• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802013041 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802013041 Full text"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI DITINJAU DARI

KEIKUTSERTAAN DALAM PROGRAM LEMBAGA

KEMAHASISWAAN

OLEH

NATASHA TRITAMA DEWI

802013041

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI DITINJAU DARI

KEIKUTSERTAAN DALAM PROGRAM LEMBAGA

KEMAHASISWAAN

Natasha Tritama Dewi

Rudangta Arianti Sembiring

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(8)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keikutsertaan mahasiswa dalam program LK Fakultas Psikologi dan Perkembangan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana, serta perbandingan perkembangan mahasiswa ditinjau dari keikutsertaan mereka di dalam program LK Fakultas Psikologi. Teori perkembangan mahasiswa yang digunakan dalam penelitian ini yakni yang dikemukakan oleh Chickering. Total sampel dalam penelitian ini adalah 109 mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasional dan komparasi, dengan menggunakan skala

Chickering’s Seven Vectors yang terdiri dari 7 domain perkembangan dan kuesioner keikutsertaan dalam program LK, yang keduanya dibuat oleh peneliti sendiri. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan Spearman’s rho untuk korelasi dan uji Kruskal Wallis untuk komparasi. Berdasarkan hasil analisa data menggunakan SPSS seri 16.00 for windows, diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada uji korelasi (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat korelasi antara keikutsertaan mahasiswa di dalam program LK dengan perkembangan mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW ditinjau dari Chickering’s Seven Vectors. Hasil pengujian juga menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 pada uji komparasi (p > 0,05), dengan demikian tidak terdapat perbedaan perkembangan mahasiswa yang dilihat dari keikutsertaan mereka di dalam program LK.

Kata Kunci: Program LK, Chickering’s Seven Vectors, Perkembangan

(9)

ii ABSTRACT

The purpose of this research is to investigate the relation between student

participation in Student Council program and Development of student in Faculty

Psychology of Satya Wacana Christian University, also comparison of student

development based on their participation in those programs. The student

development theory used in this research is proposed by Chickering. Total sample

in this study is 109 students of SWCU Psychology Faculty. Type of the research

are descriptive correlational and comparative, using Chickering's Seven Vectors

scale consisting of 7 developmental domains and a participant questionnaire of

student council program, both of which are made by the researcher. Data analysis

in this study using Spearman's rho for correlation and Kruskal Wallis test for

comparation. Based on the data analysis using SPSS 16.00 for windows series,

the significance value of correlation test is greater than 0.05 (p> 0.05) which

means there is no correlation between student participation in student council’s

program with the development of Psychology student in Chickering's Seven

Vectors frame. The test results also show a significance value of comparison test

is greater than 0.05 (p> 0.05), thus there is no difference on student development.

Keywords: Student Council’s Program, Chickering’s Seven Vectors,

(10)

PENDAHULUAN

Perguruan tinggi adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat menengah berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia dengan cara ilmiah (UU RI No. 22 tahun 1961). Di Indonesia dari hasil rekapan data yang dilakukan oleh Dikti per tanggal 29 September 2016 mencatat jumlah perguruan tinggi yaitu sebanyak 4.410 dengan rincian 4.028 merupakan perguruan tinggi swasta dan sejumlah 382 merupakan perguruan tinggi negeri. Individu yang sudah berada pada jenjang pendidikan perguruan tinggi adalah mereka yang ada di tahapan perkembangan masa dewasa awal dengan rentang usia 18-40 tahun. Status mahasiswa pun melekat pada individu yang tengah berproses pada jenjang pendidikan tinggi ini.

Di masa ini individu memiliki tugas perkembangan yang berkaitan dengan pembentukan relasi intim dengan orang lain. Selain itu, Berk (dalam Soetjiningsih, 2012) mendeskripsikan masa dewasa awal salah satunya adalah menyelesaikan edukasi mereka serta memikirkan perencanaan karir ke depan yang sekaligus menjadi tugas perkembangan bagi tahapan ini. Santrock (2007) menambahkan bahwa mahasiswa yang merupakan transisi dari perkembangan pada masa remaja ke masa dewasa memiliki tuntutan untuk meluangkan waktu mereka pada pendidikan sarjana atau profesional guna mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja.

