BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Lembaga Pendidikan adalah salah satu lembaga yang mempunyai peranan
dalam membentuk dan menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas melalui teori-teori keahlian yang diterima dibangku kuliah dan mengaplikasikannya di
lapangan melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). Universitas Sumatera Utara khususnya Program Diploma III Administrasi Perpajakan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan yang menekankan pada pendidikan profesionalisme
untuk membentuk tenaga-tenaga ahli tingkat madya yang kompeten dalam menangani
pekerjaan sesuai bidang pendidikan yang ditekuninya.
Dalam melaksanakan PKLM ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori perkuliahan tersebut. Bahasan yang diambil oleh mahasiswa tentu saja yang berhubungan dengan perpajakan. Sesuai dengan
fungsi dan karakteristik pajak sebagai sumber utama penerimaan negara dan kewajiban kenegaraan bagi warga masyarakat pembayar pajak, dan meningkatkan jumlah pembayar serta pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan
peraturan perundang-undangan perpajakan, mengakibatkan peningkatan penerimaan
daerah.
menuntut pemerintah untuk lebih aktif berperan serta dalam pembangunan khususnya pembangunan daerah itu sendiri sebab daerah otonomi mempunyai kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat daerah menurut prakarsa sendiri berdasarkan inspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam hal ini, salah satu lembaga pemerintah yang berperan aktif dalam
mengelola pendapatan asli daerah adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang merupakan titik balik dalam pengelolaaan Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan, dan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor
Perdesaan dan Perkotaan. Dengan Pengalihan ini maka kegiatan proses pendataan,
penilaian, penetapan, pengadministrasian, pemungutan/penagihan dan pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan akan diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah (Kabupate/Kota). Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu pajak daerah yang potensial dikarenakan memberikan kontribusi yang
besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk mendukung peningkatan kemampuan daerah dalam rangka mengembangkan sumber-sumber pendapatan daerah yang diharapkan akan meningkatkan kemampuan membangun daerah
tersebut.
Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menjadi pajak daerah merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai membuat tahapan persiapan
2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan pelaksanaannya terhitung sejak 1 Januari 2013. Bumi dan Bangunan sendiri
memberikan keuntungan kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai hak atasnya dan memperoleh manfaat dari padanya, oleh karena itu wajar apabila mereka diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat yang
diperolehnya kepada Negara melalui pajak yang disebut Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
Begitu besar manfaat dari pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan untuk kesejahteraan masyarakat dan banyak kemudahan-kemudahan yang diberikan dalam pelaksanaan pembayaraan Pajak Bumi dan
Bangunan. Meskipun masyarakat sudah diberi kemudahan atas pelaksanaan
pembayaraan dan merasakan manfaat dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan seperti pembangunan sarana dan prasarana, namun pada kenyataannya di Kabupaten Serdang Bedagai masyarakatnya masih kurang partisipasi dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan yang menjadi kewajibannya sebagai Wajib Pajak. Masyarakat menganggap pajak sebagai beban yang memberatkan yang mengurangi kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Dari pembahasan di atas tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dan ingin mengetahui bagaimana tingkat kepatuhan Wajib
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai”
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Setiap usaha atau kegiatan sudah tentu mempunyai tujuan dan manfaat.
Berhasil atau tidaknya tujuan itu tergantung kesungguhan dari pihak yang melaksanakannya. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini memiliki beberapa
tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa sendiri,pihak universitas,atau pihak instansi pemerintah yang dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut :
1.1 Untuk mengetahui tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perdesaan dan Perkotaan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
1.2 Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
1.4 Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam meningkatkan kepatuhan dalam membayar
pajak di Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri : 2.1 Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa yaitu :
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar di bidang perpajakan khususnya
Pajak Bumi dan Bangunan.
b. Menambah wawasan dan Ilmu Pengetahuan bagi Mahasiswa dalam mengembangkan apa yang telah diperoleh dalam masa Praktik Kerja Lapangan
pada suatu Instansi Pemerintah maupun swasta dalam hal ini Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
c. Mengaplikasikan Teori yang sudah dipelajari dan diperoleh di bangku perkuliahan.
d. Dengan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini dapat menjadi wadah
bagi mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya untuk menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang semakin sulit, karena telah dibekali keterampilan, pengalaman-pengalaman dunia kerja dalam melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan Mandiri tersebut.
2.2 Bagi Instansi Pemerintah (Dinas PPKA)
Adapun manfaat bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah adalah sebagai berikut :
a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan positif antara Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dengan
Lembaga Pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.
b. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsih terhadap instansi pemerintah baik berupa saran maupun kritik yang membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan
kinerja dilingkungan instansi tersebut.
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
Adapun manfaat diadakannya Praktik Kerja Lapangan bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu :
a. Meningkatkan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
b. Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelaksanaan peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan.
c. Meningkatkan Image (Pandangan) masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari Lemabaga Pendidikan Nasional khususnya Universitas Sumatera Utara.
C. Uraian Teoritis
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang‒Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, pajak ialah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang–undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar–besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut P.J.A Andriani di dalam buku Brotodihardjo (2003:2) pajak adalah iuran wajib kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang dan wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang), dengan tidak
mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.
