• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Kuliah Moral K3.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Catatan Kuliah Moral K3.docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MORAL K3

6 Februari 2013 KEHORMATAN

Tema ini terkait erat dengan budaya Indonesia dan punya relevansi yang cukup besar. Sering kali seorang imam diperlakukan seperti apa yang tampak, misalnya ketika dia tidak memakai jubah. Penampilan sering menjadi patokan kehormatan seseorang.

Dalam KSPL, berkat Tuhan dikaitkan dengan hal-hal jasmaniah. Kesalehan membawa kesejahteraan hidup. Dalam KSPB, Yesus tidak mengaitkan kesalehan dengan kekayaan atau kesejahteraan hidup. Yesus yang adalah anak Allah justru hidup dalam kesederhanaan bahkan kemiskinan. Pada KSPL belum ada gambaran hidup eskatologis, hidup kekal sehingga berkat Tuhan dikaitkan dengan kesejahteraan jasmani. Dalam KSPB, Kristuslah yang membawa keselamatan dan hidup kekal di surga, sehingga Yesus tidak menonjolkan kekayaan atau kehormatan.

Dalam KSPL apakah semuanya menitik beratkan pada hal-hal lahiriah saja? Apakah ada benih-benih pemikiran bahwa orang dihargai bukan sekadar karena hal-hal lahiriah? Ada gagasan yang menghargai hakikat tentang manusia yaitu manusia citra Allah. Hal ini menunjukkan bahwa manusia harus dihargai dari hakikatnya. Lihat juga Mazmur 8.

Etika KSPL bergantung pada etos Romawi dan Yunani di mana kehormatan itu penting, bisa diperoleh dan bisa hilang. Biasanya kehormatan didapat dari jasa-jasanya.

Dalam KSPB, kata yang dipakai adalah doxa. Yesus melarang pengikutnya untuk mencari kehormatan.

13 Februari 2013 Kehormatan dalam Abad Pertengahan

Thomas Aquinas

Premium virtutis. Kehormatan adalah ganjaran dari keutamaan. Kehormatan dikaitkan dengan keutamaan dalam diri seseorang. Kehormatan masuk dalam lingkup sosial, sementara keutamaan masuk dalam lingkup pribadi (ekstern dan intern). Thomas melihat adanya faktor intern dan ekstern. Thomas secara lebih dalam, ia sampai pada ide bahwa keutamaan adalah satu-satunya dasar dari kehormatan. Maka tidak ada penghormatan yang tidak berdasar dari keutamaan seseorang. Misalnya, orang farisi yang ditegur Yesus. Orang farisi punya keutamaan, namun tindakannya tidak patut dicontoh karena motivasinya adalah kemunafikan. Faktor ekstern didasari pada yang intern.

Apakah semua orang setuju dengan Thomas? Ternyata ada yang berbeda dengan Thomas, bahkan oleh orang sezamannya yaitu Bonaventura. Pemikirannya lebih kontemplatif. Bonaventura mengatakan bahwa ada dua pengertian kehormatan. Ada yang de facto yang membuat orang dihormati, yaitu apa yang orang miliki sehingga ia dihormati, misalnya karena jabatan atau pekerjaan. Yang kedua ada kehormatan yang memang dikaitkan dengan keutamaan seseorang. Perkembangan selanjutnya memengaruhi pemikiran orang-orang selanjutnya.

Pada abad-abad selanjutnya, pemikiran-pemikiran baru banyak muncul di Jerman, karena kebebasan untuk berpikir muncul dalam situasi Jerman pada saat itu. Kant memiliki gagasan acthung (!), hati-hati. Apapun yang dihasilkan rasio manusia, itulah yang berlaku pada semua yang lain. Ada beberapa gagasan achtung dikristenkan sehingga ada gagasan teologis dalam pemikiran selanjutnya.

(2)

filsafat, dan ilmu pengetahuan. Dari sini manusia menyadari kemampuannya untuk menguasai segala bentuk pengetahuan. Jika hal ini dilakukan, manusia menjadi lebih baik, sejahtera, dll. Orang yang berhasil adalah orang-orang yang memiliki keterampilan dalam hidupnya. Kehormatan tidak lagi dipandang dalam kaitannya dengan keutamaannya. Kehormatan dilihat dalam kaitannya dengan keterampilan, kekayaan, dan kekuasaan. Muncullah aliran sekularisme. Ada pula gerakan yang menyamaratakan semua orang. Hal ini mempersulit manusia untuk melihat di mana kehormatan manusia.

