• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Bagi Pecandu Narkotika | Karya Ilmiah | Universitas Halu Oleo | Kendari | Sulawesi Tenggara Similirity Konsep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Bagi Pecandu Narkotika | Karya Ilmiah | Universitas Halu Oleo | Kendari | Sulawesi Tenggara Similirity Konsep"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

99% Unique

Total 28212 chars, 3478 words, 106 unique sentence(s).

Custom Writing Services -

Paper writing service you can trust. Your assignment is our priority! Papers ready in 3 hours!

Pro cient writing: top academic writers at your service 24/7! Receive a premium level paper!

STORE YOUR DOCUMENTS IN THE CLOUD -

1GB of private storage for free on our new le hosting!

Results

Query

Domains (original links)

Unique

Abusing or abusing is anyone who uses narcotics without rights and against the law

-Unique

pidana tambahan:pencabutan hak-hak tertentu

-1 results

perampasan barang-barang tertentu

hukum.unsrat.ac.id

Unique

Sehingga setiap sanksi yang diberikan disesuaikan dengan berat ringanya kesalahan yang dilakukan

-Unique

Memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadikanya orang yang baik dan

berguna

-Unique

Menyelesaikan kon ik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa

damai dalam masyarakat

-Unique

Membebaskan rasa bersalah kepada terpidana

-Unique

Dampak Negatif Lembaga Pemasyarakatan Bagi Pecandu NarkotikaLembaga pemasyarakatan umum dan dampak

negatif bagi pecandu narkotika

-Unique

Lembaga pemasyarakatan khusus narkotika serta masalah yang di hadapi

-Unique

Namun pemenjaraan tersebut memberikan dampak negatif diantaranya adalah

-Unique

dampak sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan bagi pengguna narkotika

-Unique

Oleh karena itu, diperlukan pemisahan narapidana dengan kasus yang berbeda

(2)

-Unique

Maraknya peredaran narkotika di dalam lembaga pemasyarakatan khusus narkotika

-Unique

Memberikan penyuluhan dan pendidikan dasar mengenai bahaya narkotika dalam kehidupan sehari-hari

-Unique

Mengurangi faktor-faktor kondusif yang dapat menimbulkan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

-Unique

Maraknya peredaran narkotika di lembaga pemasyarakatan

-Unique

KONSEP PEMASYARAKATAN BAGI PECANDU NARKOTIKAOleh : HermanAbstractNarcotics addicts are people who use

or abuse Narcotics

-Unique

criminal acts so that illegally drug addicts also have the right to obtain rehabilitation from

-Unique

that arise related to policies and strategies to combat narcotics addicts, especially in area of

-Unique

Fault who is considered as the perpetrator as well as victims due to his actions,

-Unique

tentang oleh masyarakat luas pada umumnya, sehingga setiap perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak

kejahatan dan

-Unique

sarana penunjang dalam menciptakan kesempatan yang sama bagi setiap individu dalam kelompok masyarakat

sekaligus melindungi

-Unique

ketentuan peraturan hukum pidana sebagaimana yang di tetapkan dalam peraturan perundang-undangan tertulis

(KUHP), atau perundang-undangan

-Unique

sebagaimana yang dikemukanan oleh Sudarto bahwa, kebijakan kriminal merupakan melindungi masyarakat dari

perbuatan jahat melaui

-Unique

perbuatan jahat, mencegah terjadinya perbuatan kejahatan sekaligus sebagai suatu upaya pembalasan kepada

para pelaku kejahatan

-Unique

tindak pidana sebagaimana termuat dalam pasal 10 BAB II ketentuan pidana Kitap Undang-Undang Hukum Pidana

-Unique

Sanksi pidana tersebut ditentukan dan diberikan sesuai dengan besarnya dampak negatif yang ditimbulkan dari

-Unique

adalah untuk memasyarakatkan kembali dengan jalan mendidik, membimbing, dan memperlakukan para pelaku

kejahatan atau pelaku

-Unique

Hal ini selaras dengan anggapan bahwa setiap manusia mempunyai hak asasi yang harus di

-Unique

menjalani kehidupan normal dalam kelompok masyarakat yang berbudaya, toleransi dan menjunjung tinggi nilai-

nilai dan norma-norma

-Unique

sendiri dari kemungkinan kemungkinan dilakukanya kembali perbuatan-perbuatan yang dapat memberikan dampak

negatif bagi individu maupun

(3)

-Unique

sebagaimana yang di terangkan diatas banyak di tentang oleh masyarakat pada umumnya, khususnya di kalangan

-Unique

di lembaga pemasyarakatan dapat menjadikan pecandu narkotika tersebut mengalami gejala-gejala sik tertentu

sehingga secara langsung

-Unique

sistem, kelembagaan, dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata

peradilan

-Unique

sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan

dapat hidup

-Unique

peradilan, dan penjatuhan putusan hakim yang berupa pemidanaan, sehingga dapat dikatakan bahwa

pemasyarakatan merupakan subsistem

-Unique

dan golongan Protagoras mengatakan bahwa tujuan pemidanaan harus memperhatikan keadaan dimasa

mendatang dan usaha untuk

-Unique

Aliran ini berpandangan bahwa pemidanaan itu merupakan preventif yang berpegang pada pendirian agar pidana

