• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA ALL IN ONE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH DARI MASA ISLAM DI INDONESIA ( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA ALL IN ONE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH DARI MASA ISLAM DI INDONESIA ( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang )."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH DARI MASA ISLAM DI INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

MELA SUSANTY M.S. 0903211

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

(2)

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

Oleh

Mela Susanty M.S.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Mela Susanty M.S. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

2. Tujuan PembelajaranPendidikan IPS ... 16

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 18

4. Hasil Belajar IPS ... 20

B. Media dalam Pembelajaran ... 21

1. Pengertai Media Pembelajaran ... 21

2. Jenis Media ... 22

3. Kriteria Pemilihan Media ... 23

4. Fungsi Media ... 24

5. Teori Belajar yang Mendukung Media Pembelajaran ... 26

a. Teori Kognitif ... 26

b. Teori Belajar menurut Bruner ... 27

C. Media dalam Pembelajaran ... 29

1. Pengertai Media Pembelajaran ... 29

2. Kelebihan dan Kekurangan Media All in One ... 34

3. Karakteristik Media All in One ... 35

D. Materi Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia ... 35

1. Materi ... 38

a. Peninggalan Sejarah Berupa Bangunan ... 38

(4)

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 61

1. Teknik Pengolahan Data ... 61

a. Teknik Pengolahan Data Proses ... 61

1) Teknik pengolahan data Kinerja Guru ... 62

2) Teknik pengolahan data Aktifitas Siswa ... 62

b. Teknik Pengolahan Data Hasil ... 63

2. Analisis Data ... 63

G. Validasi Data ... 64

H. Jadwal Penelitian ... 66

(5)

1. Paparan Pendapat Siswa ... 104

2. Paparan Pendapat Guru ... 105

D. Pembahasan ... 106

1. Perencanaa Media All in One Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia ... 108

2. Kinerja Guru pada Saat Pelaksanaan Penggunaan Media All in One pada Pembelajaran Peninggalan Sejarah dari Masa Islam Di Indonesia di Kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 110

3. Aktivitas Siswa pada Saat Pelaksanaan Penggunaan Media All In One pada Pembelajaran Pe ninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia di kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 111

4. Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media All in One pada Pembelajaran Pe ninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia di kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 118

B. Saran/Rekomendasi ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 123

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 126

(6)

1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Pakuwon II ... 5

2.1 Kurikulum IPS Kelas Vsemester 1 Sekolah Dasar ... 36

2.2 Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal ... 37

3.1 Daftar Siswa Kelas V SDN Pakuwon II ... 49

3.2 Daftar Siswa SDN Pakuwon II ... 50

3.3 Langkah-langkah Pembelajaran ... 55

3.6 Kisi-kisi Hasil Tes Belajar Siswa ... 59

3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru ... 60

3.5 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa ... 61

3.7 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 66

4.1 Data Awal Hasil TesAkhir Siswa Kelas V SDN Pakuwon II ... 69

4.2 Penetapan Kriteria Ketentuan Minimal ... 70

4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 73

4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 80

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 82

4.6 Nilai Tes Tertulis Suklus I ... 84

4.7 Rangkuman Hasil Analisis Siklus I ... 87

4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Tanpa Perencanaan ... 91

4.9 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 92

4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 97

4.11 Nilai Tes Tertulis Siklus II ... 99

4.12 Rangkuman HasilAnalisis Siklus I ... 102

4.13 Rekapitulasi Ketercapaian Aktivitas Siswa pada Tiap Siklus ... 111

(7)

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 28

2.2 Slide Awal dalam Media All in One ... 31

2.3 Sebagian Slide dalam Media All in One ... 32

2.4 Slide Pertanyaan dalam Media All in One ... 33

2.5 Peninggalan Sejarah Islam Berupa Masjid ... 38

2.6 Peninggalan Sejarah Islam Berupa Keraton ... 39

2.7 Peninggalan Sejarah Islam Berupa Makam ... 39

2.8 Peninggalan Sejarah Islam Berupa Kaligrafi ... 40

2.9 Peninggalan Sejarah Islam Berupa Hikayat ... 40

2.10 Peninggalan Sejarah Islam Berupa Babad ... 41

2.11 Peta Aceh ... 41

2.12 Peta Demak ... 42

2.13 Peta Jawa dan Banten ... 43

2.14 Masjid Agung Sumedang ... 43

2.15 Makam Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umum ... 45

2.16 Makam Cut Nyak Dien ... 46

3.1 Model Spiral Kemmis dan McTaggart ... 53

4.1 Grafik Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 86

4.2 Grafik Perbandingan PeningkatanPerencanaan Siklus I dan II ... 91

4.3 Grafik Peningkatan Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I dan II ... 94

4.4 Grafik Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 99

4.5 Grafik Persentase Peningkatan Nilai Tes Tertulis Tindakan Siklus .... 101

4.6 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I dan II ... 109

4.7 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I dan II ... 110

4.8 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 112

(8)

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Data Awal ... 126

Lampiran 2 Lembar Observasi Kinerja Guru ... 132

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 139

Lampiran 4 Catatan Lapangan ... 142

Lampiran 5 Lembar Wawancara Guru ... 143

Lampiran 6 Lembar Wawancara Siswa ... 144

Lampiran 7 Pedoman Penyusunan Media Pembelajaran All in One ... 145

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Silus I ... 150

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa ... 157

Lampiran 10 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Tahap Perencanaan .... 167

Lampiran 11 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Tahap Pelaksanaan ... 168

Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Siklus I ... 169

Lampiran 13 Hasil Evaluasi Siklus I ... 170

Lampiran 14 Hasil Evaluasi Siklus I ... 171

Lampiran 15 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 172

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 174

Lampiran 17 Catatan Lapangan Siklus I ... 177

Lampiran 18 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I... 178

Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Silus II ... 183

Lampiran 20 Lembar Kerja Siswa ... 199

Lampiran 21 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Tahap Perencanaan.... 204

Lampiran 22 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Tahap Pelaksanaan.... 205

