• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melaksanakan Riset Pemasaran dan Meramal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Melaksanakan Riset Pemasaran dan Meramal"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win solution artinya pelanggan ingin membeli produk kalau produk tersebut sesuai dengan keinginannya. Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh profit dari produk yang dihasilkannya kalau produk tersebut di beli oleh pelanggan. Berdasarkan profit tersebut, perusahaan dapat melanjutkan bisnisnya hingga ia dapat memenuhi keinginan pelanggan lebih besar di masa yang akan datang. Dengan kata lain perusahaan selalu berpedoman atau berfokus kepada nilai-nilai yang terdapat dalam diri pelanggan, sehingga kegiatan pemasaran tersebut dapat berhasil dengan baik.

Dengan demikian sebuah usaha harus didasari terlebih dahulu perencanaan, karena perencanaan usaha merupakan suatu dokumen yang menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang dana serta perencanaan pemasaran merupakan persyaratan inti bagi pemasar. Manfaat penyusunan sebuah rencana antara lain :

1. Mendorong pemikiran sistematik mengenai masa depan

2. Meningkatkan koordinasi, menetapkan standar kinerja untuk mengukur tren

3. Memberikan dasar logis bagi pembuatan keputusan 4. Meningkatkan kemampuan untuk menangani perubahan

5. Meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi peluang pasar.

Perencanaan usaha juga harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat akan adanya barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut, sehingga perencanaan usaha harus berbasis pada permintaan pasar. “Seorang pengusaha yang tidak bisa membuat perencanaan usaha sebenarnya sedari

1 | M a r k e t i n g P l a n n i n g P T S i n a r S o s r o T b k

(3)

awal telah merencanakan kegagalan bagi kegiatan usahanya”. Perencanaan usaha harus dapat menjawab pertanyaan: “Where am I now ? Where am I going? How will I get there?”

1.2 Rumusan Masalah

Marketing plan ini adalah merupakan bagian dari business plan. Perencanaan yang harus disiapkan seperti dijelaskan oleh Bygrave adalah analisa situasi perusahaan dan lingkungannya analisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, kendala yang dihadapi dipasar. Sehingga dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai Marketing Planning yang dilakukan oleh PT Sinar Sosro Tbk dengan rincian rumusan permasalahan, sbb:

1. Sejarah PT Sinar Sosro Tbk

2. Strategi pemasaran PT Sinar Sosro Tbk 3. Analisa S.W.O.T PT Sinar Sosro Tbk

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Manajemen Pemasaran namun selain itu penulis memiliki tujuan dengan adanya makalah ini kita bisa belajar untuk lebih mengerti konsep-konsep apa saja yang diperlukan dalam sebuah marketing planning sehingga ketika kita akan terjun ke dalam dunia usaha kita akan memiliki modal dan wawasan yang lebih luas.

2 | M a r k e t i n g P l a n n i n g P T S i n a r S o s r o T b k

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tentang Perusahaan PT Sinar Sosro Tbk

Keluarga Sosrodjojo memulai bisnisnya pada tahun 1940 di kota Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh merek “Teh Cap Botol”. Tahun 1965, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke Jakarta dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling) ke beberapa pasar di Jakarta.

Awalnya, datang ke pasar-pasar dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah siap, seduhan teh tersebut langsung dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Namun cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu. Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa kepasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa tumpah selama perjalanan dari kantor ke pasar karena pada saat tersebut jalanan di Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.

Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh dan dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.

Tahun 1969, diputuskan untukmenjual minuman the dalam kemasan botol secara massal dengan nama The botol Sosro. Nama “Teh botol” diambil dari tehseduh merek ”The Cap Botol”, yang saat itu sudah mulai terkenal di Jakarta dan ”Sosro” dari nama keluarga pendirinya yakni ”Sosro Djojo”. Agar bisa melayani pasar dengan lebih baik, Soegiharto Sosrodjojo dan

saudara-3 | M a r k e t i n g P l a n n i n g P T S i n a r S o s r o T b k

58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76

(5)

saudaranya memutuskan untuk memisahkan usaha teh siap minum dalam kemasan dari usaha teh seduh keluarga Sosrodjojo yakni dengan mendirikan sebuah perusahaan baru. Perusahaan baru ini diharapkan akan bisa lebih focus dalam melayani dan mengembangkan pasar minuman teh siap minum dalam kemasan botol beling.