(11)

2

teori perkembangan bahwa di dalam memasuki dunia pendidikan di taraf yang lebih tinggi, mahasiswa akan mengalami masa-masa transisi. Johnson (dalam Santrock, 2007) menerangkan bahwa transisi dari sekolah menengah atas ke perguruan tinggi seringkali mengakibatkan perubahan dan stres. Transisi ini akan melibatkan peralihan memasuki struktur sekolah yang lebih besar dan impersonal, berinteraksi dengan kawan-kawan sebaya dengan latar belakang etnis serta geografis yang berbeda, serta meningkatkan fokus pada pencapaian, performa, dan pengukurannya.

Perkembangan dalam aras perguruan tinggi dikemukakan oleh Chickering (1993) dengan asumsi bahwa setiap mahasiswa semasa menjalani perkuliahan memiliki langkah-langkah yang bergerak dari titik yang rendah kepada titik yang lebih tinggi dengan membawa kesadaran, kemampuan, kepercayaan diri, kompleksitas, stabilitas dan integrasi. Chickering lebih lanjut menjelaskan langkah-langkah tersebut ke dalam 7 vektor antara lain developing competence, managing emotions, moving through autonomy toward interdependence,

developing mature interpersonal relationships, establishing identity, developing

purpose, dan developing integrity.

Mahasiswa yang memiliki keberhasilan di dalam developing competence

memiliki perubahan dari kurangnya level kompetensi dan kepercayaan akan satu kemampuan kepada meningkatnya level dan juga rasa kepercayaan akan kompetensi dalam setiap area. Arah perubahan mahasiswa dalam vektor

(12)

3

sampai kepada kontrol yang bersifat fleksibel dan mengekspresikannya secara tepat, meningkatnya kesadaran untuk menerima emosi yang dirasakan, dan kemampuan untuk mengintegrasikan perasaan dengan tindakan secara bertanggung jawab.

Dalam vektor moving through autonomy toward interdependence

mahasiswa mengalami perubahan dari lemahnya manajemen diri atau kemampuan untuk menyelesaikan masalah sendiri dan ketidakmandirian menjadi memiliki kebebasan dari kebutuhan yang berkelanjutan dan jaminan akan rasa nyaman dari orang lain. Arah perubahan yang dialami oleh mahasiswa yang berhasil di dalam vektor developing mature interpersonal relationships bergerak dari mereka yang kurang dalam kesadaran akan perbedaan, tidak memiliki toleransi akan perbedaan tersebut, memiliki relasi yang hanya berlangsung jangka pendek dan tidak sehat sampai ke titik mereka mampu toleransi dengan adanya perbedaan dan menghargainya serta kapasitas untuk kelekatan yang bertahan dan terjaga.

(13)

4

Untuk tahap developing purpose perubahan mahasiswa terjadi dari tidak jelasnya tujuan kejuruan yang diambil menjadi jelas, minat personal yang dangkal dan menyebar menjadi memiliki aktivitas yang lebih fokus dan bermanfaat. Tahap ini membutuhkan perencanaan untuk aksi dan seperangkat prioritas yang mengintegrasikan 3 elemen utama yaitu rencana pekerjaan dan aspirasi, ketertarikan personal, dan komitmen interpersonal serta keluarga. Vektor

developing integrity mengarah pada perubahan pemikiran dualistik dan keyakinan yang kaku menjadi memiliki nilai kemanusiaan, ketidakjelasan nilai serta keyakinan personal menjadi mewujudkan nilai-nilai sambil menghargai keyakinan orang lain, berfokus hanya kepada minat pribadi menjadi memiliki tanggung jawab sosial, adanya kesenjangan antara nilai dan tindakan menjadi memiliki integrasi dalam kedua hal tersebut.

(14)

5

Penelitian di area program yang berbeda seperti yang dilakukan oleh Grimit (2014) menunjukkan bahwa mahasiswa yang terlibat di dalam program atletik menunjukkan performa yang lebih baik di kelas, mampu mengembangkan kemampuan manajemen waktu, termotivasi untuk lulus dan menghadiri kelas, serta mengalami transisi yang baik untuk memasuki kehidupan perkuliahan. Pascarella dan Terezini (dalam Chickering, 1993) mengungkapkan bahwa salah satu faktor lingkungan yang membantu dalam meningkatkan ketekunan dan pencapaian prestasi di dalam menjalani proses perkuliahan antara lain dengan secara berkala mengikuti program kegiatan yang disediakan oleh lembaga pendidikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin sering mahasiswa mengikuti program kegiatan yang disediakan oleh lembaga pendidikan dengan orientasi tujuan yang jelas, maka akan semakin memengaruhi perkembangan yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut.