Lampiran 23 Hasil Observasi Aktivitas Siklus II... 206

Lampiran 24 Hasil Evaluasi Siklus II ... 207

Lampiran 25 Hasil Evaluasi Siklus II ... 209

Lampiran 26 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II... 211

Lampiran 27 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 213

Lampiran 28 Catatan Lapangan Siklus II... 216

Lampiran 29 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II... 217

Lampiran 30 Lembar Wawancara Guru ... 224

Lampiran 31 Lembar Wawancara Siswa ... 225

Lampiran 32 Dokumentasi Pembelajaran ... 228

Lampiran 33 SK Pembimbing Skripsi ... 232

Lampiran 34 Permohonan Izin Penelitian ... 233

Lampiran 35 Jawaban Permohonan Izin Penelitian dari SD ... 234

Lampiran 36 Lembar Monitoring ... 235

Lampiran 37 Riwayat Hidup ... 236

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Sisdiknas Pasal 13 ayat (1) pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur yaitu: pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pada pasal 14 ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan formal meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar terdiri dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat yang dijelaskan pada pasal 17 ayat (2).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang mempunyai bentuk yang jelas dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan resmi dan merupakan lembaga formal yang ditunjuk pemerintah sebagai wadah dalam merealisasikan program pendidikan di Indonesia.

Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang dikenal dengan Undang-Undang Sisdiknas pada pasal 1 butir 1, disebutkan bahwa.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di SD (Sekolah Dasar) adalah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 tentang sekolah dasar dan menengah.

Menurut Ischak (2007 : 1.36) , “IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan masalah sosial dimasyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu.”

(10)

SD, tingkat menengah.” Kata disederhanakan digaris bawahi karena memiliki arti bahwa a) tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasa dipelajari di universitas disesuaikan dengan kemampuan dan kematangan berfikir siswa sekolah dasar dan lanjutan; b) menyatukan bahan dari berbagai cabang ilmu pelajaran yang mudah dicerna oleh anak SD. Dari beberapa penjelasan diatas mengenai pengertian IPS, dapat kita simpulkan bahwa IPS merupakan ilmu-ilmu sosial hasil dari penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi, dan Ekonomi.

Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD menurut Ischak (2007, 1.38) yaitu.

a. Membekali anak berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

b. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

c. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian. d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan

keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

e. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Semua tujuan yang telah dipaparkan diatas dapat tercapai oleh siswa melalui proses belajar yang dilaksanakan disekolah. Proses belajar dilakukan secara terprogram yang dilaksanakan melalui KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang dilakukan oleh siswa dan guru. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, seseorang yang mengajar dalam hal ini adalah guru harus memperhatikan komponen-komponen pendukung pembelajaran. Adapun komponen pembelajaran tersebut yaitu tujuan pembelajaran, guru, siswa, model, materi, media, dan evaluasi. Semua komponen tersebut merupakan suatu sistem yang saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

(11)

karena akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat para Harjanto (2008, 243), yaitu.

a. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

b. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap mata pelajaran.

c. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

d. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

Istilah media berasal dari bahasa latin, yaitu bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Di dalam buku Analisis dan Pembelajaran IPS yang disusun oleh Raharjo dan Entin (2005,23) banyak ahli yang memberikan batasan tentang media pembelajaran, diantaranya a. Gagne berpendapat bahwa, „Media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar.‟ Hal yang sama juga diungkapkan oleh Briggs menyatakan pendapatnya bahwa „Media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.‟ Hal yang berbeda diungkapkan oleh AECT yang menyatakan bahwa, „Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan seseorang untuk menyalurkan pesan yang ingin disampaikan.‟

(12)

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, dalam pembelajaran IPS tentang Peninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia siswa merasa bingung pada saat pembelajaran tersebut sehingga siswa tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan.

Berikut ini gambaran pada saat pembelajaran, setelah peneliti melakukan observasi.

1. Kinerja Guru

a. Guru tidak menyebutkan tujuan pembelajaran.

b. Guru tidak menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan siswa sehingga siswa merasa bingung dengan pembelajaran tersebut.

c. Guru tidak menggunakan media pembelajaran, sehingga pembelajaran bersifat verbalistis.

d. Guru hanya memberikan tugas berupa soal-soal yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual.

e. Guru kurang jelas dalam menjelaskan pengerjaan tugas sehingga siswa merasa bingung apa yang harus dikerjakan.

2. Aktivitas Siswa

a. Siswa cenderung pasif pada saat proses pembelajaran, hanya ada satu atau dua orang yang mengajukan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

b. Ada beberapa siswa yang sering menguap di kelas, karena merasa jenuh dan bosan dan tidak menarik.

c. Siswa cenderung lebih banyak mengobrol dengan temannya dari pada memperhatikan guru.

d. Ada beberapa siswa yang hanya mencurat coret buku.

e. Ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatan lain, seperti menghitung uang.

(13)

g. Ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru.

Penelitian awal yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas V SDN Pakuwon II yang berjumlah 27 orang, tentang pemahaman siswa terhadap materi Peninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia hanya mencapai 40,7% siswa yang memenuhi KKM. Sedangkan sisanya 59,3% tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Dimana kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan guru adalah 70. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi Peninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia masih rendah.

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Pakuwon II pada Materi Peninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia

Keterangan: Kriteria Ketuntasan Minimal 70

(14)

Hasil belajar yang tidak maksimal seperti yang dipaparkan di atas disebabkan oleh proses pembelajaran yang tidak optimal, hal ini dapat dilihat dari kinerja guru dalam menyampaikan materi tidak ditunjang dengan media pembelajaran, sehingga pembelajaran bersifat verbalistis, membosankan dan tidak menarik. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan kajian mengenai pembelajaran IPS tentang materi Peninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia pada siswa kelas V SDN Pakuwon II melalui media All in One. Penulis memilih penggunaan media pembelajaran didasari oleh pertimbangan teori Jean Piaget dalam buku Perkembangan Peserta Didik ( 2008, 1.15) yang mengungkapkan bahwa ada empat tahapan dalam perkembangan kognitif yaitu 1. Tahap Sensori Motor (0-2 tahun), 2. Tahap Pra Operasional (2-7 tahun), 3. Tahap Operasional Konkrit (7-12 tahun), 4. Tahap Operasional Formal (12-dewasa).

(15)

Cukup hanya dengan bumbu masak Royco All in One kita bisa memasak berbagai masakan yang kita inginkan. Karena Royco All in One merupakan bumbu masak yang telah diracik dari beberapa gabungan bumbu. Begitu pula dengan media All in One. Media All in One merupakan media pembelajaran yang berbasis multimedia, yang mengkombinasi atau menggabungkan teks, gambar, audio (suara, musik), dan video. Tujuan dari pengkombinasian media ini adalah agar penyajian materi yang disampaikan menjadi konkret dan menarik untuk disimak. Selain itu juga media ini dapat mengatasi gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Salah satu teori yang mendasari hal ini adalah Dual Coding Theory yang dikemukakan oleh pakar edukasi multimedia asal Italia yaitu Paivio. Menurut teori Dual Coding Theory (Ariani dan Haryanto, 2010:55) bahwa, „Semua informasi diproses melalui dua channel yang independen yaitu channel verbal seperti teks dan suara dan channel visual seperti diagram, animasi, dan gambar‟.

Dengan memperhatikan asumsi tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan media All in One di Kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dengan harapan dapat meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar siswa terhadap materi Peninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Pada penelitian ini dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut. a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media All in

One pada materi peninggalan sejarah dari Masa Islam di Indonesia di kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? b. Bagaimana kinerja guru pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan

(16)

c. Bagaimana aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media All in One pada materi peninggalan sejarah dari Masa Islam di Indonesia di kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

d. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan media All in One pada materi peninggalan sejarah dari Masa Islam di Indonesia di kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

Adapun hasil belajar siswa yang harus dicapai adalah sebagai berikut. 1. Menyebutkan tiga peninggalan sejarah Islam berupa bangunan dengan

benar.

2. Menyebutkan tiga peninggalan sejarah Islam berupa seni sastra dengan benar.

3. Menyebutkan tiga peninggalan sejarah Islam di Indonesia berupa kerajaan dengan benar.

4. Menyebutkan dua nama masjid peninggalan sejarah Islam di Indonesia dengan benar.

5. Menyebutkan dua nama keraton peninggalan sejarah Islam di Indonesia dengan benar.

6. Menyebutkan dua peninggalan sejarah Islam yang ada di Kabupaten Sumedang dengan benar.

2. Pemecahan Masalah

Permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran baik dari guru maupun dari siswa, harus segera diperbaiki agar permasalahan tersebut tidak berlarut-larut dan membawa pengaruh negatif yang lebih besar lagi. Berdasarkan pemaparan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media pembelajaran yang diberi nama dengan media All in One.

(17)

proses pembelajaran berlangsung, dan mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya indera juga mengakomodasi gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Hal ini sejalan dengan pendapat Briggs (Sadiman, 2006: 6) yang menyatakan bahwa, „Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar‟.

Media All in One merupakan media pembelajaran yang bersifat multimedia dimana media ini merupakan kombinasi dari teks, gambar, audio (suara, musik), dan video. Hal ini sesuai dengan pendapat Ariani dan Haryanto (2010:11) yang menyatakan bahwa.

Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vector atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), dan digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik.

Beberapa keunggulan dari multimedia pembelajaran menurut Ariani dan Haryanto (2010:12), yaitu.

a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata seperti kuman, bakteri dan electron.

b. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan di sekolah, seperti gunung, laut, gajah dan sebagainya.

c. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat seperti system tubuh manusia, bekerja suatu mesin, berkembangnya bunga dan lain-lain.

d. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh seperti bulan, bintang, matahari, salju dan lain-lain.

e. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi.

f. Meningkatkan daya tarik siswa.

(18)

Berdasarkan pemecahan masalah di atas, rincian target yang ditetapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media All in One adalah sebagai berikut:

a. Proses Pembelajaran 1) Kinerja Guru.

a) Perencanaan (target 100%) (1)Menyusun RPP

(2)Menyusun materi

(3)Mempersiapkan alat evaluasi

(4)Mempersiapkan media pembelajaran (5)Membuat LKS

b) Pelaksanaan (target 90%)

(1)Mengkondisikan kelas ke dalam kondisi yang optimal, dimana siswa sudah siap untuk memulai pembelajaran.

(2)Melakukan apersepsi.

(3)Menyampaikan tujuan pembelajaran.

(4)Menjelaskan materi pembelajaran dengan media All in One. (5)Melakukan tanya jawab dengan siswa.

(6)Membagi siswa ke dalam empat kelompok. (7)Membagikan LKS kepada setiap kelompok. (8)Menjelaskan cara mengerjakan LKS.

(9)Membimbing dan memotivasi siswa dalam diskusi. (10)Melakukan Tanya jawab.

(11)Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c) Evaluasi (target 100%) (1) Guru melaksanakan penilaian proses. (2) Guru melaksanakan penilaian post test. 2) Aktivitas Siswa (target 90%)

(19)

c) Responsif pada media

3) Analisis Hasil Belajar (target 90%)

a) Siswa dapat menyebutkan tiga peninggalan sejarah Islam berupa seni bangunan dengan benar.

b) Siswa dapat menyebutkan tiga peninggalan sejarah Islam berupa seni sastra dengan benar.

c) Siswa dapat menyebutkan tiga peninggalan sejarah Islam berupa kerajaan Islam di Indonesia dengan benar.

d) Siswa dapat menyebutkan dua buah masjid yang termasuk peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

e) Siswa dapat menyebutkan dua buah kraton yang termasuk peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

f) Siswa dapat menyebutkan dua peninggalan sejarah Islam yang ada di Kabupaten Sumedang dengan benar.

