• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Semester VII tentang Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Semester VII tentang Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson JH dan Levine SC. Sistem Vestibularis. Dalam : Effendi H, Santoso R, Editor : Buku Ajar Penyakit THT Boies. Edisi Keenam. Jakarta : EGC. 1997. Hal. 39-45

Audiolab One Stop Hearing Care Centre, 2004. Masalah pendengaran dan telinga anda. Diunduh dari: http://www.audiolab.com.my/bahasa.htm. [Akses 23 April 2015].

Ballenger, J. 1996. Audiology. Dalam : Disease of The Nose, Throat, Ear, Head and Neck 13 ed.,. London: Lea and Fabiger. 274

Balasubramanian. BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo), 2009. Diunduh dari : http://www.drtbalu.com/BPPV.html . [Akses 25 Mei 2015]

Bashiruddin J. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Dalam : Arsyad E, Iskandar N, Editor. Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI, 2008. Hal. 104-9.

Bhattacharyya N, Baugh F R, Orvidas L. Clinical Practice Guideline: Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 2008. Hal. 139.

Li JC & Epley J. Benign Paroxysmal Positional Vertigo, 2009. Di unduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/884261-overview. [Akses 7 Mei 2015].

Fife D.T. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Semin Neurol Journal, 2009. Hal. 29:500-508.

Furman JM, Cass SP. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. NEJM, 2009. Di unduh dari : http://content.nejm.org/cgi/reprint/341/21. [Akses 7 Mei 2015].

Hall, I. S., dan Colman, B.H., 1987. Anatomy of the Nose and Examination and Symptoms. Dalam: Disease of the Nose, Throat and Ear. 13th ed. Edinburgh London Melbourne and New York: Churchill Livingstone: Hal. 7-14.

Johnson J & Lalwani AK. Vestibular Disorders. Dalam : Lalwani AK, editor. Current Diagnosis & treatment in Otolaryngology- Head & Neck Surgery. New York : Mc

Graw Hill Companies. 2004. Hal. 761-765.

(2)

Kourosh Parham, Division of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, Department of Surgery, University of Connecticut Health Center, Farmington, CT 06030-6228, USA,

Benign Paroxymal Positional Vertigo ; An intergrated perspective, 2014. Di unduh

dari : www.hindawi.com/journals/aoto [Akses 29 April 2015].

Kumar, P. and Clark, M., 2005. Clinical Medicine. 6th ed. London, UK: Elseveir Saunders: Hal. 1153-1154.

Kupiya Timbul Wahyudi, Medical Department, PT. Kalbe Farma Tbk., Jakarta Indonesia, Vertigo, 2012. Diunduh dari : www.kalbemed.com/portals/6/06_198vertigo.pdf

[akses 26 April 2015].

Lee, K.J 1995. Audiology.Dalam : Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery Connecticut: Appleton & Lange Publisher. 28-41.

Liston, S.L., dan Duvall, A.J., Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Telinga. Dalam: Adams, G.L., Boie, Jr., dan Highler, P.A., 1997. Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran: Hal. 27-38.

Mansjoer a, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setowulan W. Penyakit Menierre. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI. 2001. Hal 93-94

Mills J.H. 1998. Anatomy and Physiology of hearing. Dalam :H. a. Otolaryngology, Byron J Bailey .2nd Edition. Philadelphia, New York: Lippincott-Raven Publisher. 1869-87.

Notoatmodjo, S., 2005. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian Kesehatan. Dalam: Metodologi Penelitian Kesehatan PT. Rineka Cipta, Jakarta. Cetakan ketiga: 2-9.

Parnes et al. Diagnosis and Management of Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV). CMAJ, 2003. Hal. 169 (7): 681-93.

Prof. Dr. dr. S. M. Lumbantobing, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Vertigo Tujuh Keliling, 2003: Balai Penerbit FKUI, Jakarta: 1,5,9.

Rambe, A.Y.M., 2003. Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Bagian THT fakultas Kedokteran USU, Perpustakaan USU. No.Akses D0300207.

(3)

Sherwood, L., 2002. Hearing and Equilibrium. Dalam: Human Physiology from Cells to Systems. 6th ed. Australia: Thomson Brooks/Cole: 208-217.

Stephen J. McPhee and William F. Ganong, 2006. Pathophysiology of disease : an introduction to clinical medicine, Ed. The McGraw-Hill Company, inc : 181.

Teixeira L.J., Pollonio J.N., Machado. Maneuvers for the treatment of Benign Positional Paroxysmal Vertigo: a systemic review. Brazilian Journal of Otorhinolaryngology. 2006;72(1): 130-8.

Timothy C. Hain, MD, Northwestern University Medical School, Chicago, Illinois

and the Vestibular Disorders Association, 2005. Diunduh dari : https://vestibular.org/sites/default/files/.../BPPV.pdf [Akses 24 April 2015].

Wreksoatmojo BR. Vertigo-Aspek Neurologi, 2009 . Di unduh dari : http://www.google.com/vertigo/cerminduniakedokteran.html [Akses 7 MEI 2015]

Wright A. 1997. Anatomy and ultrastructure of the human ear. Dalam : KerAG, Scott Brown's Otolaryngology, Vol. 1. 6th ed., London: Butterworth-Heinemann., 1/1/28-48.

Referensi

Dokumen terkait

 Melalui arahan guru siswa mampu mengidentifikasi kalimat yang menggunakan kosakata terkait kegiatan malam hari dengan tepatB.  Dengan membuat narasi siswa mampu menyusun

Dua kontroler tersebut digunakan dalam pengujian ini bertujuan agar output pH dan volume larutan nutrisi sisa sesuai dengan parameter nilai yang diinginkan dengan

Di awal semester, mahasiswa mengisi KRS dan di akhir semester, mahasiswa mengisi kuesioner kinerja dosen untuk tiap-tiap dosen per mata kuliah, LPPM mengirimkan rekap

dari pendekatan d i atas mempunyai kekurangan-kekurangan yang mendasar... Walaupun, dalam

Berdasarkan jurnal nasional Wulandari, R (2013) yang berjudul Pengembangan Metode Kodaly dalam Pengenalan Nada pada Anak Usia Dini menjelaskan bahwa model Zoltan Kodaly

Kasus AFP dengan spesimen tidak adekuat atau hasil laboratorium positif virus polio vaksin (sabin like), maka dilakukan pemeriksaan ulangan 60 hari setelah kelumpuhan untuk

Perilaku percumbuan (courtship) dan perkawinan (mating) ditemukan saat pampas deer berada pada periode RK, demikian pula dengan perilaku agresif, dan menyerang jantan

Polisi dalam menjalankan tugas dan kewenangannya bukan tanpa batas, namun harus memperhatikan rambu-rambu yang telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik