• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PEK 1203469 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S PEK 1203469 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu perekonomian bisnis kecil mempunyai peranan yang sangat

penting terutama dalam meningkatkan kekuatan perekonomian negara dengan

penciptaan lapangan kerja baru. sebagaiman yang dikatakan oleh Megginson

tentang pentingnya bisnis kecil yaitu: “The good health and strength of America’s small Business are a vital key to the health and strength of our economy....” (Buchari Alma, 2009, hlm.94). Kunci utama untuk meningkatkan kekuatan

ekonomi suatu negara adalah dengan meningkatkan usaha bisnis kecil itu sendiri,

bagaimana bisnis kecil bisa tetap berjalan dengan sehat dan dapat bertahan seiring

perkembangan ekonomi suatu negara. Di negara berkembang peran bisnis kecil ini

sangat populer, karena dengan membuka bisnis kecil orang mendapat keuntungan

sendiri dari usaha yang memulai usahanya guna mendapat keuntungan sendiri dari

usaha yang dijalankannya. Dalam sejarah perkembangannya, kebanyakan bisnis

besar dengan modal dan jumlah karyawan yang semakin banyak. dari jumlah unit

bisnis yang sekarang ada di masyarakat sedikit yang tergolong kepada bisnis besar,

sebaliknya didominasi oleh bisnis kecil. Banyak bisnis besar yang tidak mungkin

bisa sukses dan berkembang tanpa bantuan bisnis kecil. Dengan demikian, bisnis

kecil mempunyai peranan yang sangat penting dalam semua kegiatan bisnis.

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia bisnis kecil juga dikenal

dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu penggerak

utama roda perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari perannnya dalam

penyedian kesempatan kerja. UMKM mampu menyerap tenaga yang lebih banyak

dibandingkan usaha besar, dikarenakan UMKM relatif bersifat padat karya

dibanding dengan usaha besar yang padat modal. Selain itu UMKM merupakan

usaha yang kuat, UMKM mampu bertahan dari gejala-gejala ekonomi karena

tingkat ketergantungan terhadap pembiayaan melalui kredit perbankan tidak

(2)

Perkembangannya pun menunjukkan angka yang positif. Jumlah usaha

UMKM mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan UMKM

memiliki karakteristik yang lebih fleksibel dan banyak memanfaatkan sumber

daya lokal. Adapun perkembangan UMKM dan usaha besar di Indonesia dapat

dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Perkembangan jumlah UMKM dan usaha besar tahun 2008-2012 Indonesia

Tahun Jumlah

2008 51.409.612 94.024.278 4.560 2.756.205

2009 52.764.603 96.211.332 4.677 2.674.671

2010 54.114.821 98.238.913 5.150 2.753.049

2011 55.206.444 101.722.458 4.952 2.891.224

2012 56.534.592 107.657.509 4.968 3.150.645

Sumber : Kementrian Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah Republik Indonesia (www.depkop.go.id)

Dari Tabel 1.1 terlihat perbedaan jumlah unit usaha dan jumlah tenaga

kerja yang begitu signifikan antara UMKM dengan usaha besar. Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam menunjang

perekonomian nasional. Hal ini dapat kita lihat pada saat krisis ekonomi global

yang terjadi pada tahun 2008. Banyak negara-negara maju mendapatkan imbas

yang cukup besar dan menyebabkan banyak perusahaan mengalami kebangkrutan.

Namun Indonesia tidak mendapatkan imbas yang begitu besar, dikarenakan

Indonesia mempunyai pengalaman dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1997

dan sektor Pada saat itu, sektor UMKM mampu bertahan sebagai kekuatan

perekonomian Indonesia. Keberadaan usaha kecil harus tetap dipertahankan dan

dikembangkan agar dapat terus berperan dalam meningkatkan kehidupan ekonomi

masyarakat terutama masyarakat pedesaan.

Oleh karenanya UMKM turut berkontribusi dalam meminimalisir angka

pengangguran di Indonesia. Keberadaannya membawa pengaruh yang baik bagi

perekonomian Indonesia, sehingga UMKM harus tetap dipertahankan dan

dikembangkan agar dapat terus berperan dalam meningkatkan taraf kehidupan

(3)

Indonesia seperti Jawa Barat. UMKM turut andil di dalam pemasukkan

pendapatan di Jawa Barat. Sebagaimana terlihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2

Peranan UMKM terhadap PRDB Jawa Barat

Tahun UMKM Usaha Besar

2009 52,88% 47,12%

2010 53,68% 46,32%

2011 54,20% 45,80%

2012 54,55% 45,45%

Sumber : Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia 2012 (www.depkop.go.id)

