• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Penerapan International Style pada Bangunan Ruko (Studi Kasus : Citra Land Bagya City)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Penerapan International Style pada Bangunan Ruko (Studi Kasus : Citra Land Bagya City)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Ruko

2.1.1. Defenisi Ruko

Mengenai pengertian ruko (rumah toko), salah satu jenis bangunan yang

berasal dari kata rumah dan toko, rumah yang berarti tempat berpenghuni dan

toko berarti ruang untuk kegiatan usaha, jadi ruko dapat dikatakan sebagai sebuah

bangunan yang menggabungkan fungsi hunian dan kerja dalam satu tempat. Ruko

memang merupakan solusi yang cukup baik untuk mengatasi kebutuhan akan

rumah tinggal sekaligus juga mengembangkan usaha dari rumah. Menurut

Wicaksono (dalam Kurniawan, 2015), rumah toko atau biasa sering disebut juga

dengan Ruko adalah sebutan bangunan-bangunan di Indonesia yang pada

umumnya dibuat bertingkat antara dua hingga lima lantai. Lantai bawahnya

digunakan sebagai tempat usaha atau kantor, sedangkan lantai atasnya

dimanfaatkan sebagai tempat tinggal.

Istilah ruko diperkirakan dari bahasa Hokkian nom chu yang berarti

“rumah” dan “toko”. Etnis Hokkian mendominasi populasi Cina perantauan di

kota-kota asia tengggara sehingga kebiasaan menetap dan berusaha di ruko sering

dikaitkan dengan budaya mereka (kompas, 2004). Dalam bahasa melayu

digunakan istilah kedai yang berarti sembarangan ruangan tempat barang

dagangan ditumpuk tanpa aturan jelas, tempat dimana sang pemilik atau penjaga

ruko melewati harinya sebelum etalase atau meja panjang diperkirakan oleh

(2)

Di kota Medan bangunan ruko sudah menjadi pemandangan sehari-hari

dan banyak orang yang melakukan akftivitas berbisnis dan dagang di rumah toko

tersebut. Menurut Wicaksono (dalam Kurniawan, 2015) ruko telah dikenal

diberbagai dunia sejak zaman dulu. Di Yunani, terdapat pasar-pasar tradisional

tempat melakukan transaksi perdagangan yang juga digunakan sebagai tempat

tinggal dan letaknya berdekatan dengan pelabuhan karena Yunani merupakan

Negara kepulauan demikian juga di Timur Tengah, telah dikenal bangunan yang

berfungsi ganda, sebagai hunian dan tempat usaha. Namun hunian di Timur

tengah terkesan lebih privat dan memisahkan aktivitas laki-laki dan perempuan.

2.1.2. Sejarah Rumah Toko

Fenomena ruko menjadi sebuah subjek penelitian dalam kerangka proses

pencarian jati diri budaya arsitektur lokal maupun regional (di era globalisasi).

Ruko memiliki ruang-ruang yang relative tipikal, yang dapat secarah mudah

dimanfaatkan untuk bermacam fungsi. Dalam budaya bermukim di Indonesia,

pada awalnya kita mengenal “toko” sebagai sebuah konsep tradisional yang

berbeda dengan konsep toko yang ditawarkan oleh konsep pertokoan modern.

Ruko-ruko abad ke-19, dalam kehidupan perkotaan masa itu, membentuk

aktivitas di jalan dan menciptakan pusat-pusat keramaian yang secara khas hanya

dapat dijumpai di pecinan. Gaya hidup semacam inilah yang telah menghidupi

pusat-pusat keramaian kota-kota di Indonesia selama ratusan tahun hingga

(3)

terciptanya jalan-jalan yang sepi karena pindahnya keramaian ke

bangunan-bangunan mal yang monolit, ketimbang hingar bingarnya toko-toko dan kaki-lima

yang beragam. Ini merupakan pertanda matinya sebuah warisan budaya kota dan

juga identitas kita.

Pada umumnya masyarakat Tionghoa dikenal sebagai kaum pedagang,

begitu juga dengan masyarakat Tionghoa yang berada di Indonesia. Masyarakat

Tionghoa di Indonesia menjalin hubungan yang baik dengan bangsa eropa, oleh

karena itu mereka dipercaya untuk memegang kendali perdagangan. Pada masa

kolonial, masyarakat Tionghoa diberi wilayah permukimam yang terpisah dari

penguasa dan masyarakat pribumi. Saat itu masyarakat Tionghoa harus

menyesuaikan diri dengan regulasi tata kota, bentrokan antara aturan tata kota

dengan konsep rumah yang dibawa oleh masyarakat Tionghoa yang berasal dari

Cina Selatan membentuk konsep rumah baru yang telah beradaptasi. Hunian

bentuk baru lah yang disebut sebagai ruko yang merupakan gabungan dari rumah

dan toko (Kurniawan, 2015).