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis menentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media All in One pada materi peninggalan sejarah dari Masa Islam di Indonesia di kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui kinerja guru pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media All in One pada materi peninggalan sejarah dari Masa Islam di Indonesia di kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

(20)

4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media All in One pada materi peninggalan sejarah dari Masa Islam di Indonesia di kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Adapun hasil belajar siswa yang harus dicapai adalah sebagai berikut.

a. Menyebutkan tiga peninggalan sejarah Islam berupa bangunan dengan benar.

b. Menyebutkan tiga peninggalan sejarah Islam berupa seni sastra dengan benar.

c. Menyebutkan tiga peninggalan sejarah Islam di Indonesia berupa kerajaan dengan benar.

d. Menyebutkan dua nama masjid peninggalan sejarah Islam di Indonesia dengan benar.

e. Menyebutkan dua nama keraton peninggalan sejarah Islam di Indonesia dengan benar.

f. Menyebutkan dua peninggalan sejarah Islam yang ada di Kabupaten Sumedang dengan benar.

D. Manfaat dan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk berbagai kalangan, diantaranya :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami konsep Peninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia.

b. Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan.

c. Memberikan kemudahan dalam memahami materi pembelajaran. d. Menumbuhkan minat dan motivasi untuk belajar IPS.

2. Bagi Guru

(21)

b. Mengembangkan kreatifitas guru dalam memilih dan membuat media pembelajaran ditengah zaman globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang pesat.

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut khususnya pada kelas yang diteliti.

b. Dapat memotivasi guru-guru agar dalam pembelajaran lebih kreatif dan inovatif.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai kajian media pembelajaran di UPI Kampus Sumedang.

E. Batasan Istilah

Untuk memperjelas fokus penelitian ini, maka penulis memberikan batasan istilah yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Penggunaan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, bahwa. “Penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu pemakaian.”

2. Media adalah „segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang yang sesuai untuk belajar.‟ (Briggs dalam Sudin dan Saptani, 2009: 4).

3. All In One merupakan kombinasi dari teks, gambar, audio (suara, musik), dan video atau yang lebih sering disebut dengan multimedia. Multimedia adalah „perpaduan antara teks, grafik, sound, animasi dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik.‟ (Wahono dalam Ariani dan Haryanto, 2010: 11).

4. Peninggalan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, bahwa. “Peninggalan adalah barang yang ditinggalkan.”

5. Sejarah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, bahwa.

(22)

6. Islam, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, bahwa.

“Agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci Al-Quran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.” 7. Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Pakuwon II yang beralamat di Jalan Rd. Dewi Sartika No 20 Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Alasan peneliti memilih melaksanakan penelitian di SDN Pakuwon II karena merupakan salah satu sekolah favorit, sehingga peneliti ingin mengetahui apakah di sekolah favorit masih ada permasalahan yang harus segera diselesaikan terutama pada saat proses pembelajaran. Dan ternyata di sekolah favorit, masih ada permasalahan terutama dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Karena peneliti pernah mengajar di SDN Pakuwon II, peneliti berharap dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa khususnya di kelas V SDN Pakuwon II terutama dalam pembelajaran IPS mengenai peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas ini dimulai dari bulan Januari 2013 sampai bulan Juni 2013. Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa, maka kegiatan penelitian dilaksanakan dalam beberapa siklus, sampai permasalahan yang dihadapi pada saat pengambilan data awal dapat teratasi dan terselesaikan. Sehingga memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terutama dalam materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

B. Subjek Penelitian

(24)

Islam di Indonesia mengalami masalah. Dari hasil tes belajar mengenai peninggalan sejarah Islam di Indonesia, diketahui masih banyak siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran peninggalan sejarah dari masa Islam di Indonesia. Siswa yang tuntas hanya mencapai 40,7%, atau 11 siswa yang tuntas mencapai KKM yaitu 70. Sedangkan yang tidak tuntas, mencapai 59,3% atau 16 orang. Adapun nama-nama siswa-siswi kelas V SDN Pakuwon II adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Daftar Siswa Kelas V SD Negeri Pakuwon II

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

19 Rizal Fadhlurrohman L

20 Sylmaida Permatasari P

21 Triyanti Dewi P

22 Muh. Taj‟jul Arasy L

23 Maria Davina Pasaribu P

24 Siti Abiana N. P

25 Restu Sandy Fauzi P

26 Alvira Salmaherawati P

(25)

SDN Pakuwon II memiliki jumlah siswa seluruhnya sebanyak 163 orang, yang terdiri dari 74 siswa laki-laki dan 90 siswa perempuan. Dengan tenaga pengajar beserta staf sebanyak 13 orang. Yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah 6 orang guru kelas, 1 orang guru agama, 1 orang guru penjas, 3 orang sukwan, dan 1 orang penjaga sekolah. Di bawah ini, merupakan tabel jumlah siswa-siswi SDN Pakuwon II secara keseluruhan.

Tabel 3.2

Daftar Siswa SD Negeri Pakuwon II

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini, yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebagaimana pendapat Suhardjono (Asrori, 2011: 5),

„Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas

dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran‟. Hal yang senada diungkapkan oleh Suyadi ( 2012: 22 ) mengenai pengertian PTK yaitu sebagai berikut.

PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat, di dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran.

No Kelas

Banyak Siswa

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 I 12 22 34

2 II 12 23 35

3 III 11 9 20

4 IV 17 10 27

5 V 11 15 27

6 VI 10 11 21

(26)

Sedangkan Elliot (Sumadayo, 2013: 20), mendefinisikan pengertian PTK secara lebih spesifik yaitu sebagai berikut.

Penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas praktek. Lebih lanjut dijelaskan, penelitian tindakan melibatkan proses telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan menjalin hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan pengembangan professional.