Dari Tabel 1.2 terlihat UMKM memiliki peranan yang penting bagi

perekonomian Jawa Barat dari tahun ke tahun kontribusi UMKM menunjukkan

peningkatan. Berbanding terbalik dengan peranan usaha besar terhadap PRDB

Jawa Barat yang mengalami penurunan setiap tahunnya. Dimana kontribusi

UMKM terhadap PRDB Jawa Barat lebih besar dibandingkan usaha besar. Oleh

karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa memang UMKM di Indonesia memiliki

peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya

akan meningkatkan dan memperlancar perekonomian negara. Bahkan kini

UMKM semakin menyebar ke setiap provinsi bahkan sampai ke kabupaten di

seluruh Indonesia. Banyak sekali UMKM yang berpotensi untuk diangkat dan

digali menjadi salah satu biang usaha yang menguntungkan dan pendapatan

keluarga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja salah satunya adalah pada usaha

industri kreatif. Industri kreatif memiliki kontribusi ekonomi yang signifikan

terhadap peningkatan perekonomian Indonesia. Kesignifikanan terjadi karena

industri kreatif mampu menciptakan iklim bisnis yang positif, dapat memperkuat

citra dan identitas bangsa, mendukung pemanfaatan sumber daya yang terbarukan,

merupakan pusat penciptaan inovasi dan pembentukan kreativitas serta memiliki

dampak sosial yang positif. Dimana dapat kita lihat pada Tabel 1.3 share industri

(4)

Tabel 1.3

Share Industri Kreatif Terhadap sektor Industri dan PDB di Indonesia tahun 2006-2009

2006 189.333,6 919.539,3 3.339.216,8 20,59% 5,67% 2007 438.888,9 1.068.653,9 3.950.893,2 41,07% 11,10% 2008 417.565,0 1.376.441,7 4.948.688,4 30,34% 8,44% 2009 434.120,5 1.477.541,5 5.606.203,4 29,38% 7,74%

Rata-Rata Kontribusi 30,34% 8,23%

Sumber :Statistik Indonesia & Departemen Perdagangan (www.depkop.go.id)

Berdasarkan Tabel 1.3 diketahui bahwa nilai share industri kreatif

terhadap sektor industri dan PDB berfluktuatif. Dimana industri kreatif

mempunyai peranan cukup besar pada sektor industri di Indonesia dengan

rata-rata kontribusi sebesar 30,34%. Sedangkan peranan industri kreatif terhadap PDB

cukup kecil dengan rata-rata kontribusi sebesar 8,23%. Namun hal ini bukan

berarti kedudukan industri kreatif tidak cukup penting justru menjadi tantangan

untuk lebih meningkatkan perkembangannya di Indonesia meningat kreatifitas

merupakan suatu hal yang dapat meningkatkan kualitas diri manusia untuk

mencapai kesejahteraan bukan terpaku pada sumber daya alam suatu saat nanti

akan terjadi kelangkaan.

Kabupaten Tasikmalaya dalam tatanan industri Provinsi Jawa Barat

termasuk Kabupaten yang perkembangannya diarahkan kepada industri kreatif

subsektor kerajinan salah satunya. UMKM yang berada di Tasikmalaya terdiri

dari UMKM kerajinan, makanan, fashion. UMKM kerajinan terdiri dari kerajinan

anyaman pandan, payung geulis dan kelom geulis, pasar yang dibidik adalah

segala kalangan domestik maupun luar daerah, sedangkan makanan lebih menitik

beratkan pada oleh-oleh khas Tasikmalaya yang pasarnya adalah semua kalangan,

serta fashion yang didominasi oleh pakaian muslim dengan motif border. Salah

Satu UMKM yang paling terkenal dan merupakan paling lama yang berada di

(5)

Tabel 1.4

Komoditi Unggulan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013

No Jenis Komoditi Unit Usaha Tenaga Kerja

1 Tembakau 21 108

2 Sapu Ijuk 71 627

3 Tas 13 51

4 Peng.Logam 323 1.664

5 Konveksi 107 827

6 Meubeul 279 1.284

7 Brg. Semen 38 130

8 Batik Tulis 17 50

9 Kerajinan 4 27

10 Anyaman Mendong 1574 7.258

11 Anyaman pandan 773 15.215

12 Makanan 4.858 23.495

13 Anyaman Bambu 1.462 16.888

14 Bordir 2.089 17.321

15 Lampit Rumbia 171 850

Sumber : http://perekonomian-tasik.blogspot.co.id/

Dari Tabel 1.4 komoditi unggulan Kabupaten Tasikmalaya yang paling

banyak unit usahanya dan menyerap tenaga kerja lebih banyak yaitu pada jenis

anyaman baik mendong, bambu dan pandan. Salah satu kecamatan penghasil

kerajinan anyaman di Kabupaten Tasikmalaya adalah Kecamatan Rajapolah

dimana yang dibuka pada tahun 1960, saat itu warga gemar membuat

barang-barang dengan anyaman. Seiring waktu pembeli pun mulai berdatangan,

satu-persatu toko kemudian bermunculan di sepanjang jalan nasional ruas Tasikmalaya

pada tahun 1970. Sentra perdagangan kerajinan anyaman di Rajapolah, telah

menjadi sumber rezeki yang menyejahterakan bagi warga Rajapolah. Sentra itu

memang ramai dikunjungi pembeli terutama mereka yang melintas menuju Kota

Tasikmalaya.

