baik dengan bangsa eropa, oleh
karena itu mereka dipercaya untuk memegang kendali perdagangan. Pada masa
kolonial, masyarakat Tionghoa diberi wilayah permukimam yang terpisah dari
penguasa dan masyarakat pribumi. Saat itu masyarakat Tionghoa harus
menyesuaikan diri dengan regulasi tata kota, bentrokan antara aturan tata kota
dengan konsep rumah yang dibawa oleh masyarakat Tionghoa yang berasal dari
Cina Selatan membentuk konsep rumah baru yang telah beradaptasi. Hunian
bentuk baru lah yang disebut sebagai ruko yang merupakan gabungan dari rumah
dan toko (Kurniawan, 2015).
2.1.3. Perkembangan Rumah Toko di Kota Medan
Ruko sebagai sebuah sosok arsitektur di Indonesia memiliki sejarah
panjang dan berperan penting dalam memberi bentuk dan warna terhadap
perkembangan kota-kota di Indonesia. Akan tetapi, belakangan ini tipologi ruko
dibangun dengan citra yang “asal” dan “semrawut”. Ruko juga dianggap sebagai
salah satu penyebab rusaknya arsitetur kota-kota di Indonesia. Di kota Medan,
kemunculan ruko timbul akibat perkembangan di bidang perdagangan di awal
system grid dan terlihat mirip dengan ruko-ruko di wilayah kolonial Inggris di
Asia Tenggara. Ciri-cirinya antara lain, ukiran di atas pintu,dan berbagai jenis
jendela di lantai dua. Fasade lantai duanya menjorok ke arah jalan dan
memberikan perlindungan bagi pejalan kaki di selasar bawahnya yang juga
berfungsi sebagai elemen penyatu ruko satu dengan yang lainnya. Gaya arsitektur
pada ruko-ruko ini merupakan gaya hybrid yang berbentuk melalui kontak
penduduk lokal dengan penjajah.
Dampak tersebut mengakibatkan pada perubahan dan penambahan dengan
menghilangkan keaslian dari bangunan indis. Kalau kita amati proses dan
peraturan pelestarian yang ada di kota ini tidak berjalan dengan baik, hari demi
hari perubahan terjadi di mana-mana, tanpa dapat dikendalikan lagi. Ditambah
lagi dengan menjamurnya pembangunan “ruko” yang semakin meluas, dari barat
ke timur dan dari utara ke selatan bejajar “ruko-ruko”, sehingga akan
menenggelamkan arsitektur indis yang terdapat di kota Medan agar dipertahankan
untuk dilestarikan. Karena semakin lama akan semakin terdesak oleh penggusuran
dan akhirnya sampai pada penghancuran bangunan untuk dijadikan bangunan
baru. Bila hal ini pemerintah kota tidak melakukan tindakan untuk
mengantisipasinya, maka dalam dua atau tiga tahun ke depan kota Medan akan
berubah menjadi kota“ruko” dengan gaya arsitektur eklektis (tempel sana tempel
sini). Sebuah kepalsuan dalam gaya arsitektur ini diketahui sangat radikal, di sini
Pesatnya pembangunan rumah toko (ruko) sering mendapat perhatian
karena dianggap menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya.
Banyak pihak berpendapat bahwa ramainya pembangunan ruko saat ini dapat
merusak keindahan tata kota. Selain itu dengan adanya bangunan ruko di pinggir
jalan dapat meningkatkan kepadatan lalu lintas, menimbulkan kemacetan dan
peningkatan kebisingan jalan.