2.1.3. Perkembangan Rumah Toko di Kota Medan

Ruko sebagai sebuah sosok arsitektur di Indonesia memiliki sejarah

panjang dan berperan penting dalam memberi bentuk dan warna terhadap

perkembangan kota-kota di Indonesia. Akan tetapi, belakangan ini tipologi ruko

dibangun dengan citra yang “asal” dan “semrawut”. Ruko juga dianggap sebagai

salah satu penyebab rusaknya arsitetur kota-kota di Indonesia. Di kota Medan,

kemunculan ruko timbul akibat perkembangan di bidang perdagangan di awal

(4)

system grid dan terlihat mirip dengan ruko-ruko di wilayah kolonial Inggris di

Asia Tenggara. Ciri-cirinya antara lain, ukiran di atas pintu,dan berbagai jenis

jendela di lantai dua. Fasade lantai duanya menjorok ke arah jalan dan

memberikan perlindungan bagi pejalan kaki di selasar bawahnya yang juga

berfungsi sebagai elemen penyatu ruko satu dengan yang lainnya. Gaya arsitektur

pada ruko-ruko ini merupakan gaya hybrid yang berbentuk melalui kontak

penduduk lokal dengan penjajah.

Dampak tersebut mengakibatkan pada perubahan dan penambahan dengan

menghilangkan keaslian dari bangunan indis. Kalau kita amati proses dan

peraturan pelestarian yang ada di kota ini tidak berjalan dengan baik, hari demi

hari perubahan terjadi di mana-mana, tanpa dapat dikendalikan lagi. Ditambah

lagi dengan menjamurnya pembangunan “ruko” yang semakin meluas, dari barat

ke timur dan dari utara ke selatan bejajar “ruko-ruko”, sehingga akan

menenggelamkan arsitektur indis yang terdapat di kota Medan agar dipertahankan

untuk dilestarikan. Karena semakin lama akan semakin terdesak oleh penggusuran

dan akhirnya sampai pada penghancuran bangunan untuk dijadikan bangunan

baru. Bila hal ini pemerintah kota tidak melakukan tindakan untuk

mengantisipasinya, maka dalam dua atau tiga tahun ke depan kota Medan akan

berubah menjadi kota“ruko” dengan gaya arsitektur eklektis (tempel sana tempel

sini). Sebuah kepalsuan dalam gaya arsitektur ini diketahui sangat radikal, di sini

(5)

Pesatnya pembangunan rumah toko (ruko) sering mendapat perhatian

karena dianggap menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya.

Banyak pihak berpendapat bahwa ramainya pembangunan ruko saat ini dapat

merusak keindahan tata kota. Selain itu dengan adanya bangunan ruko di pinggir

jalan dapat meningkatkan kepadatan lalu lintas, menimbulkan kemacetan dan

peningkatan kebisingan jalan.

Gambar 2.1. Ruko Kesawan 1920

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kesawan,_Medan

2.2. Tinjauan Arsitektur Modern

2.2.1. Defenisi Arsitektur Modern

Arsitektur modern adalah sebuah perkembangan arsitektur dimana ruang

menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya arsitektur lebih

memikirkan bagaimana cara mengolah fasad, ornamen, dan aspek-aspek lain yang

sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah

yang lebih dipentingkan (krier, 1982). Fokus dalam arsitektur modern adalah

bagaimana memunculkan sebuah gagasan ruang, kemudian mengolah dan

mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan dalam

(6)

Di masa sekarang banyak rumah toko yang dibangun

dengan gaya arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan

dengan teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup

penghuninya. Pada abad ke-20 arsitektur telah dipengaruhi oleh mesin secara total

dan dikatakan juga arsitektur sebagi pemuja mesin, pada abad ke-19 secara

perlahan telah muncul material-material yang seperti besi, baja, tuang yang sangat

mempengaruhi pengerjaan arsitektur modern. Eksterior rumah

dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar

dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjorok ke depan.

Dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa rumah

modern di dekorasi dengan ornament garis vertical, horizontal, dan diagonal yang

sederhana pada dinding eksterior yang luas interior rumah toko modern ditata

dengan ornament yang sederhana, plafond bertingkat dan void di ruang-ruang

publik yang memberikan kesan luas. Ruang pada rumah dengan gaya arsitektur

modern umunya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan

(7)

2.2.2. Sejarah Arsitektur Modern

Sepanjang sejarah manusia, arsitektur hanya mengalami satu kali

perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya arsitektur modern. Sumalyo

(2005) mengatakan arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia, yang

berkaitan dengan berbagai segi kehidupan antara lain : seni, teknik, tata ruang,

geografi, sejarah. Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan

waktu yang sukar ditentukan batasnya.

Diketahui bahwa arsitektur berkembang dari masa ke masa dalam kurun

waktu sejak manusia hingga sekarang. Arsitektur modern merupakan

perkembangan dari klasik barat, berubah secara revolusioner sejalan dengan

revolusi industry mulai awal abad 19 dengan terjadinya perubahan

besaran-besaran dalam pola hidup dan pola pikir (sumalyo, 2005). Terdapat 3 periode

perkembangan arsitektur :

 Tahun 1800an

Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai

pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya arsitektur dianggap sebagai

suatu „olah rasa‟ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan

tidak ada rumusnya (Sumalyo, 2005). Pada tahun 1750-an di Perancis, muncul

orang-orang yang berambisi untuk menghasilkan arsitektur dengan menggunakan

akal dan idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan perasaan. Bagi mereka

ini, arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia arsitektur, apa yang

(8)

demikian, dapat dikatakan bahwa arsitektur Modern berupa ide, gagasan, pikiran

atau pengetahuan dasar tentang arsitektur sudah hadir pada abad ke-18.

Dan kemudian, pikiran-pikiran tersebut baru mendapat kesempatan untuk

direalisasikan pada pertengahan abad-19 karena faktor-faktor yang sangat

mendorong percepatan dari Arsitektur Modern tersebut adalah :

 Di pertengahan abad 19 itu secara resmi pendidikan Arsitektur telah

terbagi menjadi dua yaitu arsitektur sebagai kesenian dan arsitektur

sebagai ilmu teknik sipil.

 Munculnya industri bahan bangunan, yang mampu menghasilkan

keseragaman ukuran dan kecepatan membangun.

Gambar 2.3. Bangunan La Majolikahaus

Sumber :

(9)

 Periode 1890 – 1930

Pada masa ini arsitektur modern mengalami puncaknya di Prancis, Jerman,

Belanda, Rusian, dan Inggris mulai mengikutinya. Sumalyo (2005) menjelaskan

mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi semacam resolusi industri

kedua dalam bentuk rasionalisme dan penggunaan mesin secara besar-besaran,

sejumlah pertentangan dalam dunia arsitektur yang ditunjukkan melalui

munculnya berbagai eksperimen seperti : arsitektur sebagai art vs arsitektur

sebagai science, arsitektur sebagai form vs arsitektur sebagai space, arsitektur

sebagai craft vs arsitektur sebagai assembly, dan arsitektur sebagai karya

manual vs arsitektur sebagai karya machinal.

Gambar 2.4. Bangunan Maison Caillot

Sumber :

(10)

 Periode 1950-1960an

Dalam sejarah arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa

perjalanan arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan (Sumalyo,

2005) yakni:

-Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern :

a. Segenap filosofi dan prinsip arsitektur sebagai ilmu telah dapat

diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya.

b. Karya-karya arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk

mengekspresikan space / ruang.

c. Terjadi produksi massal bahan bangunan oleh pabrik. Hal ini dapat

mempercepat proses pembangunan. Namun, bahan bangunan dapat

menembus batas budaya dan geografis, sehingga arsitektur menjadi

Internasional dan bangunan-bangunan di dunia menjadi seragam. Dengan

(11)

Gambar 2.5. Bangunan Seagram

Sumber :

http://4.bp.blogspot.com/---lez6fXPxg/T4eshVchPyI/AAAAAAAAC48/EZmbaZAVc1Q/s1600/seagram.gif

-Tahun 50-an dikatakan sebagai kegagalan Arsitektur Modern :

a. Karena arsitektur telah kehilangan identitas/ciri individual perancangnya.

Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orange adalah nama biro-biro

Arsitektur, bukan arsiteknya.

b. Enggan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan

bahan-bahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas

berbeda.

c. Karena penekanan perancangan pada ruang, maka desain menjadi polos,

simpel, bidang-bidang kaca lebar.

d. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang

(12)

2.2.4 Ciri-ciri Arsitektur Modern

Sejak tahun 1920 selain sangat signifikan dalam gaya bangunan arsitektur

modern, juga telah menetapkan reputasi para arsiteknya. Asal dan karakteritik

arsitektur modern sampai saat ini masih diperdebatkan di kalangan arsitek.