(15)

6

sedangkan untuk pengembangan hard skills atau professional skills menjadi fokus utama di aras fakultas.

Di LK Fakultas Psikologi sendiri, program-program bermuatan soft skills

yang dirancang LK terdiri dari 11 Kelompok Bakat Minat (KBM), Persekutuan Fakultas, dan juga Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM). Sedangkan program kegiatan yang menjadi fokus utama LK di aras fakultas yaitu

hard skills di Fakultas Psikologi meliputi seminar-seminar terkait bidang keilmuan, program keilmuan yang dikemas dalam kegiatan-kegiatan pengembangan bakat minat yang menarik di luar jam perkuliahan serta terdapat juga perlombaan yang membantu dalam pengembangan keilmuan yang dimiliki oleh mahasiswa.

Kegiatan KBM yang dinaungi oleh LK Fakultas Psikologi pada umumnya memiliki tujuan yang sama yakni mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki setiap mahasiswa baik KBM yang memuat kegiatan olahraga, seni ataupun kegiatan soft skills lainnya. Tujuan setiap program tersebut dimuat di dalam tujuan umum dan tujuan khusus dari setiap proposal pengajuan maupun laporan pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan yang dikumpulkan pada akhir periode. Tujuan program LK Fakultas Psikologi memiliki kemiripan dengan beberapa muatan dalam vektor yang dicetuskan oleh Chickering yakni pengembangan kompetensi fisik seperti yang terlihat di beberapa KBM olahraga dan pengembangan komptensi intelektual yang dapat di lihat dari kegiatan keilmuan di luar kelas.

Vektor lainnya dalam teori Chickering yang memiliki kemiripan ialah

(16)

7

program kegiatan hard (professional) skills yaitu KBM Trainer’s Club (TC) dimana pematangan konsep karir sebagai seorang trainer menjadi sasaran KBM tersebut. Selain itu, sasaran dari program kegiatan seperti Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) yang diselenggarakan LK Fakultas dalam ranah soft (humanistic) skills juga memiliki hal yang serupa dengan salah satu vektor Chickering yakni pembinaan diri mahasiswa untuk menyadari tugas dan tanggung jawab mereka serta menjadi pribadi yang memiliki integritas.

LK sebagaimana dijelaskan sebelumnya sebagai wadah untuk mengembangkan soft dan hard skills melalui program yang dirancang dalam memberikan kontribusi guna pengembangan profil lulusan UKSW tentunya ikut serta dalam memberikan sumbangsih terhadap perkembangan mahasiswa yang dirumuskan oleh Chickering (1993). Lembaga Kemahasiswaan Fakultas di Fakultas Psikologi sendiri mengambil porsi dalam membantu perkembangan mahasiswa ke arah tujuan akademis maupun dalam mencapai self-improvement. Hal ini sejalan dengan asumsi dasar dari teori perkembangan mahasiswa dimana layanan kemahasiswaan merupakan salah satu faktor kunci yang memengaruhi perkembangan mahasiswa (Chickering & Leiser, 1993).

(17)

8

kemudian diperkuat dengan minimnya penelitian dengan topik terkait yang telah dilakukan, terutama di Indonesia.

METODE PENELITIAN

Partisipan

Dalam penelitian ini partisipan dipilih dengan menggunakan teknik

incidental purpossive sampling, yang memiliki kriteria sebagai mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan tahun akademik 2013, 2014, 2015, dan 2016 serta telah mengikuti minimal satu program kegiatan di LK Fakultas Psikologi. Total partisipan adalah 109 mahasiswa, dengan penjabaran sejumlah 42 mahasiswa angkatan 2013, 24 mahasiswa angkatan 2014, 23 mahasiswa angkatan 2015, dan 20 mahasiswa angkatan 2016. Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan selama 5 hari yaitu dari tanggal 3 sampai 7 Mei 2017.