Gambar 2.1. Ruko Kesawan 1920
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kesawan,_Medan
2.2. Tinjauan Arsitektur Modern
2.2.1. Defenisi Arsitektur Modern
Arsitektur modern adalah sebuah perkembangan arsitektur dimana ruang
menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya arsitektur lebih
memikirkan bagaimana cara mengolah fasad, ornamen, dan aspek-aspek lain yang
sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah
yang lebih dipentingkan (krier, 1982). Fokus dalam arsitektur modern adalah
bagaimana memunculkan sebuah gagasan ruang, kemudian mengolah dan
mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan dalam
Di masa sekarang banyak rumah toko yang dibangun
dengan gaya arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan
dengan teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup
penghuninya. Pada abad ke-20 arsitektur telah dipengaruhi oleh mesin secara total
dan dikatakan juga arsitektur sebagi pemuja mesin, pada abad ke-19 secara
perlahan telah muncul material-material yang seperti besi, baja, tuang yang sangat
mempengaruhi pengerjaan arsitektur modern. Eksterior rumah
dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar
dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjorok ke depan.
Dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa rumah
modern di dekorasi dengan ornament garis vertical, horizontal, dan diagonal yang
sederhana pada dinding eksterior yang luas interior rumah toko modern ditata
dengan ornament yang sederhana, plafond bertingkat dan void di ruang-ruang
publik yang memberikan kesan luas. Ruang pada rumah dengan gaya arsitektur
modern umunya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan
2.2.2. Sejarah Arsitektur Modern
Sepanjang sejarah manusia, arsitektur hanya mengalami satu kali
perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya arsitektur modern. Sumalyo
(2005) mengatakan arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia, yang
berkaitan dengan berbagai segi kehidupan antara lain : seni, teknik, tata ruang,
geografi, sejarah. Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan
waktu yang sukar ditentukan batasnya.
Diketahui bahwa arsitektur berkembang dari masa ke masa dalam kurun
waktu sejak manusia hingga sekarang. Arsitektur modern merupakan
perkembangan dari klasik barat, berubah secara revolusioner sejalan dengan
revolusi industry mulai awal abad 19 dengan terjadinya perubahan
besaran-besaran dalam pola hidup dan pola pikir (sumalyo, 2005). Terdapat 3 periode
perkembangan arsitektur :
Tahun 1800an
Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai
pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya arsitektur dianggap sebagai
suatu „olah rasa‟ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan
tidak ada rumusnya (Sumalyo, 2005). Pada tahun 1750-an di Perancis, muncul
orang-orang yang berambisi untuk menghasilkan arsitektur dengan menggunakan
akal dan idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan perasaan. Bagi mereka
ini, arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia arsitektur, apa yang
demikian, dapat dikatakan bahwa arsitektur Modern berupa ide, gagasan, pikiran
atau pengetahuan dasar tentang arsitektur sudah hadir pada abad ke-18.
Dan kemudian, pikiran-pikiran tersebut baru mendapat kesempatan untuk
direalisasikan pada pertengahan abad-19 karena faktor-faktor yang sangat
mendorong percepatan dari Arsitektur Modern tersebut adalah :
Di pertengahan abad 19 itu secara resmi pendidikan Arsitektur telah
terbagi menjadi dua yaitu arsitektur sebagai kesenian dan arsitektur
sebagai ilmu teknik sipil.
Munculnya industri bahan bangunan, yang mampu menghasilkan
keseragaman ukuran dan kecepatan membangun.
Gambar 2.3. Bangunan La Majolikahaus
Sumber :
Periode 1890 – 1930
Pada masa ini arsitektur modern mengalami puncaknya di Prancis, Jerman,
Belanda, Rusian, dan Inggris mulai mengikutinya. Sumalyo (2005) menjelaskan
mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi semacam resolusi industri
kedua dalam bentuk rasionalisme dan penggunaan mesin secara besar-besaran,
sejumlah pertentangan dalam dunia arsitektur yang ditunjukkan melalui
munculnya berbagai eksperimen seperti : arsitektur sebagai art vs arsitektur
sebagai science, arsitektur sebagai form vs arsitektur sebagai space, arsitektur
sebagai craft vs arsitektur sebagai assembly, dan arsitektur sebagai karya
manual vs arsitektur sebagai karya machinal.