Beberapa sejarawan melihat perkembangan arsitektur modern sebagai perihal

sosial yang erat kaitannya terhadap pembaharuan dan keringanan.

Hal ini menambah pengetahuan makna bahwa gaya modern adalah sebuah

penemuan baru dalam bidang Revolusi Industri. Berikut adalah karakteristik dari

bangunan bergaya arsitektur modern menurut krier (1982) dalam Brunner T. Dkk

(2013) :

 Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monotone karena

tidak diolah. Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam),

merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya

dan geografis.

 Penggunaan material dan bahan pada bangunan arsitektur modern

tidak terlepas dari unsur fungsional, dimana bahan dan material yang

digunakan harus mendukung fungsi bangunan secara keseluruhan.

Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos,

ditampilkan apa adanya. Terutama bahan yang digunakan adalah

(13)

 Ekspresi terhadap sruktur sebagai elemen arsitektur yang memberikan

bentuk kepada tampak bangunan, sehingga menciptakan ruang pada

kulit bangunan. Hal ini lebih dikenal dengan istilah Skin and Bone.

Skin and bone merupakan salah satu ide desain dari langgam arsitektur

modern yang mengedepankan kepolosan dan kesederhanaan dalam

olah bentuk bangunan dengan cara menonjolkan struktur bangunan.

 Anti ornamen, menganggap ornamen yang ada pada bangunan tidak

memiliki fungsi baik secara struktur maupun non struktur, sehingga

ornamen dihilangkan dan dianggap suatu kejahatan dalam desain.

Nihilism, penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi

polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa-apanya kecuali

geometri dan bahan aslinya. Penekanan Elemen vertikal dan horizontal

masih berhubungan dengan penggunaan ornamen yang dianggap

sebagai suatu kejahatan, maka bangunan-bangunan dengan langgam

arsitektur modern menggunakan penekanan elemen vertikal dan

horizontal pada bangunannya sebagai pengganti ornamen, guna

menambah estetika dan keindahan bangunan. Menyederhanakan

bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu. Semakin

sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.

Bangunan arsitektur modern menganut paham form follow function

dimana bentuk yang dihasilkan mengikuti fungsi dari bangunan. Tidak

memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, sehingga tidak dapat

(14)

2.3. Tinjauan International Style

2.3.1. Asal-usul International Style

Gaya internasional adalah suatu gaya arsitek yang sedang trend pada tahun

1920 dan 1930. istilah yang pada umumnya mengacu pada arsitek dan bangunan

dari dekade pandangan perkembangan gaya modern, sebelum Perang dunia II.

Istilah ini diambil dari suatu buku Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson

(1997) yang mana mereka berdua dikenal sebagai penggolong arsitektur modern.

Dasar desain dari gaya internasional ini didasari pada prinsip arsitektur modern.

Gambar 2.6. PerumahanWeissenhof Stuttgart, Jerman (1927)

(15)

Pada abad pertengahan ke-18 ada upaya untuk mencapai pengendalian

dalam arsitektur di masa lalu, kemudian Pada abad ke-19 gaya arsitektur yang

mulai berkembang dengan menggunakan produk-produk industri seperti logam

dan beton bertulang. Arsitektur modern yang diketahui sejak dulu sebuah

pelajaran seni yang meniru gaya besar pada masa lalu yang merupakan masalah

membangun dengan gaya yang dominan. Di Eropa pada sekitar tahun 1900

sejumlah arsitek di seluruh bumi mulai mengembangkan solusi arsitektur untuk

mengintegrasikan sesuatu yang dapat dijadikan teladan tradisional dengan

menuntut kehidupan sosial yang baru dan berbagai kemungkinan teknologi.

2.3.2. Tokoh Arsitek International Style

Dari beberapa arsitek yang melakukan perjuangan untuk mengembangkan

gaya lama ke gaya baru. Tokoh arsitek yang mendukung adalah :

No Nama Foto Biografi

1 Alvar Alto Hugo Alvar Henrik Aalto (lahir

di Kuortane, Finlandia, 3 Februari 1898 – meninggal di Helsinki, Finlandia, 11 Mei 1976 pada umur 78 tahun) adalah arsitek dan desainer Finlandia yang dijuluki sebagai "Bapak Modernisme" di negara-negara

Nordik. Karyanya

meliputi arsitektur, furnitur, tekstil dan barang pecah belah. Karier awal Aalto berjalan pada masa industrialisasi Finlandia, sehingga banyak kliennya yang merupakan industralis salah satunya adalah keluarga Ahlström-Gullichsen.