Pada tangal 17 Juli 1974, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya resmi mendaftarkan perusahaan baru tersebut dengan nama PT. Sinar Sosro, yang berdomisili di Jalan Raya Sultan Agung Km. 28, Medan Satria, Bekasi – yang juga merupakan lokasi pabrik pertama Tehbotol Sosro sekaligus merupakan Pabrik teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia dan di dunia.

Bisnis SOSRO sampai dengan saat ini sudah dijalankan oleh tiga Generasi SOSRODJOJO, yakni :

Generasi Pertama

1. Bapak Sosrodjojo (Alm.)

Generasi Kedua

1. Bapak Soemarsono Sosrodjojo

2. Bapak SoegihartoSosrodjojo 3. Bapak Soetjipto Sosrodjojo 4. Bapak Surjanto Sosrodjojo

4 | M a r k e t i n g P l a n n i n g P T S i n a r S o s r o T b k

86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103

104 105 106 107 108

(6)

VISI & MISI PT SINAR SOSRO

VISI :

“Mengutamakan agar produk-produknya dapat sampai pada konsumen dimanapun mereka berada.”

MISI :

“Meningkatkan jaringan distribusi (baik Nasional atau Internasional) dengan memasarkan produk baru dibidang minuman.”

Struktur Organisasi PT Sinar Sosro

PERKEMBANGAN BISNIS PT SINAR SOSRO

Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, maka sejak Tanggal 27 November 2004, PT SINAR SOSRO dan PT GUNUNG SLAMAT bernaung dibawah perusahaan induk (holding company) yakni PT ANGGADA PUTRA 111

112 113 114 115 116 117

118 119 120

(7)

REKSO MULIA (Grup Rekso) yang berkantor Pusat di : Gedung Graha Rekso Jl. Boulevard Artha Gading Kav A1, Sentra Bisnis Artha Gading – Kelapa Gading – Jakarta Utara, 14240.

Secara singkat Berikut perjalanan PT Sinar Sosro hingga sekarang : 1940 : Sosrodjojo mulai merintis the wangi cap botol

1953 : PT. Gunung Slamat didirikan 1965 : Promosi cicip rasa

1969 : muncul gagasan menjual the dalam kemasan botol 1974 : mendirikan PT. Sinar Sosro

2000 : Pabrik ke 7 di Bali mulai beroperasi 2004 : Mendirikan PT. Puri Tirta Kencana

2011 : Sosro mulai melebarkan sayap ke bidang makanan 2.2 Strategi Pemasaran PT Sinar Sosro

Segmentasi Produk

PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agro industri yang memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan pucuk daun teh sebagai salah satu bahan baku utamanya, dimana salah satu produknya adalah Teh Botol Sosro. Teh Botol Sosro

merupakan produk teh siap minum pertama di Indonesia yang di kemas dalam botol dan telah dikenal oleh masyarakat luas.

Persaingan yang begitu ketat dari banyaknya teh dalam kemasan botol yang beredar di pasaran. Berdasarkan data pada PT. Sinar Sosro terdapat tujuh 124

(8)

merek teh dalam kemasan botol yang beredar di Indonesia, yaitu Teh Botol Sosro, Fruit Tea, TEBS, S-tee, Frestea, Tekita. PT. Sinar Sosro pada saat ini dihadapkan pada berbagai saingan produk minuman ringan yang tidak hanya dari pesaing lokal, namun juga pesaing asing. Persaingan berbagai merek teh dalam kemasan botol membuat perusahaan lebih berhati – hati dalam

merancang strategi pemasarannya. Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai memiliki citra baik dalam benak konsumen. Terciptanya citra baik dalam benak konsumen akan menumbuhkan kepuasan pelanggan yang dapat memberikan beberapa manfaat.