Dari beberapa definisi mengenai pengertian PTK dari beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan merefleksi diri, dengan maksud untuk meningkatkan kualitas praktek yang bertujuan melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran. Adapun tujuan dari dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas, menurut Suyadi (2012: 29), yaitu “PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus,

tiada henti”. Berbeda dengan Suhardjono (Asrori, 2011: 13) yang membagi tujuan

PTK secara lebih rinci yaitu sebagai berikut.

a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas.

c. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan. d. Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah

sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Grundy dan Kemmis (Sumadayo, 2013: 22), yang memaparkan tujuan Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut.

a. Peningkatan praktek.

b. Peningkatan atau pengembangan professional peningkatan pemahaman praktek oleh praktisi.

c. Peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktek.

(27)

yang dipaparkan di atas, PTK juga memiliki beberapa manfaat yang dapat diperoleh bagi seorang guru atau peneliti. Seperti yang diungkapkan oleh Sumadoyo (2013: 24) mengenai manfaat Penelitian Tindakan Kelas bagi guru yaitu.

a. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran. b. Meningkatkan profesionalitas guru.

c. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.

e. Dengan melakukan PTK, guru menjadi terbiasa menulis.

f. PTK sangat penting untuk melakukan apresiasi, dan profesionalisme guru dalam mengajar.

Hal yang sama diungkapkan pula oleh Asrori ( 2011: 16) mengenai manfaat Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut.

a. Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajarannya. b. Meningkatkan profesionalitas guru.

c. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru, untuk memperbaiki kualitas pembelajaran didalam suatu kelas yang dilakukan dalam beberapa siklus. Setiap siklus, dilakukan dalam beberapa tahapan yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Siklus dihentikan apabila target sudah tercapai atau data sudah jenuh.

2. Desain Penelitian

(28)

atas empat tahapan kegiatan, yaitu meliputi perencanaan (Planing), pelaksanaan tindakan (Action), observasi/pengamatan (Observation) dan refleksi (Reflection). Keempat tahapan tersebut dilakukan dalam satu kegiatan yang dinamakan dengan siklus. Siklus model ini, dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Adapun keempat tahapan kegiatan tersebut digambarkan, seperti sebagaimana yang tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1

(29)

Secara mendetail tahapan atau langkah-langkah penelitian model Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008), dijelaskan sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planing)

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan yang akan dilakukan, untuk memecahkan masalah yang telah ditentukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Dalam tahap tindakan, perencanaan yang telah disusun direalisasikan. Peneliti melakukan semua kegiatan, sesuai dengan tahapan yang telah disusun pada saat perencanaan.

c. Tahap Observasi

Tahap ini, merupakan kegiatan pengamatan tindakan. Semua kegiatan pada saat pembelajaran dari mulai awal sampai akhir pembelajaran, diobservasi dengan menggunakan istrumen yang telah ditentukan.

d. Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap perenungan dan pengkajian hasil data yang diperoleh pada saat tahap pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi tersebut, dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya. Kekurangan yang terjadi pada saat proses pembelajaran sebelumnya, maka harus diperbaiki pada saat siklus selanjutnya sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

D. Prosedur Penelitian

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan dalam penelitian. Dalam tahap perencanaan tindakan, disusun langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, seluruh tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia dengan menggunakan media All in One.

(30)

1. Perencanaan

a. Memberikan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala SD Negeri Pakuwon II untuk melaksanakan penelitian.

b. Melakukan diskusi dengan guru kelas V, untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran Peninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia.

c. Peneliti memperkenalkan media All in One kepada guru kelas V.

d. Membuat perencanaan pembelajaran yaitu membuat RPP yang berisikan perencanaan pembelajaran yang menggunakan media All in One.

e. Menyiapkan instrument pengumpul data, untuk digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan. Format observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan lembar tes evaluasi.

f. Menjelaskan cara mengisi format lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi kinerja guru diserahkan kepada wali kelas V, lembar observasi penilaian proses aktivitas belajar siswa diserahkan pada partner peneliti yang sama-sama sedang menempuh pendidikan yang sama-sama dengan peneliti.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tabel 3.3

Langkah-langkah Pembelajaran

No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Awal

1 Mengkondisikan siswa. Mengkondisikan diri sendiri, tempat duduk, dan alat tulis.

2 Menyampaikan tujuan

pembelajaran

Memperhatikan guru yang menyampaikan tujuan pembelajaran. 3 Melakukan apersepsi tentang

peninggalan Islam di Indonesia.

Memperhatikan guru yang memberikan apersepsi.

Kegiatan Inti

1 Menyampaikan materi

Peninggalan Sejarah dari Masa Islam di Indonesia dengan menggunakan media All in One.

(31)

2 Melakukan tanya jawab dengan

6 Menjelaskan cara mengerjakan LKS.

Mendengarkan penjelasan guru tentang cara pengerjaan LKS. 7 Berkeliling untuk membimbing

dan memotivasi siswa yang

1 Menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang telah dipelajari.

Menyimpulkan materi bersama guru.

2 Memberikan soal evaluasi Menerima soal evaluasi.

3. Observasi

Berbicara mengenai observasi, Sudjana (2008: 84) menjelaskannya sebagai berikut.

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

(32)

observasi ini, selanjutnya dijadikan sebagai bahan kajian dan rujukan untuk perbaikan siklus berikutnya, sampai penelitian yang dilakukan berhasilan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan menuangkan kembali tindakan yang telah dilakukan. Dalam tahap ini peneliti menganalisis semua informasi yang terekam selama proses pembelajaran berlangsung, melalui format observasi dan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Kemudian memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan menyusun tindakan yang akan dilakukan untuk pembelajaran berikutnya. Pada dasarnya refleksi dilakukan melalui analisis, sintesis dan interpretasi mengenai informasi yang diperoleh pada saat pelaksanaan tindakan. Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis. Hasil dari analisis tersebut, apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya atau belum sesuai. Dan pada akhirnya, menjadi dasar untuk melakukan evaluasi dan refleksi sehingga dapat disusun langkah-langkah selanjutnya dalam pelaksanaan tindakan. Jika belum mencapai target yang telah ditentukan, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, refleksi berfungsi untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran yang muncul atau tidak, sudah baik atau masih perlu perbaikan pada tahap selanjutnya. Dengan demikian, peneliti dapat menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan pada tindakan sebelumnya.