-Unique

pemerintah suatu negara dalam bentuk kebijakan hukum pidana untuk mencegah terjadinya perbuatan-perbuatan

yang dapat menimbulakan

-Unique

dikutip oleh Barda Nawawi bahwa tujuan pidana dan pemidanaan adalah untuk melindungi kepentingan-

kepentingan yang mengandung

-Unique

Kepentingan dan nilai-nilai social tersebut menurut Bassiouni adalah sebagai berikut:Pemeliharaan tertib

masyarakatPerlindungan warga masyarakat

-Unique

Memasyarakatkan kembali (resosialisasi) para pelanggar hukumMemelihara atau mempertahankan integritas

pandangan-pandangan tertentu mengenai keadilan sosial, martabat

-Unique

martabat manusia sebagaimana di ungkapkan dalam poin 4, maka tujuan pemasyarakatan kembali para pelanggar

hukum

-Unique

Perumusan tujuan dan pedoman pemidanaan dan pemasyarakatan dimaksud sebagai fungsi pengendali dan kontrol

sekaligus memberikan

-Unique

sekaligus merupakan langkah untuk memayarakatkan kembali narapidan dengan jalan mendidik, membimbing, dan

mengarahkan agar nantinya

-Unique

Dan paling penting adalah menerima kemabali bekas narapidan tersebut di tengah-tengah masyarakat tanpa harus

-Unique

kata lain bahwa tidak mungkin adanya peredaran gelap narkotika kalau tidak ada yang menggunakan narkotika

-Unique

juga merupakan perbuatan pidana yang harus dipidana dan ditempatkan di lembaga pemasyarakatan umum

sebagaimana pelaku

(4)

-Unique

Kontradiksi dan tumpang tindihnya penentuaan dan status hukum bagi pecandu narkotika kini menjadi trend topic

-Unique

Mengingat efek negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan narkotika secara berlebihan dapat menimbulkan

berbagai dampak

-Unique

berusah untuk menumpas, memberantas dan mengadili setiap perbuatan yang dipandang bertalian erat dengan

peredaran gelap

-Unique

kejahatan narkotika di Indonesia memiliki kecenderungan mengalami peningkatan baik secara kuantitaif mmaupun

kualitatif dari tahun

-Unique

Dalam kontes perlindungan korban kejahatan, pecandu narkotika di golongkan kedalam self victimizing victims

yakni

-Unique

bagi pecandu narkotika harus di utamakan ketimbang memidanakan dan menempatkan pecandu narkotika di

lembaga pemasyarakatan

-Unique

Disamping itu penempatan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan umum, juga memberikan masalah baru

bagi

-Unique

Sehingga tujuan pemasyarakata yakni membina kepribadian serta mendidik pecandu narkotika untuk kembali

hidup normal

-Unique

Artinya bahwa menempatakan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan malah menjadikan pecandu

narkotika tersebut semakin

-Unique

mengalami degradasi kepercayaan diri yang semakin buruk dan merosot drastis, sehingga dari segi sikologinya dia

-Unique

Apalagi bagi mereka yang mempunyai masalah-masalah pribadi yang sangat bertalian erat dengan faktor

pendorong

-Unique

umumnya untuk kembali hidup normal dan menjadi warga yang baik dan berguna dalam lingkungan masyarakat

-Unique

dan menghambat perkembangan seseorang menjadi warga yang baik dibandingkan dengan proses sosialisasi

dalam lingkungan masyarakat(diluar

-Unique

peecandu dibiarkan begitu saja dengan segala bentuk derita yang dialami sebagai akibat ketergantungan akan

narkotika

-Unique

kata lain bahwa semangat untuk menempatkan Pengguna Narkotika sebagai pihak yang harus dipulihkan dari

akibat

-Unique

dari narkotika itu sendiri, meskipun ada bebarapa pasal yang menganggap pecandu narkotika sebagai pelaku

kejahatan

(5)

-Unique

atau dengan pelaku kriminal lainya, maraknya peredaran gelap narkotika, penyebaran penyakit menular seperti HIV

karena

-Unique

Oleh karena itu, terkait dengan pemenjaraan dan penempatan narkotika di tempat rehabilitasi merupakan dua

-Unique

di bidang narkotika di buat suatu terobosan untuk menempatakan pecandu dan kejahatan di bidang narkotika

-Unique

Tujuan utama dari pendirian lembaga pemasyarakatan narkotika adalah adanya pemikiran bahwa narapidana

dengan kasus yang

-Unique

Demikian pula, pada narapidana narkoba dipisahkan pemidanaannya dengan narapidana non narkoba, dengan

perlakuan (treatment)

-Unique

Hal ini selaras dengan anggapan bahwa pecandu narkotika adalah korban dari penyalahgunaan narkotika yang

harus

-Unique

Disamping itu, bahwa pecandu narkotika bukanlah pelaku kejahatan yang pada umumnya di hindari dan

-Unique

Oleh karena itu, pemasyarakatan pelaku kejahatan pada umumnya untuk menyelesaikan kon ik yang ditimbulkan

oleh

-Unique

penyalahgunaan narkotika sehingga pada pasal 54, dikatakan bahawa pecandu narkotika wajib mengikuti

rehabiltasi medis dan

-Unique

tindakan kepada para pecandu narkotika, dan menempatkan mereka di lembaga pemasyarakatan khusus

narkotika, sebagaimana yang

-Unique

sehingga tak jarang, lembaga pemasyarakatan khusus narkotika di jadikan sebagai tameng oleh para Bandar dalam

-Unique

dari masyarakat tempat kejahatan itu terjadi, dalam artian bahwa seberapa jauh perbuatan yang merugikan

tersebut

-Unique

pecandu narkotika di kategorikan sebagai self victimizing victims, artinya bahwa pecandu narkotika adalah

perbuatan yang

-Unique

Oleh karena itu, penanggulangan pecandu narkotika harus dilakukan dengan pendekatan yang sifatnya mencegah

seseorang

-Unique

Sehingga langkah-langkah yang harus di tempuh terkait dengan masalah pecandu narkotika maupun calon

pecandu

-Unique

Langkah ini dilakukan dengan penyuluhan secara langsung dalam lingkungan masyarakat, sekolah, perguruan

tinggi maupun

-Unique

itu sendiri, sehingga sangat diharapankan agara masyarakat tidak menggunakan narkotika untuk kepentingan yang

sifatnya sesaat

(6)