Perubahan Tata Sosial

Menekankan HAK, dalam bangsa Yunani ada bangsawan, tokoh agama, pekerja dan Industri. Apabila masyarakatnya tertata tercapailah tata sosial dengan baik. Dalam Kristen tidak ada kasta dan semua individu memiliki kesamaan, berbeda dengan orang India.

20 Februari 2013 Di masyarakat, kehormatan selalu dikaitkan dengan prestise, jabatan, dll. Jabatan bisa membuat orang gila hormat. Makna dan arti kehormatan tidak bisa lepas dari citra diri. Ada dimensi personal dan sosial dalam kehormatan. Dalam dimensi personal, berkaitan dengan partisipasi orang pada nilai dan dalam harga diri seseorang. Ketika manusia berpartisipasi dalam nilai-nilai, mereka akan mendapat penghormatan dari masyarakat dengan bentuk kepercayaan untuk menjabat sesuatu.

Kehormatan seseorang juga bisa menjadi suatu kesaksian atas eksistensi seseorang. Prestasi memang bisa menjadi kehormatan, namun dalam moral kristiani yang menjadi kehormatan ialah keutamaannya.

27 Februari 2013 Kehormatan menekankan aspek dalam, maka di sini soal motivasi menjadi penting, agar tidak jatuh dalam farisaisme. Motivasi moral mengarah pada keutamaannya, bukan pada penghormatannya, karena penghormatan adalah penghargaan atas keutamaan. Status-status tertentu menuntut keutamaan seseorang.

1. Kehormatan menuntut penyempurnaan moral. Misalnya menjaga nama baik, merupakan hal yang positif. Yang memengaruhi bukan nama baiknya, namun proses penjagaan nama baik tersebut. Proses ini membawa manusia pada keutamaan.

2. Usaha untuk kesejahteraan umum. Kehormatan manusia yang diwujudkan karena motif keutamaan akan membawa kesejahteraan bagi orang lain. Selain itu, kehormatan seseorang karena keutamaannya, akan menjadi teladan bagi yang lain.

3. Kehormatan untuk kemuliaan Tuhan. Manusia yang semakin baik, patinya ain memuliakan Tuhan, Penciptanya. Kemuliaan Allah ada dalam hidup baik manusia. Masalah Kemunafikan dan Sinisme

Bagaimana sikap yang baik dengan kehormatan? Ada yang penghormatan saja, tapi tanpa keutamaan yaitu farisaisme. Ada juga yang tidak peduli sama sekali dengan kehormatan atau pun keutamaan, yaitu sinisme. Aspek sosial dalam sinisme masih dibutuhkan sewajarnya. Siapa pun soal penampilan itu penting, tetapi bukan yang mutlak. Sehingga kalau muncul kalau orang itu sangat menekankan penampilan, akan membuat orang menjadi pesolek. Soal kebanggaan

Kebanggaan dalam arti intern dan soal rasa terhina. Kebanggaan muncul biasanya karena prestasi atau sesuatu yang dimiliki, sehingga menjadi bangga. Orang boleh bangga diri, tetapi tidak membangga-banggakan diri. Bangga dibutuhkan agar tidak menjadi rendah diri. Orang yang tak pernah bangga dengan dirinya sendiri, seolah menjadi tidak mengenali diri sendiri. Hal ini juga diperlukan dalam hidup sosial.

(3)

Harga Diri dan Martabat

Harga diri sering dimengerti berkaitan dengan penghormatan dan apa pun yang dimiliki seseorang, bukan dari luar. Harga diri dan martabat agak berbeda. Harga diri mengacu pada kualitas dan kuantitas seseorang. Martabat berkaitan dengan hakikat yang dimiliki pribadinya sebagai manusia. Harga diri dan martabat saling menopang. Martabat adalah anugerah. Manusia mengalami penyempurnaan melalui harga diri.

Rasa Malu

Dari mana rasa malu itu? Ada rasa rendah diri dari dalam dirinya. Bisa juga karena takut akan penilaian rendah atau buruk dari orang lain. Ada sesuatu yang dia rasa kurang atau tidak lengkap sehingga dia menutupi dirinya. Malu muncul dari apa yang kurang ideal atau kurang memuaskan atau ada bagian dalam dirinya yang ia tolak (biasanya juga karena situasi sosial yang menolak hal-hal tertentu). Berani menanggung rasa malu, sangat baik untuk pengembangan diri. Rasa malu tidak selalu buruk karena rasa malu juga bisa mendorong orang pada penyempurnaan diri. Yang buruk adalah jika rasa malu ini muncul karena rasa takut dan juga mengakibatkan rasa takut.