Sebelum pengambilan data, peneliti melakukan tryout lebih dulu pada salah satu instrumen penelitian yakni skala Perkembangan Mahasiswa kepada 300 mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang bukan merupakan partisipan di dalam penelitian (mahasiswa non-psikologi). Tryout tersebut dilaksanakan pada bulan Oktober dan November 2016, kemudian dilanjutkan pada bulan April 2017.

Instrumen Penelitian

(18)

9

sendiri oleh peneliti berdasarkan jumlah program kegiatan yang terdapat di dalam rancangan LK Fakultas Psikologi selama satu periode berjalan. Di dalam kuesioner, terdapat nama-nama program kegiatan yang dapat diisi sesuai dengan keikutsertaan mahasiswa di dalamnya.

Instrumen lainnya ialah skala psikologi yang bertujuan untuk mengukur Perkembangan Mahasiswa. Skala psikologi ini juga dibuat oleh peneliti sendiri yang terdiri dari 45 item untuk mengukur ketujuh vektor yakni developing competence, managing emotions, moving through autonomy toward

interdependence, developing mature interpersonal relationships, establishing

identity, developing purpose, dan developing integrity. Skala psikologi Perkembangan Mahasiswa terdiri atas empat pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Reliabilitas masing-masing vektor pada skala psikologi ini antara lain adalah Developing competence = 0,600, Managing Emotions = 0,493, Moving Through Autonomy Toward Interdependence = 0,510, Developing Mature Interpersonal Relationship

= 0,181, Establishing Identity = 0,653, Developing Purpose = 0,451, dan

Developing Integrity = 0,483.

HASIL ANALISIS DATA

Analisis Deskriptif

(19)

10

Tabel 1

Norma Statistika Deskriptif

Tinggi (X) > Mean + 0,75SD

Sedang Mean - 0,75SD ≤ X ≤ Mean + 0,75SD

Rendah (X) < Mean - 0,75SD

Menurut Riwidikdo (dalam Ritonga, 1997), aturan normatif yang menggunakan mean dan standar deviasi di atas hanya berlaku untuk kategorisasi tiga kelas norma. Di bawah ini adalah penjabaran analisa deskriptif untuk masing-masing variabel yang digunakan di dalam penelitian :

1. Keikutsertaan dalam Program LKF

Dari hasil penelitian diperoleh kategorisasi data untuk mengukur frekuensi keikutsertaan mahasiswa dalam program LKF sebagai berikut:

Tabel 2

Frekuensi Keikutsertaan dalam Program LKF

Interval Kategori N Persentase Mean SD X > 5,37 Sering 25 22,93%

3,94 1,91 2,5 ≤ X ≤ 5,37

Kadang-kadang

56 51,38%

X < 2,5 Jarang 28 25,69%

(20)

11

Ketiga kategori tersebut selanjutnya dijadikan sebagai acuan kategorisasi data yang akan digunakan untuk uji komparasi.

2. Perkembangan Mahasiswa

Dari hasil penelitian, kategorisasi data untuk variabel Perkembangan Mahasiswa dijabarkan menurut ketujuh vektor menurut Chickering. Hal ini dimaksudkan untuk melihat penyebaran kategorisasi data partisipan pada setiap vektor.

Berdasarkan kategorisasi yang dilakukan diperoleh mayoritas partisipan berada pada kategori sedang untuk setiap domain variabel Perkembangan Mahasiswa, dengan rincian yang dapat dilihat pada digaram di bawah ini :

Diagram 1

(21)

12

Tabel 3

Kategorisasi Pengukuran Variabel Chickering’s Seven Vectors

(22)

13

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas pada ketujuh domain dalam skala Perkembangan Mahasiswa menghasilkan reliabilitas yang masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4

Reliabilitas Skala Perkembangan Mahasiswa

Domain Alpha Cronbach Item

Developing Competence 0,600 7 butir

Managing Emotion 0,493 2 butir

Moving Trough Autonomy Toward Interdependence

0,510 6 butir

Developing Mature Interpersonal Relationships

0,181 1 butir

Establishing Identity 0,653 10 butir

Developing Purpose 0,451 3 butir

Developing Integrity 0,483 3 butir

Pengujian reliabilitas pada skala perkembangan mahasiswa dalam

Chickering’s Seven Vectors menyisakan 32 item dengan menggunakan kategori

daya beda item tabel r 0,146 ( df =178). Dari 45 item, sejumlah 13 item gugur, sehingga tersisa 32 item yang memenuhi kategori daya beda item.