Bagi seorang pengusaha, keuntungan merupakan faktor terpenting yang

mempengaruhi aktifitas dan kelangsungan perusahaan. Sebagai salah satu unsur

usaha, laba dapat dijadikan indikator naik turunnya usaha suatu perusahaan.

Dimana dengan adanya pendapatan yang naik secara berkala menunjukkan bahwa

kinerja suatu perusahaan baik. Tetapi sebaliknya apabila kinerja suatu perusahaan

(6)

mengalami penurunan. Apabila kita lihat pada Tabel 1.5 dan Tabel 1.6 merupakan

perkembangan laba dari 2 unit usaha kerajinan anyaman.

Tabel 1.5

Pendapatan, Biaya dan Laba Pengrajin Jamal Handicraft Tahun 2015

Bulan Pendapatan Biaya Laba Persentase

(%)

Juni 12.500.000 7.560.000 4.940.000 0%

Juli 11.750.000 7.106.400 4.643.600 -6%

Agustus 11.500.000 6.964.272 4.535.728 -2%

September 13.750.000 8.300.000 5.450.000 17% November 12.250.000 7.409.129 4.840.871 -13%

Sumber : Hasil Wawancara

Tabel 1.5 menunjukkan perkembangan laba yang naik turun. Meskipun

perkembangan yang berfluktuatif itu sudah biasa terjadi dalam sebuah usaha,

namun dalam hal ini berfluktuatifnya laba pengrajin Jamal Handicraft lebih

cenderung pada penurunan pendapatan walaupun beberapa bulan pada periode

tersebut mengalami kenaikan keuntungan yaitu pada bulan September sebesar

17%. Sedangkan penurunan laba terjadi yaitu pada bulan Juli, Juli, Agustus.

Penurunan terbesar pun dialami pada bulan November yaitu sebesar 13%. Adanya

penurunan laba/keuntungan menunjukkan bahwa perkembangan usaha sedang

tidak baik. Jika penurunan laba terus saja dibiarkan maka akan menimbulkan

kelesuan pada usahanya karena tidak dapat berkembang dan akhirnya berdampak

pada kesejahteraan pengrajin itu sendri. Begitu pula dengan jumlah keuntungan

dari Rizqi Art Shop dpat dilihat pada Tabel 1.6.

Tabel 1.6

Pendapatan, Biaya dan Laba Rizqi Art Shop Tahun 2012-2014

Tahun Pendapatan Biaya Laba Persentase

(%)

2012 303.754.000 244.474.000 59.280.000 0 2013 249.700.400 193.977.200 55.723.200 -6% 2014 176.897.000 122.468.264 54.428.736 -2%

Sumber : Hasil Wawancara

Bisa dilihat dari Tabel 1.6 dapat dilihat bagaimana jumlah keuntungan

terus menurun dari tahun ke tahun. Dimana di Tahun 2014 ini Rizqi Art Shop

(7)

Namun di sisi lain, munculnya banyak kios dengan dagangan serupa itu membuat

persaingan menjadi semakin ketat dan keuntungan yang diperoleh pedagang

makin kecil. Para Pengrajin anyaman belum maksimal dalam memperoleh

keuntungan sehingga porsi pasar cenderung tidak meluas dan nilai penjualan tidak

tinggi. Ini akan berdampak pada kelangsungan usaha, hal ini menyebabkan

adanya penurunan omset penjualan. Dimana banyaknya persaingan antar para

pengrajin. Para pengrajin juga harus bisa memperbesar modal untuk memperluas

usahanya agar lebih berkembang maju. Dimana modal merupakan hal yang sangat

penting dalam melakukan usaha, termasuk berdagang. Modal adalah semua

bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam

proses produksi untuk menambah output. Dimana modal disini diasumsikan

sebagai modal kerja. Modal kerja sangatlah penting bagi kelangsungan usaha,

karena dengan modal yang kuat otomatis kelangsungan operasional suatu

perusahaan atau pedagang akan berjalan dengan baik sehingga proses produksi

pun akan berjalan dengan optimal. Apabila seorang pengusaha bisa mengatur

modal kerja itu dengan baik, maka usaha yang mereka jalani akan berada dalam

kondisi yang aman, sehingga usaha yang mereka jalani pun dapat membuat

rencana kerja masa depan usahanya dengan baik dan benar serta dapat dicapai

biaya modal yang minimum dan menghasilkan pendapatan yang maksimum.