Gambar 2.4. Bangunan Maison Caillot
Sumber :
Periode 1950-1960an
Dalam sejarah arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa
perjalanan arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan (Sumalyo,
2005) yakni:
-Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern :
a. Segenap filosofi dan prinsip arsitektur sebagai ilmu telah dapat
diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya.
b. Karya-karya arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk
mengekspresikan space / ruang.
c. Terjadi produksi massal bahan bangunan oleh pabrik. Hal ini dapat
mempercepat proses pembangunan. Namun, bahan bangunan dapat
menembus batas budaya dan geografis, sehingga arsitektur menjadi
Internasional dan bangunan-bangunan di dunia menjadi seragam. Dengan
Gambar 2.5. Bangunan Seagram
Sumber :
http://4.bp.blogspot.com/---lez6fXPxg/T4eshVchPyI/AAAAAAAAC48/EZmbaZAVc1Q/s1600/seagram.gif
-Tahun 50-an dikatakan sebagai kegagalan Arsitektur Modern :
a. Karena arsitektur telah kehilangan identitas/ciri individual perancangnya.
Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orange adalah nama biro-biro
Arsitektur, bukan arsiteknya.
b. Enggan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan
bahan-bahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas
berbeda.
c. Karena penekanan perancangan pada ruang, maka desain menjadi polos,
simpel, bidang-bidang kaca lebar.
d. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang
2.2.4 Ciri-ciri Arsitektur Modern
Sejak tahun 1920 selain sangat signifikan dalam gaya bangunan arsitektur
modern, juga telah menetapkan reputasi para arsiteknya. Asal dan karakteritik
arsitektur modern sampai saat ini masih diperdebatkan di kalangan arsitek.
Beberapa sejarawan melihat perkembangan arsitektur modern sebagai perihal
sosial yang erat kaitannya terhadap pembaharuan dan keringanan.
Hal ini menambah pengetahuan makna bahwa gaya modern adalah sebuah
penemuan baru dalam bidang Revolusi Industri. Berikut adalah karakteristik dari
bangunan bergaya arsitektur modern menurut krier (1982) dalam Brunner T. Dkk
(2013) :
Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monotone karena
tidak diolah. Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam),
merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya
dan geografis.
Penggunaan material dan bahan pada bangunan arsitektur modern
tidak terlepas dari unsur fungsional, dimana bahan dan material yang
digunakan harus mendukung fungsi bangunan secara keseluruhan.
Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos,
ditampilkan apa adanya. Terutama bahan yang digunakan adalah
Ekspresi terhadap sruktur sebagai elemen arsitektur yang memberikan
bentuk kepada tampak bangunan, sehingga menciptakan ruang pada
kulit bangunan. Hal ini lebih dikenal dengan istilah Skin and Bone.
Skin and bone merupakan salah satu ide desain dari langgam arsitektur
modern yang mengedepankan kepolosan dan kesederhanaan dalam
olah bentuk bangunan dengan cara menonjolkan struktur bangunan.
Anti ornamen, menganggap ornamen yang ada pada bangunan tidak
memiliki fungsi baik secara struktur maupun non struktur, sehingga
ornamen dihilangkan dan dianggap suatu kejahatan dalam desain.
Nihilism, penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi
polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa-apanya kecuali
geometri dan bahan aslinya. Penekanan Elemen vertikal dan horizontal
masih berhubungan dengan penggunaan ornamen yang dianggap
sebagai suatu kejahatan, maka bangunan-bangunan dengan langgam
arsitektur modern menggunakan penekanan elemen vertikal dan
horizontal pada bangunannya sebagai pengganti ornamen, guna
menambah estetika dan keindahan bangunan. Menyederhanakan
bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu. Semakin
sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.