Kehormatan dan Cinta akan Tuhan

Kita yakin bahwa segala perbuatan manusia akhirnya berurusan dengan Tuhan, namun bagaimana manusia mengungkapkannya? Orang diajak untuk menunjukkan diri sebagai ciptaan Allah yang luhur.

Ukuran Kehormatan

Kehormatan diukur secara fungsional, kendati secara moral, manusia tidak berhenti pada aspek fungsional saja namun berkelanjutan dalam setiap aspek hidupnya. Dalam masyarakat feodal, kehormatan bergantung pada kedudukan atau keturunan. Dalam masyarakat demokratis, kehormatan diukur bukan karena unsur kolektif tetapi karena persona setiap individu.

Ada beberapa unsur kehormatan antara lain unsur berdasarkan lingkup yaitu personal/individu dan sosial. Dalam lingkup personal ada segi intern dan ekstern. Dalam lingkup pribadi seseorang ada prestise dan prestasi serta martabat pribadi. Pribadi mengusahakan keutamaan sebagai dasar kehormatan. Yang dikejar adalah keutamaan. Keutamaan dan kehormatan tidak dapat dipisahkan karena keutamaan menjadi dasar kehormatan. Inilah kewajiban moral seorang pribadi. Kewajiban juga muncul bagi pribadi untuk membina kesadaran diri termasuk menerima diri sendiri. Tingkah laku manusia menunjukkan siapa dirinya, apa yang kurang dan apa yang lebih, keutamaan apa yang masih harus dikejar.

Sering kali orang tidak berani menerima kelemahan diri. Kelemahan diri yang ditutupi akan terus menjadi kelemahan dan seseorang tidak akan menuju kesempurnaan. Diperlukan kerelaan hati untuk menerima apa yang tak dapat diubah dan keberanian untuk mengubah doa yang dapat diubah. Perlu juga kebijaksanaan untuk membedakan apa yang dapat diubah dan apa yang tak dapat diubah. Dengan demikian orang bisa membina diri.

(4)

Jika seseorang menutupi keburukan dirinya, lalu ada orang yang mengetahuinya, bolehkah orang itu mengungkapkan keburukan orang tersebut? Andaikan boleh sejauh mana? Boleh, sejauh informasi tersebut membuat masyarakat waspada untuk tetap memiliki hak keadilan. Orang punya hak untuk menyandang nama baik, namun orang lain juga punya hak untuk menjaga diri dari keburukan lebih lanjut. Informasi tentang seseorang tidak boleh digunakan untuk menjatuhkan orang atau menghasut orang untuk memperburuk situasi masyarakat. Kehormatan dalam lingkup sesama, menyangkut sikap batin dan perbuatan lahiriah.

6 Maret 2013 Kehormatan dalam relasi terhadap sesama. Ada sikap batiniah dan sikap lahiriah. Dalam moral katolik, sikap batiniah sangat penting. Ada dua hal yaitu sikap hormat dan pendapat yang baik terhadap sesama. Disposisi batin yang baik membuat orang bersikap respect pada orang lain. Manusia wajib respect pada semua manusia lain, meskipun ada orang yang “tak patut dihormati”.

13 Maret 2013 KEBENARAN

CINTA AKAN KEBENARAN dan SOAL KEBOHONGAN

Pengantar;

Tema Kebenaran (cinta akan kebenaran)undan dusta (kebohongan) memainkan peran penting

Yang mau ditujukan sebanarnya bukan soal benar dan salah, melainkan soal sikap cinta akan kebenaran (veracitas, truthfulness). Artinya: sikap positif terhadap kebenaran, menghargai kebenaran, kesediaan, dan tekad untuk bertindak sesuai dengan kebenaran. Keutamaan mewujud dalam perbuatan seseorang. Soal ini berkaitan dengan perintah VIII dekalog, dan masuk dalam keutamaan keadilan.

Pasal 7: Kebenaran dan Kebohongan menurut Kitab Suci 1. Apa perlu menyelidiki KS?

2. Bukan karena hanya orientasi iblis Gg dituntut untuk teologi moral.

3. Melainkan untuk lebih memahami bahwa pengertian Kitab Suci tentang kebenaran sebenarnya adalah lain daripada pengertian yang lazim dalam filsafat/budaya barat yang memengaruhi moral katolik.