(23)

14

Tabel 5

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Kriteria Koefisien Reliabilitas α

Sangat Reliabel > 0,900

Reliabel 0,700-0,900

Cukup Reliabel 0,400-0,700

Kurang Reliabel 0,200-0,400

Tidak Reliabel < 0,200

Di antara ketujuh domain yang ada, terdapat satu domain yang termasuk ke dalam klasifikasi tidak reliabel yaitu domain Developing mature interpersonal relationships dengan nilai reliabilitas 0,181. Tidak reliabelnya domain tersebut menjadi alasan peneliti untuk tidak melakukan pengujian komparasi maupun korelasi pada domain terkait.

Koefisien reliabilitas yang hanya ada di taraf cukup ini dirasa oleh peneliti berkaitan dengan ambiguitas pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam skala dan minimnya pendampingan pada saat pengisian skala di proses tryout awal guna memfasilitasi partisipan untuk bertanya secara langsung sebelum mengisi skala.

Uji Korelasi

Pemilihan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik incidental purposive sampling (non-random), sehingga uji korelasi yang digunakan adalah

(24)

15

Tabel 6

Hasil Uji Korelasi Keikutsertaan dalam Program LKF dan per domain Chickering’s

Seven Vectors

Developing Integrity -0,089 0,357

Berdasarkan rangkuman hasil data di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara keikutsertaan mahasiswa dalam program LKF dengan perkembangan mahasiswa.

Uji Komparasi

(25)

16

sebanyak 56 orang (51,38%) dan sebanyak 28 (25,69%) masuk ke dalam kategori jarang.

Uji komparasi dalam penelitian ini menggunakan Kruskal Wallis yang dilakukan untuk melihat perbedaan perkembangan mahasiswa Fakultas Psikologi yang ditinjau dari keikutsertaannya dalam program LKF pada tiap vektornya. Penggunaan uji Kruskal Wallis didasari pada teknik pengambilan data non-random dalam penelitian ini sehingga uji statistika yang digunakan adalah uji non parametrik (Purwanto, 2011). Adapun hasil dari pengujian komparasi terangkum pada tabel di bawah ini :

Tabel 7:

Rangkuman Hasil Kruskal Wallis Variabel Perkembangan Mahasiswa dan Keikutsertaan dalam Program LKF

Berdasarkan rangkuman hasil data yang diuji menggunakan Kruskal Wallis di atas, tidak ditemukan adanya perbedaan perkembangan mahasiswa ditinjau dari keikutsertaan dalam program LKF.

(26)

17

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian mengenai korelasi antara keikutsertaan dalam program LKF dengan perkembangan mahasiswa menunjukkan hasil tidak adanya korelasi antara keikutsertaan dalam program LKF dengan perkembangan mahasiswa di setiap domainnya. Hal ini dapat diartikan bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam program kegiatan yang disediakan oleh LKF Psikologi tidak memberikan sumbangsih pada perkembangan mahasiswa yang ditinjau dari teori perkembangan Chickering. Hipotesa lainnya pada penelitan ini terkait perbedaan perkembangan mahasiswa ditinjau dari frekuensi keikutsertaan dalam program LKF, dinyatakan tidak terbukti yang berarti tidak ada perbedaan pada perkembangan mahasiswa. Dengan kata lain bahwa perkembangan mahasiswa di Fakultas Psikologi setara, sekalipun terdapat perbedaan frekuensi keterlibatan mereka di dalam program LKF.

(27)

18

Konsep program kemahasiswaan yang searah dengan peta pengembangan ketujuh vektor Chickering adalah landasan pemikiran bahwa kehidupan mahasiswa pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama yaitu

moving in yang merupakan masa ketika seseorang sedang mempertimbangkan untuk masuk ke perguruan tinggi dan juga ketika mahasiswa baru berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru. Selanjutnya yaitu moving through yaitu saat mahasiswa berusaha untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Tahap terakhir yakni moving on yang mengharuskan individu untuk mulai beradaptasi dengan kehidupan setelah perguruan tinggi (Chickering dalam Arianti, 2004).