Bangunan arsitektur modern menganut paham form follow function
dimana bentuk yang dihasilkan mengikuti fungsi dari bangunan. Tidak
memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, sehingga tidak dapat
2.3. Tinjauan International Style
2.3.1. Asal-usul International Style
Gaya internasional adalah suatu gaya arsitek yang sedang trend pada tahun
1920 dan 1930. istilah yang pada umumnya mengacu pada arsitek dan bangunan
dari dekade pandangan perkembangan gaya modern, sebelum Perang dunia II.
Istilah ini diambil dari suatu buku Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson
(1997) yang mana mereka berdua dikenal sebagai penggolong arsitektur modern.
Dasar desain dari gaya internasional ini didasari pada prinsip arsitektur modern.
Gambar 2.6. PerumahanWeissenhof Stuttgart, Jerman (1927)
Pada abad pertengahan ke-18 ada upaya untuk mencapai pengendalian
dalam arsitektur di masa lalu, kemudian Pada abad ke-19 gaya arsitektur yang
mulai berkembang dengan menggunakan produk-produk industri seperti logam
dan beton bertulang. Arsitektur modern yang diketahui sejak dulu sebuah
pelajaran seni yang meniru gaya besar pada masa lalu yang merupakan masalah
membangun dengan gaya yang dominan. Di Eropa pada sekitar tahun 1900
sejumlah arsitek di seluruh bumi mulai mengembangkan solusi arsitektur untuk
mengintegrasikan sesuatu yang dapat dijadikan teladan tradisional dengan
menuntut kehidupan sosial yang baru dan berbagai kemungkinan teknologi.
2.3.2. Tokoh Arsitek International Style
Dari beberapa arsitek yang melakukan perjuangan untuk mengembangkan
gaya lama ke gaya baru. Tokoh arsitek yang mendukung adalah :
No Nama Foto Biografi
1 Alvar Alto Hugo Alvar Henrik Aalto (lahir
di Kuortane, Finlandia, 3 Februari 1898 – meninggal di Helsinki, Finlandia, 11 Mei 1976 pada umur 78 tahun) adalah arsitek dan desainer Finlandia yang dijuluki sebagai "Bapak Modernisme" di negara-negara
Nordik. Karyanya
meliputi arsitektur, furnitur, tekstil dan barang pecah belah. Karier awal Aalto berjalan pada masa industrialisasi Finlandia, sehingga banyak kliennya yang merupakan industralis salah satunya adalah keluarga Ahlström-Gullichsen.
2 Welton Becket
Komisi besar pertama mereka adalah Auditorium Pan-Pasifik pada tahun 1935,
yang memenangkan mereka pekerjaan
perumahan dari James Cagney, Robert Montgomery, dan selebriti film lainnya. Plummer meninggal pada tahun 1939.
3 Le Corbusier Le Corbusier atau yang bernama asli
Charles-Edouard Jeanneret merupakan seorang arsitek asal Swiss yang menekuni aliran desain International Style bersama dengan Ludwig Mies van der Rohe, Walter Gropius dan Theo van Doesburg. Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang perencana tata kota, seniman, penulis dan perancang perabot. Ia juga
terkenal atas kontribusinya dalam
penyebarluasan international style. Le Corbusier merupakan seorang yang ahli dalam teori-teori desain modern. Ia juga berkontribusi dalam menghasilkan kehidupan yang lebih baik di lingkungan yang padat penduduknya. Karya bangunan-bangunannya tersebar di daerah Eropa, India, Rusia dan merupakan seorang arsitek berkebangsaan
Jerman. Dia merupakan pendiri
Sekolah Bauhaus bersama dengan Ludwig Mies van der Rohe dan Le Corbusier . Walter Gropius adalah anak ketiga dari Walter Adolph Gropius dan Manon Auguste Pauline Scharnweber. Gropius menikah dengan Alma Mahler (1879-1964), janda dari Gustav
Mahler. Dengan bantuan dari
arsitek Inggris, Maxwell Fry, dia
meninggalkan Nazi Jerman pada
tahun 1934 dengan melakukan kunjungan sementara ke Inggris. Dilahirkan di Berlin.