-Unique

Oleh karena itu terhadap faktor-faktor ini sedapatnya dapat di tanggulangi dengan jalan menciptakan lingkungan

-Unique

Menjadikan masyarakat sebagai lingkungan social dan lingkungan hidup yang sehat baik secara materi maupun

-Unique

masing-masing individu dalam kelompok masyarakat akan pentingnya kebersamaan dan toleransi dalam

lingkungan social kemasyarakatan, dan

-Unique

Memberikan ruang yang pas untuk setiap individu dalam kelompok masyarakat agar bisa mengekspresikan setiap

-Unique

setiap individu baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lembaga pendidikan formal juga merupakan

faktor pemicu

-Unique

Pecandu narkotika sebaiknya di rehabilitasi secara medis guna menghilangkan efek kecanduan atas narkotika,

ketimbang

-Unique

sendiri, di samping apabila pecandu narkotika di tempatkan dilembaga pemasyarakatan tanpa di rehabilitasi secara

medis,

-Unique

Adanya gejala-gejala sik yang sangat menyiksa pecandu narkotika, sehingga tak jarang seorang pecandu melukai

-Unique

Lembaga pemasyarakatan tidak dapat menghilangkan efek ketergantungan akan narkotika, sehingga tak jarang

orang setelah

-Unique

dan bukan primum remedium, sehingga tindakan rehabilitasi medis dan social yang berupa pemulihan kondisi sik

-Unique

perundang-undangan yang dapat menjamin adanya kepastian hukum bahwa penggunaan hukum pidana terhadap

setiap pecandu narkotika

-Unique

yang berkaitan dengan peredaran gelap dan precursor narkotika sehingga narkotika itu sendiri tidak beredara

bebas

-Unique

lagi adalah adanya sanksi hukum yang bersifat deterrence, sehingg dapat mencegah orang lain terlibat dalam

-Unique

kon lik akibat perbuatan pidana, dan membebaskan rasa bersalah bagi pelaku kejahatan sehingga para pelaku

kejahatan

-Unique

lembaga pemasyarakatan khusus narkotika mempunyai dampak negatif sebab pecandu narkotika bukanlah pelaku

kejahatan pada umumnya

-Unique

Sebab dengan memenjarakan pecandu narkotika, sama saja membiarkan pecandu narkotika mengalami

penderitaan baik sik

-Unique

untuk menghilangkan efek ketergantungan akan narkotika ketimbang pemenjaraan pecandu narkotika yang di

pandang dapat menimbulkan

-Unique

sehingga keluar pun dia tetap menggunakan narkotika, mengingat secara sik dan psikis dia sudah ketergantungan

(7)

-Unique

Daftar PustakaBambang Poernomo, 1986, Pelaksanaan pidana penjara dengan system pemasyarakatan, Liberty,

YogyakartaBarda Nawawi Arief, 2010,

-Unique

media, BandungRias Tanti, 2008, makalah lembaga pemasyarakatan dan peruntukanya, YogyakartaUndang-

Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang

(8)

KONSEP PEMASYARAKATAN BAGI PECANDU NARKOTIKAOleh : HermanAbstractNarcotics addicts are people who use or abuse Narcotics and in a state of dependence on Narcotics, both physically and psychologically. Abusing or abusing is anyone who uses narcotics without rights and against the law. Fundamental issues relating to the legal position of narcotics addicts in the perspective of criminal law puts drug addicts as perpetrators of criminal acts as well as victims of criminal acts so that illegally drug addicts also have the right to obtain rehabilitation from narcotics dependence.In general, this study is directed to identify problems and obstacles that arise related to the placement of drug addicts in correctional institutions as a result of their actions using narcotics without rights and against the law for their own interests, as well as problems that arise related to policies and strategies to combat narcotics addicts, especially in area of Kendari City. Therefore, this study aims to nd and nd solutions to the problems that arise related to the problems faced by drug addicts as Self Victimizing Victim or Crime Without Fault who is considered as the perpetrator as well as victims due to his actions, and provide recommendations to the Government related with normotics addict management strategies.Keywords : The Concept Of Socializations, Narctics

AddictPendahuluanHukum pidana merupakan sarana yang digunakan untuk menanggulangi, menangani sekaligus menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pelanggaran-pelanggaran maupun tindakan-tindakan yang sifatya jahat dan di tentang oleh masyarakat luas pada umumnya, sehingga setiap perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak kejahatan dan atau pelanggaran tersebut dikenakan sanksi sebagai akibat dari pengingkaran atas aturan hukum pidana tersebut.Penanggulangan kejahatan melalui pendekatan hukum pidana pada hakikatnya merupakan bagian integral dari upaya perlindungan masyarakat (social defence) dan upaya mencapai