Chickering (1993) menjelaskan bahwa terdapat 3 program layanan bagi mahasiswa yang terdiri dari entering services yang diperuntukkan bagi mahasiswa baru dengan tujuan membantu perkembangan mahasiswa di masa-masa transisi mereka (moving in), inti program dapat berupa pemberian wawasan mengenai institusi yang dimasuki di masa depan ketika mereka lulus dan asesmen mengenai gambaran komprehensif diri. Yang kedua adalah supporting services yang menjadi program penunjang mahasiswa selama menjalani proses perkuliahan, seperti program yang mampu memberikan keterampilan tentang cara belajar yang paling tepat bagi dirinya, cara mengelola waktu, dan kemampuan integrasi teori di kelas dengan pengalaman sehari-hari, serta relasi sosial. Program layanan terakhir ialah culminating services dimana mahasiswa difasilitasi oleh universitas maupun fakultas untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia setelah perkuliahan yaitu dunia kerja.

(28)

19

menyediakan program kegiatan bagi mahasiswa dengan memuat konten-konten yang setara untuk seluruh angkatan. Tidak ada pembedaan atau spesifikasi program bagi mahasiswa di ketiga tahap seperti yang sudah dijelaskan. Di sisi lain, program kemahasiswaan di lingkungan LKF memiliki landasan yang berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Chickering dalam ketujuh vektornya. Program LK baik di aras Fakultas maupun Universitas dirancang berdasarkan kompetensi Skenario Pola Pengembangan Mahasiswa (SPPM), yang merupakan landasan dan gambaran berbagai kompetensi serta cara-cara untuk mencapainya dalam rangka menciptakan lulusan yang berciri khas UKSW. Di dalam SPPM (2012) sendiri dijabarkan sepuluh kompetensi yang dibentuk dan diupayakan sehingga dapat dimiliki oleh setiap mahasiswa sebagai calon lulusan.

(29)

20

Selain itu, kompetensi critical thinking yang berfokus pada gagasan kreatif realistis, academic expertise yang diperlukan untuk pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan di dalam pelaksanaan tugas, dan media, information, and technology

(MIT) literacy, dimana ketiganya memiliki kesesuaian dengan domain developing competence. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa landasan pengembangan program kemahasiswaan di LK Fakultas Psikologi tidak sepenuhnya dapat menjawab arah pengembangan kompetensi-kompetensi dalam kerangka pemikiran vektor perkembangan sebagaimana diungkapkan oleh Chickering.

Berdasarkan data penelitian dari kuesioner program, diperoleh adanya penyebaran jumlah jawaban subjek yang tidak merata, yakni banyak berfokus hanya kepada kegiatan-kegiatan yang berada dalam kategori kompetensi seperti

cross-cultural understanding dan academic expertise. Jika dilihat dari skor item pada skala psikologi untuk mengukur perkembangan, terdapat skor tinggi pada domain developing integrity dimana menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi memiliki pemahaman terkait nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial serta toleransi akan adanya perbedaan di sekitar mereka dengan cukup baik. Berkebalikan dengan domain tersebut, mahasiswa Fakultas Psikologi kurang mampu mengendalikan emosi negatif dalam segala aspek kehidupan mereka, ditunjukkan dengan domain managing emotions yang memiliki skor terendah pada data penelitian.

(30)

21

dalam kelas. Integrasi pembelajaran akademik dengan program kemahasiswaan selanjutnya menurut Chickering dan Kytle (1999) merupakan salah satu langkah yang dapat diambil untuk menjawab tantangan terkini yang dihadapi oleh institusi pendidikan berkaitan dengan kebutuhan di masyarakat atau dunia real yang makin kompleks. Penelitian yang dilakukan oleh Wong dan Buckner (2008) merumuskan hasil yang mengarah kepada pentingnya program layanan kemahasiswaan yang mencakup pemahaman dan eksplorasi multikultural sehingga mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan dalam hubungan interpersonal.