4. Akan dilihat bahwa pengertian KS tentang paham kebenaran adalah lebih dinamis-personal,soalnya lebih memerhatikan hubungan antara pribadi; kesejahteraan pribadi manusia

A. Paham Kebenaran dlm PL

Emieth; berasal dari akar “aman” (126x di PL). Artinya tegak (teguh, dapat diandalkan, stabil, berlaku, dsb). Lawan kata: syeker.

Namun emieth dipakai sbg ungkapan religius-moral. Di sini paham kebenaran bukanlah pertama-tama soal kesesuaian antara keadaan objektif dan pengetahuan subyektif, melainkan soal keteguhan, sikap setia yang dapat diandalkan.

‘emieth’ sbg sifat Tuhan. Merupakan sifat Tuhan yang membiarkan kebaikan-Nya berlangsung terus menerus, teguh,diterjemahkan dengan “setia”.

(5)

Hukum ke-8; Larangan Bersaksi Dusta

Kej. 20:16. “jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu”. Ungkapan “dusta” dalam Ibrani disebut “ed syeker”.

Ul. 5:20 “saksi palsu”. Adalah dari kata ibrani “ed saw” (=sia-sia/ sembarangan)

Peran saksi sangat menentukan. Hukum ini menunjukkan peran saksi untuk menemukan kebenaran/keadilan, dalam masyarakat di mana belum ada pembagian kekuasaan legislatif, eksekutif dan kepolisian yang berguna untuk mengusut satu perkara, maka satu2nya sarana untuk menemukan kebenaran dan menentukan keadilan adalah pernyataan saksi.

Soal Kebohongan dalam KSPL (lihat diktat hlm. 25).

10 April 2013 Kebenaran dan Kebohongan dalam Tradisi

Dalam tradisi, timbul teori tentang larangan mutlak dusta yang menimbulkan banyak kesulitan dalam praktik dan teori. Agustinus membawa perubahan dalam penilaian dusta soal dusta. Sebelum Agustinus, hal kesaksian kebenaran dengan perbuatan sudah sejak zaman kekristenan. Cinta akan kebenaran lebih dicetuskan dengan perbuatan daripada dengan perkataan. Bagi para martir, kebenaran dinyatakan dengan darah demi iman. Kesaksian kebenaran juga dalam bentuk tulisan. Para patres menuliskan kebenaran dari Kitab Suci misalnya Didache.

Namun ada beberapa kasus yang menimbulkan kesulitan. Misalnya casus perplexus

(situasi terjepit). Cinta akan kebenaran terletak dalam keserasian antara pikiran dan perkataan. Orang kristen cinta akan kebenaran dalam kata dan perbuatan. Kekecualian: halal berdusta sebagai pengobatan, misal dokter terhadap pasien. Origenes menekankan kemartiran untuk kebenaran Tuhan, tetapi kadang dusta berguna sebagai bumbu dan jamu, misalnya dalam kasus Yudit, Ester dan Yakub. Hilarius melihat dusta perlu dan kadang bermanfaat, ketika dusta dilakukan terhadap orang yang membahayakan atau menyia-siakan kebenaran. Krisostomus, melihat Ef 4:25 sebagai norma. Namun dusta bisa dipuji jika tujuannya baik.

Bagaimana melihat pendapat di atas? Mereka mencari jalan keluar dalam situasi terjepit. Tetapi maksud selalu baik. Kalau maksudnya buruk, dusta itu dalam penilaian moral buruk. Otoritas Kitab Suci menjadi patokan bagi para patres untuk melihat dusta. Ada juga pengaruh filsafat Plato yang memperbolehkan dusta. Jadi, sebelum Agustinus belum ada kesepakatan unanim (satu jiwa).

Agustinus

Agustinus melihat banyak faktor yaitu pribadinya sendiri (pencari kebenaran) dan faktor pastoral (sangat peka akan soal kebenaran, khususnya kesesatan dengan kedok kebenaran). Baginya, semula ia memperbolehkan dusta, namun pada akhirnya dia menolak meskipun dia sendiri mengakui adanya kesulitan moral sehingga dalam ajarannya, dia menggunakan rumusan “Saya kira . . .” Berdasarkan tujuan bahasa manusia, kata-kata dibuat untuk saling menyampaikan pemikiran masing-masing, bukan untuk menipu. Maka menyalahgunakan kata adalah contra naturam, berarti dosa, maka dilarang mutlak. Dia juga melarang gurauan, karena kata-kata digunakan tidak sesuai tujuannya sebagai alat penyampaian pemikiran yang sebenarnya. Penggunaan kata di luar tujuan asali, artinya melawan kodrat.