kesejahteraan masyarakat (social welfare), Sehingga hukum pidana dapat digunakan sebagai sarana penunjang dalam menciptakan kesempatan yang sama bagi setiap individu dalam kelompok masyarakat sekaligus melindungi individu maupun masyarakat atas suatu perbuatan yang dapat mendatangkan kerugian baik materi maupun immaterial. Oleh karena itu, terhadap setiap perbuatan pidana harus dikenai sanksi yang berupa pemidanaan dengan ketentuan peraturan hukum pidana sebagaimana yang di tetapkan dalam peraturan perundang-undangan tertulis (KUHP), atau perundang-undangan lain yang mempunyai sifat, kemiripan dan karakter yang sama dengan hukum pidana pada umumnya. Penerapan undang-udang untuk suatu perbuatan pidana di kenal dengan pemidanaan, yang merupakan serangkaian proses hukum yang berupa, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan peradilan bagi pelaku kejahatan tersebut untuk membuktikan bahwa perbuatanya tersebut bertentangan dengan suatu aturan hukum pidana dan merugikan bagi individu maupun kelompok masyarakat, sebagaimana yang dikemukanan oleh Sudarto bahwa, kebijakan kriminal merupakan melindungi masyarakat dari perbuatan jahat melaui ,perundang-undangan maupun badan-badan resmi yang tujuanya untuk menegakan norma-norma sentral yang ada dalam

masyarakat. Oleh karena itu, tujuan pemidanaan pada umumnya adalah melindungi individu ataupun kelompok masyarakat atas perbuatan jahat, mencegah terjadinya perbuatan kejahatan sekaligus sebagai suatu upaya pembalasan kepada para pelaku kejahatan tersebut.Dalam hal pemidanaan (penjatuhan sanksi pidana), Indonesia mengenal beberapa jenis sanksi pidana bagi para pelaku tindak pidana sebagaimana termuat dalam pasal 10 BAB II ketentuan pidana Kitap Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yakni sebagai berikut;pidana pokok:pidana mati;pidana penjara;pidana kurungan;pidana denda;pidana tutupan.pidana tambahan:pencabutan hak-hak tertentu;perampasan barang-barang tertentu;pengumuman putusan hakim. Sanksi pidana tersebut ditentukan dan diberikan sesuai dengan besarnya dampak negatif yang ditimbulkan dari sebuah peristiwa pidana. Sehingga setiap sanksi yang diberikan disesuaikan dengan berat ringanya kesalahan yang dilakukan.Dalam hal pemberian sanksi pidana terutama pidana pokok yang berupa penjara, mempunyai tujuan yang diantaranya adalah untuk memasyarakatkan kembali dengan jalan mendidik, membimbing, dan memperlakukan para pelaku kejahatan atau pelaku pelanggaran hukum sehingga nantinya dapat kembali hidup normal dalam masyarakat pada umumnya. Hal ini selaras dengan anggapan bahwa setiap manusia mempunyai hak asasi yang harus di hormati dan di hargai oleh setiap individu lainnya. Konsep pemasyarakatan seperti ini juga dikembangkan di Indonesia khususnya terkait dengan pembinaan dan pemulihan kembali kondisi kejiwaan terhadap para pelaku kejahatan dengan harapa agar mereka menyesali perbuatan mereka serta menjalani kehidupan normal dalam kelompok masyarakat yang berbudaya, toleransi dan menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma sentral yang ada dan diakui dalam masyarakat. Pemisahan para pelaku kejahatan dengan masyarakat pada dasarnya juga diarahkan untuk melindungi masyarakat itu sendiri dari kemungkinan kemungkinan dilakukanya kembali perbuatan-perbuatan yang dapat memberikan dampak negatif bagi individu maupun kelompok masyarakat. Merujuk pada uraiaan di atas, maka pemasyarakatan kembali para pelaku kejahatan, umumnya merupakan upaya yang dilakukan pemerintah dalam melindungi hak-hak setiap warga negaranya dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi kejiwaan serta membebaskan rasa bersalah bagi pelaku kejahatan, sehingga hakikat pemasyarakatan merupakan proses pembaharuan seseorang yang semula berbuat jahat dan cenderung menyimpang dari nilai-nilai sosial kemasyarakatan serta diharapkan dapat kembali

kekehidupan positif sebagaimana kehidupan masyarakat pada umumnya. Terkait dengan pecandu narkotika, maka konsep pemasyarakatan dengan menempatkan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan sebagaimana yang di terangkan diatas banyak di tentang oleh masyarakat pada umumnya, khususnya di kalangan akademisi, praktisi hukum maupun lembaga-lembaga social kemasyarakatan. Hal ini di dasarkan bahwa penyalahguna dan atau pecandu narkotika dikategorikan sebagai korban dari penyalahgunaan narkotika itu sendiri, sehingga konsep penghukuman dengan menempatakan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan bukanlah langkah bijak mengingat sifat perbuatan melawan hukum dengan menggunakan narkotika justru menjadikan dirinya sebagai korban, sehingga penempatan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan dipandang bukan merupakan langkah bijak, sebab lembaga pemasyarkatan tersebut tidak dapat menghilangkan efek ketergantungan terhadap narkotika

itu sendiri, bahkan dengan menempatkan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan dapat menjadikan pecandu narkotika tersebut mengalami gejala-gejala sik tertentu sehingga secara langsung dapat berdampak negatif pada kondisi kejiwaan pecandu narkotika tersebut. Tujuan Pemasyarakatan Bagi Pelaku KejahatanPemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan, dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana. Sedangkan sistem pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.Strategi pemasyarakatan sebagai tindak lanjut dari pelaku kejahatan menurut Romli tidaklah berdiri sendiri, melainkan merupakan hasil akhir dari suatu rangkaian proses penegakan hukum yang panjang, yang dimulai dari penyidikan,penangkapan, penahanan, peradilan, dan penjatuhan putusan hakim yang berupa pemidanaan, sehingga dapat dikatakan bahwa pemasyarakatan merupakan subsistem dari suatu criminal justice system. Pada dasarnya tujuan pemidanaan sebagaimana dikemukakan oleh para ahli hukum pidana diantaranya adalah Socrates dan golongan Protagoras mengatakan bahwa tujuan pemidanaan harus memperhatikan keadaan dimasa mendatang dan usaha untuk mencegah agar seseorang atau orang lain sadar untuk tidak mengulangi dan melakukan kesalahan. Aliran ini berpandangan bahwa pemidanaan itu merupakan preventif yang berpegang pada pendirian agar pidana