Semua aktivitas di luar kelas tidak boleh terlepas dari dorongan dan keterlibatan staf profesional dari institusi untuk memperlihatkan dukungan pada perkembangan mahasiswa. Tidak lupa selain dukungan, harus ada evaluasi untuk melihat efektivitas kegiatan-kegiatan tersebut dalam menjawab tujuan yang hendak dicapai. Jika hasil evaluasi menunjukkan belum adanya hasil yang signifikan dalam waktu singkat, institusi harus kembali mengupayakan integrasi bagi mahasiswa antara pembelajaran akademik dan pengalaman lapangannya. Dalam poin ini pun, pada proses perencanaan dan pelaksanaannya sejauh ini di dalam program kemahasiswaan LK Fakultas Psikologi, keikutsertaan staf pengajar dan institusi dalam hal ini fakultas masih dinilai minim, sehingga belum terlihat integrasi antara kegiatan akademik yang disiapkan dan dijalankan oleh fakultas dalam konteks kurikulum pendidikan dan kegiatan pengembangan mahasiswa (student service).

(31)

22

teori perkembangan Chickering, namun berdasarkan penilaian peneliti sendiri sebagai bentuk kekurangan penelitian yang juga berkontribusi besar pada hasil yang sudah ditampilkan adalah sumbangsih keterbatasan instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner program LK yang menyediakan sejumlah nama program yang harus dipilih oleh partisipan sesuai keikutsertaannya, serta skala perkembangan mahasiswa yang disusun berdasarkan ketujuh domain dalam teori perkembangan menurut Chickering. Kedua instrumen ini disusun dan dikembangkan oleh peneliti sendiri.

Dalam kuesioner program, pilihan hanya terbatas pada sejumlah program yang dijalankan oleh LK. Walaupun peneliti menyediakan kolom bagi partisipan untuk menuliskan kegiatan lain yang diikuti oleh partisipan, baik itu di tingkat universitas maupun di luar perkuliahan, seperti kegiatan kelompok etnis, keikutsertaan dalam pelayanan di tempat ibadah dan lainnya, namun hal tersebut dinilai kurang memadai dalam menambah kelengkapan data yang dibutuhkan. Poin lainnya yang patut menjadi fokus pada butir kuesioner antara lain durasi dan jabatan yang dimiliki dalam keikusertaan partisipan pada kegiatan yang dimaksud. Durasi atau lama waktu yang dihabiskan untuk berpartisipasi dalam kegiatan, dapat memengaruhi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman individu berkenaan dengan kompetensi spesifik sebagai hasil dari kegiatan. Posisi atau jabatan individu dalam kegiatan yang diikuti berkenaan dengan beban kerja atau tanggung jawab yang dikerjakannya, sehingga dapat berkontribusi pada besarnya hasil yang didapatkan secara individual.

(32)

23

hasil berupa reliabilitas keenam domain yang masuk dalam kategori cukup reliabel dan sebuah domain yang tidak reliabel. Berkaitan dengan hal tersebut, maka konsistensi instrumen terkait yang dipakai di penelitian mendatang masih dinilai kurang mengingat bahwa rata-rata domain yang diukur masih berada pada kategori cukup malah ada domain yang tidak reliabel. Jika hasil sebuah penelitian kurang reliabel, maka konsistensinya di penelitian-penelitian selanjutnya belum dapat dipastikan.

Kekurangan lainnya dari instrumen penelitian ini yang memengaruhi hasil berkenaan dengan daya diskriminasi item. Daya diskriminasi item merupakan ukuran penting yang memperlihatkan indikator keselerasan atau konsistensi fungsi item dengan fungsi skala secara keseluruhan, yang dikenal dengan istilah konsistensi item-total (Azwar, 2012). Sebagai kriteria pemilihan item berdasar korelasi item-total, biasanya digunakan batasan rx ≥ 0,30. Semua item yang

(33)

24

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara keikutsertaan mahasiswa di dalam program LK dengan perkembangan mahasiswa, didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada korelasi antara keikutsertaan mahasiswa di dalam program LK dengan perkembangan mahasiswa yang ditinjau dari teori Chickering’s seven vectors yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p >0,05). Selain itu, hasil pengujian komparasi keikutsertaan mahasiswa di dalam program LK pada perkembangan mahasiswa juga diperoleh kesimpulan tidak adanya perbedaan dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p >0,05).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dibuat, peneliti mengajukan beberapa saran terkait penelitian mendatang, sebagai berikut :

1. Berkaitan dengan keterbatasan peneliti dalam hal instrumen penelitian yang digunakan yaitu reliabilitas, validitas, dan daya beda item, peneliti menyarankan adanya perbaikan terlebih dahulu pada kedua instrumen penelitian baik untuk skala psikologi maupun kuesioner bagi penelitian mendatang.