Dari pandangan ahli pajak Sommerfeld Ray M, Anderson Herschel M dan Brock Horace R yang diterjemahkan oleh buku karangan Zain, M (2005:11) , Pajak
adalah: ”Suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional,
agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan”.
Sedangkan pengertian pajak menurut Soemitro di dalam buku karangan Mardiasmo (2002:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dengan kata lain pengertian pajak dapat dikatakan sebagai balas jasa yang dapat diberikan oleh masyarakat kepada pemerintah atas fasilitas-fasilitas yang kita nikmati untuk dapat hidup layak disuatu negara. Sedangkan penghasilan adalah
jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan atau bentuk usaha lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti
mengkonsumsikan atau menimbun kekayaan.
Pajak menurut Pemungut dan Pengolalanya sesuai yang terdapat di dalam buku Perpajakan Indonesia karangan Waluyo (2011: 12) terdiri dari :
1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pusat dan digunakan membiayai
rumah tangga negara. Pajak Pusat terdiri dari : a. Pajak Penghasilan
b. Pajak Pertambahan Nilai
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah
d. Bea Materai
e. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan, Kehutanan, dan Pertambangan
2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas :
2.1 Pajak Provinsi adalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat provinsi. Pajak Provinsi yang berlaku sampai saat ini, terdiri dari
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permukaan.
e. Pajak Rokok
2.2 Pajak Kabupaten/Kota adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota. Pajak Kabupaten/Kota yang berlaku sampai saat ini,
terdiri dari :
a. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan f. Pajak Hotel
g. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
h. Pajak Air Tanah i. Pajak Parkir
j. Pajak Sarang Burung Walet
k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi
dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
2. Objek PBB Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
a. Bumi : Permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota.
b. Bangunan : Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap
pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut.
3. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata:
a. mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau;
b. memperoleh manfaat atas bumi, dan atau; c. menguasai bangunan, dan atau;
d. memperoleh manfaat atas bangunan
Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang
4. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Dasar pengenaan PBB Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah adalah “Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)”. NJOP ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun kecuali untuk objek
pajak tertentu dapat ditetapkan osetiap tahun sesuai perkembangan wilayah.
Penetapan besarnya NJOP dilakukan oleh Kepala Daerah. Sedangkan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) adalah besaran nilai jual objek yang akan dimasukan kedalam
perhitungan pajak terhutang. Besarnya NJKP yaitu:
a. Apabila NJOP-nya ≥ Rp 1.000.000.000.00 adalah 40% b. Apabila NJOP-nya ≤ Rp 1.000.000.000.00 adalah 20%
5. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menurut
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah yaitu paling tinggi sebesar 0,3%
D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri
Yang menjadi Ruang Lingkup dalam laporan Praktik Kerja Lapangan yang
akan adalah :
1. Tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Serdang Bedagai.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 4. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dalam meningkatkan
kepatuhan dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan .
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Pengajuan judul dan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri kepada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan USU
b. Mengajukan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri kepada Pengurus Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
c. Seminar Proposal
d. Pemberian Dosen Pembimbing
e. Adanya Surat Pengantar Praktik Kerja Lapangan Mandiri
f. Konsultasi Kepada Dosen Pembimbing
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan seperti : buku-buku, artikel ilmiah maupun literatur yang berhubungan dengan objek
Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 3. Observasi Lapangan
Pada bagian ini penulis melakukan observasi lapangan di Kabupaten Serdang
Bedagai, mengenai upaya peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dalam rangka menunjang pendapatan daerah. Dalam
observasi ini, penulis memberikan surat pengantar untuk melaksanakan pengamatan terhadap data yang akan diminta kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
4. Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data mengenai jumlah tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan melalui :
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap pegawai di
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai serta observasi penulis di lapangan tempat objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi literatur seperti
sumber-sumber pustaka,Undang-Undang, dokumentasi, maupun literatur yang berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan analisis dan mengevaluasi data secara kualitatif yang kemudian akan di interpretasikan secara
objektif, jelas dan sistematis.
F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data adalah sebagai berikut :
1. Daftar Pertanyaan (Interview Guide)
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang berkaitan mengenai hal-hal yang menjadi objek pembahasan selama proses wawancara berlangsung.
2. Daftar Observasi (Observation Guide)
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan peninjauan
langsung pada objek yang diteliti guna memperoleh data-data yang benar. 3. Daftar Dokumentasi (Optimal Guide)
Yaitu mengumpulkan catatan–catatan dan data–data yang telah diperoleh dari instansi, berhubungan dengan data objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Metode Pengumpulan data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam Bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kabupaten Serdang Bedagai sebagai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Struktur Organisasi, dan Keadaan Geografis Kabupaten Serdang Bedagai, Uraian Tupoksi, Struktur Dinas
Pendapatan Daerah dan Gambaran Data Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Pada bab ini penulis membahas mengenai ketentuan umum Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Tata Cara Pembayaran dan
Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan serta Keberatan dan Banding.
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang tata cara pembayaran PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Serdang Bedagai, dan usaha-usaha yang dilakukan oleh fiskus dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB Sektor Perdesaan
dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan inti sari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas dalam PKLM. Sedangkan
Saran merupakan hal-hal, ide-ide, atau gagasan yang harus dilakukan dalam melaksanakan solusi atau masalah yang dibahas dari Objek Pembahasan yang
terdapat dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.