itu diadakan untuk menghalangi terjadinya pelanggaran-pelanggaran di masa mendatang. Beberapa pandangan para ahli hukum pidana mengenai pidana dan pemidanaan merupakan media yang digunakan pemerintah suatu negara dalam bentuk kebijakan hukum pidana untuk mencegah terjadinya perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulakan kerugain bagi individu maupun kelompok masyarakat pada umumnya. Berkaitan dengan nilai yang ingin dicapai melaui pidana dan pemidanaan Bassiouni berpendapat sebagai mana dikutip oleh Barda Nawawi bahwa tujuan pidana dan pemidanaan adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan yang mengandung nilai-nilai sosial dan harus dilindungi. Kepentingan dan nilai-nilai-nilai-nilai social tersebut menurut Bassiouni adalah sebagai berikut:Pemeliharaan tertib masyarakatPerlindungan warga masyarakat dari kejahatan, kerugian atau bahaya-bahaya yang tak dapat dibenarkan, yang dilakukan oleh orang lain.Memasyarakatkan kembali (resosialisasi) para pelanggar hukumMemelihara atau mempertahankan integritas pandangan-pandangan tertentu mengenai keadilan sosial, martabat kemanusiaan dan keadilan individu. Terkait dengan poin 3 pendapat Bassiouni diatas mengenai pemasyarakatan kembali pelaku kejahatan karena alasan martabat manusia sebagaimana di ungkapkan dalam poin 4, maka

tujuan pemasyarakatan kembali para pelanggar hukum sebenarnya bertujuan untuk:Mencegah dilakukanya tindak pidana dengan menegakan norma hukum demi pengayoman masyarakat;Memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadikanya orang yang baik dan berguna;Menyelesaikan kon ik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat;Membebaskan rasa bersalah kepada terpidana.Perumusan tujuan dan pedoman pemidanaan dan pemasyarakatan dimaksud sebagai fungsi pengendali dan kontrol sekaligus memberikan dasar loso s, dasar rasionalitas, dan motivasi

pemidanaan dengan tujuan pemasyarakatan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu tujuan pemasyarakatan narapidana pada umumnya disamping untuk menyelesaikan kon ik sebagai akibat dari perbuatan pidana, juga untuk menghindari adanya upaya balas dendam dari keluarga korban tindak pidana sekaligus merupakan langkah untuk memayarakatkan kembali narapidan dengan jalan mendidik, membimbing, dan mengarahkan agar nantinya kembali ke kehidupan masyarakat yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat pada umumnya. Dan paling penting adalah menerima kemabali bekas narapidan tersebut di tengah-tengah masyarakat tanpa harus memandang bahwa dia bekas narapidana yang harus di jauhi dan di hindari.Dampak Negatif Lembaga Pemasyarakatan Bagi Pecandu NarkotikaLembaga pemasyarakatan umum dan dampak negatif bagi pecandu narkotika.Pada dasarnya peredaran gelap narkotika sangat erat kaitanya dengan pengguna narkotika atau pecandu narkotika,

dengan kata lain bahwa tidak mungkin adanya peredaran gelap narkotika kalau tidak ada yang menggunakan narkotika (pecandu narkotika) atau sebaliiknya. Dalam undang-undang narkotika yang dimaksud dengan kejahatan narkotika adalah terkait dengan segala bentuk kegiatan mengedarkan, menanan, memproduksi, menyediaan dan memperdagangan narkotika untuk kepentingan sesat, dan bukan untuk kepentingan kesehatan serta penelitian dalam bidang pendidikanTerkait dengan ketentuan hukum mengenai pecandu narkotika, dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dikatakan bahwa pecandu narkotika adalah korban penyalahgunaan narkotika

sehingga diwajibkan oleh undang-undang ini untuk direhabilitasi medis dan rehabilitasi social, tetapi kemudian dalam ketentuan pidana, pecandu narkotika juga merupakan perbuatan pidana yang harus dipidana dan ditempatkan di lembaga pemasyarakatan umum sebagaimana pelaku tindak pidana lainya, tanpa memperhatikan efek kecanduannya. Alasan utama pengkriminalisasian pengguna narkotika adalah pasal 1 angka 15 yang mengatakan bahwa penyalah guna narkotika adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa hak dan melawan hukum sehingga atas perbuatan itu pecandu narkotika dipandang layak untuk di pidana dan di tempatkan di lemabaga pemasyarakatan seperti layak para pelaku pidana lainya sesuai dengan ketentuan pidana sebagaimana yang terdapat dalam ketentuan pasal 127, kecuali dalam hal proses pembuktian dia terbukti sebagai korban dari penyalahgunaan narkotika.Kontradiksi dan tumpang tindihnya penentuaan dan status hukum bagi pecandu narkotika kini menjadi trend topic baik dikalangan akademisi, praktisi hukum maupun masyarakat luas pada umumnya. Mengingat efek negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan narkotika secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi penggunanya baik secara sik maupun psikis. Oleh karena itu pemerintah Indonesia melalui kebijakan hukum pidananya terkait dengan kejahatan narkotika ini berusah untuk menumpas, memberantas dan mengadili setiap perbuatan yang dipandang bertalian erat dengan peredaran gelap dan precursor narkotika tak terkecuali pecandu narkotika itu sendiri. Dengan harapan bahwa angka peredaran dan pecandu nartkotika di Indonesia

