• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH EKONOMI ISLAM SISTEM EKONOMI S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH EKONOMI ISLAM SISTEM EKONOMI S"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

EKONOMI SYARIAH

SISTEM PEREKONOMIAN SYARIAH DENGAN PERBANDINGAN NEGARA INDONESIA

Disusun oleh: MANAJEMEN 2013 A

1. Dimas Hamdi Megadinanta (13080574008)

2. Febi Etikasari (13080574104)

3. Dimas Agus Hairani (13080574105)

4. Fakhri Rifqi Darmawan (13080574106)

5. Isna Ayu Safitri (13080574107)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2015

(2)

Saat ini telah masuk sistem perekonomian yang baru di Negara-negara Eropa, yaitu sistem ekonomi syariah yang dimulai pada tahun 2000-an dan terus berkembang secara positif sampai sekarang. Ini menjadi sistem alternative pada makin turunnya reputasi kapitalis di Negara-negara Eropa. Pemerintah di Negara-negara tersebut sangat mendukung segala program dan upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak ekonomi syariah dikarenakan jelasnya tujuan pada sistem ini dalam menangani permasalahan-permasalahan yang berkaitan erat dengan ekonomi seperti sosial, yang baurannya merupakan rakyat lemah.

Sistem ekonomi syariah terus berkembang dengan munculnya satu-per-satu lembaga-lembaga syariah. Perbankan syariah di Eropa telah berdiri sejak 2004 dan memiliki 50 ribu nasabah menunjukkan besarnya minat masyarakat terhadap industri tersebut. Lima bank murni syariah kini beroperasi di London termasuk lembaga multinasional seperti HSBC yang menjadi pemain kunci sektor perbankan syariah. London pun menjadi pintu masuk menuju Eropa.

Bank yang merupakan bank syariah pertama di Eropa adalah IBB (The Islamic Bank of Britain)atau Bank Islam Britania, didirikan pada tahun 2004 di Inggris, yang menandakan dimulainya atmosfir sistem ekonomi syariah di Eropa. Bank ini menunjukan meski berada di pasar masyarakat menengah, bank syariah masih bisa bersaing dengan bisnis bank konvensional. Bank tersebut nyata-nyata berani menerapkan margin kompetitif untuk produk deposito berjangka, bahkan mengalahkan sejumlah bank konvensional besar di negara itu.

(3)

Meski ekonomi syariah tak berasal dari Negara-negara Eropa, tapi keuangan syariah telah menemukan tempatnya di Negara-negara Eropa. Tercatat, banyak negara-negara besar dunia di Eropa (selain Inggris) telah memakai sistem ini, seperti Perancis, Jerman, Italia.

Peranan Ekonomi Syariah terhadap Sistem Perekonomian di Eropa

Di tengah gonjang-ganjing perekonomian kapitalis di Negara-negara Eropa yang memang sudah menjadi dasar sistem perekonomian selama berabad-abad, munculnya ekonomi syariah akan menjadi ‘obat’ pada tubuh sistem ekonomi di Negara tersebut. Kalau sistem kapitalis yang menikmati jalannya sistem pasar adalah orang yang berada di atas, ekonomi syariah lebih berpusat pada kepentingan rakyat, sehingga di dalam sistem ini, rakyat kecil pun bisa ‘bermain’ di dunia ekonomi pasar. Hal ini sangat membantu krisis sosial yang semakin marak terjadi di Negara-negara Eropa. Tidak ada sektor yang kebal terhadap krisis keuangan global, namun keuangan syariah telah menunjukkan daya tahan luar bisaa. Keuangan syariah dapat bertahan dari krisis kredit dan resesi lebih baik dari bank lainnya karena adanya larangan investasi di asset yang beresiko, seperti halnya sub-prime mortgages.

Salah satu solusi penting yang harus diperhatikan pemerintahan Negara-negara di dunia dalam me-recovery ekonomi adalah penerapan ekonomi syariah. Ekonomi syariah memiliki komitmen yang kuat pada pengentasan kemiskinan, penegakan keadilan pertumbuhan ekonomi, penghapusan riba, dan pelarangan spekulasi mata uang sehingga menciptakan stabilitas perekonomian. Ekonomi syariah yang menekankan keadilan, mengajarkan konsep yang unggul dalam menghadapi gejolak moneter dibanding sistem konvensional. Fakta ini telah diakui oleh banyak pakar ekonomi global, seperti Rodney Shakespeare (United Kingdom), Volker Nienhaus (Jerman), dan sebagainya.