2 Welton Becket

(16)

Komisi besar pertama mereka adalah Auditorium Pan-Pasifik pada tahun 1935,

yang memenangkan mereka pekerjaan

perumahan dari James Cagney, Robert Montgomery, dan selebriti film lainnya. Plummer meninggal pada tahun 1939.

3 Le Corbusier Le Corbusier atau yang bernama asli

Charles-Edouard Jeanneret merupakan seorang arsitek asal Swiss yang menekuni aliran desain International Style bersama dengan Ludwig Mies van der Rohe, Walter Gropius dan Theo van Doesburg. Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang perencana tata kota, seniman, penulis dan perancang perabot. Ia juga

terkenal atas kontribusinya dalam

penyebarluasan international style. Le Corbusier merupakan seorang yang ahli dalam teori-teori desain modern. Ia juga berkontribusi dalam menghasilkan kehidupan yang lebih baik di lingkungan yang padat penduduknya. Karya bangunan-bangunannya tersebar di daerah Eropa, India, Rusia dan merupakan seorang arsitek berkebangsaan

Jerman. Dia merupakan pendiri

Sekolah Bauhaus bersama dengan Ludwig Mies van der Rohe dan Le Corbusier . Walter Gropius adalah anak ketiga dari Walter Adolph Gropius dan Manon Auguste Pauline Scharnweber. Gropius menikah dengan Alma Mahler (1879-1964), janda dari Gustav

Mahler. Dengan bantuan dari

arsitek Inggris, Maxwell Fry, dia

meninggalkan Nazi Jerman pada

tahun 1934 dengan melakukan kunjungan sementara ke Inggris. Dilahirkan di Berlin.

Gropius wafat di Cambridge,

(17)

Ludwig Mies van der Rohe, Dietrich Marcks dan Le Corbousier. Pada tahun 1910 Gropius

meniggalkan perusahaan dan mulai

mendirikan praktek di Berlin selama tiga tahun bersama karyawannya Adolf Meyer.

5 Philip Johnson

Philip Cortelyou Johnson atau lebih dikenal dengan nama Philip Johnson adalah salah satu arsitek dari Amerika yang sangat berpengaruh dalam dunia Arsitektur. Dengan kacamatanya yang tebal, berbingkai bundar, Philip Johnson adalah tokoh yang paling dikenal di dunia arsitektur Amerika selama beberapa dekade. Philip Johnson (8 Juli 1906 - 25 Januari 2005) lahir di Cleveland, Ohio. Pada awalnya, Philip Johnson bukanlah seorang arsitek, dia bekerja sebagai kritikus, penulis, sejarawan dan seorang direktur museum. Dia meraih gelar A.B. dalam sejarah arsitektur dari Universitas Harvard yang tertarik pada Sejarah dan Filsafat, terutama pada karya Pra-Sokrates.

6 Louis Kahn Salah satu arsitek yang paling berpengaruh

pada abad pertengahan ke-20, Louis Kahn (1901-1974) menyadari bangunan relatif sedikit, namun menahan diri formal dan ekspresi emosional-nya Jonas Salk Institute, Kimbell Art Museum dan Kompleks Modal di Dhaka dianggap sebagai sebuah kemajuan yang terinspirasi dari International Style.

7 Ludwig Mies

van der Rohe

Ludwig Mies van der Rohe (27 Maret 1886 –

17 Agustus 1969) adalah

seorang arsitek berkebangsaan Jerman, Ia

umumnya dipanggil Mies, sesuai nama

belakangnya. Ludwig Mies van der Rohe, bersama Walter Gropius dan Le Corbusier, dikenal luas sebagai para perintis arsitektur

Modern. Ia memulai karya dengan

membangun Riehl House di Potsdam. Pada tahun 1944, ia menjadi warga negara Amerika, menyelesaikan pesangon nya dari asalnya, Jerman. Tiga puluh tahun sebagai seorang arsitek Amerika mencerminkan lebih struktural, pendekatan murni untuk mencapai tujuannya dari arsitektur baru untuk abad

ke-20. Mies, seperti rekan-rekannya

pasca Perang Dunia I, berupaya menetapkan gaya arsitektur baru yang mampu mewakili zaman modern seperti yang dilakukan arsitektur Klasik dan Gothik pada zamannya

(18)

arsitektur abad ke-20 yang berpengaruh dengan kejelasan dan kesederhanaan yang

ekstrem. Bangunan-bangunan karyanya

memanfaatkan material modern seperti baja industri dan kaca pelat untuk menentukan ruang interior. Ia berupaya menciptakan arsitektur dengan sedikit kerangka struktur yang diseimbangkan dengan kebebasan ruang terbuka yang mengalir bebas. Ia menyebut bangunan-bangunannya arsitektur "kulit dan tulang". Mies mengambil pendekatan rasional

yang dapat memandu proses kreatif

perancangan arsitektur. Ia sering dikaitkan dengan aforisme "lebih sedikit lebih baik" dan "Tuhan sangat terperinci".

