• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SOS 1202898 Bibliography

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S SOS 1202898 Bibliography"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Akyas, A. (2004). Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Teraju

Arifin, H.M. (2000). Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum).

Cetakan 4. Jakarta: Bumi Aksara

Bungin, B. (2011). Penelitian Kualitatif. Surabaya: Kencana Prenada

Media Group

Bungin, B. (2012). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group

Creswell, J.W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif

dan Mixed. Cetakan 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danial, E. & Wasriah (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:

Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

Daradjat, Zakiah. (1982). Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental.

Cetakan 4. Jakarta: Bulan Bintang

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2003).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal

Depdiknas

Gunarsa, Y.S.D & Gunarsa, S.D. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif

dan Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Kartono, K. (2013). Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja. Cetakan 11.

Jakarta: Rajawali Pers

Mastuhu. (1999). Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam. Cetakan 2.

Jakarta: Logos

Miles, M.B. & Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia

Nasir, S.A. (1999). Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan

(2)

Nurihsan, A.J & Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan

Remaja: Tinjauan Psikologis, Pendidikan dan Bimbingan. Cetakan

2. Bandung: PT Refika Aditama.

Sarwono, S.W. (2001). Psikologi Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Setiadi, E.M. & dan Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi Pemahaman

Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan

Pemecahannya. Jakarta: Kencana

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sudarsono. (2012). Kenakalan Remaja: Prevensi, Rehabilitasi, dan

Resosialisasi. Jakarta: Rineka Cipta

Sudarsono. (2005). Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta:

Rineka Cipta

Syafaat, A., Sahrani, S., & Muslih (2008). Peranan Pendidikan Agama

Islam Dalam mencegah Kenakalan Remaja (Juvenile

Delinquency). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Willis, S.S. (2014). Remaja dan Masalahnya; Mengupas Berbagai Bentuk

Kenakalan Remaja, Narkoba, Free Sex, dan Pemecahannya.

Bandung: Alfabeta

2. Jurnal

Agboola, A.A., & Salawu, R.O. (2011). Managing Deviant Behavior and

Resistance to Change. International Journal of Business and

Management, 6 (1), hlm. 235-244.

Cole, B., & Chipaca, A. (2014). Juvenile Delinquency in Angola.

Criminology and criminal justice, 14 (1), hlm. 61-76.

Dako, R. T. (2012). Kenakalan Remaja. Jurnal Inovasi, 9 (2), hlm. 1-7.

Faulkner, G.E.J., Adlaf, E.M., Irving, H.M., Allison, K.R., Dwyer, J.J.M.,

(3)

Self-Esteem?. Journal of Behavioral Medicine, 30 (2), hlm.

155-163.

Fuadah, N. (2011). Gambaran Kenakalan Siswa Di SMA Muhammadiyah

4 Kendal. Jurnal Psikologi, 9 (1), hlm. 29-40.

Flash, K. (2003). Treatment Strategies for Juvenile Delinquency:

Alternative Solutions. Child and Adolescent Work Journal, 20 (6),

hlm. 509-527.

Hendriyenti. (2014). Pelaksanaan Program Boarding School Dalam

Pembinaan Moral Siswa di SMA Taruna Indonesia Palembang.

Jurnal Ta’dib, 19 (2), hlm. 203-226.

Huang, Jr-T. (2006). Labor Force Participation and Juvenile Delinquency

in Taiwan: a time series analysis. Springer Science and Business

Media, hlm. 137-150.

Ibatullova, Y.T., Vasyukhno, I.O., Frolova, A.V., Mukhametzyanova,

F.G., Zelenkova, E.V., & Sadovaya, V.V. (2015). Interrelation of

Social and Psychological Adaptation and Tendency to Deviant

Behavior of Student. Asian Social Science, 11 (2), hlm. 290-295.

Magoon, M.E., Gupta, R., & Derevensky, J. (2005). Juvenile Delinquency

and Adolescent Gambling: Implications for the Juvenile justice

System. Criminal Justice and Behavior, 32 (6), hlm. 690-713.

Ozbay, O., & Ozcan Y.Z. (2006). A Test of Hirschi’s Social Bonding Theory: Juvenile Delinquency in the High School of Ankara,

Turkey. International Journal of Offender Therapy and

Comparative Criminology, 50 (6), hlm. 711-726.