sedikit dapat ditekan mengingat kejahatan narkotika di Indonesia memiliki kecenderungan mengalami peningkatan baik secara kuantitaif mmaupun kualitatif dari tahun ke tahun. Dalam kontes perlindungan korban kejahatan, pecandu narkotika di golongkan kedalam self victimizing victims yakni mereka yang menjadi korban karena kejahatan yang dilakukanya sendiri. Mengingat kecanduan yang ditimbulkan dari dampak penggunaan narkotika itu sendiri, maka selayaknya rehabilitasi medis bagi pecandu narkotika harus di utamakan ketimbang memidanakan dan menempatkan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan umum layaknya pelaku kejahatan-kejahatan lainya. Disamping itu penempatan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan umum, juga memberikan masalah baru bagi pecandu narkotika mengingat maraknya peredaran gelap narkotika akhir-akhir ini di lembaga-lembaga pemasyarakatan. Sehingga tujuan pemasyarakata yakni membina kepribadian serta mendidik pecandu narkotika untuk

kembali hidup normal dalam lingkungan masyarakat tidak dapat terwujudkan dengan baik, malah sebaliknya. Artinya bahwa menempatakan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan malah menjadikan pecandu narkotika tersebut semakin rutin menggunakan narkotika, karena peredaran narkotika hampir semua terjadi di lembaga pemasyarakatan.Di sisi lainya, dengan penempatan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan umum dapat membuat pecandu narkotika mengalami degradasi kepercayaan diri yang semakin buruk dan merosot drastis, sehingga dari segi sikologinya dia tetap memilih untuk menggunakan narkotika dengan segala bentuk resiko yang ditumbulkan dari penggunaan narkotika. Apalagi bagi mereka yang mempunyai masalah-masalah pribadi yang sangat bertalian erat dengan faktor pendorong penggunaan narkotika itu sendiri. Meskipun lembaga pemasyarakatan mempunyai tujuan untuk membina, mendidik dan memperbaiki pelaku kejahatan (resosialisasi) pada umumnya untuk kembali hidup normal dan menjadi warga yang baik dan berguna dalam lingkungan masyarakat pada umumnya. Tetapi ada juga yang berpandangan bahwa proses sosialisasi dalam tembok penjara lebih bersifat menindas dan menghambat perkembangan seseorang menjadi warga yang baik dibandingkan dengan proses sosialisasi dalam

lingkungan masyarakat(diluar lingkungan penjara). Merujuk pada pandangan di atas, terhadap penempatan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakat umum bersama para pelaku kejahatan lainya menurut hemat penulis kurang tepat dan dapat berdampak negatif bagi perkembangan kepribadian dan dan dapat berdampak negatif terhadap kondisi kejiwaan pecandu narkotika, karena di lembaga pemasyarakatan umum hak untuk rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial kepada pecandu narkotika tidak di berikan dan peecandu dibiarkan begitu saja dengan segala bentuk derita yang dialami sebagai akibat ketergantungan akan narkotika baik secara sik maupun psikis.Lembaga pemasyarakatan khusus narkotika serta masalah yang di hadapi.Sejak terbentuknya undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka ada harapan bahwa setiap pecandu narkotika akan diberikan rehabilitasi medis dan rehabilitasi social sebagaimana di tentukan dalam undang-undang ini, dengan kata lain bahwa semangat untuk menempatkan Pengguna Narkotika sebagai pihak yang harus dipulihkan dari akibat penggunaan narkotika semakin menguat. Oleh karena itu, ada beberapa pasal dalam ketentuan undang-undang ini yang menyebut pecandu narkotika adalah korban dari penyalahgunaan narkotika yang harus direhabilitasi medis dan sosial guna menghilangkan efek ketergantungan dari narkotika itu sendiri, meskipun ada bebarapa pasal yang menganggap pecandu narkotika sebagai pelaku kejahatan yang harus dipidana.Penahanan dan pemenjaraan pengguna narkotika merupakan langkah pemerintah yang bertujuan untuk memberikan efek jera sekaligus sebagai langkah prefensi umum untuk

mencegah masyarakat menggunakan narkotika. Namun pemenjaraan tersebut memberikan dampak negatif diantaranya adalah; dampak sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan bagi pengguna narkotika. Selain itu dengan memasukan pengguna narkotika ke dalam rumah tahanan mengakibatkan terjadinya kelebihan kapasitas, penghukuman yang kejam karena membiarkan tahanan kesakitan akibat ketergantungan narkotika, percampuran antara pengguna dengan pengedar atau dengan pelaku kriminal lainya, maraknya peredaran gelap narkotika, penyebaran penyakit menular seperti HIV karena penggunaan jarum suntik bergantiaan. Oleh karena itu, terkait dengan

pemenjaraan dan penempatan narkotika di tempat rehabilitasi merupakan dua masalah yang harus sekaligus di pecahkan oleh pemerintah. Oleh karena itu terkait dengan dua masalah tersebut maka terhadap pecandu narkotika dan kejahatan di bidang narkotika di buat suatu terobosan untuk menempatakan pecandu dan kejahatan di bidang narkotika di lembaga pemasyarakatan khusus narkotika.Tujuan utama dari pendirian lembaga pemasyarakatan narkotika adalah adanya pemikiran bahwa narapidana dengan kasus yang berbeda membutuhkan perlakuan (treatment) yang berbeda pula. Oleh karena itu, diperlukan pemisahan narapidana dengan kasus yang berbeda. Demikian pula, pada narapidana narkoba dipisahkan pemidanaannya dengan narapidana non narkoba, dengan perlakuan (treatment) dan pembinaan yang spesi k pula.Hal ini selaras dengan anggapan bahwa pecandu narkotika adalah korban dari penyalahgunaan narkotika yang harus direhabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Disamping itu, bahwa pecandu narkotika bukanlah pelaku kejahatan yang pada umumnya di hindari dan diasingkan karena sifat perbuatanya dapat berdampak negative dan membahayakan orang-orang di sekelilingnya. Oleh karena itu, pemasyarakatan pelaku kejahatan pada umumnya untuk menyelesaikan kon ik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan

keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat.Dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dikatakan bahwa pecandu narkotika adalah korban dari penyalahgunaan narkotika sehingga pada pasal 54, dikatakan bahawa pecandu narkotika wajib mengikuti rehabiltasi medis dan rehabilitasi sosial. Sehingga terhadap pecandu narkotika di harapkan kepada keberanian hakim untuk memutus dan memberikan sanksi tindakan kepada para pecandu narkotika, dan menempatkan mereka di lembaga pemasyarakatan khusus narkotika, sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 127 dalam undang-undang narkotika. Oleh karena itu, masa menjalani rehabilitasi tersebut diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman. Namun demikian dengan terbentuknya lembaga pemasyarakatan khusus narkotika juga tidak memberikan dampak yang positif terhadap pecandu narkotika itu sendiri, hal ini di sebabkan oleh bebarapa hal yakni sebagai berikut:Upaya rehabilitasi medis dan social tidak di

berikan kepada para pecandu narkotikaLembaga pemasyarakatan khusus narkotika tidak hanya di tempati oleh para pecandu narkotika, tetapi juga pengedar yang memiliki ketergantungan akan narkotika, sehingga tak jarang, lembaga pemasyarakatan khusus narkotika di jadikan sebagai tameng oleh para Bandar dalam mengkordinir peredaran narkotika di luar lemabaga pemasyarakatan.Maraknya peredaran narkotika di dalam lembaga pemasyarakatan khusus narkotika.Strategi Penanggulangan Pecandu NarkotikaSebagai perbuatan negatif, kejahatann yang terjadi dalam lingkungan masyarakat tentunya mendapat reaksi dari masyarakat tempat kejahatan itu terjadi, dalam artian bahwa seberapa jauh perbuatan yang merugikan tersebut mendapat pencelaan dari masyarakat pada umumnya. Dilihat dari sifatnya, pecandu narkotika dalam kajian viktimologi sebagaimana telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, pecandu narkotika di kategorikan sebagai self victimizing victims, artinya bahwa pecandu

narkotika adalah perbuatan yang korban dan pelakunya adalah dirinya sendiri. Oleh karena itu, penanggulangan pecandu narkotika harus dilakukan dengan pendekatan yang sifatnya mencegah seseorang menggunakan narkotika maupun mengupayakan agar yang telah menggunakan narkotika untuk tidak kembali menggunakan narkotika. Sehingga langkah-langkah yang harus di tempuh terkait dengan masalah pecandu narkotika maupun calon pecandu narkotika adalah sebagai berikut:Pertam. Memberikan penyuluhan dan pendidikan dasar mengenai bahaya narkotika dalam kehidupan sehari-hari. Langkah ini dilakukan dengan penyuluhan secara langsung dalam lingkungan masyarakat, sekolah, perguruan tinggi maupun melalui media masa, dan media cetak lainya. Hal ini dianggap penting sebab minimnya pengetahuan masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan oleh narkotika itu sendiri, sehingga sangat diharapankan agara masyarakat tidak menggunakan narkotika untuk kepentingan yang sifatnya sesaat dan menyesatkan. Kedua. Mengurangi faktor-faktor kondusif yang dapat menimbulkan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Mengingat faktor pendorong seseorang menggunakan narkotika diantaranya adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat maupun pergaulan. Oleh karena itu terhadap faktor-faktor ini sedapatnya dapat di tanggulangi dengan jalan menciptakan lingkungan yang baik, sehat serta bebas dari ancaman narkotika. Ketiga. Menjadikan masyarakat sebagai lingkungan social dan lingkungan hidup yang sehat baik secara materi maupun immaterial. Hal ini sangat penting karena tak jarang orang menggunakan narkotika hanya karena kurangnya perhatian masing-masing individu dalam kelompok masyarakat akan pentingnya kebersamaan dan toleransi dalam lingkungan social kemasyarakatan, dan kecenderungan masing-masing individu untuk tampil menonjol diantara individu yang lain dalam kelompok masyarakat. Keempat. Memberikan ruang yang pas untuk setiap individu dalam kelompok masyarakat agar bisa mengekspresikan setiap potensi yang ada dalam setiap individu maupun kelompok masyarakat itu sendiri. Tidak adanya tempat dan ruang untuk mengekspresikan setiap potensi yang ada dan dimiliki oleh setiap individu baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lembaga pendidikan formal juga merupakan faktor pemicu seseorang menggunakan narkotika. Kelima. Pecandu narkotika sebaiknya di rehabilitasi secara medis guna menghilangkan efek kecanduan atas narkotika, ketimbang di tempatkann dilembaga pemasyarakatan layaknya pelaku kejahatan lainya. Hal ini menjadi penting karena mengingat pecandu narkotika di ketegorika sebagai korban atas perbuatanya sendiri, di samping apabila pecandu narkotika di tempatkan dilembaga pemasyarakatan tanpa di rehabilitasi secara medis, akan menimbulkan masalah baru. Diantaranya adalah; Adanya gejala-gejala sik yang sangat menyiksa pecandu narkotika, sehingga tak jarang seorang