Keberhasilan Sosro tidak lepas dari brand “teh botol” yang

didapatkannya, persis seperti aqua menjadi brand pada air putih. Berikutnya Sosro semakin kuat karena jaringan distribusi Teh Botol yang sangat kuat sampai di titik akhir pelosok. Persis seperti Aqua dengan air putihnya, pemain lain terlambat masuk di segmen teh dalam botol, karena menganggap lalu ide air teh masuk dalam botol. Hal yang masih kurang dari Teh Botol adalah upaya – upaya mempertahankan image secara above the line. Upaya iklan di media massa, event, maupun promosi yang akan terus membuat teh botol tertancap di kepala konsumen masih jarang dilakukan. Terkesan Teh Botol merasa sudah besar dan yakin dengan penetrasi produk yang telah

dilakukannya sehingga tidak perlu lagi melakukan promosi above the line secara intensif.

1. Demografi

 Usia : Anak – anak (usia 9 sampai 12 tahun), Remaja (usia 13 sampai 18 tahun) dan Dewasa.

 Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

 Pekerjaan : Semua orang yang mempunyai pekerjaan 146

147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171

(9)

 Pendidikan : Semua golongan masyarakat

2. Psikografis, orang yang menyukai minuman teh yang mempunyai rasa alami dan berkualitas.

3. Geografis, wilayah pemasaran untuk konsumen adalah seluruh wilayah Indonesia baik di kota – kota besar maupun daerah – daerah.

Targetting

Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah awal yang

dibutuhkan dalam perencanaan dan pengembangan strategi pemasaran. Dalam situasi dimana konsumen menghadapi banyak pilihan, maka kesuksesan pemasaran produk akan banyak ditentukan oleh kesesuaian produk. Target dari teh botol ini adalah yang menyukai rasa asli teh (non fruity) dan praktis, para supir atau pejalan kaki. Diberikanlah kemasan botol yang praktis dan

disediakan di kios – kios yang ada di pinggir jalan. Jadi jika ada yang haus, ya tinggal minum sosro. Plus ditempatkan dalam boks es, sehingga menjadi dingin. Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan.

Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkan harga tidak lebih dari biaya parker pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.

Positioning

Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat 173

(10)

Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran.

Dalam perkembangannya, untuk bersaing dengan competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.

Deferensiasi

Produk Teh Botol Sosro berbeda dari yang lain karena teh ini di kemas dalam botol dan rasa khas tehnya sangat kuat. Ditambah lagi dengan aroma buah-buahan dan melati.

Marketing Mix (Price

 Product : rasa teh asli yang kini bervariasi dengan ditambahkan aroma buah – buahan dan daun teh melati.

 Price : antara Rp 3000,00 hingga Rp 5000,00.

 Place : Supermarket, minimarket bahkan warung kecil dan gerobak.

 Promotion:

Positioning yang dilakukan oleh Sosro juga didukung oleh marketing mix yang baik. Hal ini ditunjukan dari integrasi yang baik dari

komponen-komponen 4P. Contoh adalah bahwa pengembangan produk berasal dari strategi promosi, hubungan antara penentuan harga (price) dengan saluran distribusi (place), dll.

1. Product Strategy 199

200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214

215

216

(11)

Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik,

sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing dengan competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.

Brand Sosro telah terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah berhasil mengembangkan merek Teh Botol Sosro menjadi merek dengan brand equity yang kuat. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam

pembentukan brand equity ini adalah :

1. Brand Awareness yang dimiliki Teh Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki tingkatan top of mind. Hal ini dapat dilihat dari Teh Botol Sosro dapat menjadi pemimpin pasar dalam kategori teh siap minum dalam kemasan botol.

2. Perceived Quality dari Teh Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar Sosro telah berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan baik dari konsumen.

3. Brand Association dari Teh Botol Sosro kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang menyebut teh botol kemudian yang menjadi maksud dari teh botol itu sendiri adalah Teh Botol Sosro.