E. Instrumen Penelitian

(33)

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru ketika pembelajaran berlangsung, yang dimulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran pada materi peninggalan sejarah dari masa Islam di Indonesia dengan menggunakan media All in One. Jadi lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan mencatat semua peristiwa yang terjadi pada saat kegiatan pelaksanaan. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti berupa catatan tertulis mengenai apa yang ditemukan pada saat pelaksanaan tindakan dengan menggunakan media All in One, yang berkaitan dengan aktivitas siwa dan guru.

Adapun pengertian catatan lapangan menurut (Wiriaatmadja, 2005: 125)

yaitu, “Catatan lapangan memuat deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas, iklim

sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya.”

3. Lembar Tes Evaluasi (Soal)

Lembar tes yang digunakan, bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan oleh guru mengenai peninggalan sejarah dari masa Islam di Indonesia. Menurut Sudjana (2008: 35), “Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam

bentuk perbuatan (tes tindakan).” Lembar tes evaluasi ini, terdiri dari enam

pertanyaan yang berbentuk esai, yang telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Lembar tes evaluasi, dilengkapi dengan kunci jawaban.

(34)

Tabel 3.6

Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa

SK KD Indikator Pencapaian

Kompetensi

(35)

dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh orang yang diwawancarai.”

Di bawah ini merupakan kisi-kisi wawancara pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia untuk guru.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru

No. Aspek yang Ditanyakan No.

Pertanyaan

1 Penilaian terhadap PBM dengan menggunakan media in One pada materi peninggalan sejarah Islam di All Indonesia.

1

2 Penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan PBM dengan menggunakan media All in One pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

2

3 Hambatan yang dirasakan dalam penggunaan media in One pada materi peninggalan sejarah Islam di All Indonesia.

3

4 Kesan yang dirasakan pada saat PBM dengan menggunaan media All in One pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

4

5 Pesan tambahan untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunaan media All in One pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

5

(36)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik pengolahan data proses dan teknik pengolahan data hasil belajar. Teknik pengolahan tersebut sesuai dengan instrumen yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya yaitu observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes. Semua data yang tercantum di dalam instrument, kemudian di interpretasikan oleh peneliti. Yang selanjutnya dianalisis, dimaknai, dan disimpulkan, sehingga dapat melakukan refleksi terhadap tindakan yang akan direncanakan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.

a. Teknik Pengolahan Data Proses

Teknik yang digunakan dalam pengolahan data proses yaitu penilaian pada saat pelaksanaan tindakandalam lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.

No. Aspek yang Ditanyakan No.

Pertanyaan

1 Penilaian terhadap pembelajaran dengan menggunakan media All in One pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

1

2 Penilaian terhadap media All in One dalam

membantu siswa pada saat pembelajaran. 2

3 Penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan menggunakan media All in One.

2

4

Kesan yang dirasakan setelah belajar dengan menggunaan media All in One pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

4

5 Pengetahuan siswa mengenai peninggalan sejarah Islam di Indonesia, setelah menggunakan media All in One.

(37)

1) Teknik pengolahan data kinerja guru

Data kinerja guru, diperoleh dari hasil observasi selama proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Observasi ini, menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi kinerja guru yang berisi indikator yang menggambarkan kinerja guru pada saat penelitian. Instrumen ini, berjumlah 16 indikator dengan masing-masing indikator memiliki rentang skor 0 sampai 4. Pengolahan data ini menggunakan skala deskriptif persentase, dengan rumus:

x 100

Setelah diperoleh persentase pelaksanaan indikator dari kinerja guru, ditafsirkan ke dalam kriteria sebagai berikut.

Baik Sekali = 81% - 100% Baik = 61% - 80% Cukup = 41% - 60% Kurang = 21% - 40% Kurang Sekali = 0% - 20%

Target ketercapaian indikator perencanaan dan pelaksanaan kinerja guru selama pembelajaran adalah 90% dan mencapai kriteria baik sekali dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ada pada instrumen.

2) Teknik pengolahan data aktivitas siswa

Teknik pengolahan data aktivitas siswa pada proses pembelajaran dilaksanakan dengan mengamati beberapa aspek seperti aspek kerjasama dalam kelompok, keaktifan di dalam diskusi, dan responsif terhadap media pembelajaran. Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas. Setiap aspek memiliki rentang skor 0 sampai 3. Skor yang diperoleh kemudian diinterpretasikan ke dalam tafsiran yaitu kriteria B (baik), C (cukup), dan K (kurang). Dengan pencapaian kriteria sebagai berikut.

(38)

Untuk mengukur ketercapaian target setiap aspek yang diamati, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan skala deskriptif persentase, dengan rumus:

x 100

Target aktivitas siswa yang harus dicapai adalah 90% dari jumlah seluruh siswa yang mencapai tafsiran baik (B).

b. Teknik Pengolahan Data Hasil

Teknik pengolahan data hasil belajar siswa dinilai sesuai dengan skor yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun teknik pengolahan data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut.

1) Soal terdiri dari enam nomor.

2) Nomor 1 memiliki (skor 3), nomor 2 memiliki (skor 3), nomor 3 memiliki (skor 3), nomor 4 memiliki (skor 2), nomor 5 memiliki (skor 2), dan nomor 6 memiliki (skor 2).

3) Jumlah skor ideal 15.

4) Nilai akhir = × 100

5) Nilai ketuntasan dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan yaitu 70.