8 Richard

Neutra

Pekerjaan seumur hidup dari arsitek Amerika kelahiran Austria Richard Joseph Neutra

(1892-1970) merupakan upaya untuk

menggabungkan presisi teknis dari

International Style dengan unsur-unsur lain yang lebih organik untuk tradisi arsitektur Amerika. Richard Neutra lahir di Wina pada tanggal 8 April 1892. Dia dilatih di Technische Hochschule, menerima diploma pada tahun 1917. Walaupun ia sangat dipengaruhi oleh bangunan dan tulisan-tulisan dari arsitek Wina kontemporer, Adolf Loos, salah satu pelopor dari gerakan modern di Eropa. Loos diperkenalkan Neutra inovasi terjadi dalam arsitektur Amerika, khususnya percobaan dari Louis Sullivan dan sekolah Chicago. Bunga Neutra dalam arsitektur Amerika tumbuh ketika ia menjadi akrab dengan karya Frank Lloyd Wright.

9 Oscar

Niemeyer

Arsitek Oscar Niemeyer lahir pada tanggal 15 Desember 1907 di Rio de Janeiro, Brasil. Niemeyer mendarat proyek besar pertamanya pada tahun 1941, perencanaan bangunan

untuk Pampulha Kompleks Arsitektur.

(19)

10 Frits Peutz Peutz lahir di sebuah keluarga Katolik di Uithuizen di Groningen, sebuah provinsi sebagian besar Protestan di utara Belanda. Pada tahun 1910 ia dikirim ke sekolah asrama Rolduc di Kerkrade di provinsi Katolik Limburg untuk pendidikan yang lebih tinggi. Pada tahun 1914 ia lulus di HBS, jenis lama sekolah tinggi Belanda. Setelah itu ia belajar teknik sipil di Delft. Pada tahun 1916 ia mengubah arsitektur. Pada tahun 1920, saat masih tidak lulus, ia kembali ke Limburg untuk mengendap sebagai arsitek independen di kota Heerlen, di mana industri

pertambangan batubara booming

memberinya banyak tugas. Peutz memainkan peran utama dalam mengubah Heerlen dalam, kota modern yang benar. Pada tahun 1925 ia menerima gelar dalam arsitektur. Sekitar 1.926 anak pertamanya, Victor Peutz lahir, yang menjadi audiolog dan acoustician. Peutz dan istrinya Isabelle Tissen memiliki tiga belas anak bersama-sama. Salah satunya mengikuti jejak ayahnya untuk mendapatkan gelar di bidang teknik sipil dan menjadi seorang arsitek.

11 Gerrit Rietveld

Rietveld lahir di Utrecht pada tahun 1888 sebagai anak tukang kayu. Dia meninggalkan sekolah pada 11 untuk magang kepada ayahnya dan terdaftar di sekolah malam sebelum bekerja sebagai juru gambar untuk CJ Begeer, perhiasan di Utrecht, dari 1906 ke 1911. Pada saat ia membuka bengkel mebel sendiri pada tahun 1917, Rietveld telah belajar sendiri menggambar, melukis dan model keputusan. Dia kemudian mendirikan bisnis sebagai pembuat lemari. Rietveld dirancang nya Merah dan Blue Chair yang terkenal pada tahun 1917. Berharap bahwa banyak dari furnitur nya akhirnya akan diproduksi secara massal daripada buatan

tangan, Rietveld ditujukan untuk

(20)

Gropius diundang Rietveld untuk pameran di

Bauhaus. Ia merancang bangunan

pertamanya, Rietveld Schröder House pada tahun 1924, dalam kerjasama erat dengan pemilik Truus Schröder-Schrader. Dibangun di Utrecht pada Prins Hendriklaan 50, rumah memiliki lantai dasar konvensional, tetapi radikal di lantai atas, kurang dinding tetap melainkan mengandalkan dinding geser untuk membuat dan mengubah ruang hidup. Table 2.1. Tokoh Arsitek International Style

2.3.3. Konsep Internatinal Style

Arsitektur modern telah menemukan beberapa konsepsi yang jelas dari

dirinya sendiri sebagai suatu disiplin dan gambar peran baru dalam masyarakat.

