• Tidak ada hasil yang ditemukan

Insiden Infeksi Saluran Kemih berdasarkan hitungan leukosit pada wanita hamil di trimester III Periode September- Oktober 2015 di Rumah Sakit Sundari Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Insiden Infeksi Saluran Kemih berdasarkan hitungan leukosit pada wanita hamil di trimester III Periode September- Oktober 2015 di Rumah Sakit Sundari Medan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iii

ABSTRAK

Latar Belakang: Ibu hamil adalah kelompok yang paling rentan terdampak infeksi saluran kemih. Peningkatan faktor risko infeksi saluran kemih pada ibu hamil adalah multiparitas, usia kehamilan, perubahan anatomi uterus, umur, sosial dan ekonomi. Pada ibu hamil dengan bertambah usia kandungan akan terjadi peningkatan infeksi saluran kemih. Insiden infeksi saluran kemih akan meningkat pada usia kehamilan 26-36 minggu dengan presentase 7%. Angka kematian ibu pada infeksi saluran kemih mencapai 11% dan juga penyakit infeksi tersering pada wanita hamil di indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui insiden infeksi saluran kemih berdasarkan hitung leukosit pada wanita hamil trimester III.

Metode: Dilakukan penelitian dengan cara deskriptif rancangan cross sectional pada 55 sampel ibu hamil trimester III yang kontrol kehamilan di Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Pengambilan sampel pada penelitian dengan menggunakan teknik non-probability sampling jenis consecutive sampling. Penelitian dilakukan pada periode september-oktober 2015 di Rumah Sakit Sundari Medan. Dilakukan pengambilan urin sewaktu 24 jam dan kuesioner. Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan infeksi saluran kemih positif dengan usia kehamilan > 32 minggu 14 kasus (42,4%) dan gejala klinis simptomatis 37 kasus (67,3%). Hal ini menunjukan bahwa pada wanita hamil trimester III memiliki insiden tertinggi infeksi saluran kemih.

Diskusi: Insiden tertinggi infeksi saluran kemih pada wanita hamil di usia kandungan di atas 32 minggu.

(2)

iv

ABSTRACT

Introduction: Generally pregnant women are prone to become urinary tract

infection. An increase in risk factor urinary tract infection with pregnant women is multiparity, gestation, changes in the anatomy of the uterus, age, social and economics. In pregnant women interclation gestational age will be increase urinary tract infection. Incident of urinary tract infection will be increase in gestational 26-36 week on percentage 7%. Maternal mortality with urinary tract infection get up to 11% and also teh most common infectious diseases iin pregnant women in indonesia. The purpose of this study was to determine leukocyte count based on third trimester pregnant women.

Method: Conducted research ny cross sectional descriptive design on 55 sampels

on third trimester pregnant women whose pregnancy control in hospital Sundari medan. Sampling on research using the technique no-probability sampling type consecutive sampling. Research conducted during the periode september -october 2015 in hospital Sundari Medan. Performed during 24h urine collection and questionnaires.

Result: The result showed positive urinary tract infection by age of gestation > 32

week 14 case(42,4%) and symptomatic clinical symptoms 37 case (67,3%). This suggests that pregnant women on third trimester has the highest incidence urinary tract infection.

Discussion: The highest incidence of urinary tract infection in pregnant women at

gestational age above 32 week.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pembekalan Terhadap Sarana Prodis Obat dan Obat terdiri dari Peserta pusat, Dinas Kesehatan Provinsi dan Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan industri terkait Obat

[r]

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Dempster Shafer merupakan metode yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit ikan nila dengan gejala-gejala

a dan b adalah nilai x yang diperoleh dari penyelesaian persamaan fungsi kuadrat dengan persamaan garis lurus tersebut... Luas daerah yang dibatasi oleh dua

Oleh karena itu, tulisan ini berupaya untuk memenuhi kekosongan kajian sejarah keagamaan dan sosial masjid-masjid tua di Langkat, khususnya masjid yang didirikan

Dalam variabel kinerja dan kompetensi guru menunjukkan jika guru bersertifikasi tidak lebih baik dari guru belum bersertifikasi dalam indikator sikap dan keterampilan

Camat juga berperan sebagai kepala wilayah (wilayah kerja, namun tidak memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan), karena melaksanakan tugas umum pemerintahan di wilayah