(6)

dalam hidup moral dan religius. Muncullah ajaran Agustinus yang rigoristis, dusta dilarang mutlak. Kebenaranlah yang harus dikatakan.

Tanggapan kita atas rigorisme Agustinus, argumentasinya berdasarkan filsafat, yakni berdasarkan hakikat dan tujuan bahasa. Ini merupakan paham filsafat Yunani: kebenaran sebagai sesuatu yang statis – objektif. Namun paham kebenaran Kitab Suci yang bersifat dinamis – personal kurang diperhatikan. Meskipun ada yang menolak Agustinus, sebagian besar aliran didominasi oleh pemikiran Agustinus.

Thomas Aquinas

Sebelumnya, tidak ada yang istimewa. Praktis mengikuti ajaran Agustinus, misalnya Anselmus, Lombardus. Untuk kasus terjepit, lebih dianjurkan diam agar tidak terkena tuntutan moral. Sekarang, diam pun juga masuk dalam penilaian moral. Albertus mengikuti Agustinus. Ia sadar akan adanya kesulitan dalam kisah Yakub. Dia mengajukan dispensasi ilahi. Dispensasi ini mematahkan teologi Agustinus yang menyatakan bahwa Tuhan adalah kebaikan tertinggi dan terdalam. Bonaventura mengutip “makna salah kata dengan menipu” Agustinus ditafsirkan berbeda. Ia menolak dispensasi Tuhan dalam dusta. Tetapi Yakub dimaafkan karena dia tidak bermaksud menipu ayahnya, melainkan menuntunnya. Lagi pula itu adalah dorongan ibunya, bukan Ishak.

Thomas melihat Tuhan sebagai kebaikan tertinggi. Kebohongan tampak jauh dari Tuhan. Bila Tuhan adalah kebenaran tertinggi, maka kebenaran adalah partisipasi dalam Tuhan. Kebenaran dinilai sangat tinggi. Kebenaran adalah kesesuaian antara hal dan budi. Cinta akan kebenaran adalah bagian dari keutamaan keadilan, tetapi dalam hal kebenaran tidak dapat dituntut ukuran yang ketat seperti dalam keadilan. Menurut kodratnya, manusia harus memberikan kepada orang lain apa yang diperlukan untuk hidup bersama. Apa itu? Yaitu kepercayaan timbal balik, dan hal ini hanya mungkin bila mereka tidak saling membohongi. Manusia berhak sampai batas tertentu untuk menerima apa yang benar.

Dusta memiliki inti pada ketidakbenaran formal, yakni sejauh seseorang mempunyai kehendak untuk menyatakan sesuatu yang tidak benar. Ketidakbenaran formal, berarti ada motivasi yang tidak baik. Ini bukan definisi penuh, tetapi inti dusta, yaitu kehendak seseorang. Dusta dalam teologi moral skolastik, artinya ucapan yang bertentangan dengan pikiran.

Argumentasi melawan dusta ialah bahwa dusta itu contra naturam, melawan kodrat, arti dan tujuan dalam kaitannya dengan bahasa. Bahasa adalah tanda dari apa yang dipikirkan. Maka tidak benar jika seseorang menandakan dengan bahasa apa yang tidak ada dalam pikirannya. Thomas mengacu pada Agustinus dalam kaitannya dengan bahasa. Bagi Thomas, gurauan pun tidak diperbolehkan.

Referensi

Dokumen terkait

a. Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai pada Shireen Bakery Banjarmasin adalah fungsi penjualan, fungsi kasir dan fungsi produksi.

- “kota Salatiga adalah Sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah / kota ini berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang // Salatiga terdiri atas 4 kecamatan, Kota

Triputra Furintraco adalah pada dokumen/lampiran dokumen angkutan hasil olahan sesuai ketentuan serta produk yang menggunakan tanda/logo V-Legal tersebut bukan

Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan, dan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Kegiatan-kegiatan pokok RKP 2006: Dalam rangka pelaksanaan program ini

mempengaruhi pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 mengenai pajak penghasilan atas penghasilan wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu studi kasus di

Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa APT ada- lah sebuah metode apologetika yang men- coba mengaplikasikan Kitab Suci kepada orang tidak percaya dengan memprasuposisi- kan

Considering the findings above, from the eleven roles stated about the teacher’s roles for medical students from Beltrán (2001), both of the teachers have the same nine

Berhubung hasil simulasi perancangan antena Yagi-Uda Cohen- Minkowski belum memenuhi parameter yang diinginkan, maka tahap selanjutnya yang akan dilakukan adalah