4. Brand Loyalty dari Teh Botol Sosro juga kuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan saluran distribusi, menjaga kualitas, dan strategi 223

224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241

(12)

promosi yang dilakukan dengan jargon “apapun makanannya minumannya teh botol sosro”.

Hasil dari brand equity yang kuat ini telah dirasakan oleh Sosro yaitu memudahkan PT. Sinar Sosro untuk melakukan pengembangan pasar dengan mengenalkan produk Fruit Tea untuk kalangan muda dan Tebs untuk pengkonsumsi minuman berkarbonasi, selain itu PT. Sinar Sosro juga menikmati profit margin yang lebih besar, yang terlihat dari profit margin antara agen dan distributornya .

Ada Hal menarik untuk brand Teh Botol Sosro karena dengan

penggunaan kata “Teh Botol” kemudian memberikan asosiasi pada Sosro sendiri, yang menjadi keunggulan dari brand ini, sehingga tidak menjadi merek biasa. Selain itu kekuatan brand equity harus dijaga agar tetap bisa menghadapi kompetisi yang semakin ketat, karena ketika sebuah poduk dari sebuah produsen berhasil maka kemudian produsen lain akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada munculnya teh dalam botol dari bermacam-macam produsen seperti tekita dan frestea yang di produksi oleh coca cola dan pepsi .

Dalam melakukan pengembangan brand PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa strategi. Diantaranya adalah :

1. Line Extension dengan mengeluarkan produk Fruit Tea dengan pangsa pasar generasi muda, dan juga peluncuran produk Tebs untuk menarik minat pelanggan yang mengkonsumsi minuman berkarbonasi. Kedua produk ini dapat meraih sukses di pasar, terutama untuk produk Fruit Tea yang kemudian mulai menggerogoti pasar dari minuman

berkarbonasi. Akibat dari itu, maka kemudian produk ini diikuti oleh Coca Cola yang merasa terancam dengan mengeluarkan produk Fruitcy. Kesuksesan produk ini adalah karena kekuatan saluran distribusi dari PT. SInar Sosro, dan dengan produk Fruit Tea dan Tebs 250

251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268

(13)

sekali lagi PT. Sinar Sosro menghadirkan inovasi dan menjadi pioneer dengan menyajikan produk teh dengan rasa buah dan produk teh yang mengandung soda.

2. Brand Exten s ion dengan meluncurkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek PRIMA. Walaupun dengan dukungan saluran distribusi yang baik namun PRIMA tidak dapat merebut pasar AMDK yang sudah dikuasai oleh AQUA.

Teh Botol Sosro didistribusikan ke pelosok – pelosok daerah. Konsumen menjadi tidak sulit membeli teh botol sosro karena mudah di cari dan harganya terjangkau.

2. Place Strategy (Distribution Strategy)

Distribusi (penempatan) adalah bagian dari bauran pemasaran yang mempertimbangkan cara menyampaikan produk-produk dari produsen ke konsumen. Perusahaan harus membuat keputusan mengenai saluran (channel) yang akan digunakan dalam mendistribusikan produk-produk mereka. PT Sinar Sosro merupakan salah satu contoh perusahaan terbaik yang sukses mengolah minuman ringan (soft drink) teh, salah satu produk yang dihasilkan adalah teh dalam kemasan botol dengan merek Teh Botol Sosro. Sukses pemasaran produk dan besarnya keuntungan yang diraih perusahaan tidak terlepas dari strategi distribusi yang jitu dalam

menjangkau pasar. Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan mengembangkan saluran distribusi secara luas dan terus menerus.

Mengutamakan availability dan kualitas produk sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan.

Distribusi Sosro mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Batam, Jabotabek, Jabar, Jatim, hingga Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan teh dalam kemasan botol Sosro diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan Amerika Serikat. Sosro dikenal memiliki jaringan 278

(14)

distribusi yang sangat mengakar. Keputusan mengenai pergudangan dan pengendalian persediaan juga merupakan keputusan distribusi.