Gropius wafat di Cambridge,
Ludwig Mies van der Rohe, Dietrich Marcks dan Le Corbousier. Pada tahun 1910 Gropius
meniggalkan perusahaan dan mulai
mendirikan praktek di Berlin selama tiga tahun bersama karyawannya Adolf Meyer.
5 Philip Johnson
Philip Cortelyou Johnson atau lebih dikenal dengan nama Philip Johnson adalah salah satu arsitek dari Amerika yang sangat berpengaruh dalam dunia Arsitektur. Dengan kacamatanya yang tebal, berbingkai bundar, Philip Johnson adalah tokoh yang paling dikenal di dunia arsitektur Amerika selama beberapa dekade. Philip Johnson (8 Juli 1906 - 25 Januari 2005) lahir di Cleveland, Ohio. Pada awalnya, Philip Johnson bukanlah seorang arsitek, dia bekerja sebagai kritikus, penulis, sejarawan dan seorang direktur museum. Dia meraih gelar A.B. dalam sejarah arsitektur dari Universitas Harvard yang tertarik pada Sejarah dan Filsafat, terutama pada karya Pra-Sokrates.
6 Louis Kahn Salah satu arsitek yang paling berpengaruh
pada abad pertengahan ke-20, Louis Kahn (1901-1974) menyadari bangunan relatif sedikit, namun menahan diri formal dan ekspresi emosional-nya Jonas Salk Institute, Kimbell Art Museum dan Kompleks Modal di Dhaka dianggap sebagai sebuah kemajuan yang terinspirasi dari International Style.
7 Ludwig Mies
van der Rohe
Ludwig Mies van der Rohe (27 Maret 1886 –
17 Agustus 1969) adalah
seorang arsitek berkebangsaan Jerman, Ia
umumnya dipanggil Mies, sesuai nama
belakangnya. Ludwig Mies van der Rohe, bersama Walter Gropius dan Le Corbusier, dikenal luas sebagai para perintis arsitektur
Modern. Ia memulai karya dengan
membangun Riehl House di Potsdam. Pada tahun 1944, ia menjadi warga negara Amerika, menyelesaikan pesangon nya dari asalnya, Jerman. Tiga puluh tahun sebagai seorang arsitek Amerika mencerminkan lebih struktural, pendekatan murni untuk mencapai tujuannya dari arsitektur baru untuk abad
ke-20. Mies, seperti rekan-rekannya
pasca Perang Dunia I, berupaya menetapkan gaya arsitektur baru yang mampu mewakili zaman modern seperti yang dilakukan arsitektur Klasik dan Gothik pada zamannya
arsitektur abad ke-20 yang berpengaruh dengan kejelasan dan kesederhanaan yang
ekstrem. Bangunan-bangunan karyanya
memanfaatkan material modern seperti baja industri dan kaca pelat untuk menentukan ruang interior. Ia berupaya menciptakan arsitektur dengan sedikit kerangka struktur yang diseimbangkan dengan kebebasan ruang terbuka yang mengalir bebas. Ia menyebut bangunan-bangunannya arsitektur "kulit dan tulang". Mies mengambil pendekatan rasional
yang dapat memandu proses kreatif
perancangan arsitektur. Ia sering dikaitkan dengan aforisme "lebih sedikit lebih baik" dan "Tuhan sangat terperinci".
8 Richard
Neutra
Pekerjaan seumur hidup dari arsitek Amerika kelahiran Austria Richard Joseph Neutra
(1892-1970) merupakan upaya untuk
menggabungkan presisi teknis dari
International Style dengan unsur-unsur lain yang lebih organik untuk tradisi arsitektur Amerika. Richard Neutra lahir di Wina pada tanggal 8 April 1892. Dia dilatih di Technische Hochschule, menerima diploma pada tahun 1917. Walaupun ia sangat dipengaruhi oleh bangunan dan tulisan-tulisan dari arsitek Wina kontemporer, Adolf Loos, salah satu pelopor dari gerakan modern di Eropa. Loos diperkenalkan Neutra inovasi terjadi dalam arsitektur Amerika, khususnya percobaan dari Louis Sullivan dan sekolah Chicago. Bunga Neutra dalam arsitektur Amerika tumbuh ketika ia menjadi akrab dengan karya Frank Lloyd Wright.