Dan pemerintah juga perlu memberikan perhatian besar kepada sistem ekonomi Islam yang telah terbukti ampuh dan lebih resisten di masa krisis. Sistem ekonomi Islam yang diwakili lembaga perbankan syariah telah menunjukkan ketangguhannya bisa bertahan karena ia menggunakan sistem bagi hasil sehingga tidak mengalami

(4)

Realita Kekuatan Sistem Ekonomi Syariah versus Sistem Kapitalisme di Eropa

Di Negara-negara Eropa memang sangat dikenal sebagai Negara kelahiran kapitalis, yang perekonomian berpusat pada pasar. Kapitalisme lahir setelah adanya revolusi industry di Negara-negara Eropa, yaitu peralihan dari tenaga manusia ke tenaga mesin, yang terus menghasilkan teknologi baru dan meningkatkan aktivitas serta daya tarik pasar dengan hadirnya era industry tersebut. Terus berlanjut pada perkembangan sistem ekonomi kapitalisme di Negara Britania tersebut sampai saat ini, yang telah sedikit berubah ke arah kapitalisme modern dengan adanya sedikit intervensi pemerintah.

Kapitalisme merupakan paham klasik yang terus berkembang dan telah mengakar di dunia, meskipun paham ini telah banyak memberikan dampak yang buruk dengan prinsipnya yang penuh akan individualities. Namun tak dapat di pungkiri pula paham ini juga memiliki dampak positif meskipun sedikit contoh meningkatkan semangat untuk bekerja. Hal ini merupakan masalah serius public dunia atas kepercayaannya terhadap sistem yang sangat awal ini. Sehingga, para ekonom dunia terus mencari-cari sistem yang paling ideal untuk digunakan dan diterapkan oleh sebuah Negara untuk mencapai kemakmuran yang agregat dengan ketimpangan sosial yang rendah.

Di tengah isu tersebut, hadir sistem ekonomi syariah yang berhasil mengobati kesakitan ekonomi di Negara kapitalis secara perlahan. Secara umum dapat dikatakan sistem ini berpusat pada tujuan pengentasan kemiskinan. Di mana ekonomi syariah memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Sehingga dalam hal ini, dapat mengatasi masalah ketimpangan sosial yang tinggi. Berbeda dengan kapitalis, di mana hak milik pribadi yang tak terbatas atas segala material dan berbentuk laba pribadi, sangat jelas dengan semobyannya, “Segala sesuatu untuk diri sendiri, peduli apa dengan orang lain”.

(5)

Negara-negara Eropa yang notabene merupakan penganut kapitalis mengalami krisis ekonomi besar-besaran.

(6)

Perkembangan Sistem Ekonomi Islam di Indonesia

Khusus di Indonesia Indonesia, beberapa tahun belakangan ini, lembaga-lembaga ekonomi yang berbasiskan syariah semakin marak di panggung perekonomian nasional. Mereka lahir menyusul krisis berkepanjangan sebagai buah kegagalan sistem moneter kapitalis di Indonesia. Sejak berdirinya Bank Muamalat sebagai pelopor bank yang menggunakan sistem syariah pada tahun 1991, kini banyak bermunculan bank-bank syariah, baik yang murni menggunakan sistem tersebut maupun baru pada tahap membuka Unit Usaha Syariah (UUS) atau divisi usaha syariah.

Sejarah perkembangan perbankan syariah di Indonesia secara formal dimulai dengan Lokakarya MUI mengenai perbankan pada tahun 1990, yang selanjutnya diikuti dengan dikeluarkannya UU No 7/ 1992 tentang perbankan yang mengakomodasi kegiatan bank dengan prinsip bagi hasil. Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang menggunakan pola bagi hasil pada tahun 1992 menandakan dimulainya era sistem perbankan ganda (dual banking system) di Indonesia. Selama periode 1992-1998 hanya terdapat satu bank umum syariah dan beberapa Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai pelaku industri perbankan syariah. Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No 10/1998 sebagai amandemen dari UU No. 7/1992 tentang Perbankan yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah. Selanjutnya, pada tahun 1999 dikeluarkan UU No 23/1999 tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan bagi Bank Indonesia untuk dapat pula mengakomodasi prinsip-prinsip syariah dalam pelaksanaan tugas pokoknya. Kedua UU ini mengawali era baru dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang ditandai dengan pertumbuhan industri yang cepat.

(7)

akhir dekade ini. Tahun 2007 pertumbuhan luar biasa terjadi pada pasar sukuk dunia yang tumbuh lebih dari 70%. Sukuk baru yang diluncurkan telah mencapai rekor yang tinggi sekitar 47 miliar dollar AS dan pasar sukuk dunia telah melebihi 100 miliar dollar AS.