2. Analisis Data

Kegiatan analisis data dimulai dengan menelaah dan mempelajari data yang telah terkumpul dari berbagai sumber kemudian data tersebut direduksi dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga keabsahannya. Menurut Sugiyono (2005: 89) pengertian analisis data adalah sebagai berikut.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisir data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

(39)

selanjutnya akan dikembangkan menjadi hipotesis. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2005: 89) bahwa, “Mereduksi data adalah merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya”.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dengan reduksi, maka peneliti dapat merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, membuat kategorisasi berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yaitu mendisplaykan data. Penyajian data tersebut dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, uraian singkat, bagan, dan lain-lain. Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi, menentukan dan merencanakan langkah yang harus dilakukan pada tahap selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Tahap yang ketiga yaitu penarikan kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2005: 99) bahwa, “Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif adalah merupakan temua baru belum pernah ada”. Selain itu, kegiatan

analisis data tersebut bisa dilakukan dengan cara kode atau koding, catatan reflektif, catatan pinggir dan pembuatan matriks. Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menyusun data yang diperoleh berbagai instrumen penelitian seperti lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, hasil tes belajar siswa, catatan lapangan dan wawancara. Kemudian dari data tersebut ditarik kesimpulan sebagai suatu data yang menunjukan masalah ataupun peningkatan dalam penelitian.

G. Validasi Data

Menurut sugiono (2005: 117), “Validasi data merupakan ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan peneliti.”

(40)

1. Member Check, memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi akhir pertemuan. 2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.

3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap keshahihan temuan peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen.

Mengacu kepada pendapat diatas, maka teknik validasi data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara mengkonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindakan. Contoh member cek misalnya, pada saat guru menjelaskan materi pelajaran ada siswa yang tidak memperhatikan guru. Siswa tersebut hanya mencorat-coret buku pelajaran. Peneliti menduga siswa tersebut, tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Untuk memastikannya dilakukan member check dengan mewawancarai siswa tersebut. Apabila jawaban siswa tersebut ternyata tidak mengerti, maka data sah atau valid digunakan.

2. Triangulasi, yakni memeriksa atau mengecek kebenaran data yang diperoleh

peneliti dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari sumber lain. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Elliot (Wiriaatmadja, 2005:169) mengemukakan bahwa, „Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandangan, yakni sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi‟.

(41)

pelaksanaan yang kurang. Misalnya dalam mengkondisikan siswa. Maka peneliti dan teman sejawat berdiskusi untuk menemukan solusi atau cara agar dapat mengkondisikan seluruh siswa.

4. Expert Opinion, yaitu mengecek kesahihan hasil temuan peneliti dengan pakar di bidangnya. Yang dimaksud disini adalah pembimbing. Pembimbing akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian, dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang peneliti kemukakan. Dalam hal ini peneliti mengkonfirmasikannya dengan dosen pembimbing I yaitu Nurdinah Hanifah, M.Pd. dan dosen pembimbing II yaitu Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd. sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan validasi data hasil temuan penelitian.

H. Jadwal Penelitian

Tabel 3.7

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Uraian Kegiatan

TAHUN 2012/2013

Desember Januari Februari Maret April

Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan

Proposal

2 Seminar

Proposal

3 Perencanaan

4 Pelaksanaan

Siklus I

Siklus II

5 Pembuatan

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan media All in One untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia di V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pada tahap kegiatan perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I dan II, guru sudah melaksanakan semua indikator yang telah ditetapkan pada instrumen dengan sangat baik. Adapun ketercapaian indikator perencanaan pada akhir siklus adalah mencapai 100% dari seluruh indikator yang ditetapkan. Dalam tahap perencanaan, guru menyusun RPP, menyusun materi, mempersiapkan alat evaluasi, memepersiapkan media pembelajaran, dan mempersiapkan LKS. Pada tahap perencanaan kinerja guru mengalami peningkatan setiap siklusnya. Adapun persentase ketercapaian indikator kinerja guru pada perencanaan ini dari setiap siklus, adalah tindakan siklus I sebesar 90 %, dan tindakan siklus II sebesar 100 %.

2. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan kinerja guru dalam dua siklus, maka diperoleh hasil pelaksanaan tindakan siklus I sebanyak 79,5% dari indikator yang dilaksanakan, pada siklus II sebanyak 100% indikator yang ditetapkan dalam instrumen. Hal tersebut menunjukan bahwa pelaksanaan yang dilakukan guru telah mencapai target penelitian untuk kinerja guru, yaitu 90%. Dengan meningkatnya pencapaian indikator tiap siklus, maka penggunaan media All in One memperbaiki kinerja guru dalam hal penggunaan media pembelajaran.pada pelaksanaan pembelajaran peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

(43)

setiap siklus yang dilaksanakan mengalami peningkatan. Pada siklus I, siswa yang mencapai kriteria baik adalah 81,5 % dan pada siklus II menjadi 100 %. Hasil pada siklus II telah mencapai target 90 % siswa yang mencapai kriteria baik, bahkan melebihi dari target. Dengan demikian penggunaan media All in One pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia, telah memberikan dampak yang positif terhadap proses pembelajaran siswa. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya aktivitas siswa selama proses pembelajaran dalam hal kerjasama kelompok, aktif dalam berdiskusi, dan responsif pada media pembelajaran. Dalam kerjasama kelompok, siswa menjadi lebih dekat dengan semua teman sekelasnya, tidak membanding-bandingkan teman dekat atau bukan. Tetapi mereka fokus kepada kelompok dengan membagi-bagi tugas. Ketika dalam berdiskusi, siswa berani mengemukakan pendapat mengenai apa yang diketahuinya dan yang tidak diketahuinya. Pada indikator responsif dalam penggunaan media pembelajaran, siswa lebih respon terhadap media pembelajaran, maka materi yang ditangkap oleh siswa menjadi lebih banyak.

4. Untuk hasil belajar siswa apakah sudah mencapai tujuan pembelajaran atau belum, diukur melalui tes hasil belajar siswa. Setiap evaluasi di setiap siklusnya mengalami peningkatan yang baik yaitu mulai dari siklus I dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 81,5 % atau 22 siswa, dan pada siklus II sebanyak 96,3 % atau 26 siswa.

Adapun tujuan yang dicapai oleh siswa adalah sebagai berikut.