Prinsip-prinsip desain baru yang international style dijagokan dapat ditemukan

menjadi 3 prinsip, Larson (1993) mengatakan dalam buku menggali pemikiran

posmodernisme dalam arsitektur (2005) dalam pameran MoMA (Museum of

Modern Architecture) pada tahun 1932, Hitchcock dan Jhonson menyatakan

prinsip-prinsip gaya aarsitektur modern, yaitu volume dari pada massa, regularitas

dari pada simetri aksial dengan geometri dan standarisasi, komposisi aksial tidak

diperlukan lagi, dan melarang penggunaan ornament. Prinsip-prinsip ini menjadi

tanda bagi produksi International style. Mereka tidak hanya formula proporsi yang

membedakan gaya-gaya yang ada pada masa itu, konsepsi arsitektur yaitu

penekeanan pada volume datang untuk menggantikan massa dalam desain

bangunan, keteraturan dan tidak simetri aksial yang berfungsi sebagai sarana

(21)

Gaya Internasional yang khas pada umumnya terdiri dari beberapa yaitu :

Bentuknya segi-empat atau penyiku, berbentuk kubus sederhana "segiempat

panjang yang menekan", jendela yang berjalan di atas garis horisontal dan

membentuk suatu garis beraturan, Semua bagian muka bangunan penjuru bersudut

90 derajat dan bertingkat. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson, 1997)

mengatakan dalam buku International Style bahwa gaya internasional telah

menjadi jelas dan didefinisikan hanya secara bertahap sebagai tor inovasi yang

berbeda di seluruh dunia yang telah berhasil dilakukan percobaan secara paralel.

Berikut beberapa prinsip-prinsip yang ada pada Internasional Style yaitu:

1. Volume

Arsitektur sebagai volume metode kontemporer yang menyediakan

kerangka mendukung, dengan menggunakan kontruksi batu tradisional pada

bagian dinding masih sering digunakan dalam kombinasi dengan kontruksi

kerangka. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson mengatakan dalam buku

International Style, 1997) arsitek yang membangun dalam gaya internasional

berusaha untuk menampilkan karakter sejati kontruksi dan menekan jelas

ketentuannya untuk fungsi sehingga seperti detail akan bertentangan dengan efek

utama permukaan volume dan juga pada atap datar normal yang memberikan

makna estetika penting.

Dalam arsitektur modern jendela merupakan elemen penting yang

memiliki fitur yang paling mencolok dari desain eksterior modern, sehingga

dalam pendesainannya masalah estetika yang sangat penting. Jika dilihat dari

(22)

kelereng, dan semen juga menjadi bahan material pada permukaan volume dari

bangunan modern merupakan sebagai tanda dari gaya kontemporer, yang

memiliki estetika membentuk dan terus-menerus bahkan menutupi pada

permukaan dinding. Pada permukaan volume dalam menggunakan kayu tampak

terlihat mengagumkan akan tetapi bahan ini tidak tahan lama seperti batu atau

batu bata.

2. Keteraturan

Mengenai keteraturan dalam prinsip ini pola dari jendela merupakan

komposisi dari arsitektur kontemporer dan membuktikan estetika itu ada pada

bangunan kontemporer, karena dalam prinsip kedua ini gaya kontemporer dalam

arsitektur harus dilakukan dengan keteraturan. Dalam desain arsitektur modern

juga mengungkapkan karakteristik struktur dan kesamaan oleh penekanan estetika

yang beraturan. Sama hal nya seperti prinsip estetika pada permukaan volume

telah dapat dilihat arsitektur tidak lagi memiliki dukungan yang solid pada

dinding, bahwa keteraturan tergantung pada khas kerangka yang mendasari

kontruksi modern.

Skema simetris dari desain sebenarnya lebih estetis serta teknis karena

sebagian besar bangunan kontemporer lebih langsung dinyatakan dalam bentuk

simetris yang akan menjadikan kuat ditandai dengan penekanan pada sumbu nyata

baik dari pusatnya. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson mengatakan

(23)

sering tampak mengikuti persis prinsip dari keteraturan seperti displin estetika

formal dan juga proporsi menurut teori merupakan batu ujian estetika desain

modern dalam aplikasi dari prinsip keteraturan arsitek modern yang berbeda dari

yang lain.