Kurangnya promosi dari pihak setempat maka perlu juga dilihat dari faktor

internal, produk kerajinan yang dijual laris dibeli pengendara mobil yang

melintasi Jalan Raya Rajapolah. Sejak itulah usaha pengrajin berkembang hingga

saat ini. Tapi kini sebagian pengrajin sudah ada yang tutup itu. Mereka menutup

usaha karena tak kuasa menghadapi kompetisi antarpengrajin yang kian banyak.

Pedagang banyak, kompetisi harga marak. Banyak pengrajin hanya terpaku pada

penjualan sistem tradisional, mereka lebih banyak menunggu para pelanggan

datang dengan sendirinya tanpa mempromosikan produk mereka kepasaran, selain

itu mereka masih menggantungkan penjualan hanya kepada para pedagang dan

lebih banyak diam di tempat, hasil beberapa wawancara dengan pengrajin

anyaman Rajapolah nilai penjualan tidak terlalu tinggi selain itu pertumbuhan

pelanggan menanjak saat hari besar dan libur saja, jika hari biasa cenderung biasa

(8)

Para pengrajin anyaman belum maksimal dalam menggunakan media sosial dan

online dalam pemasaran, masih banyak yang menggunakan sistem face to face

dalam penjualannya, sehingga pedagang yang lebih punya peluang mencetak uang

yang lebih banyak, sedangkan pengrajin masih diam di tempat yang sama.

Maka dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti “PENGARUH

MODAL KERJA, LINGKUNGAN PERSAINGAN DAN PROMOSI

TERHADAP LABA PENGRAJIN ANYAMAN DI KECAMATAN

RAJAPOLAH KABUPATEN TASIKMALAYA“

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka dirumuskanlah

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran modal kerja, lingkungan persaingan, promosi dan laba

pengrajin anyaman di Kecamatan Rajapolah Kab. Tasikmalaya ?

2. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap laba pengrajin anyaman di

Kecamatan Rajapolah Kab. Tasikmalaya ?

3. Bagaimana pengaruh lingkungan persaingan terhadap laba pengrajin

anyaman di Kecamatan Rajapolah Kab. Tasikmalaya ?

4. Bagaimana pengaruh promosi terhadap laba pengrajin anyaman di

Kecamatan Rajapolah Kab. Tasikmalaya ?

5. Bagaimana pengaruh modal kerja, lingkungan persaingan dan promosi

terhadap laba pengrajin anyaman di Kecamatan Rajapolah Kab.

Tasikmalaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran modal kerja, lingkungan

persaingan, promosi dan laba pengrajin anyaman di Kecamatan Rajapolah

Kab. Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal kerja terhadap laba pengrajin

(9)

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi terhadap laba pengrajin

anyaman di Kecamatan Rajapolah Kab. Tasikmalaya.

5. Untuk mengetahui bagaimana bagaimana pengaruh modal kerja, lingkungan

persaingan dan promosi terhadap laba pengrajin anyaman di Kecamatan

Rajapolah Kab. Tasikmalaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan,

khususnya tentang pengaruh modal kerja, lingkungan persaingan dan promosi

terhadap laba pengrajin anyaman di Kecamatan Rajapolah Kab. Tasikmalaya.

2. Dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis.

3. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan pendidikan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi pengusaha, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi laba.

2. Bagi pemerintah, dapat pula sebagai pertimbangan untuk lebih mendorong

usaha kecil dan usaha menengah.

3. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan khusunya mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi laba.

4. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan

wawasan pembaca terkait masalah laba dan faktor apa saja yang

mempengaruhinya. Selain itu sebagai referensi bagi pembaca yang tertarik dan

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.4
Tabel 1.5

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Dengan penjabaran makna dari ayat 177 surat al-Baqarah dalam yang terdapat dalam tafsir al-Mishbah diharapkan dapat menjadi materi dakwah yang baik bagi para

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Hasil penelitian tersebut linier dengan penelitian dari Wanto (2014) yang menyatakan adanya pengaruh signifikan antara kemandirian belajar terhadap minat belajar, dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis tentang adanya hubungan positif antara motiasi berprestasi dengan prestasi kerja

5.4 Hasil Uji Efek Ekstrak Etanol Serbuk Biji Jinten Hitam (Nigella sativa) Terhadap Profil Bakteri Probiotik Mencit (Mus musculus)

Pada pengolahan tingkat menengah proses yang dilakukan menggunakan masukan berupa citra, dengan keluaran berupa nilai ekstraksi.. Beberapa contoh keluaran yang dapat dihasilkan

Peelotnau PcrrLrlisen Kur\ll Ilm[th l, PI ]t)l-l.. analisis data berupa laporan secara rinci tahaptahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam analisis data itu