(44)

b. Siswa yang dapat menyebutkan tiga peninggalan sejarah berupa seni sastra dengan benar sebanyak 20 siswa, yang dapat menjawab dua sebanyak 6 siswa, dan yang menjawab satu sebanyak 1 orang siswa. Sedangkan pada siklus II siswa yang dapat menyebutkan tiga peninggalan dengan benar sebanyak 24 siswa, yang mampu menyebutkan dua sebanyak 3 siswa.

c. Siswa yang dapat menyebutkan tiga peninggalan sejarah berupa kerajaan dengan benar sebanyak 14 siswa, yang menyebutkan dua sebanyak 7 siswa, dan yang dapat menyebutkan satu sebanyak 6 siswa. Sedangkan pada siklus II, siswa yang dapat menyebutkan 3 peninggalan sebanyak 17 siswa, menyebutkan dua sebanyak 8 siswa, menyebutkan satu peninggalan sebanyak 2 siswa.

d. Siswa yang dapat menyebutkan dua masjid peninggalan sejarah Islam dengan benar sebanyak 21 siswa, yang hanya dapat menyebutkan satu sebanyak 4 siswa dan yang tidak dapat menyebutkan sebanyak 2 siswa. Sedangkan pada siklus II siswa yang dapat menyebutkan dua sebanyak 21 siswa, dan yang dapat menyebutkan satu sebanyak 6 siswa.

e. Siswa yang menyebutkan dua nama keraton peninggalan sejarah Islam di Indonesia dengan benar sebanyak 18 siswa, yang hanya dapat menyebutkan satu sebanyak 6 siswa dan yang tidak dapat menyebutkan sebanyak 3 siswa. Sedangkan pada siklus II yang dapat menyebutkan dua peninggalan sebanyak 20 siswa, yang menyebutkan satu peninggalan sebanyak 7 siswa.

(45)

Dengan diperolehnya hasil tersebut, maka target penelitian untuk hasil belajar siswa yaitu 90% telah tercapai. Adapun persentase peningkatan hasil belajar siswa dari data awal ke siklus I adalah mencapai 40,8%, siklus I ke siklus II mencapai 14,8%.

Dengan demikian, penggunaan media All in One pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia di kelas V SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai penggunaan media All in One untuk meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas V SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

Pada saat menggunakan media All in One untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan sejarah Islam di Indonesia keterampilan, kecermatan dan ketelitian guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan dari hasil penelitian tindakan kelas di Kelas V SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, guru dituntut berperan sebagai motivator, dan fasilitator dalam pembelajaran. Sehingga apabila media ini akan digunakan, dibutuhkan persiapan yang matang dari guru, terutama dalam hal perencanaan dan perlengkapan media pembelajaran.

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

(46)

3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar Mata Kuliah Dasar Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ariani, Niken dan Haryanto, Dany. 2010. Pembelajaran Multimedia Di Sekolah. Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya.

Asrori, Mohammad. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.

Aziz, Fuadi. (2010). Penggunaan Multimedia Berbasis Komputer Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas IX D SMPN 2 Temon Kulo Progo. [Online].

Tersedia:

http://digilib.uin-suka.ac.id/3227/1/BAB%20I,IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf [12 April 2013]

Budiningsih, Astri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

DEPDIKNAS, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Disparbud Provinsi Jawa Barat. (2012). Pesarean Gede. [Online]. Tersedia: http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=100 [12 April 2013]

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kurniawan, Afif. (2009). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Model Pembelajaran Aktif (Active Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi

Siswa. [Online]. Tersedia:

http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-

content/uploads/2011/07/08.033.PENGARUH-PENGGUNAAN- MULTIMEDIA-INTERAKTIF-DALAM-MODEL-PEMBELAJARAN-AKTIF.pdf [12 April 2012]

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

(48)

Nurhadi dan Rahmawati, Hartitik Fitria. 2009. Mengenal Lingkungan Sekitar Ilmu Pengetahuan Sosial V untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.

Rustandi, Deddi. (2012, 9 Agustus). Masjid Agung Sumedang, Paduan Arsitektur Islam dan Tionghoa. Tribun Jabar [Online], halaman 1. Tersedia: http://www.Tribunnews.com. [10 April 2012]

Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sapriya. Nurdin, Sadjarudin. Susilawati. 2007. Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

S. U. Ischak. 2007. Pendidikan IPS Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudin, Ali dan Saptani, Entan. 2009. Media Pembelajaran. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus sumedang

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. 2006. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka

Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susilaningsih, Endang., dan Limbong, Linda. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.

Sutrisno, dkk. 2009. Mengenal Lingkungan Sosialku Ilmu Pengetahuan Sosial

untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.

Suyadi. 2012. Paduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press.

(49)

Syamsiah, Siti dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Kelas 5 (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.

Tim Dosen. 2010. Ragam Model Pembelajaran Di sekolah Dasar. Sumedang: UPI Kampus Sumedang.

Wahyhuni, Sri. 2009. Kelebihan dan Kekurangan Multimedia. [Online]. Tersedia: http://inovasi-multimedia-yunie-05351218.blogspot.com/2009/01/kelebihan-kekurangan-multimedia-dalam.html [28 Maret 2013]

Gambar

Tabel
Tabel 1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Pakuwon II
 Tabel 3.1  Daftar Siswa Kelas V SD Negeri Pakuwon II
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan JKS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat (5),

procedure Edit2KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); procedure Button4Click(Sender: TObject);. procedure

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan lindungan dan melimpahkan rahmat-Nya, sehinggga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Kuat tekan yang paling tinggi diperoleh setelah melakukan curing selama 24 jam pada suhu 65˚C yaitu mencapai lebih dari 60 MPa untuk campuran yang menggunakan

Meskipun begitu/ Fatah mengakui/ fatwa yang sebenarnya masih ditujukan untuk kalangan internalnya ini/ akan diberlakukan secara bertahap/ dan tidak harus berhenti

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.. MEDAN

Hal inilah yang menjadi suatu ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul

dibandingkan dengan struktur hutan di fragmen besar, karena itu jika suksesi/regenerasi hutan di fragmen kecil lebih tinggi dibanding hutan besar, maka suksesi