Pada saat yang bersamaan juga mulai muncul lembaga pendidikan tinggi yang mengajarkan ekonomi Islam, karena salah satu pilar pendidikan nasional adalah relevansi pendidikan atau interaksi antara dunia nyata dan dunia pendidikan yang sangat penting. Tujuannya agar pendidikan menjadi relevan sesuai kebutuhan masyarakat baik dari aspek sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. Sektor ekonomi-industri dan pendidikan harus memiliki sinergi positif yang saling mendorong perkembangannya. Dengan sinergi positif medan industri diuntungkan, dan dunia pendidikan dapat diberdayakan. Pendidikan tinggi dapat melakukan berbagai inovasi melalui Research and Development (R&D) yang mendukung pertumbuhan ekonomi-industri dan menciptakan pasar bagi produk yang bersangkutan. Perguruan tinggi agama Islam memiliki peran menentukan bagi arah pengembangan ekonomi syariah dengan melibatkan sumber-sumber daya yang dimiliki dan berkontribusi secara nyata dalam perkembangan tersebut.

Beberapa diantaranya yaitu: STIE Syariah di Yogyakarta (1997), D3 Manajemen Bank Syariah di IAIN-SU di Medan (1997), STEI SEBI (1999) , STIE Tazkia (2000), PSTTI UI yang membuka konsentrasi Ekonomi dan Keuangan Islam (2001), dan STIS Azhar Center yang juga membuka konsentrasi Ekonomi Islam pada tahun 2006.

Perluasan itu juga terkait dalam bidang: 1. Pegadaian

2. Asuransi

3. Koperasi (BMT)

4. Pasar Modal Syariah (Syariah index) 5. Pasar uang

6. Multi Level Marketing

(8)

Kendala Dan Tantangan Dalam Penerapan Sistem Ekonomi Islam

Meskipun dengan perkembangan ekonomi global dan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap ekonomi dan perbankan Islam, ekonomi Islam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan-tantangan yang besar. Dalam usia yang masih muda tersebut, setidaknya ada lima problem dan tantangan yang dihadapi ekonomi Islam saat ini:

- Pertama, masih minimnya pakar ekonomi Islam berkualitas yang menguasai ilmu-ilmu ekonomi modern dan ilmu-ilmu syariah secara integratif,

- Kedua, ujian atas kredibiltas sistem ekonomi dan keuangannya,

- Ketiga, perangkat peraturan, hukum dan kebijakan, baik dalam skala nasional maupun internasional masih belum memadai,

- Keempat, masih terbatasnya perguruan Tinggi yang mengajarkan ekonomi Islam dan masih minimnya lembaga tranining dan consulting dalam bidang ini, sehingga SDM di bidang ekonomi dan keuangan syariah masih terbatas dan belum memiliki pengetahuan ekonomi syariah yang memadai,

- Kelima, peran pemerintah baik eksekutif maupun legislatif, masih rendah terhadap pengembangan ekonomi syariah, karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan mereka tentang ilmu ekonomi Islam

Strategi Efektif Pengembangan Sistem Ekonomi Islam Di Indonesia.

Setelah sebelumnya telah dipaparkan kendala dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sistem ekonomi Islam di Indonesia, maka ke depan harus dilakukan langkah-langkah atau strategi pengembangan untuk pengimplementasian sistem Ekonomi Islam secara lebih optimal, diantaranya yaitu:

- Penyusunan ketentuan-ketentuan sistem ekonomi Islam

- Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan fokus padagerakan edukasi dan sosialisasi yang dilakukan secara optimal dan tepat

- Penelitian preferensi dan perilaku konsumer terhadap lembaga-lembaga syariah - Mempersiapkan teknologi informasi yang handal

- Mempersiapkan lembaga penjamin pembiayaan Syariah - Mendorong terbentuknya Islamic Trade Center

Referensi

Dokumen terkait

Data ini dikeluarkan oleh AGB Nielsen Media Research pada tahun 2010 yang merupakan masa satu sesudah pemilu atau bisa dikategorikan sebagai masih berdekatan

KETUJUH : Bantuan Penyiapan Akreditasi Program Studi pada PTAIS ini dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Pendidikan

Terdapat empat objektif utama yang akan membantu bagi menyempurnakan kajian ini iaitu mengenal pasti isu yang ketara terhadap permintaan dan penawaran komponen Sistem

Diagram 4: Literarni sistem – Tone Pavček: Kaj vse je tata Boža Krakar Vogel, Milena Mileva Blažić: Sistemska didaktika književnosti v teoriji in praksi... – Tolovaj iz

Untuk itu kita harus mampu meningkatkan kepercayaan diri bangsa Indonesia bahwa sebetulnya apabila Indonesia memiliki kekuatan untuk bisa bangkit dan terus

Dengan kondisi pembelajaran di atas, peneliti menemukan beberapa masalah di kelas, yaitu (1) ketika guru menjelaskan materi, terdapat banyak siswa yang mengobrol, (2)

Yang menjadi dasar adalah sebagai umat Katolik di lingkungan Christoforus ada keinginan bersama untuk mengucapkan ” terima kasih atas bantuannya selama bekerja” dan ” ikut turut

Untuk menjawab permasalahan penelitian, yaitu apakah terdapat perbedaan secara statistik setelah pelaksanaan otonomi daerah dengan era sebelumnya, maka digunakan