9 Oscar
Niemeyer
Arsitek Oscar Niemeyer lahir pada tanggal 15 Desember 1907 di Rio de Janeiro, Brasil. Niemeyer mendarat proyek besar pertamanya pada tahun 1941, perencanaan bangunan
untuk Pampulha Kompleks Arsitektur.
10 Frits Peutz Peutz lahir di sebuah keluarga Katolik di Uithuizen di Groningen, sebuah provinsi sebagian besar Protestan di utara Belanda. Pada tahun 1910 ia dikirim ke sekolah asrama Rolduc di Kerkrade di provinsi Katolik Limburg untuk pendidikan yang lebih tinggi. Pada tahun 1914 ia lulus di HBS, jenis lama sekolah tinggi Belanda. Setelah itu ia belajar teknik sipil di Delft. Pada tahun 1916 ia mengubah arsitektur. Pada tahun 1920, saat masih tidak lulus, ia kembali ke Limburg untuk mengendap sebagai arsitek independen di kota Heerlen, di mana industri
pertambangan batubara booming
memberinya banyak tugas. Peutz memainkan peran utama dalam mengubah Heerlen dalam, kota modern yang benar. Pada tahun 1925 ia menerima gelar dalam arsitektur. Sekitar 1.926 anak pertamanya, Victor Peutz lahir, yang menjadi audiolog dan acoustician. Peutz dan istrinya Isabelle Tissen memiliki tiga belas anak bersama-sama. Salah satunya mengikuti jejak ayahnya untuk mendapatkan gelar di bidang teknik sipil dan menjadi seorang arsitek.
11 Gerrit Rietveld
Rietveld lahir di Utrecht pada tahun 1888 sebagai anak tukang kayu. Dia meninggalkan sekolah pada 11 untuk magang kepada ayahnya dan terdaftar di sekolah malam sebelum bekerja sebagai juru gambar untuk CJ Begeer, perhiasan di Utrecht, dari 1906 ke 1911. Pada saat ia membuka bengkel mebel sendiri pada tahun 1917, Rietveld telah belajar sendiri menggambar, melukis dan model keputusan. Dia kemudian mendirikan bisnis sebagai pembuat lemari. Rietveld dirancang nya Merah dan Blue Chair yang terkenal pada tahun 1917. Berharap bahwa banyak dari furnitur nya akhirnya akan diproduksi secara massal daripada buatan
tangan, Rietveld ditujukan untuk
Gropius diundang Rietveld untuk pameran di
Bauhaus. Ia merancang bangunan
pertamanya, Rietveld Schröder House pada tahun 1924, dalam kerjasama erat dengan pemilik Truus Schröder-Schrader. Dibangun di Utrecht pada Prins Hendriklaan 50, rumah memiliki lantai dasar konvensional, tetapi radikal di lantai atas, kurang dinding tetap melainkan mengandalkan dinding geser untuk membuat dan mengubah ruang hidup. Table 2.1. Tokoh Arsitek International Style
2.3.3. Konsep Internatinal Style
Arsitektur modern telah menemukan beberapa konsepsi yang jelas dari
dirinya sendiri sebagai suatu disiplin dan gambar peran baru dalam masyarakat.