Ketersediaan (availability) menjadi kunci sukses pemasaran. Pihak Sosro selalu memantau outlet-outlet Sosro dari pengaruh pesaing (competitor) yang berniat menggantikan Teh Botol Sosro. Survei AC Nielsen beberapa waktu lalu menemukan availability Sosro mencapai 100 persen. Namun Coca-Cola juga tidak kalah kuat dalam saluran distribusi. Database Coca-Cola diketahui memiliki ratusan ribu warung pinggir jalan yang siap menjajakan produk Coca-Cola termasuk Freshtea. Kini Coca Cola bersaing head to head dengan Sosro yang mengusung teh botol dan Fruit Tea. Maka menarik melihat persaingan di antara kedua pemain besar ini.

Pengembangan proses yang dilakukan oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan supply chain, seperti memiliki kebun teh sendiri. berbeda dengan proses distribusi produk dilakukan dengan bekerja sama dengan banyak agen penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari Sosro

Bahan baku teh untuk PT. Sinar Sosro berasal dari:  Perkebunan Teh Gunung Rosa di Cianjur

 Perkebunan Teh Gunung Manik di Cianjur

 Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur

 Perkebunan Teh Gunung Satria di Garut

 Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut

 Perkebunan Teh Daerah Cukul di Pangalengan 306

307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324

325

326

327

328

(15)

 Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya 3. Pricing Strategy

Pertama kali mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol, Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki

keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.

4. Promotion Strategy

Kesuksesesan sosro dalam merebut hati konsumen Indonesia sesungguhnya dilihat dari aspek pemasaran cukup unik. Sosro,dalam beberapa hal, telah mengabaikan hukum-hukum umum yang terdapat di ilmu pemasaran. Misalnya saja mengenai perlunya riset pasar sebelum meluncurkan produk. Konon kabarnya sebelum sosro hadir, ada sebuah perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol sepert i yang dilakukan sosro saat ini. Kala itu sang perusahaan menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat sang biro pun menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di Indonesia. Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga kehadiran teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan.

Sosrodjojo, pendiri perusahaan sosro, justru berpikir sebaliknya. Awalnya ide kemasan botol berasal dari pengalaman tes cicip (on place 330

(16)

test) di pasar-pasar tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada demonstrasi pertama teh langsung diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang menyaksikan. Namun cara tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen cenderung meninggalkan tempat.

Kemudian pada uji berikutnya teh telah diseduh dari pabrik dan kemudian dimasukkan ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil. Akan tetapu cara ini ternyata membuat banyak teh tumpah selama perjalanan karena saat itu struktur jalan belum sebaik sekarang.

Akhirnya sosro mencoba untuk memasukkannya pada kemasan-kemasan botol limun agar mudah dibawa. Beranglkat dari itu

merekaberpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif yang paling praktis dalam menghadirkan kenikmatan teh lansung ke konsumen. Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan pejalan kaki sosro. Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya (penggunaan kulkas pada saat itu belum lazim).

Kini SOSRO telah menjadi perusahaan minuman yang besar dan otomatis strategi pemasaran yang dipakai pun semakin besar pula.

Promosinya kini bukan menggunakan metode cicip rasa tetapi kini banyak iklan-iklan sosro yang terlihat di berbagai stasiun televisi, internet,

majalah, surat kabar, radio, dan berbagai acara-acara besar maupun kecil. 2.3 Analisis SWOT PT Sinar Sosro

Kekuatan (Strenght) 357

(17)

Kekuatan yang menjadi keunggulan sosro dibandingkan yang lain adalah produk ini telah dikenal banyak orang dan telah di percaya sehingga produk ini memiliki jaringan yang luas dari semua jenis kalangan. Di samping itu Sosro juga terus mengeluarkan inovasi-inovasi baru sehingga ia tidak stuck di tempat.Selain dari segi external seperti diatas segi internalnya pun juga sangat baik yaitu sistem pengendalain yang bagus dan cash flow yang berjalan cukup lancar sehingga tidak mempengaruhi faktor produksi

Kelemahan (Weakness)

Disamping keunggulan yang dimilikinya ada juga sisi kelemahannya yaitu penjualan tidak bisa di targetkan secara spesifik karena banyaknya pesaing yang mulai muncul belakangan ini.Dari internal pun ternyata ada

kelemahannya yaitu semua posisi kepemimpinan selalu berasal dari keluarga Sosrodjojo sehingga tidak ada kesempatan bagi staff yang ada untuk menjabat posisi-posisi tinggi.

