16 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama November 2014 – April 2015 di Laboratorium Teknologi Benih, UKSW.
3.2 Metode
3.2.1 Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancang acak kelompok (RAK) non-faktorial. Berikut adalah perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Perlakuan
Data diperoleh melalui observasi, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis melalui analisis sidik ragam dan dilanjutkan uji BNJ 5%.
3.2.2 Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara arang sekam, benih kedelai varietas Grobogan, dan air dalam matrixpriming yang akan dilakukan. Selain itu, uji ini juga dilakukan untuk mengetahui kadar air benih kedelai hasil matrixpriming dan waktu optimal matrixpriming (Lampiran 1).
3.2.3 Pelaksanaan Penelitian
3.2.3.1 Kontrol
No Perlakuan Kode
1 Kontrol K
2 Matrixpriming M
3 Bio-matrixpriming menggunakan EM4 E
4 Bio-matrixpriming menggunakan T. harzianum T
5 Bio-matrixpriming menggunakan EM4+Trichoderma
harzianum
17
Benih kedelai yang dijadikan kontrol adalah benih kedelai yang diambil dari tempat penyimpanan. Benih tersebut tidak diberi perlakuan.
3.2.3.2 Matrixpriming
Matrixpriming dilakukan dengan memasukkan benih kedelai ke dalam media
arang sekam lembab. Perbandingan antara benih, arang sekam steril, dan air adalah 3 : 10 : 3 (b/b/v). Matrixpriming dilakukan selama 36 jam.
3.2.3.3 Perlakuan Bio-matrixpriming
Bio-matrixpriming menggunakan EM4 dilakukan dengan merendam benih kedelai hasil matrixpriming ke dalam 50 ml larutan EM4 0,3% selama 1 jam. Bio-matrixpriming menggunakan Trichoderma harzianum dilakukan dengan memasukkan benih kedelai hasil matrixpriming ke dalam 75 g T. harzianum selama 1 hari. Di sisi lain, bio-matrixpriming menggunakan EM4+T. harzianum dilakukan dengan merendam benih kedelai hasil matrixpriming ke dalam 50 ml larutan EM4 0,3% selama 1 jam. Kemudian, benih tersebut dimasukkan ke dalam 75 g T. harzianum selama 1 hari.
3.2.3.6 Pengujian Viabilitas Benih
18
3.2.3.7 Pengujian Vigor Benih
Uji vigor benih dibagi jadi dua yaitu uji vigor benih di lingkungan optimal dan uji vigor benih di lingkungan sub-optimal. Pengamatan uji vigor benih di lingkungan optimal (UKDdp dengan kertas merang). Sementara itu, uji vigor benih di lingkungan sub-optimal dilakukan dengan menanam 25 benih dari setiap unit percobaan yang kemudian diulang sebanyak enam kali. Setiap benih ditanam dalam plastik semai berisi + 20 g tanah yang mengandung Fusarium sp. yang kemudian dimasukkan ke lemari kasa. Tata letak pengujian vigor ketahanan penyakit benih adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Tata Letak Perlakuan dalam Uji Vigor Ketahanan Penyakit Karena Fusarium sp.
3.2.4 Penentuan Perlakuan Bio-matrixpriming Terbaik