(34)

25

program layanan kemahasiswaan yang dapat membantu pengembangan kompetensi-kompetensi yang spesifik pada diri mahasiswa di dalam setiap tahap perkembangannya sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Chickering ataupun teori perkembangan lainnya. Selain itu, hubungan kerja sama dengan pihak fakultas juga dirasa penting guna mengintegrasikan usaha keduanya dalam perkembangan mahasiswa. 3. Sebagaimana diketahui bahwa acuan utama dalam penelitian ini yaitu teori

Chickering, merupakan teori perkembangan yang sudah cukup lama, sehingga peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya dapat mencari teori perkembangan yang lebih update agar referensi pendukung terkait teori dapat dijumpai dengan lebih mudah dan bervariasi.

(35)

26

DAFTAR PUSTAKA

Alexis, F, M. Casco, J. Martin & G. Zhang. (2017) “Cross-cultural and global interdependency development in STEM undergraduate students: results from Singapore study abroad program.”Education, 137(3), 249-256(8). Arianti, R. (2004). “Meningkatkan daya saing lulusan perguruan tinggi dengan mengembangkan mahasiswa berdasarkan tujuh vektor dari Chickering.” Jurnal Psiko Wacana, 3(2), 120-132. ISSN: 14129167.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. (Cetakan Kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chickering, A. W. (2003). “Reclaiming our soul : democracy and higher education”. Article of Change, 39-44.

Chickering, A. W. & J. Kytle. (1999). New directions for higher education. California: Jossey-Bass Publishers.

Chickering, A. W. & L. Reisser. (1993). (ed.). Education and identity. California: Jossey-Bass Inc,.

Grimmit, N. (2014) “Effects of student athletics on academic performance.”The Journal of Undergraduate Research, 12(5).

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. (2016, September 29).

Pangkalan data pendidikan tinggi. Retrieved September 29, 2016 from http://forlap.ristekdikti.go.id/\

Ritonga, R. (1997). Statistika untuk penelitian psikologi dan penelitian. Jakarta: Lembaga.

Purwanto. (2011). Statistika untuk penelitian. (Cetakan Pertama). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santrock, J. W. (2012). Life-span development, perkembangan masa-hidup. (Terj. B. Widyasinta; Ed.Novita J.Sallama). (Cetakan Ketigabelas). Jakarta: Penerbit Erlangga.

(36)

27

Schuh, J. H. (1989). “A student development theory to practice workshop.”

Journal of Counceling and Development, 67.

Soetjiningsih, C.H. (2012). Perkembangan Anak : Sejak Pembuahan sampai dengan Kanak-kanak Akhir. Jakarta: Prenada.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1961. Perguruan Tinggi. 4 Desember 1961. Jakarta.

Universitas Kristen Satya Wacana. (2012). Skenario Pola Pembinaan Mahasiswa. Salatiga: UKSW. ISBN: 978-979-1098-23-7.

Gambar

Tabel 2 Frekuensi Keikutsertaan dalam Program LKF
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan perkuliahan, mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) membutuhkan informasi mengenai staf pengajar

Secara teologis ketika pengikut ajaran Tauhid ini berangkat dari pemahaman Yudeo-Kristen yang adalah pengikut Yesus Kristus dan menyebut dirinya sebagai orang

Sedangkan siswa yang memiliki entrepreneurial self efficacy yang masih sedang dapat ditingkatkan dengan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan di

Pada penelitian deskriptif kualitatif ini ditelusuri level berpikir geometri Van Hiele pada bangun datar segitiga dari seorang mahasiswa program studi pendidikan matematika

Serta juga penelitian dilakukan oleh Mahfud (2011), Mahasiswa progaram studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Jadi orang tua memiliki peran dalam membantu anak menjadi pelajar dengan pengaturan diri, sedangkan pada mahasiswa yang memilih melanjutkan pendidikan di

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan ilmiah pada pengembangan psikologi pendidikan khususnya tentang masalah persepsi terhadap kompetensi

Berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian diatas, terdapat bahwa fenomena yang terjadi pada individu yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket cenderung