Peluang (Opportunity)

Peluang yang terbuka lebar adalah dengan mengembangkan sayapnya untuk lebih merambah ke pasar international seperti yang telah dilakukan

belakangan dan juga bisa memfokuskan ke negara-negara tetangga sesama penyuka teh ,sehingga peluang untuk berkembang dinegara itu besar, serta inovasi-inovasi yang dilakukan Sosro bisa lebih baik dan lebih baru tak kala para pesaingnya hanya berinovasi itu-itu saja. Dan dalam pasar nasional pun teh ini bisa menjadi tuan rumah, dan juga pasti akan dapat di teruskan ke generasi- generasi selanjutnya karena cita rasanya yg khas akan negara sendiri.

Ancaman (Threat) 385

386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409

(18)

Ancaman yang paling signifikan adalah merajalelanya minuman bersoda yang mulai mengambil pasar teh di Indonesia. Di samping itu banyak juga yang meniru sistem penjualan PT Sinar Sosro dan tidak sedikit yang bersaing menggunakan cara-cara yang tidak sehat.Selain itu juga mulai bermunculan produk teh-teh palsu yang menimbulkan image buruk terhadap teh dalam kemasan seperti penggunaan bahan pengawet dan sebagainya, hal ini membuat konsumen berpikir lagi untuk mengkonsumsi teh dalam kemasan. 411

412 413 414 415 416 417 418 419

(19)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada masa sekarang ini, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian telah

memasuki era globalisasi. Hal ini menyebabkan kompetisi dalam dunia bisnis menjadi semakin tajam. Konsumen yang merupakan orientasi dalam suatu bisnis merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan ini. Apalagi konsumen pun semakin kritis dalam memilih suatu produk atau jasa yang hendak dibeli.

Dalam hal ini SOSRO mampu menjaga kualitas produknya dan selalu menjaga ketersediaan produknya dipasaran dengan melakukan strategi-strategi yang tepat untuk dapat bersaing, Bahan bakunya pun dari teh yang berkualitas pilihan, karena sosro memiliki perkebunan teh sendiri.

3.2 Saran

1. PT Sinar Sosro Tbk tetap mempertahankan kualitas pelayanan, kualtitas dengan harga yang tetap ekonomis

2. PT Sinar Sosro Tbk mengembangkan inovasi baru untuk mengembangkan usahanya, seperti: Membuat produk-prodk baru

432 433

434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450

(20)

Referensi

Dokumen terkait

The coefficient value of EPC < 1, shows a lack of protection to producers or cacao farmers, and means that the government, even though giving subsidy policy to input

Sedangkan pada perkara nomor 0845/Pdt.G/2010/PA.TA status suami istri meski kembali seperti semula namun status hukum mereka tidak sama dengan perkara nomor

Penelitian ini bertujuan untuk untuk: (1) meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa dengan menggunakan pendekatan Active Learning berbantuan media Flash Cards,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJA SISWA SMK NEGERI 1

Sistem pakar untuk perencanaan produksi pertanian ini dibagi dalam dua bagian utama yaitu untuk pakar dan atau untuk perekayasa pengetahuan dan bagian yang lain

Perbedaan nilai kekakuan sambungan pada pemodelan semi rigid tidak mengakibatkan perbedaan siginfikan pada hasil analisis struktur gabungan seperti

Pendidikan karakter menurut Imâm al- Ghazâli dalam kitab Iḥyâ’ ‘Ulûm al-Dîn adalah proses membimbing anak secara sadar dengan memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

Solusi untuk Mengatasi Kendala yang Dihadapi Pada Pelaksanaan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik Tema Pengalamanku Kelas I SDN Junrejo 02 Kota Batu ....