3. Penghindaran Penggunaan Dekorasi

Pada prinsip ketiga ini penghindaran terapan penggunaan ornamen horizontal

biasa membedakan gaya arsitek dari masa lalu dan dari abad terakhir, hal ini

berperan untuk mempertahankan bangunan yang ada sejak 1800-an seharusnya

tidak dihiasi dengan ornament dikarenakan kegagalan atau banyak

ketidakmampuan menciptakan ornament yang tidak valid dalam mengadaptasi

gaya lama dengan kontruksi yang baru. Bahkan sejak abad pertengahan abad

ke-18 penggunaan ornament terus menurun dan dianggap suatu kejahatan yang

positif dari desain. Beberapa kritikus bahkan akan menjelaskan semua ornament

pada arsitektur masa lalu sebagai kelanjutan detail warisan yang awalnya

memiliki arsitek struktural. Huruf juga dianggap sebagai pendekatan ornament

yang digunakan arsitek gaya internasional.

Kontemporer merupakan gaya saat menetapkan standar tinggi tetapi tidak

untuk dekorasi. Pada abad ke-19 telah ada yang sangat luar biasa dalam

penggunaan warna dan pada hari awal gaya kontemporer menggunakan semen

putih, ketika warna menghadapi perkembangan dalam penggunaan bahan-bahan

alami, warna logam alami dan menggunakan warna cerah memiliki nilai dalam

menarik dengan gaya baru. (Henry Russell Hitchcock dan Philip Johnson dalam

(24)

memberikan sedikit alasan dalam penggunaan warna mungkin lebih baik dihindari

meskipun kadang-kadang menjadi kesuksesan terkemuka. Pohon dan tanaman

rambat menjadi dekorasi lebih lanjut untuk mendatang arsitek modern, dengan

memanfaatkan lingkungan alam sekitar yang menjadi permasalahan utama gaya

internasional.

2.3.4. Bangunan Karya Arsitek International Style

Berikut adalah beberapa contoh bangunan karya arsitek terkemuka

menurut International Style “Walter Gropius dan Ludwig Mies Van De Rohe” :

Nama Arsitek Gambar Keterangan

Mies van de Rohe

(fungsional)

(25)

Gambar 2.10. Barcelona Pavilion Sumber :

http://www.architravel.com/architravel_wp/wp

-content/uploads/2013/05/Barcelona-Pavilion_4-630x268.jpg

Gambar 2.11. Tugendhat House Sumber :

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/ 24/Villa_Tugendhat-20070429.jpeg

Gambar 2.12. Tugendhat House Sumber : http://www.ronenbekerman.com/wp-content/uploads/2011/09/01_xoio_tugendhat_uebere

ck.jpg

Gambar 2.13. Crown Hall Sumber :

(26)

Gambar 2.14. Seagram Building Sumber :

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/ 01/Seagrambuilding.jpg

Gambar 2.15. Lake Shore Drive Sumber : http://www.e-architect.co.uk/wp-

content/uploads/2010/03/lake-shore-drive-towers-1.jpg Walter Gropius

(tradisional)

-Awal pembentukan

ruang adalah

dimulai dari

suasananya, baru setelah itu beralih

pada fungsi.

(27)

Gambar 2.17. Village College Sumber :

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/ 36/Maxwell_Fry_Gropius_Impington_Village_Colle

ge_front_2006.jpg

Gambar 2.18. Gropius House Sumber :

http://www.bc.edu/bc_org/avp/cas/fnart/fa267/gropiu s/gropius1.jpg

Gambar 2.19. Bauhaus Sumber :

http://c1038.r38.cf3.rackcdn.com/group1/building25 72/media/media_60759.jpg

bangunan, sesuai

dengan pola

perletakan ruang

yang urut

berdasarkan sequence proses kegiatan

(28)

Gambar 2.20. Michael reese hospital Sumber :

http://farm2.static.flickr.com/1189/5162103634_6f43 cc5eeb.jpg

Gambar 2.21. Hardvard graduate center Sumber :

https://farm4.staticflickr.com/3646/3477475296_199 2585f92.jpg

Gambar

Gambar 2.1. Ruko Kesawan 1920
Gambar 2.2. Ruko Modern Minimalis
Gambar 2.3. Bangunan La Majolikahaus
Gambar 2.4. Bangunan Maison Caillot
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan tujuan akhir penelitian ini dan dengan telah dibandingkannya obyek penelitian yang diangkat menjadi kasus penelitian tentang desain hybrid pada bangunan retail di

Ketiga bangunan pusat perbelanjaan akan dikaitkan dengan konsep ekologi arsitektur apakah bangunan tersebut masuk kriteria arsitektur ekologi atau tidak yang dinilai dari beberapa aspek