Prinsip-prinsip desain baru yang international style dijagokan dapat ditemukan
menjadi 3 prinsip, Larson (1993) mengatakan dalam buku menggali pemikiran
posmodernisme dalam arsitektur (2005) dalam pameran MoMA (Museum of
Modern Architecture) pada tahun 1932, Hitchcock dan Jhonson menyatakan
prinsip-prinsip gaya aarsitektur modern, yaitu volume dari pada massa, regularitas
dari pada simetri aksial dengan geometri dan standarisasi, komposisi aksial tidak
diperlukan lagi, dan melarang penggunaan ornament. Prinsip-prinsip ini menjadi
tanda bagi produksi International style. Mereka tidak hanya formula proporsi yang
membedakan gaya-gaya yang ada pada masa itu, konsepsi arsitektur yaitu
penekeanan pada volume datang untuk menggantikan massa dalam desain
bangunan, keteraturan dan tidak simetri aksial yang berfungsi sebagai sarana
Gaya Internasional yang khas pada umumnya terdiri dari beberapa yaitu :
Bentuknya segi-empat atau penyiku, berbentuk kubus sederhana "segiempat
panjang yang menekan", jendela yang berjalan di atas garis horisontal dan
membentuk suatu garis beraturan, Semua bagian muka bangunan penjuru bersudut
90 derajat dan bertingkat. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson, 1997)
mengatakan dalam buku International Style bahwa gaya internasional telah
menjadi jelas dan didefinisikan hanya secara bertahap sebagai tor inovasi yang
berbeda di seluruh dunia yang telah berhasil dilakukan percobaan secara paralel.
Berikut beberapa prinsip-prinsip yang ada pada Internasional Style yaitu:
1. Volume
Arsitektur sebagai volume metode kontemporer yang menyediakan
kerangka mendukung, dengan menggunakan kontruksi batu tradisional pada
bagian dinding masih sering digunakan dalam kombinasi dengan kontruksi
kerangka. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson mengatakan dalam buku
International Style, 1997) arsitek yang membangun dalam gaya internasional
berusaha untuk menampilkan karakter sejati kontruksi dan menekan jelas
ketentuannya untuk fungsi sehingga seperti detail akan bertentangan dengan efek
utama permukaan volume dan juga pada atap datar normal yang memberikan
makna estetika penting.
Dalam arsitektur modern jendela merupakan elemen penting yang
memiliki fitur yang paling mencolok dari desain eksterior modern, sehingga
dalam pendesainannya masalah estetika yang sangat penting. Jika dilihat dari
kelereng, dan semen juga menjadi bahan material pada permukaan volume dari
bangunan modern merupakan sebagai tanda dari gaya kontemporer, yang
memiliki estetika membentuk dan terus-menerus bahkan menutupi pada
permukaan dinding. Pada permukaan volume dalam menggunakan kayu tampak
terlihat mengagumkan akan tetapi bahan ini tidak tahan lama seperti batu atau
batu bata.
2. Keteraturan
Mengenai keteraturan dalam prinsip ini pola dari jendela merupakan
komposisi dari arsitektur kontemporer dan membuktikan estetika itu ada pada
bangunan kontemporer, karena dalam prinsip kedua ini gaya kontemporer dalam
arsitektur harus dilakukan dengan keteraturan. Dalam desain arsitektur modern
juga mengungkapkan karakteristik struktur dan kesamaan oleh penekanan estetika
yang beraturan. Sama hal nya seperti prinsip estetika pada permukaan volume
telah dapat dilihat arsitektur tidak lagi memiliki dukungan yang solid pada
dinding, bahwa keteraturan tergantung pada khas kerangka yang mendasari
kontruksi modern.
Skema simetris dari desain sebenarnya lebih estetis serta teknis karena
sebagian besar bangunan kontemporer lebih langsung dinyatakan dalam bentuk
simetris yang akan menjadikan kuat ditandai dengan penekanan pada sumbu nyata
baik dari pusatnya. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson mengatakan
sering tampak mengikuti persis prinsip dari keteraturan seperti displin estetika
formal dan juga proporsi menurut teori merupakan batu ujian estetika desain
modern dalam aplikasi dari prinsip keteraturan arsitek modern yang berbeda dari
yang lain.