pecandu melukai dirinya sendiri. Lembaga pemasyarakatan tidak dapat menghilangkan efek ketergantungan akan narkotika, sehingga tak jarang orang setelah keluar kembali menggunakan narkotika. Maraknya peredaran narkotika di lembaga pemasyarakatan.Keenam. Kalaupun pecandu narkotika harus dianggap pelaku kejahatan, maka sanksi pidananya harus bersifat ultimum remedium dan bukan primum remedium, sehingga tindakan rehabilitasi medis dan social yang berupa pemulihan kondisi sik dan psikis ketergantungan narkotika harus di dahulukan.Merujuk pada uraian di atas, maka terkait dengan starategi yang harus dilakukan dalam hal mengatasi dan menanggulangi meningkatnya anka pecandu narkotik di Indonesia, maka hendaknya pemerintah merumuskan suatu formulasi peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin adanya kepastian hukum bahwa penggunaan hukum pidana terhadap setiap pecandu narkotika harus bersifat primum remedium sehingga upaya rehabilitasi medis kepada pecandu narkotika harus di dahulukan. Disamping itu, pemerintah harus mampu memberantas, menumpas, dan mengadili bagi setia pelaku kejahatan narkotika yang berkaitan dengan peredaran gelap dan precursor narkotika sehingga narkotika itu sendiri tidak beredara bebas dalam masyarakat. Dan system sanksi pidananya harus mampu memberikan efek jera bagi setiap pelaku, dan terlebih lagi adalah adanya sanksi hukum yang bersifat deterrence, sehingg dapat mencegah orang lain terlibat dalam peredaran gelap dan prekursor narkotika.PenutupPada dasarnya tujuan pemasyarakatan bagi pelaku kejahatan adalah untuk melindung masyarakat dari perbuatan negatif, menyelesaikan kon lik akibat perbuatan pidana, dan membebaskan rasa bersalah bagi pelaku kejahatan sehingga para pelaku kejahatan tersebut di tempatkan di lembaga pemasyarakatan. Namun terkait dengan penempatan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan baik lembaga pemasyarakatan umum, maupun lembaga pemasyarakatan khusus narkotika mempunyai dampak negatif sebab pecandu narkotika bukanlah pelaku kejahatan pada umumnya tetapi lebih kepada korban dari penyalahgunaan narkotika. Sebab dengan memenjarakan pecandu narkotika, sama saja membiarkan pecandu narkotika mengalami penderitaan baik sik maupun psikis sebagai

akibat kecanduan akan narkotika. Oleh karena itu, rehabilitasi baik medis maupun sosial merupakan langkah tepat bagi pecandu narkotika untuk menghilangkan efek ketergantungan akan narkotika ketimbang pemenjaraan pecandu narkotika yang di pandang dapat menimbulkan masalah baru bagi pecandu narkotika. Di sisi lain, dengan memenjarakan pecandu narkotika tidak mempu menghilangkan efek ketergantungan akan narkotika sehingga keluar pun dia tetap menggunakan narkotika, mengingat secara sik dan psikis dia sudah ketergantungan akan narkotika. Ditambah lagi dengan maraknya peredaran gelap narkotika di lembaga-lembaga pemasyarakatan, sehingga

penempatan pecandu narkotika di lembaga pemasyarakatan sama saja membiarkan pecandu narkotika tetap menggunakan narkotika.Daftar PustakaBambang Poernomo, 1986, Pelaksanaan pidana penjara dengan system pemasyarakatan, Liberty, YogyakartaBarda Nawawi Arief, 2010, bunga rampai kebijakan hukum pidana, kencana, JakartaDidik M. Arief Mansur & Elisatris Gultom, 2007, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan, Rajawali Pers, JakartaRomli Atmasasmita, 1982, Strategi pembinaan pelanggaran hukum dalam kontes penegakan hukum di Indonesia, penerbit alumni, BandungSudarto, 1981, kapita selekta hukum pidana, penerbit alumni, BandungTeguh Prasetyo, 2010, Kriminalisasi dalam hukum pidana, penerbit nusa media, BandungRias Tanti, 2008, makalah lembaga pemasyarakatan dan peruntukanya, YogyakartaUndang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang pemasyarakatanUndang-Undang Nomor 1 Tahun 1946, Kitab Undang-Undang Hukum PidanaUndang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian yang diberikan oleh kumpulan pelajar tidak minat matematik untuk Penyataan 7 didapati empat orang pelajar (66.7%) amat bersetuju matematik amat berguna dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor individu, beban kerja, intensitas pencahayaan, dan iklim kerja panas dengan tingkat kelelahan kerja

Asap rokok juga mengandung lebih dari 4000 bahan kimia yang berbeda yang dapat menyebabkan kanker seperti Tar yang merupakan penyebab utama kanker tenggorokan

Se%a0ai *rotesional %idan dalam melaksanakan *raktekn)a arus sesuai den0an standard *ela)anan ke%idanan )an0 %erlaku+ Standar men/erminkan norma8 *en0etauan dan

“Bagaimana Komunikasi Perawat Dengan Pasien Dirumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Dalam Terapi Musik Diruang Rehabilitasi”.6.

menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Kesesuaian Komponen Desa Wisata Candirejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Terhadap Konsep Ekowisata ”.. Tugas Akhir ini

dengan teori yang telah diuraikan maka, anggapan sementara dari penelitian ini adalah penerapan budaya kerja kaizen sangat berpengaruh kinerja karyawan dan dapat

BANK DATA FASYANKES DINKES KAB/KOTA DINKES PROV KEMENTERIAN KESEHATAN - Jaringan Puskesmas - Fasyankes lainnya SEKTOR LAIN Petugas Lapangan Implementasi Sistem Elektronik dalam