Putri, T.N. (2014). Faktor Penyebab dan Pengentasannya terhadap

Pelanggaran Tata Tertib. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bimbingan dan

Konseling, 2 (1), hlm. 1-13

Rizkiani, A. (2012). Pengaruh Sistem Boarding School Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik (Penelitian di Ma’had Darul

Arqam Muhammadiyah Daerah Garut). Jurnal Pendidikan

(4)

Saputra, G.B.W. (2014). Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan

Program Boarding School di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta. Jurnal Kebijakan

Pendidikan, hlm. 1-16.

Sayu, J. A., Ibrahim, M. Y., & Budjang, G. (2013). Adaptasi Sosial Siswa

Kelas X Pada Boarding School SMA Taruna Bumi Khatulistiwa.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2 (9).

Suyono, Herimanto, & Wahyuni, S. (Tanpa Tahun). Peranan Pondok

Pesantren dalam Mengtasi Kenakalan Remaja (Studi kasus di

Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta). Jurnal, hlm. 1-18.

Westhuizen, P.C., Oosthuizen, I., & Wolhuter, C.C. (2008). The

Relationship Between an Effective Organizational Culture and

Student Discipline in a Boarding School. Education and Urban

Society, 40 (2), hlm. 205-225.

3. Skripsi

Astuti, F. (2011). Pengaruh Bimbingan Konseling Agama Islam Dalam

Mengatasi Kenakalan Remaja Di SMA Negeri 3 Kota Tangerang

Selatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Jerry, G.L. (2014). Pengaruh Kelompok Primer Siswa di Sekolah

Terhadap Kenakalan Remaja (Studi kenakalan di SMK VIJAYA

KUSUMA Bandung). (Skripsi). Universitas pendidikan Indonesia,

Bandung.

Khumairoh, M. (2013). Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Program

Boarding School (Studi kasus di Madrasah Tsanawiyah

Al-Hidayah Boarding School Depok). (Skripsi). Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

4. Dokumen

(5)

5. Internet

Bahtiar, R. (2013). Kementerian Agama Terapkan Konsep Islamic

Boarding School. [Online]. Diakses dari

http://pzhgenggong.or.id/132/kementerian-agama-terapkan-konsep-islamic-boarding-school.html

Claudya. (2014). Boarding School, Metode Pendidikan yang Tak Lekang

Oleh Waktu. [Online]. Diakses dari

http://mjeducation.com/boarding-school-metode-pendidikan-yang-tak-lekang-oleh-waktu/

Firmansyah, A. (2013). Konsep Dasar Pendidikan SMP Daarut Tauhid

Boarding School. [Online]. Diakses dari

http://elaempir.blogspot.com/2013/02/profil-smp-daarut-tauhiid-boarding.html

Rusyanti, H. (2013). Boarding School: Pengertian Boarding school.

[Online]. Diakses dari

http://www.kajianteori.com/2013/03/boarding-school-pengertian-boarding-school.html

Tempo.co.(2014). Sepanjang 2014, Kejahatan Terhadap Anak Meningkat.

[Online]. Diakses dari

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Kartono (2010:06) Kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SMK N 1 Purwojati dalam menanggulangi juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah dengan melalui melalui Pendidikan

peranan pembelajaran sosiologi dalam mencegah kenakalan remaja (studi terhadap siswa sma negeri di kota bandung). Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kelompok pertemanan yang dimasuki remaja memiliki andil yang cukup. besar dalam memicu timbulnya kenakalan

Kenakalan remaja (juvenile delinquency) yang bersifat status offenses adalah ketika seorang remaja yang melakukan perilaku bersikap amoral namun tidak dapat disebut

Kenakalan remaja ( juvenile delinquency ) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa

Menurut Cavan dalam Willis, 1994 dalam bukunya yag berjudul Juvenile Delinquency menyatakan bahwa kenakalan remaja sebagai gangguan pada anak dan remaja untuk memenuhi beberapa

Pengertian Kenakalan Remaja Menurut istilah kenakalan remaja juvenile delinquency merujuk pada berbagai perilaku, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial seperti