3. Penghindaran Penggunaan Dekorasi
Pada prinsip ketiga ini penghindaran terapan penggunaan ornamen horizontal
biasa membedakan gaya arsitek dari masa lalu dan dari abad terakhir, hal ini
berperan untuk mempertahankan bangunan yang ada sejak 1800-an seharusnya
tidak dihiasi dengan ornament dikarenakan kegagalan atau banyak
ketidakmampuan menciptakan ornament yang tidak valid dalam mengadaptasi
gaya lama dengan kontruksi yang baru. Bahkan sejak abad pertengahan abad
ke-18 penggunaan ornament terus menurun dan dianggap suatu kejahatan yang
positif dari desain. Beberapa kritikus bahkan akan menjelaskan semua ornament
pada arsitektur masa lalu sebagai kelanjutan detail warisan yang awalnya
memiliki arsitek struktural. Huruf juga dianggap sebagai pendekatan ornament
yang digunakan arsitek gaya internasional.
Kontemporer merupakan gaya saat menetapkan standar tinggi tetapi tidak
untuk dekorasi. Pada abad ke-19 telah ada yang sangat luar biasa dalam
penggunaan warna dan pada hari awal gaya kontemporer menggunakan semen
putih, ketika warna menghadapi perkembangan dalam penggunaan bahan-bahan
alami, warna logam alami dan menggunakan warna cerah memiliki nilai dalam
menarik dengan gaya baru. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson dalam
memberikan sedikit alasan dalam penggunaan warna mungkin lebih baik dihindari
meskipun kadang-kadang menjadi kesuksesan terkemuka. Pohon dan tanaman
rambat menjadi dekorasi lebih lanjut untuk mendatang arsitek modern, dengan
memanfaatkan lingkungan alam sekitar yang menjadi permasalahan utama gaya
internasional.
2.3.4. Bangunan Karya Arsitek International Style
Berikut adalah beberapa contoh bangunan karya arsitek terkemuka
menurut International Style “Walter Gropius dan Ludwig Mies Van De Rohe” :
Nama Arsitek Gambar Keterangan
Mies van de Rohe
(fungsional)
Gambar 2.10. Barcelona Pavilion Sumber :
http://www.architravel.com/architravel_wp/wp
-content/uploads/2013/05/Barcelona-Pavilion_4-630x268.jpg
Gambar 2.11. Tugendhat House Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/ 24/Villa_Tugendhat-20070429.jpeg
Gambar 2.12. Tugendhat House Sumber : http://www.ronenbekerman.com/wp-content/uploads/2011/09/01_xoio_tugendhat_uebere
ck.jpg
Gambar 2.13. Crown Hall Sumber :
Gambar 2.14. Seagram Building Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/ 01/Seagrambuilding.jpg
Gambar 2.15. Lake Shore Drive Sumber : http://www.e-architect.co.uk/wp-
content/uploads/2010/03/lake-shore-drive-towers-1.jpg Walter Gropius
(tradisional)
-Awal pembentukan
ruang adalah
dimulai dari
suasananya, baru setelah itu beralih
pada fungsi.
Gambar 2.17. Village College Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/ 36/Maxwell_Fry_Gropius_Impington_Village_Colle
ge_front_2006.jpg
Gambar 2.18. Gropius House Sumber :
http://www.bc.edu/bc_org/avp/cas/fnart/fa267/gropiu s/gropius1.jpg
Gambar 2.19. Bauhaus Sumber :
http://c1038.r38.cf3.rackcdn.com/group1/building25 72/media/media_60759.jpg
bangunan, sesuai
dengan pola
perletakan ruang
yang urut
berdasarkan sequence proses kegiatan
Gambar 2.20. Michael reese hospital Sumber :
http://farm2.static.flickr.com/1189/5162103634_6f43 cc5eeb.jpg
Gambar 2.21. Hardvard graduate center Sumber :
https://farm4.staticflickr.com/3646/3477475296_199 2585f92.jpg